Anda di halaman 1dari 1

PEDOMAN PRAKTEK APOTEKER

KEBIJAKAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR FARMASI & ZAT


ADIKTIF
Undang-Undang No 35 Terdapat 4 golongan psikotropika, dimana golongan 1 hanya
Tahun 2009 Tentang dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
Psikotropika - Golongan 1 : LSD, MDMA (ekstasi)
- Golongan 2 : Metilfenidat, Amfetamin
- Golongan 3: Pentobarbital
- Golongan 4: Alprazolam, Diazepam, Fenobarbital
Undang-Undang No 35 Terdapat 3 golongan, dimana golongan 1 dilarang digunakan
Tahun 2009 Tentang untuk kepentingan pelayanan Kesehatan
Narkotika - Golongan 1: Opium, Kokain, Heroin
- Golongan 2: Morfin, Fentanil, Metadon, Petidin
- Golongan 3: Kodein, Etilmorfin

PP No 44 Tahun 2010 Prekursor: zat/ bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
Tentang Prekursor digunakan dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika

Permenkes RI Nomor 2 & 3 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika


Permenkes RI Nomor 3 Peredaran:
Tahun 2015 Tentang - hanya dapat diedarkan dalam bentuk jadi dan pada
Peredaran, Penyimpanan, tempat yang telah mendapatkan izin edar,
Pemusnahan, dan - Pemesanan dilakukan dengan surat pesanan (SP), atau
Pelaporan Narkotika, Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
Psikotropika dan (LPLPO).
Prekursor Farmasi - SP Narkotik, psikotropika, dan prekursor terdiri atas 3
rangkap.
- Dalam SP untuk Pemesanan Narkotika dan
Psikotropika hanya dapat mengandung satu jenis
Narkotik dan satu jenis Psikotropik
- Dalam SP untuk pemesanan Prekursor, dapat
mengandung lebih dari satu jenis precursor.

Penyimpanan :
- Berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus
- spesifikasi terlampir dalam UU: terbuat dari bahan yang
kuat, terpisah, double lock, menempel dan tidak dapat
dibawa.

Pemusnahan
- yang dimusnahkan: yang rusak, kadaluarsa, dibatalkan
izin edarnya, berhubungan dengan tindak pidana.
- Pemusnahan obat mengandung narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh apoteker penanggung
jawab dan disaksikan oleh perwakilan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai