Piutang
Kurniawan (201922021)
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
Pendahuluan
Suatu berita yang dilansir oleh Tribun news.com, Seorang ibu yang
dikenal sebagai rentenir, pekerjaannya meminjamkan uang kepada
warga sekitar dengan bunga sebesar 30 persen. Pembayarannya
dibayarkan dengan cara menyicil selama sekitar satu bulan. Misalnya
pinjaman uang Rp. 1 juta, maka bunganya dalam waktu satu bulan itu
sebesar Rp. 300.000. Karena ibu ini meninggal dalam rumah
kontrakannya sendiri, maka polisi mengadakan penyelidikan. Dalam
penyelidikan ini, polisi menemukan buku tabungan ibu tersebut
sebesar Rp. 918 juta. Hal ini memberi pertanda bahwa seorang
rentenir yang memberikan pinjaman bagi sesamanya dengan
memberi bunga pinjaman tersebut mendapat untung yang sangat
besar.
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
TUHAN mengasumsikan bahwa dari antara orang Israel ada yang berhutang dan
berpiutang.
Jadi, hutang dianggap sesuatu yang pasti terjadi dalam masyarakat. Hal ini terlihat
dari berbagai ayat berikut:
Ulangan 24:10-11 “Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu,
janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya.
Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu
haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu.”
Keluaran 22 : 25 “ Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari
umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai
seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang
kepadanya.”
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
Beberapa pandangan dan hukum mengenai tidak membayar hutang dalam
Kristen.
- Orang yang tidak membayar hutang adalah orang fasik
Dalam Mazmur 37:21 Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali,
tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.
Tidak membayar hutang dalam Kristen merupakan salah satu ciri orang fasik
yang dijelaskan di dalam Alkitab. Ketika kita tidak membayar hutang, Kita
menjadi seperti seorang penipu yang tidak dapat menepati janji, kita juga tidak
menghargai hak orang lain.
- Orang yang tidak membayar hutang tidak memiliki kasih
Dalam Roma 13:7-8 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar:
pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang
berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa
takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. Janganlah
kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling
mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah
memenuhi hukum Taurat.
Sebagai orang Kristen, Hukum kasih dalam Alkitab menjadi hukum yang
terutama di dalam kekristenan. Salah satu bentuk kasih yang bisa kita lakukan
adalah dengan membayar hutang. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Roma dengan tegas mengatakan untuk membayar apa yang memang perlu kita
bayar.
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
- Orang yang tidak membayar hutang akan menerima akibatnya
Dalam Matius 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan
hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya
dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
Dari perumpamaan ini ada hal lain yang dapat kita pelajari di sini, yaitu
tentang tidak membayar hutang dalam Kristen. Perumpamaan ini ingin
mengingatkan kita bahwa ketika kita tidak membayar hutang, kita harus
menerima hukumannya. Ada akibat, tanggungan yang perlu kita ambil.
- Orang yang tidak membayar hutang akan terus menjadi seorang hamba
Seperti yang tertulis pada Amsal 22:7 Orang kaya menguasai orang miskin,
yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.
Alkitab berkata jika kita berhutang, kita haruslah menjadi seorang hamba
bagi orang yang sudah memberikan pinjaman kepada kita. Ketika kita tidak
membayar hutang, kita akan terus menjadi hamba baginya. Kita tidak
mendapatkan kebebasan yang kita inginkan.
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
Bolehkah orang Kristen menerima Bunga/Membungakan Uang?
Topik ini merupakan topik yang kontroversi. Ada orang yang setuju bahwa
orang Kristen boleh membungakan uang, dan yang lainnya tidak setuju.
Mereka yang tidak setuju, memakai ayat-ayat berikut: Yehezkiel 18:5-8,
Imamat 25:35-37, Amsal 28:8, Mazmur 15:5, Tetapi ada beberapa fakta
berikut:
Ada ayat-ayat Alkitab yang berbicara positif mengenai menerima bunga:
Ulangan 23:20, Matius 25:27.
Jika orang Kristen tidak boleh membungakan uang, maka orang Kristen
juga tidak boleh menaruh uangnya di Bank. Sebab, orang yang menaruh
uang di Bank, pada esensinya meminjamkan uang itu kepada Bank, dan
mendapatkan bunga darinya.
Jadi jelas Orang percaya boleh memberi pinjaman kepada orang lain,
dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam batasan Alkitab dengan tidak
memberikan bunga yang berlebihan.
Etika Kristen dan kasus Hutang Piutang
Etika Kristen bertitik tolak dari penyataan Allah sebagaimana dinyatakan
dalam Alkitab. Alkitab menjadi penentu, bersifat mutlak dengan
berdasarkan akan kehendak Allah yang memegang kendali serta segala
kuasa di dunia ini.