Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
2020
BAB I
Ekstrak etanol 80% daun sirih yang didapatkan merupakan ekstrak kental.
Ekstrak etanol yang terbentuk berwarna hitam kehijauan pekat, beraroma khas daun
sirih bercampur aroma etanol yang tajam.Etanol banyak digunakan sebagai pelarut
berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.
Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam
kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk
sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan
sebagai bahan bakar.
Ekstrak etanol 80% daun sirih yang diharapkan merupakan ekstrak kental.
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 500 gr, kemudian dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer.Ekstrak etanol 80% daun sirih yang didapatkan merupakan ekstrak kental.
Ekstrak etanol yang terbentuk berwarna hitam kehijauan pekat, beraroma khas daun
sirih bercampur aroma etanol yang tajam.Kemampuan antibakteri produk didapatkan
dari ekstrak etanol 80% daun sirih yang telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri yang
amat baik sebagai bakteriostatik karena terdapat tanin, flavonoid, kavikol, dan kavibetol.
2.2 BENTUK SENYAWA ZAT AKTIF
Ekstrak etanol 80% daun sirih yang diharapkan merupakan ekstrak kental.
Aplikasi sediaan untuk efek lokal yaitu penetrasi zat aktif hanya terbatas sampai
kedalam lapisan tanduk (stratum corneum), folikel rambut, kelenjar sebaseus, kelenjar
keringat dan dermis. Sehingga sediaan tersebut tidak melewati proses Distribusi
ataupun Metabolisme.
Daun sirih telah lama terbukti dan banyak digunakan di Indonesia untuk aktivitas
antibakterinya. Ekstrak etanol 80% daun sirih memiliki kompatibilitas tinggi untuk
dijadikan produk farmasi, termasuk sediaan semprot (spray). Antiseptik, merupakan zat
yang dapat menghentikan atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme.
Penggunaan antiseptik aman pada jaringan hidup seperti pada permukaan kulit atau
membran mukosa. Tidak jarang, antiseptik juga digunakan untuk membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh.Kelebihan alkohol sebagai antiseptik adalah bakteri
yang dibunuhnya tidak bisa mengembangkan daya tahan terhadapnya, sehingga alkohol
tidak kehilangan keefektifannya pada penggunaan yang berkelanjutan.
2.6 DOSIS DAN PERHITUNGAN DOSIS
Disemprotkansecukupnyapada kaki
Belumadajurnalataupenelitiantentangefeksampingekstrakdaunsirih.
2.9 TOKSISITAS
Belumadajurnalataupenelitiantentangtoksisitasekstrakdaunsirihsebagaisediaanl
uar.
Hentikanpemakaianbilaterjadiiritasi/ alergi
Hindarisinarmataharilangsung, panasdanlembap
Simpandalamkeadaantertutuprapat
Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, jauh dari api, suhu ruangan.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledonaea
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Syarat tumbuh tanaman sirih hijau (Piper betle L.) pada dasarnya hidup subur
dengan ditanam di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab dan
memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi. Tanaman sirih hijau
menyukai tempat yang terbuka atau sedikit terlindung, tumbuh merambat dan
11 dapat diperbanyak dengan setek batang yang sudah agak tua yang terdiri
dari 4-6 ruas (Ni’mah, 2012).
Sirih hijau (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan perdu merambat dan
bersandarkan pada batang pohon lain, batang berkayu, berbuku-buku, beralur,
warna hijau keabu-abuan, daun tunggal, bulat panjang, warna hijau,
perbungaan bulir, warna kekuningan, buah buni, bulat, warna hijau keabu-
abuan (Damayanti dkk, 2006). Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak
panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang
daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun warna hijau dan licin,
sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak
kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berbuku-buku. Daun sirih
yang subur berukuran lebar antara 8-12 cm dan panjangya 10-15 cm
(Damayanti dkk, 2006).
3.2 Formulasi Sediaan
Formula Pustaka
R/ Isopropil Alkohol 20 %
Gliserin 0,1 %
Propilenglikol 1%
Karbopol 0,06 %
Tween 80 4%
Zat Pewangi 1%
Aquadest Ad 100 ml
Formula Umum
Gliserin 0,2 %
Isopropil Alkohol 25 %
Mentholum 1%
Propilenglikol 1%
Karbopol 0,06 %
NAOH 0,020 %
Tween 80 4,5 %
Aquades Ad 100 ml
Formula Alternatif
Gliserin 0,2 %
Isopropil Alkohol 5%
Mentholum 1%
Propilenglikol 5%
Karbopol 0,06 %
Tween 80 4%
Aquadest Ad 100 ml
1. Asam Askorbat
2. Gliserin
Rumus : C3H8O3
Kepadatan : 1,26 g/cm³
3. Mentholum
Rumus : C10H20O
methylcyclohexanol
Massa molar : 156,27 g/mol
Kepadatan : 890 kg/m³
4. Propilenglikol
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan aqua aromatika berupa foot spray.
Sediaan ini berfungsi sebagai pembersih terutama sebagai antiseptic pada
kaki. Bau yang harum akan berefek menenangkan perasaan dari pemakai
sehingga dapat merelaksasi. Selain itu sediaan ini berfungsi sebagai
penyegar dalam membersihkan kulit karena kandungan air yang bisa
membersihkan kulit.
PENIMBANGAN BAHAN
EVALUASI SEDIAAN
1. Organoleptik
Tujuan : Memeriksa kesesuaian bau,rasa,warna dengan spesifikasi yang telah
ditentukan
Prinsip : Pemeriksaan dengan panca indra
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan
dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu
produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen.Selain itu,
metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik
dapat membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi atau
pemasarannya.
Uji organoleptik juga memiliki kelemahan dan keterbatasan akibat
beberapa sifat indrawi tidak dapat dideskripsikan.Manusia merupakan panelis
yang kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental,
sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan menurun kepekaannya. Selain itu
dapat terjadi pula salah komunikasi antara manajer dan panelis.
2. Penetapan PH
Uji pH dilakukan menggunakan pH meter (Eutech Instrument, Singapura). Mula-
mula elektroda dikalibrasi dengan dapar standar pH 4 dan pH 7. Kemudian elektroda
dicelupkan ke dalam sediaan. Nilai pH yang muncul di layar dicatat. Pengukuran
dilakukan pada suhu ruang.
3. Pengukuran viskositas dan sifat alir.
Pengukuran viskositas dan sifat alir. Digunakan viskometer stormer (RH Tech,
Jerman). Viskometer ini memugkinkan terbentuknya ruang antara mangkuk dan
rotor, serta dibiarkan hingga mencapai kesetimbangan temperatur. Beban
dipasangkan di penggantung, kemudian waktu yang diperlukan bagi rotor untuk
mencapai 100 kali putaran dicatat. Data ini kemudian diubah ke dalam bentuk rpm,
kemudian prosedur dilakukan berulang. Reogram akan terbentuk, yakni plot rpm
versus beban yang ditambahkan. Dengan konstanta yang sesuai, nilai rpm akan
diubah menjadi laju geser yang sesungguhnya dalam satuan satu per detik (Sinko,
2013). Pengukuran viskositas dilakukan pada minggu ke-0 dan ke-8.
JOB DESC
BAB 1 = Yogi Frayoga
BAB 2 = Devi Nurfadillah
BAB 3 = Seputri Nonifili Daeli
BAB 4 = Safrudin Harahap
BAB 5 = Fachri Saptayuda