Anda di halaman 1dari 27

12

Pandangan Alkitab
tentang Uang &
Kemerdekaan Finansial

Aku Bertumbuh
Dalam Kasih Tuhan
Sekolah Orientasi Melayani
Keluarga Allah
1
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Rencana Pengajaran
Deskripsi Pelajaran

Pelajaran ini menjelaskan konsep Firman Tuhan tentang keuangan dan kekayaan,
dan bagaimana sikap kristen yang benar tentang keuangan dan kekayaan serta
menjelaskan kehendak Allah bagi umat-Nya untuk hidup dalam kemerdekaan
finansial.

Tujuan Pelajaran

1. Setiap murid mengerti dan mempraktikkan prinsip-prinsip dasar keuangan


yang Alkitabiah.
2. Setiap murid mengalami kelimpahan berkat Tuhan karena mengelola keuangan
dengan benar.
3. Setiap murid mengerti bahwa hutang dapat menyebabkan seseorang
mengalami jerat finansial.
4. Setiap murid mengerti langkah-langkah untuk mengalami kemerdekaan
finansial.
5. Mengetahui, mengerti dan memahami batasan-batasan dalam keuangan.
6. Setiap murid hidup dalam kemerdekaan finansial.

Metode Pengajaran

1. Ceramah, Tanya jawab & Melakukan Aplikasi

Materi Pelajaran

1. Allah ingin hidup kita diberkati.


2. Sikap yang salah mengenai uang dan kekayaan.
3. Pandangan, Prinsip Alkitab tentang uang dan kekayaan.
4. Akibat jerat hutang
5. Tahap-tahap jerat hutang
6. Menghindari jerat hutang
7. Menghancurkan batasan-batasan dalam keuangan
8. Lepas dari jerat dan mengalami kemerdekaan finansial

Pendalaman

Siswa menjawab pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan mengisi
checklist.

2
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

U
ang adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang. Semua orang
memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka semua orang akan
selalu berhubungan dengan uang setiap hari.
Pola pikir kita tentang uang sangat menentukan kondisi keuangan kita. Kalau pola pikir kita
salah, maka tidak heran kalau kita akan terus-menerus jatuh dalam berbagai macam
masalah keuangan, bahkan makin lama makin dalam. Sebaliknya kalau pola pikir kita benar,
maka kita akan terhindar dari berbagai macam masalah keuangan, bahkan kita bisa
membangun fondasi keuangan yang sehat, kokoh dan semakin lama semakin bertumbuh.

A. Allah Ingin Hidup Kita Diberkati


Hal pertama yang perlu kita mengerti dan percayai bahwa keinginan hati Allah yang
utama bagi manusia adalah hidup yang diberkati. Allah menciptakan manusia untuk
diberkati. Alkitab mencatat hal-hal berikut ini:
1. Manusia pertama, Adam diciptakan untuk diberkati.
2. Orang-orang yang percaya di dalam Alkitab hidupnya diberkati.
a. Abraham diberkati Tuhan (Kejadian 12:2).
b. Bangsa Israel keluar dari Mesir sebagai bangsa yang diberkati.
3. Gembala yang baik datang supaya domba-domba memiliki hidup yang
berkelimpahan (Yohanes 10:10b).
4. Pada akhir zaman ini Tuhan mempunyai rencana untuk membawa kekayaan
bangsa-bangsa kembali kepada-Nya (Mikha 4:13; Wahyu 21:26; Amsal 13:22).

B. Sikap yang Salah Mengenai Uang dan Kekayaan


Supaya kita tetap hidup dalam anugerah Tuhan, kita harus berjaga-jaga dari sikap yang
salah terhadap uang yang membuat kita kehilangan anugerah Allah, antara lain:

1. Memberhalakan Uang
Memberhalakan uang maksudnya adalah
menempatkan uang sebagai tuan yang
memerintah hidup kita. Orang yang
memberhalakan uang rela melakukan apa saja
demi uang, termasuk hal-hal yang bertentangan
dengan kehendak Allah.

3
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Akibatnya:
a. Orang yang memberhalakan uang akan mengalami kehancuran hidup karena
menghalalkan segala cara termasuk hal yang berdosa.
b. Orang yang memberhalakan uang akan mendapatkan keputusasaan yang tak
berujung karena semakin dicari akan semakin membuat tak pernah puas
(Pengkhotbah 5:10).
c. Orang yang memberhalakan uang akan menjadi orang yang sulit percaya
kepada Tuhan (Lukas 16:13) dan tidak bisa melayani Tuhan dengan baik
karena hatinya menomorsatukan uang, bukan Tuhan.
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
(Matius 6:24)

2. Menilai segala sesuatu berdasarkan uang (materialisme)


Orang yang seperti ini cenderung untuk menghargai
sesuatu dilihat dari nominal uangnya. Ia akan menilai
harga dirinya berdasarkan uang yang dimilikinya. Ia
akan menilai pekerjaan berdasarkan uang yang
dihasilkan. Ia akan menilai orang lain berdasarkan uang
dan kekayaannya. Ia juga akan menilai pelayanan berdasarkan berkat yang
diterima.

3. Mengejar uang mengalahkan segalanya


Karena mengejar uang, seseorang bisa mengalahkan segalanya termasuk melayani
dan bersekutu dengan Tuhan. Sikap ini justru akan membuat kehilangan banyak
berkat. Sesungguhnya berkat yang kita terima bukan
karena usaha kita tetapi karena Tuhan (Amsal 10:22).
Jika Tuhan tidak memberikan kepada kita nafas hidup,
kesehatan dan hikmat, maka kita tidak mungkin dapat
bekerja dengan baik. Jika kita hanya memprioritaskan
uang melebihi Tuhan, maka kita mudah menghalalkan
segala cara yang penting kita mendapatkan uang.
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
(1 Timotius 6:10)

4
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

C. Pandangan Alkitab tentang Uang dan Kekayaan

1. Semua Harta Kita Adalah Milik Tuhan


Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya,
dan dunia serta yang diam di dalamnya.
(Mazmur 24:1)

Dalam penggunaan uang, kita harus sadar bahwa kita adalah pengelola, dan
bukan pemilik dari berkat keuangan. Manusia diciptakan untuk menjadi pengelola
yang menguasai, memerintah, dan mengatur segala yang telah diciptakan Allah.
Ingat, semuanya masih milik Allah! Hanya pengaturannya saja yang dipercayakan
kepada manusia.
Dalam segala hal ketika kita memiliki uang maka kita bertanggung jawab kepada
Tuhan dalam penggunaannya. Cara kita bertanggung jawab kepada Tuhan dalam
penggunaan uang adalah apa saja yang kita dapatkan dengan uang harus sesuatu
yang tidak melanggar firman Tuhan (tidak membuat kita berdosa), tetapi justru
membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. Misalnya kita tidak boleh meng-
gunakan uang kita untuk berjudi, melakukan usaha yang merugikan orang lain,
untuk memuaskan hawa nafsu kita (1 Yohanes 2:16).
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
(Roma 11:36)

Sebagian orang berkata, “Bukankah saya yang bekerja? Bukankah saya yang
menghasilkan semua uang itu? Bukankah itu semua hasil kerja keras dan keringat
saya sendiri? Bukankah semua itu adalah hasil dari kepandaian saya sendiri?”
Memang kita yang mengerjakan dan menghasilkan semuanya itu, tetapi Tuhanlah
yang memberikan tubuh kepada kita, Tuhanlah yang memberi kesehatan,
kekuatan dan kepandaian sehingga kita bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan
uang. Semuanya itu berasal dari Tuhan dan hanya dipercayakan oleh Tuhan
kepada kita dan suatu saat pasti dan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan
Tuhan.
Setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, semua harta
kita sesungguhnya adalah milik Tuhan, bukan milik kita, kita ini hanya hamba yang
dipercaya untuk mengelolanya. Itu sebabnya kita perlu menyadari, mengakui dan
berani mendeklarasikan bahwa memang semua harta kita adalah milik Tuhan.

5
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

2. Mengelola Harta Sesuai dengan Prinsip Keuangan Tuhan

Karena harta kita adalah milik Tuhan, maka kita harus mengelola harta tersebut
sesuai dengan prinsip keuangan Tuhan. Ada banyak cara mengelola harta,
bahkan masing-masing orang bisa mempunyai cara mengelola harta yang berbeda.
Akan tetapi kalau kita sungguh-sungguh menyadari bahwa harta itu milik Tuhan
dan bukan milik kita sendiri, maka kita harus memastikan bahwa kita mengelola
harta tersebut sesuai dengan cara Tuhan.
Ada buku-buku dunia yang mengajarkan cara mengelola keuangan yang berbeda,
bahkan bertolak belakang dengan cara Tuhan. Sekilas sepertinya menarik,
sepertinya menguntungkan, sepertinya lebih hebat. Tetapi Alkitab sudah
memberitahu kita: Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya maut.
Kita harus berani percaya bahwa cara Tuhanlah yang paling benar dan akan
mendatangkan berkat-berkat yang luar biasa dalam hidup kita.
Seperti apakah prinsip keuangan Tuhan?
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.
Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah
lalu menyembunyikan uang tuannya. (Matius 25:16-18)

a. Menggunakan Uang Sesuai Tujuan Tuhan


Tuhan mau kita menggunakan uang kita sesuai dengan tujuan Tuhan, bukan
untuk memuaskan hawa nafsu kita sendiri. Jadi setiap kali kita menggunakan
keuangan, kita harus bertanya apakah keputusan keuangan ini memenuhi
tujuan Tuhan tersebut atau hanya memuaskan hawa nafsu kita sendiri.
Misalnya, ketika kita ingin ganti HP yang baru, apakah HP yang baru itu
berguna untuk memenuhi tujuan Tuhan atau hanya untuk pamer supaya kita
terlihat lebih bergengsi di mata orang lain.
Jangan mempergunakan uang untuk memenuhi keinginan hawa nafsu kita
sebab itu akan membuat kita hidup jauh dari Tuhan. Mulailah berpikir
mengenai tujuan yang ingin Saudara capai dalam hidup ini, lalu buatlah daftar
hal-hal yang Saudara butuhkan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian
penggunaan uang Saudara akan terkontrol dengan baik.

b. Mengelola Keuangan dengan Prioritas


Dalam penggunaan uang, yang terutama adalah untuk memenuhi kebutuhan
dasar (1 Timotius 6:8). Manusia memiliki kebutuhan dasar secara fisik, yaitu

6
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

makanan (pangan), pakaian (sandang), dan tempat tinggal (papan) agar dapat
bertahan hidup secara minimal. Untuk hal yang bersifat hobi atau kesukaan,
kita harus waspada agar pemenuhannya secara benar dan wajar, bukan untuk
yang aneh-aneh atau berlebihan.

c. Mengelola Keuangan untuk Menyaksikan Kebesaran Tuhan


Dalam penggunaan uang, uang adalah alat yang kita pakai untuk memberikan
kesaksian tentang kebesaran Tuhan melalui pemberian kita. Segala sesuatu
yang kita dapatkan dengan uang haruslah hal yang mempermuliakan nama
Tuhan. Tuhan memberkati Abraham supaya melalui Abraham semua kaum
di muka bumi diberkati.

d. Mengelola Keuangan dengan Hati Melekat kepada Tuhan


Dalam penggunaan uang, hati kita melekat bukan kepada mamon (uang)
tetapi kepada Tuhan. Janganlah hidup kita terus hanya memikirkan dan
dikuasai oleh uang sebab itu akan membuat kita jauh dari Tuhan. Jika kita
jauh dari Tuhan, maka kita tidak akan mendapat pagar perlindungan Tuhan
(Mazmur 37:39).

e. Menjalankan Keuangan, Bukan Menguburnya


Hamba dengan 5 dan 2 talenta itu menjalankan harta yang dipercayakan
kepada mereka, ini dikenan Tuhan. Sedangkan hamba dengan 1 talenta itu
menguburnya, ini tidak dikenan Tuhan. Tanpa kita sadari, mungkin kita
seperti hamba dengan 1 talenta yang sama sekali tidak mau berpikir tentang
keuangan tersebut (tidak memikirkan, tidak merencanakan dengan baik, tidak
meneliti bagaimana Alkitab mengajarkan kita menggunakan keuangan kita,
tidak berdoa dan tidak bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu, tidak tahu
berapa jumlah hutang kita, tidak tahu berapa pengeluaran bulanan kita yang
sesungguhnya, tidak mengelola dengan bijaksana, dst.)

f. Ada Hasil dari Penggunaan Uang


Kita harus menyadari bahwa ada cara menggunakan keuangan tertentu yang
akan membuat kita makin lama makin minus, dan akhirnya kita terbelenggu
semakin dalam dengan jerat hutang. Tetapi juga ada cara menggunakan
keuangan tertentu yang akan membuat kita makin lama makin plus, hidup kita
makin diberkati, dan makin jadi berkat.

7
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Uang itu netral, tetapi cara kita menggunakan keuangan itu yang akan
menentukan perkenanan Tuhan. Uang bisa dipakai untuk membeli narkoba,
berbuat zinah, mabuk-mabukkan, dan berjudi. Uang yang sama bisa dipakai untuk
memberi makan orang miskin, menolong orang yang butuh biaya pengobatan,
memberi waktu yang lebih leluasa bagi kita dan keluarga kita, serta membangun
rumah Tuhan.

3. Tuhan Akan Meminta Pertanggungjawaban


Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita dalam mengelola keuangan. Pada
saat itu yang akan memeriksa dan mengaudit kita bukan lagi auditor atau kantor
pajak, tetapi Tuhan sendiri. Untuk setiap harta yang pernah dia percayakan
kepada kita, Ia akan meminta pertanggungjawaban kita. Tuhan akan menilai
setiap keputusan keuangan kita, Tuhan akan memeriksa motivasi hati kita, Tuhan
akan melihat seberapa banyak buah yang kita hasilkan, Tuhan juga akan menilai
seberapa jauh kita sudah memenuhi tujuan Tuhan dalam hidup kita.

UNTUK DIRENUNGKAN
 Apakah Saudara menyadari bahwa harta yang ada pada Saudara bukan milik sendiri,
tetapi milik Tuhan yang dipercayakan untuk dikelola dan dipertangungjawabkan?
 Sudahkah Saudara mengelola keuangan dan harta sesuai dengan prinsip Alkitabiah?

8
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

Sebagai murid SOM, Saudara sedang dipersiapkan untuk melayani Tuhan. Sebagai seorang
pelayan Tuhan yang menjadi contoh bagi orang lain, alangkah baiknya jika Saudara tidak
dipusingkan karena jerat keuangan yang Saudara alami. Oleh sebab itu lewat pelajaran ini
Saudara akan belajar untuk mengalami kemerdekaan finansial.

D. Akibat Jerat Hutang


Hutang sangat berpotensi menjadi jerat yang berbahaya bagi keuangan kita.

1. Firman Tuhan tentang Hutang


Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.
(Roma 13:8)

Firman Tuhan tidak menganjurkan kita untuk berhutang. Itu sebabnya kalau tidak
terpaksa dan kalau tidak mendapatkan rhema secara khusus, janganlah berhutang.
Mengapa Firman Tuhan tidak menganjurkan kita untuk berhutang? Hutang bukan
dosa, karena dalam Ulangan 28:12 Tuhan berjanji kepada bangsa Israel, “Engkau
akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak
meminta pinjaman.” Kalau Tuhan berjanji bahwa umat-Nya akan memberi
pinjaman, itu berarti Tuhan tidak mungkin menyuruh umat-Nya melakukan
sesuatu yang membuat orang lain berdosa.
Memang hutang bukan dosa, tetapi hutang berpotensi menjadi jerat yang
berbahaya.

2 Bahaya Jerat Hutang


a. Hutang bisa membawa bencana keuangan yang dahsyat
Jangan sampai kita membeli barang-barang yang tidak sungguh-sungguh kita
butuhkan, menggunakan uang yang sebenarnya tidak kita miliki, untuk
membuat terkesan orang lain. Apalagi jika pembelian tersebut dilakukan
dengan berhutang. Sadarilah bahwa dengan cara demikian Saudara sudah
memasuki jerat hutang yang sangat berbahaya. Apabila ternyata Saudara
tidak memiliki cukup uang untuk membayar kebutuhan lain yang harus
dicukupi, maka Saudara sedang menuju pada bencana keuangan yang dahsyat.
Jangan sampai kita terkejut karena nominal hutang menjadi berlipat kali ganda
dengan dahsyat dan menenggelamkan keuangan kita.
b. Hutang bisa membuat kita jadi rampasan
Banyak orang yang sudah mengalami sendiri ketika rumahnya, mobilnya,
barang-barang dagangannya menjadi barang rampasan penagih hutang.

9
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

c. Hutang bisa menjadi beban emosi yang berat


Orang yang terjerat hutang sering khawatir, sukar tidur, banyak pikiran. Ini
akan menyedot energi kita, kreativitas kita, dan sukacita kita, sehingga kita
tidak bisa hidup maksimal menikmati anugerah Tuhan dalam hidup kita.
d. Hutang bisa merampas kemerdekaan kita
Seharusnya kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain, tetapi karena
hutang, maka kita jadi terbatas. Jerat hutang membuat kita tidak leluasa
mempergunakan uang yang ada pada kita, karena pendapatan yang kita
terima “dirampas” untuk membayar hutang.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Firman Tuhan tidak menganjurkan kita
untuk berhutang. Sebab kalau kita tidak hati-hati, maka kita bisa jatuh dalam
jerat hutang yang sangat berbahaya.

E. Tahap-tahap Jerat Hutang

1. Pengeluaran Lebih Besar daripada Pemasukan


Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan,
orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya.
(Amsal 21:17)

Gaya hidup yang berlebihan awalnya memang menyenangkan, tetapi pada


akhirnya membuat kekurangan. Apalagi kalau sampai kita sudah terbiasa di
sebuah standar gaya hidup tertentu dan kemudian pemasukan kita mengalami
penurunan di bawah standar gaya hidup kita tersebut. Kalau sampai kita gagal
menyesuaikan gaya hidup kita dengan pemasukan kita yang sekarang ini, maka itu
adalah awal kita membuka diri terhadap jerat hutang mulai masuk dan menguasai
hidup kita.
Berhati-hatilah ketika pengeluaran sudah sama besar dengan pemasukan. Ini
adalah batas yang sangat menentukan. Kalau sampai melanggar batas itu, yaitu
pengeluaran lebih banyak daripada pemasukan, maka ini adalah awal jerat hutang.

2. Hidup dari Hutang


Kalau tahap pertama terus kita terobos, maka kita akan sampai di tahap kedua,
yaitu jerat hutang semakin mencengkeram hidup kita. Awalnya pengeluaran lebih
besar dari pemasukan, akan tetapi untuk sementara mungkin masih aman, sebab
kita masih punya tabungan untuk membiayai minus tersebut. Akan tetapi lama
kelamaan tabungan semakin menipis, bahkan akhirnya habis. Kalau sudah seperti
ini, maka mau tidak mau kita akan hidup dari hutang.

10
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

Mengapa ada orang yang hidup dari hutang?


a. Karena kurang mencukupkan diri dari apa yang ada, sehingga mengambil
penghasilan masa depan dengan cara berhutang.
b. Karena beranggapan bahwa pasti bisa membayar hutang tersebut, entah
bagaimana caranya.
c. Karena hutang kecil yang tidak diselesaikan akan membawa kepada hutang
yang lebih besar dan akhirnya menjadi sangat besar.

3. Meminimalkan Pembayaran Hutang


Beberapa orang mulai meminimalkan pembayaran hutangnya, dengan cara
a. Terlambat atau menunda pembayaran hutang, sehingga bunga hutang
bertambah.
b. Hanya membayar tagihan minimum kartu kredit, sehingga tagihan selebihnya
terkena bunga.
c. Hanya membayar bunganya saja, artinya pokok hutangnya belum
terbayarkan.

4. Terperangkap dalam Jerat Hutang Sepenuhnya


Pada tahap ini keempat jerat hutang akan bekerja sepenuhnya: bencana keuangan
terjadi, kita menjadi rampasan, kita menanggung beban emosional yang sangat
berat, dan kemerdekaan kita dirampas habis-habisan.
Jerat hutang seperti penyakit kanker, semakin cepat kita mendeteksinya dan
semakin cepat kita sungguh-sungguh menanganinya, maka semakin mudah kita
mengatasinya. Tetapi kalau kita menunggu sampai stadium akhir, maka
dibutuhkan penanganan yang sangat serius, bahkan dibutuhkan mukjizat secara
khusus, untuk mengaatasinya. Karenanya sebelum terlambat, kita perlu
mengetahui keadaan keuangan kita, jangan sampai kita masuk jerat hutang pada
tahap yang mengkhawatirkan.

11
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

F. Menghindari Jerat Hutang

1. Memiliki Perencanaan dan Disiplin


Buatlah perencanaan pengeluaran Saudara, sesuaikan dengan besarnya
pemasukan. Banyak orang membelanjakan uangnya dengan impulsif (tanpa
berpikir panjang) karena tidak mempunyai rencana tertulis atau anggaran.
Kedisiplinan dalam membelanjakan uang sesuai rencana akan mencegah defisit
karena ternyata pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

2. Mengatur Pengeluaran Keuangan Kita

a. Mengeluarkan uang sesuai dengan kemampuan keuangan kita

(Filipi 4:11-12)
Jangan berbelanja atau mengeluarkan uang di
luar kemampuan keuangan kita, misalnya
kredit rumah, mobil, sepeda motor, panci,
HP, dll.; apalagi berbelanja dengan kartu
kredit sampai melebihi kemampuan dalam
membayar.

b. Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian


Kita harus mau mengikat pinggang terlebih dahulu atau menunda keinginan
demi kebahagiaan di kemudian hari karena sebagian dari penghasilan kita
sisihkan. Sebagian penghasilan yang kita sisihkan itu dapat dikumpulkan untuk
menjadi modal usaha, dan hasil dari usaha itu dapat digunakan untuk
membiayai kebutuhan sesuai gaya hidup yang kita inginkan.

c. Membatasi pengeluaran yang tidak perlu


Ada banyak bentuk pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu ada, contoh
perayaan-perayaan, dll.
3. Membuat Cadangan Dana untuk Keperluan Darurat

Kadang-kadang orang terpaksa membuat hutang karena mengalami keadaan


darurat, seperti jatuh sakit, musibah, atau terkena PHK. Adalah baik jika kita
memiliki cadangan dana, sehingga pada saat ada kebutuhan mendadak kita tidak
perlu berhutang.

12
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

4. Jangan Mudah Menanggung Hutang Orang Lain (Amsal 17:18)


Setiap kali kita menandatangani sebagai orang yang ikut menjamin hutang orang
lain, secara hukum kita ikut menanggungnya. Sama halnya seperti meminjam uang
kemudian memberikannya kepada orang yang kita tanggung. Kalau orang yang
kita tanggung tidak bisa membayar, maka kita yang akan ditagih untuk
bertanggung jawab membayarnya (Amsal 6:1-5). Orang yang setuju untuk
menjadi penanggung hutang orang lain dinilai Alkitab sebagai orang yang tidak
berakal budi (Amsal 17:18).
Sering kali kita menanggung hutang orang lain karena kasihan pada orang
tersebut, tetapi waktu orang tersebut tidak bisa membayar maka kita akan
terjerat akibat hutang orang tersebut. Menjadi penanggung hutang boleh
dilakukan jika jumlah yang kita tanggung sangat kecil dibandingkan kemampuan
keuangan kita dan kita ikhlas untuk menggantinya seandainya orang yang kita
tanggung tidak bisa membayar.

G. Menghancurkan Batasan-Batasan Dalam Keuangan


Terkadang didalam setiap kehidupan kita, kita merasa begitu banyak tantangan dan
hambatan finansial yang terjadi dan seolah-olah itu terasa berat untuk kita lalui dan tak
jarang, itu juga yang akan menggoyahkan iman setiap kita orang percaya.
Tetapi satu hal yang perlu kita percaya, bahwa selama kita mengandalkan Tuhan dan
menaruh setiap harapan kita pada-Nya, Ia akan bertindak dan memberikan kepada
kita jalan keluar untuk menghadapi tantangan finansial kita tersebut. Ia juga tidak
pernah memberikan batasan-batasan atas keuangan kita karena Dia adalah Allah yang
tanpa batas, dan Dia ingin membawa kita ke dalam sumber daya-Nya yang tidak
terbatas.
Tuhan mau membawa kita ke tempat dimana ada kelimpahan yang tanpa batas,
karena ketika kita diberkati secara luar biasa dengan keuangan, Tuhan juga ikut
bergembira pada saat kita diberkati. Ketika kita diberkati secara finansial, maka kita
juga harus menjadi berkat untuk orang lain.
Waspadalah juga, karena keuangan yang tanpa batas merupakan sasaran yang dipakai
oleh Iblis untuk menyerang orang percaya. Iblis menyerang supaya orang percaya
jangan sampai memakai keuangan untuk pekerjaan kerajaan Allah di bumi.

13
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Matius 4:8
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua
kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika
Engkau sujud menyembah aku."

1 Timotius 6:9-10
9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai
nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan. 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Tuhan memiliki kerinduan agar setiap orang percaya mengalami kelimpahan melalui
keuangan. Orang percaya tidak lagi dibatasi dengan keuangan.
Pesan Tuhan melalui Yohanes kepada Gayus di dalam 3 Yohanes 1:2 Saudaraku yang
kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
Kata yang diterjemahkan dengan istilah “baik-baik saja” dalam bahasa inggrisnya
adalah “prosper” yang memiliki dua pengertian: Makmur : diberikan suatu
perjalanan yang sukses, Menjadi Sukses.
Jadi Tuhan merindukan bahwa setiap orang percaya mengalami kemakmuran atau
keberhasilan selama hidupnya. Tuhan menghendaki bahwa di akhir zaman ini
orang percaya bukan menjadi orang yang bangkrut tetapi menjadi orang yang
makmur dan diberkati.

1. Alasan-alasan Orang Percaya Mengalami Batasan-batasan Keuangan


Lalu mengapa terjadi batasan-batasan dalam keuangan kita? Apakah yang menjadi
penghambat untuk kita dapat dan mengalami mujizat keuangan besar dalam hidup
kita? Ada beberapa hal yang membatasi dan menghambat hal itu bisa terjadi :

a. Kecerobohan/Kurangnya Pengetahuan
Amsal 4:19
“Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”

Kecerobohan dan ketidaktahuan mengakibatkan orang tersandung dan


mengalami kegagalan.

b. Keluar dari Perjanjian Tuhan


Perjanjian Tuhan adalah perjanjian yang penuh berkat, seperti perjanjian tabur
tuai yang Tuhan berikan kepada Nuh pada waktu keluar dari bahtera.
Berhenti menabur berarti berhenti dari perjanjian, sehingga berhenti menuai.

14
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

c. Serangan Iblis / Satanic Attack


Iblis sangat tidak menyukai apabila kita sebagai anak-anak Allah hidup
berkelimpahan/diberkati. Dan Iblis mempunyai banyak cara untuk membuat
kita hidup jauh dari berkat. Setan tidak suka orang percaya diberkati, karena
setan tahu tujuan Tuhan memberkati kita adalah supaya orang percaya bisa
melakukan banyak hal bagi pekerjaan Tuhan.
Untuk itu, keterbatasan keuangan kita harus dihancurkan dan menggantinya
dengan hidup menurut standar dan ketetapan-ketetapan dari Allah sendiri.
Karena saat Tuhan ada didalam kita, batasan-batasan keuangan dalam hidup
kita akan dihancurkan. Dan yang perlu kita sadari adalah berkat dari Tuhan
tidak hanya berupa materi (uang), melainkan juga kekuatan untuk menjadikan
kita berhasil.

2. Keterbatasan Keuangan Harus Dihancurkan


a. Keinginan Tuhan agar Kita Menjadi Makmur
Jalan orang benar ditetapkan Tuhan dari kemuliaan kepada kemuliaan, dari
yang baik menjadi semakin baik.
Amsal 4:18
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Mazmur 35:27
Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap
berkata: "TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya!"

Kata keselamatan dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan “prosperity”


atau kemakmuran.

b. Ketika Tuhan Ada di dalam Hidup Orang Percaya, Maka Batasan


Keuangan di Hancurkan
Kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri orang percaya akan melakukan hal-hal
yang jauh lebih besar dari yang dipikirkan dan doakan. Apa yang Tuhan
berikan bisa tanpa batas.
Efesus 3:20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,
seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

Kita bisa mendapatkan keuangan dari bekerja dan juga dari okultisme. Bekerja
bisa gagal, dan dari okultisme setan akan mengambilnya kembali bahkan
dengan bayaran harga yang jauh melebihi dari apa yang telah dia berikan.

15
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

c. Berkat Tuhan bukan hanya Uang, Tetapi Kekuatan yang Akan


Membawa Keberhasilan
Tuhan menghendaki, melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, orang
percaya mendapatkan berkat Abraham. Berkat keuangan yang tak terbatas
dan berkat keberhasilan.
Galatia 3:13-14
13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,
sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada
bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

d. Orang Percaya Ditebus Untuk Diberkati


Kristus telah menjadi miskin agar orang-orang tebusannya menjadi kaya dan
pengorbanan Kristus telah menebus kita dari kemiskinan.
2 Korintus 8:9
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia,
yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh
karena kemiskinan-Nya.

3. Cara Menghancurkan Batasan Keuangan


Di dalam kisah Abraham dan Lazarus, Lazarus adalah orang yang selama di dunia
hidup miskin dan sengsara, memang ketika dia mati dia masuk Sorga. Dia berada
di pangkuan Abraham. Sebaliknya Abraham adalah orang yang berhasil, kaya dan
makmur selama di dunia dan ketika dia mati, dia masuk Sorga bahkan dia
memangku Lazarus. Menjadi Lazarus adalah baik tetapi lebih baik lagi menjadi
Abraham. Abraham melakukan 5 prinsip sehingga dia diberkati ketika di dunia
dan di Sorga.
Terdapat 5 hal/prinsip yang harus dilakukan untuk menghancurkan batasan-
batasan keuangan:

a. Menempatkan Tuhan Menjadi yang Pertama dan Utama

Matius 6:33
“Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadaMu”

Tuhan menjadi faktor yang paling penting dalam hidup. Tuhan adalah
pertimbangan utama ketika kita membuat keputusan. Ketika Tuhan menjadi
yang pertama, maka Ia akan membawa orang percaya ke dalam dimensi
keuangan yang tanpa batas. Ketika Tuhan menjadi yang utama, maka Tuhan
akan berjalan di depan dan tidak akan ada yang bisa menghalangi.

16
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

b. Kita Harus Tahu Kehendak Allah akan Keuangan Kita


Yohanes 8:32
“dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Mengetahui kehendak Allah tentang keuangan akan menjadikan orang


percaya mengalami kemerdekaan keuangan.
Ayub 36:11
Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka
dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.
Mujur disini bisa dimengerti sebagai makmur. Jika memahami kehendak
Tuhan maka seumur hidup kita akan makmur.

c. Kita Harus Mempunyai Mentalitas Kelimpahan


Kita harus mulai berpikir kelimpahan/mujizat keuangan yang besar.
Amsal 31:7
Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.

Mulai berubah dalam pemikiran. Tidak memikirkan masalah yang terjadi


tetapi memikirkan pengharapan yang kita miliki di dalam Tuhan.

d. Memiliki Visi Kerajaan Allah


Tuhan akan menunjukkan mujizat keuangan yang besar jika orang percaya
tidak menjadi egois. Berkat Tuhan bukan dijadikan untuk menaikkan standar
hidup tetapi untuk menaikkan standar pemberian kepada Tuhan.
Milikilah hal itu terlebih dahulu sebelum terobosan keuangan terjadi. Maka itu
akan menampakkan karakter seseorang yang sesungguhnya. Kalau kita
memiliki keuangan yang besar, apa yang akan kita dilakukan itulah
sesungguhnya yang menjadi karakter kita. Pakailah keuangan untuk
meninggikan Tuhan, melaksanakan visi Tuhan.

e. Pemberian Untuk Ikatan Janji


Hidup itu seperti lingkaran tabur tuai. Orang yang memberi akan menerima.
Maka, kalau orang berhenti memberi maka ia akan berhenti menerima.
Semakin banyak menabur maka akan semakin banyak juga menerimanya.
Tuhan memberikan perjanjian tabur tuai saat Nuh keluar dari bahtera.

Kejadian 8:22
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas,
kemarau dan hujan, siang dan malam."
Taburan kita menentukan tuaian kita. 2 Korintus 9:6
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur
banyak, akan menuai banyak juga.

17
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

4. Jenis-jenis Memberi dalam Kerajaan Allah


a. Persepuluhan
Persepuluhan dilakukan bukan untuk menolong Tuhan atau gereja tetapi
persepuluhan adalah untuk menolong diri sendiri. Memberikan persepuluhan
adalah memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk memberkati. Saat
orang mengembalikan persepuluhan, Tuhan akan mengangkat hidup orang
tersebut.
Berkat dari memberikan persepuluhan: Ketika persepuluhan diberikan, maka
orang akan mendapatkan berkat-berkat dari Tuhan. Berkat-berkat tersebut
adalah: Tuhan akan memberikan ide-ide di dalam pekerjaan ataupun usaha-
usaha yang dilakukan. Tuhan akan melindungi investasi yang dilakukan,
memberikan buah dalam setiap bisnis, serta Tuhan membuat si pemberi
menjadi pusat perhatian dan disukai banyak orang.

b. Pemberian Untuk Proyek Kerajaan Allah


Pemberian ini adalah pemberian untuk mendukung proyek-proyek pekerjaan
Tuhan. Berkat yang didapat dari orang yang mendukung proyek-proyek
pekerjaan Tuhan adalah: Pintu-pintu akan terbuka, akan selalu ada jalan ketika
melakukan sesuatu. Mendapatkan Terobosan tanpa stress, artinya akan
dipermudah oleh Tuhan dan selalu mendapat terobosan-terobosan saat
semua orang mengalami jalan buntu. Mendapatkan pengurapan untuk
berkuasa. Ia akan menempati posisi sebagai yang berkuasa dan menjadi
pemimpin. Tuhan juga akan memberikan kekuatan untuk bisa memperoleh
kekayaan dan menjadikannya kaya. Serta akan mendapatkan perkenanan
daripada Tuhan dalam sepanjang hidupnya.

c. Pemberian Penyembahan
Di dalam sikap kita menghadap Tuhan, kita tidak boleh datang kepada Tuhan
dengan hanya tangan kosong! Karena itu tanda penyembahan kita kepada
Tuhan. Penyembahan adalah pemberian kita kepada Tuhan. Artinya setiap
orang yang menyembah Tuhan tidaklah dengan tangan kosong, tetapi selalu
membawa pemberian kepada Tuhan.
Persembahanmu akan melepaskanmu dari penderitaanmu. Persembahan
dilakukan untuk melepaskan dari penderitaan karena dosa-dosa dan kutuk.
Jadi, saat memberi maka orang akan mengalami kelepasan dari
penderitaannya.

d. Pemberian Buah Sulung


Persembahan sulung adalah persembahan dari hasil pertama yang didapat dari
pekerjaan atau usaha yang kita lakukan.

18
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

e. Pemberian Nabi
Yang dimaksud nabi disini adalah gembala, yaitu orang yang memberkati
hidup. Belajar menaruhnya dalam budget. Jadi dalam budget keuangan ditaruh
pemberian untuk gembala yang telah memberkati.
Berkat pemberian nabi adalah bahwa akan mengalami kelepasan, menikmati
keberbuahan, dilindungi dari kelaparan.

f. Pemberian Kepada Orang Tua Kita


Pemberian kepada orang tua merupakan sikap dalam menghormati Ayah dan
Ibu kita. Ini merupakan benih yang ditabur kepada mereka. Benih ini akan
memberikan berkat dalam hidup seorang anak yang menaburnya kepada
orang tuanya.
Berkat yang diperoleh ketika memberi kepada orang tua adalah kita akan
menjadi berhasil dalam kehidupan serta akan menikmati panjang umur di
dunia ini.

g. Pemberian Kepada Orang yang Berkekurangan


Orang yang memberkati kepada orang miskin, dia memiutangi Tuhan.
Orang-orang yang melakukan hal ini, dia akan mendapatkan berkat dari
Tuhan. Berkat dari orang yang memberi kepada orang miskin adalah doanya
akan dijawab oleh Tuhan, orang tersebut akan menikmati berkat keturunan
kepada keturunan, ia akan menikmati pemeliharaan Ilahi dalam hidupnya dan
akan menerima kesehatan Ilahi.

h. Pemberian yang Berkorban


Kalau apa yang dimiliki tidak mengatasi masalah, maka berikan itu sebagai
benih di dialtar Tuhan. Tuhan akan mengubah yang tertawan dalam hidup ini
dilepaskan. Tuhan memberikan kekuatan untuk berkuasa atas musuh-musuh.

5. Sikap dalam Memberi


Sikap hati dalam memberi akan menentukan apa yang akan diterima. Sikap hati
menjadi penting dalam melakukan pemberian. Sikap hati yang harus dimiliki dalam
memberi adalah:

a. Pemberian Harus Berasal dari Dalam Hati, Bukan karena Emosi


Belaka, Tetapi dengan Ketulusan Hati

b. Pemberian Harus Dilakukan dengan Sukacita, Bukan dengan


Bersungut-sungut
2 Korintus 9:7
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”

19
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

c. Memberi dengan Kasih yang Besar

Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Allah memberikan Tuhan Yesus, pemberian itu dilakukan dengan


mengorbankan Tuhan Yesus. Hal itu Tuhan lakukan karena Tuhan
mencintai manusia.

d. Memberi dengan Pengorbanan


Allah menjadi teladan dalam memberi. Ia memberikan AnakNya dengan
mengorbankan AnakNya. Memberi berarti berkorban.

e. Memberi dengan Kerelaan dan Bukan dengan Terpaksa

Yesaya 1:19
“Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.”

Kita seharusnya menjadi penurut, bukan karena terpaksa dalam memberi.


Maka dari itu kita akan menikmati hasil yang baik.

f. Memberi dengan Penuh Ketaatan


Kapanpun Tuhan menyuruh untuk memberi, bukan karena Tuhan
membutuhkan tetapi karena Tuhan menginginkan umatNya berubah.
Memberi kepada Tuhan dengan kelimpahan, bukan hitung-hitungan. Maka
berusahalah untuk selalu memberi yang terbaik kepada Tuhan.

H. Lepas Dari Jerat Dan Mengalami Kemerdekaan Finansial


Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan apabila seseorang terlanjur
terjerat dalam hutang, dan boleh mengalami kemerdekaan finansial.
A. Langkah-langkah untuk Mengalami Kemerdekaan Finansial.

1. Komitmen untuk Melunasi Hutang


Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar:
pajak kepada orang yang berhak menerima pajak,
cukai kepada orang yang berhak menerima cukai;
rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut
dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.
(Roma 13:7)

Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali,


tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.
(Mazmur 37:21)

20
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

Kalau ingin bebas hutang dengan cara Tuhan, maka harus ada komitmen untuk
melunasi hutang terlebih dahulu. Ini harus menjadi sebuah tekad, keputusan dan
komitmen yang kita ambil di hadapan Tuhan, yaitu “Saya akan melunasi semua
hutang saya.”
Memang ada banyak cara lain yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan yang
tidak sesuai dengan Firman Tuhan untuk bebas dari hutang. Kalau kita memilih
cara dunia untuk bebas dari hutang, bisa jadi memang kita bisa sungguh-sungguh
bebas dari hutang di dunia ini. Akan tetapi satu hal yang seringkali tidak kita sadari
adalah bahwa Allah menilai hidup kita di dunia ini untuk menentukan kehidupan
kekal kita nanti.
Jangan sampai kita dinilai sebagai hamba yang tidak bertanggung jawab, apalagi
sebagai orang fasik; sebab kalaupun kita masuk surga, ini akan menentukan upah
yang akan kita terima dalam Kerajaan Surga. Jangan sampai upah yang besar yang
harusnya bisa kita terima jadi terpotong sedemikian rupa, sehingga kita hanya
menerima upah yang kecil.
Itulah sebabnya ambil keputusan untuk melunasi hutang! Sekalipun sekarang
belum mampu, yang penting kita tidak boleh lari dari tanggung jawab, dan mau
sungguh-sungguh melunasi hutang, maka Tuhan pasti menolong dan memberkati.
Kalau kita melakukan bagian kita, maka Allah juga akan melakukan bagian-Nya.

2. Mengutamakan Tuhan
Dalam mengatasi segala sesuatu kita harus melibatkan Tuhan. Termasuk dalam
upaya keluar dari jerat hutang kita pun harus melibatkan Tuhan. Itu sebabnya kita
harus memakai cara Tuhan, dengan mengutamakan Tuhan. Kalau kita mau
menyelesaikan hutang dengan cara Tuhan, maka kita harus memastikan bahwa
posisi keuangan kita benar di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita tidak
mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, sehingga tingkap langit tertutup
dan berkat tidak bisa tercurah, bahkan belalang pelahap terus bekerja menghabisi
berkat kita.
Justru saat kita mengembalikan persepuluhan, maka Tuhan akan mulai bekerja:
Tuhan akan memberi hikmat, Tuhan akan membuka jalan, Tuhan akan
mempertemukan kita dengan orang yang tepat, Tuhan akan memberi
kesempatan yang baru. Dengan cara Tuhan yang ajaib itu, maka Tuhan akan
membawa kita mengalami transformasi keuangan yang luar biasa.
Beberapa orang mengira, karena dalam keadaan berhutang maka ia bisa
mengabaikan persepuluhan. Ini adalah tindakan yang keliru. Ketika Tuhan

21
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

memerintahkan kita mengembalikan persepuluhan, maka sesungguhnya Tuhan


sedang mengajar kita cara menyingkirkan kutuk dan penghalang berkat, sehingga
tingkap langit bisa Tuhan bukakan dan berkat berkelimpahan bisa Tuhan curahkan
atas hidup kita. Kalau kita menahan persepuluhan, maka sesungguhnya kita
sedang merampok Tuhan dan menutup kesempatan bagi Tuhan untuk bisa
memberkati hidup kita. Seharusnya kita bisa mengusir belalang pelahap, tetapi
karena kita tidak mengembalikan persepuluhan, maka kita terus membuka celah
sehingga belalang pelahap menghabisi berkat Tuhan atas hidup kita. Seharusnya
tingkap langit terbuka dan berkat berkelimpahan atas kita, tetapi karena tidak
mengembalikan persepuluhan, maka kita jadi terpotong dari anugerah Tuhan dan
kering dari berkat Tuhan.

3. Prioritaskan Pembayaran Hutang pada yang Berbunga Tinggi Terlebih


Dahulu
Ada hukum pelipatgandaan (bunga berbunga), ini sangat mengerikan khususnya
kalau bunganya tinggi. Jadi harus diusahakan untuk menyelesaikan hutang-hutang
yang bunganya paling tinggi terlebih dahulu.

4. Prioritaskan Pembayaran Hutang pada yang Jumlahnya Kecil Terlebih


Dahulu
Lebih baik menyelesaikan hutang yang nilainya kecil-kecil terlebih dahulu, supaya
bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan hutang yang besar pada satu atau dua
pihak saja. Ini lebih baik daripada kita berhadapan dengan banyak pihak dan
dikejar-kejar oleh banyak orang.

5. Pangkas Semua Pengeluaran yang Bisa Dipangkas

a. Tinggalkan Gaya Hidup yang Melebihi Kekuatan


Kita harus belajar untuk menghadapi kenyataan bahwa kalau ingin lepas dari
hutang, maka harus rela meninggalkan gaya hidup selama ini. Dalam
pemangkasan ini, pasti ada banyak pengorbanan, ada perasaan tidak nyaman
karena mengubah kebiasaan. Tetapi itu adalah harga yang harus kita bayar
untuk lepas dari hutang.

b. Jual Aset untuk Meringankan atau Membayar Hutang


Aset bisa berupa tanah, rumah, mobil, motor, emas, dsb. Nanti di kemudian
hari, kalau hutang sudah lunas dan diberkati Tuhan, maka aset itu bisa dimiliki
kembali, bahkan dengan kualitas yang lebih bagus. Tetapi pada saat itu nanti,

22
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

situasi Anda berbeda dengan sekarang, Anda tidak memiliki semuanya itu
dalam kondisi keuangan yang lemah, tetapi dalam posisi yang kokoh.

c. Sebisanya Mengalihkan Hutang dari Berbunga Tinggi Menjadi


Berbunga Rendah
Kalau Anda bisa menemukan tempat yang memberikan bunga yang lebih
rendah, maka lebih baik Anda alihkan hutang tersebut supaya lebih ringan.
Bisa juga menegosiasikan hutang dengan kreditor supaya ada pengurangan
atau penghapusan bunga.
 Adakan negosiasi dengan pemberi pinjaman untuk melakukan
penjadwalan ulang pembayaran jika memungkinkan.
 Buatlah urutan hutang yang paling kecil dan tinggi bunganya hingga yang
paling besar dan rendah bunganya. Prioritaskan melunasi hutang yang
paling kecil dan yang paling tinggi tingkat bunganya.
 Sesudah melunasi hutang yang pertama, tambahkan angsuran untuk
mempercepat pelunasan hutang yang kedua. Sesudah melunasi hutang
yang kedua, tambahkan angsuran untuk mempercepat pelunasan hutang yang
ketiga. Demikian seterusnya.

6. Tidak Menambah Hutang Baru


Selama kita dalam proses pelunasan hutang, jangan menambah hutang baru.
Menambah hutang baru sama halnya mempersulit kita keluar dari jerat. Tindakan
ini juga dapat menjerat kepada lingkaran “gali lubang tutup lubang”. Mulai
sekarang kecenderungannya harus dibalik: tadinya menambah hutang, sekarang
mengurangi hutang.

7. Meningkatkan Pendapatan
Banyak orang yang mempunyai pekerjaan yang penghasilannya tidak akan dapat
mencukupi kebutuhan mereka, sekalipun mereka membelanjakan uang dengan
hati-hati. Apabila kondisinya demikian, maka harus mengusahakan penghasilan
tambahan.
Mintalah hikmat dari Tuhan, mintalah kreativitas, mintalah Tuhan membukakan
jalan bagi kita, sehingga pendapatan kita bisa meningkat dengan baik. Semakin
meningkat pendapatan, dengan mempertahankan pengeluaran tetap sama, maka
semakin cepat hutang tersebut bisa diselesaikan.

23
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

B. Benih Profetik
I. ALLAH SEDANG MENGIRIMKAN MUJIZAT BESAR BAGI SETIAP KITA!

Benih Profetik adalah salah satu tindakan iman bagi setiap kita orang percaya. Bukti
ketaatan kita kepada Tuhan adalah dengan cara mengekspresikan iman percaya
kita melalui benih profetik tersebut.

Mazmur 37:4
4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Sebab ketika kita taat, Tuhan tidak hanya memberikan apa yang menjadi kebutuhan
kita saja, tetapi apa yang menjadi keinginan dan kerinduan hati kita.

Yoel 2:23-27
23 Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya
kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan
hujan pada akhir musim seperti dahulu. 24 Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan
tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak. 25 Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang
hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip,
tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. 26 Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi
kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib;
dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya. 27 Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada
di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak
akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya."

Kita harus mengerti bahwa ‘Hujan’ pada ayat ini berbicara tentang ‘Open Heaven’ atau
‘Surga Terbuka’ dan berkat tercurah. Artinya usaha kita tidak akan dibiarkan kering lagi,
ladang yang tadinya kering , juga dibasahi dengan hujan berkat Tuhan.
Artinya berkat yang selama ini dimakan habis; Tuhan pulihkan! 2x lipat, bahkan 7x lipat.
Sama seperti Iblis mengirimkan pasukannya; maka Tuhan akan mengirimkan para
malaikatnya, Tuhan akan akan memerintahkan orang-orang tertentu untuk membuka jalan
bagi kita,mempromosikan kita, mendatangkan kelepasan dalam hidup kita, membawa
berkat besar dalam keuangan kita.
Hal ini juga dialami oleh Bangsa Israel: Pada saat mereka di padang gurun, keadaan mereka
serba terbatas. Mereka menerima roti manna (pemeliharaan Surga), sehingga berkat
sehari, cukuplah untuk sehari. Akan tetapi, begitu Tuhan membawa mereka masuk ke
Tanah Perjanjian, maka tanah itu menghasilkan kelimpahan sehingga mereka bukan lagi
mengalami keadaan yang serba terbatas, tetapi kelimpahan yang sangat dahsyat. Bahkan
pada zaman Salomo, jumlah perak dan emas sama seperti batu.

24
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

II. ALASAN TUHAN MENGIRIMKAN MUJIZAT BESAR

1. Tuhan Suka Anak-Anaknya Diberkati Dan Tidak Kekurangan

Sadarilah bahwa yang Dia mau adalah kita sehat bukan sakit, bahagia bukan
sedih, bisa bayar biaya sekolah anak bukan sebaliknya, bisa memberikan
pinjaman bukan meminta pinjaman, punya rumah sendiri dan bebas hutang,
bahkan bisa jadi berkat sedemikian besar sampai semua bangsa diberkati melalui
hidup kita. Inilah yang dikehendaki Bapa Surgawi.
1 Petrus 3:9
9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya,
hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.

Sadarilah satu kebenaran ini, yaitu kita dipanggil untuk hidup dalam berkat Tuhan.
Diberkati untuk menjadi berkat sampai seluruh kaum di muka bumi diberkati melalui
kita.

2. Tuhan Ingin Memakai Kita Untuk Memperluas Kerajaan Allah Di Muka


Bumi.
Matius 6:33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Artinya kalau ada orang yang komitmennya adalah memperluas Kerajaan Allah, maka
Tuhan akan menambahkan semua kepadanya.
Tuhan mau memberkati kita supaya berkat itu bisa kita gunakan untuk memberkati
orang lain, menyaksikan Yesus kepada jiwa-jiwa yang terhilang dan membawa mereka
kepada Tuhan, membangun dan memajukan gereja Tuhan, memperluas kerajaan Allah
di muka bumi.
Demikian pula sebaliknya, Iblis paling tidak suka melihat anak-anak Tuhan yang cinta
Tuhan diberkati dengan kelimpahan.
Iblis tahu, kalau Injil didanai besar-besaran, kalau banyak jiwa yang terhilang
diselamatkan dan kalau media mendapatkan suntikan dana besar untuk
membombardir dunia dengan Injil Yesus Kristus, kalau ada dana besar untuk merekrut
dan membangkitkan banyak misionaris ke daerah-daerah yang belum mengenal Yesus,
dst; maka ini akan menjadi malapetaka besar bagi Kerajaan Kegelapan. Itu sebabnya
Iblis akan berusaha dengan segala cara untuk memotong aliran berkat ini kepada anak-
anak Tuhan. Tidak heran hoaks dan intimidasi terbesar yang Iblis lancarkan kepada
Kerajaan Allah adalah untuk menyerang kebenaran tentang keuangan.

25
SOM 3 – Aku Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

III. RAHASIA MENGALAMI MUJIZAT KEUANGAN BESAR : TABURKAN


BENIH PROFETIK (PROPHETIC SEEDS)

Mazmur 126:1-6
1 Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
2 Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah
orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" 3 TUHAN
telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. 4 Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! 5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Kita coba perhatikan baik-baik pada ayat 5 dan 6. Mengapa penabur itu menabur
sampai mencucurkan air mata ?

a. Dia Menabur Dalam Kekurangan

Inilah orang yang hanya mempunyai sangat sedikit benih sehingga dia harus
memilih untuk memakan benih terakhirnya itu atau untuk menaburkannya,
sementara dia sendiri sangat membutuhkan.
Contoh:
1. Abraham 2. Janda Sarfat 3. anak kecil yang memberikan bekalnya yaitu 5 roti
dan 2 ikan

Kadang di saat Tuhan menantang kita untuk menaburkan benih keuangan kita,
keadaan kita tidak sedang berkelimpahan, bahkan tidak berkecukupan, malah
sebaliknya, kita sendiri sedang membutuhkannya.
Akan tetapi kita harus belajar bahwa, kalau Tuhan yang berbicara, maka yang
terbaik adalah kita melangkah dengan iman untuk menaburkan ‘Prophetic Seeds’
tersebut. Mengapa? Sebab benih profetik itulah yang akan Tuhan pakai untuk
mendatangkan The Great Financial Miracles / Mujizat Keuangan Besar.

b. Dia Menabur Benih Yang Sangat Berharga Untuk Ukurannya

Inilah gambaran orang yang tidak kekurangan tetapi berani menaburkan benih
yang sangat berharga, yang menurut ukurannya itu adalah sesuatu yang sangat
besar.
Contoh:
1. Anak muda yang kaya raya, dia tidak mau mendengarkan perintah Tuhan, dia
lebih memilih hartanya daripada memilih Tuhan 2. Daud 3. Salomo

Demikian juga halnya dengan kita, bisa saja kita ditantang oleh Tuhan untuk menabur pada
saat kita sedang kekurangan, tetapi juga bisa pada saat kita sedang berkecukupan atau bahkan
berkelimpahan. Ini bukan tantangan biasa, sebab jumlah itu sangat besar untuk ukuran kita

26
Pandangan Alkitab tentang Uang & Kemerdekaan Finansial

sekarang ini, sangat berharga bagi kita. Sadarilah bahwa harta itu mempunyai daya tarik yang
besar sekali
Mazmur 62:11b
apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.

Memang susah menabur pada saat kekurangan, tetapi akan lebih susah menabur saat sudah
berkelimpahan. Mengapa? Sebab saat inilah, hati kita akan benar-benar diuji apakah kita cinta
Tuhan atau cinta uang.

BAGAIMANA KITA MENABURKAN BENIH PROFETIK?


1. Dimulai dengan persepuluhan terlebih dahulu!
2. Berikutnya, persembahan mingguan kita jangan hanya persembahan biasa, itu haruslah
prophetic seeds yang berharga dan yang terbaik bagi Tuhan.
3. Di luar itu, berani menaburkan ‘special offering’ / persembahan khusus. Belajarlah dari
Abraham, Janda Sarfat, anak kecil yang membawa 5 roti 2 ikan, Daud, dan Salomo
dalam memberikan persembahan khusus untuk Tuhan.

UNTUK DIRENUNGKAN
 Apakah saat ini Saudara hidup dalam kemerdekaan finansial, ataukah masih ada
dalam jerat finansial? Bila Saudara masih belum merdeka secara finansial,
mintalah hikmat dari Tuhan untuk bertindak dengan langkah-langkah yang benar
sehingga mengalami kemerdekaan finansial.
 Bila Saudara dalam keadaan merdeka secara finansial, apa yang dapat Saudara
lakukan bagi Tuhan dan sesama?

27

Anda mungkin juga menyukai