DISUSUN OLEH :
ADITYA DIKI FIRMANSYAH (XII IPS 1)
NIS : 192010117
A. FESTIVAL ERAU DI TENGGARONG
Di setiap pertengahan tahun, tepatnya pada bulan Juni Kota Tenggarong Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi sangat ramai. pasalnya pada bulan tersebut
kerap diadakan sebuah festival yang dinamakan Festival Erau.
Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut dalam arti banyaknya kegiatan
sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik berfat sakral, ritual,
maupun hiburan.
Acara puncak dari Festival Erau adalah Berlimbur, yaitu saling membasahi warga
yang ada di Kota Tenggarong. Prosesi pertama dari Berlimbur adalah menurunkan ‘Naga’
atau Ngulur Naga ke sungai Mahakam. Setelah itu setiap warga saling membasahi warga
lainnya. Karena arti dari Berlimbur hakikatnya adalah membersihkan diri dari pengaruh jahat
sehingga kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah.
*Gambar sejumlah orang mengarak dan mengulur Naga di Tenggarong,Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
C. SEJARAH FESTIVAL ERAU
Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika
Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja
Kutai Kartanegara yang pertama, juga diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau selalu
diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara.
Festival Erau menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara,
bahkan nasional. Erau yang merupakan salah satu festival tertua di nusantara ini telah
berlangsung selama berabad-abad.
Erau adalah sebuah tradisi budaya Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun dengan
pusat kegiatan di kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Erau berasal dari
bahasa Kutai, eroh yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita.
Selain pertunjukan seni budaya, beragam ritual yang unik khas Kutai pun digelar di
Festival Erau.Puncak dari acara yang paling ditunggu-tunggu adalah acara bernama
Mengulur Naga.Rombongan utusan Keraton Kutai akan mengarak sepasang replika naga
memakai perahu untuk dilepas di Kutai Lama, tempat asal legenda naga tersebut.Saat
dilepas, masyarakat akan berlomba-lomba mendapatkan sisik naga yang dipercaya dapat
mewujudkan harapan orang yang memilikinya.
E. MELESTARIKAN FESTIVAL ERAU
Nilai kebersamaan yang terkandung dalam tradisi ini dapat membuat masyarakat
Tenggarong menjadi lebih mengenal satu sama lainnya. Kebersamaan yang dilakukan dapat
terlihat saat gotong-royong sebelum acara upacara adat Erau untuk membersihkan kampung
dan tempat acara erau diadakan.
Selain itu, pelestarian budaya ini ditujukan agar anak cucu kita kelak dapat merasakan
keseruan Fesival adat Erau untuk melestarikan budaya, tentu memerlukan generasi muda
dalam keikut-sertaan pada tradisi ini. Jadi, hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri
untuk terus mengadakan Festival Erau terutama untuk pemuda suku Kutai.