Anda di halaman 1dari 22

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU

DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

KELOMPOK 3

1. Ririn Dwi Puspitasari (21415382)


2. Ardhita Sasi Kirana (21415385)
3. Nurul Muannisah (21415387)

MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu: Dr. BAMBANG WIDIYAHSENO, M.Si

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................1
ABSTRAK ....................................................................................................................2
PENDAHULUAN ........................................................................................................3
LITERATUR REVIEW ................................................................................................5
Hakikat Bangsa ......................................................................................................5
Hakikat Negara ......................................................................................................6
Pengertian Identitas Nasional ................................................................................7
Hakikat Identitas Nasional .....................................................................................9
Faktor-Faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional .......................................10
METODE ....................................................................................................................11
PEMBAHASAN .........................................................................................................11
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia ...................11
Identitas Nasional di Indonesia ............................................................................12
Unsur-unsur Identitas Nasional ...........................................................................15
Pembangunan dan Penguatan Identitas Nasional Dalam Aspek Pendidikan,
Agama, dan Kegiatan Sosial Budaya...................................................................17
KESIMPULAN ...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................19

1
ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU
DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

ABSTRAK
Setiap bangsa memiliki karakter dan identitas masing-masing.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keunikan
dibandingkan dengan negara lain. Salah satu untuk memahami
identitas suatu bangsa satu dengan bangsa yang lain yaitu mencari
sisi-sisi umum yang ada pada bangsa tersebut. Nilai-nilai luhur yang
berakar dari kebudayaan nenek moyang kita, saat ini luntur
tergantikan oleh produk-produk perkembangan zaman yang
memungkinkan masuknya pengaruh-pengaruh budaya asing yang
secara tidak sadar sesungguhnya mulai menggeser eksistensi budaya
bangsa Indonesia sebagai karakter di kalangan masyarakatnya
sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis esensi dan
urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan
pembangunan bangsa dan karakter. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari studi kepustakaan untuk menjabarkan konsep
esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan
pembangunan bangsa dan karakter. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti
memiliki ciri khas, sifat serta keunikan tersendiri yang sangat
didukung oleh faktor-faktor pembentuk identitas nasional. Prinsip
bhinneka tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa
untuk bersatu dalam perbedaan dan Pancasila sebagai identitas
nasional juga karena bangsa Indonesia salah satu dari masyarakat
internasional mempunyai sejarah dan prinsip yang berbeda dengan
bangsa-bangsa di dunia. Jadi, dapat dikatakan Pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia yang bersumber pada
nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh Indonesia sebagai
kepribadian atau identitas bangsa.
Kata Kunci: Identitas Nasional, Pembangunan Bangsa,
Karakter

2
ABSTRACT

Each nation has its own character and identity. Indonesia is a


country that is unique compared to other countries. One way to
understand the identity of one nation with another is to look for the
sides that exist in that nation. The noble values rooted in the culture
of our ancestors are now being replaced by products of the times
that have allowed foreign cultural directors to ripen, who
unconsciously have begun to shift the existence of Indonesian culture
as a character among their own people. The purpose of this study is
to analyze the essence and urgency of national identity as one of the
determinants of nation building and character. The method used in
this research is descriptive qualitative method. The type of data used
in this research is secondary data collected from literature studies
to describe the concept of the essence and urgency of national
identity as one of the determinants of nation building and character.
The results of this study indicate that the birth of a nation's national
identity must have its own characteristics, characteristics and
uniqueness which are strongly supported by the factors forming
national identity. The Indonesian nation, one of the international
communities, has a different history and principles from the nations
of the world. So, it can be said that Pancasila is the basis of the
philosophy of the Indonesian nation and state which is based on the
cultural and religious values possessed by Indonesia as a
personality or national identity.

Keywords: National Identity, National Development, Character

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang majemuk karena terdiri
dari berbagai suku, agama, adat-istiadat, dan kehidupan sosial budaya yang beraneka
ragam. Keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia selain kelompok
kebudayaan suku, juga memiliki kebudayaan yang terdiri dari kebudayaan daerah.
Indonesia dijuluki sebagai bangsa yang kaya baik dari sumber daya alam (SDA),
maupun sumber daya manusianya (SDM) itu sendiri (Luthfia, 2021). Heterogenitas
Indonesia merupakan faktor yang sangat diperhitungkan sejak awal berdirinya negara.
Dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika yang menjadikan perbedaan sebagai
modal dasar dalam pembangunan bangsa. Peristiwa sumpah pemuda yang menjadikan
Indonesia menjadi bangsa yang satu, berdaulat, adil, dan makmur. Identitas bangsa
menjadi sebuah esensi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Hal yang menjadi suatu kekhasan bangsa yang terhormat dan dikenal oleh bangsa lain
di seluruh penjuru dunia.

3
Identitas nasional dapat dipahami sebagai manifestaso dari nilai-nilai
karakteristik budaya suatu bangsa yang membedakannya dengan budaya bangsa lain.
Dalam pemahaman ini, terdapat dua identitas yaitu berkaitan dengan asosiasi bersama
dalam kepercayaan atau disebut atribut bersama, di sisi lain mengacu pada kesadaran
akan perbedaan, perasaan danpengakuan bersama, identitas dalam sisi yang kedua
bersifat fleksibel dan terus berubah dari generasi ke generasi (Nugrahani, 2017). Di
negara berkembang dengan masyarakat yang sangat pluralis seperti Indonesia,
identitas nasional sangat diperlukan untuk membangun persatuan serta stabilitas dalam
program percepatan pembangunan nasional. Pemerintah terus merevitasliasi serta
memperkuat simbol-simbol identitasi nasional untuk membuat Indonesia berbeda dari
negara lain (I Wayan Latra, S.Ag, 2017).
Menurut Latra (2017) identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki
oleh bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Jadi untuk dapat
mempertahankan keunikan-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maki kita harus
menanamkan cinta akan tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan
kepatuhan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai
yang sudah tertera dengan jelas di dalam Pancasila yang dijadikan sebagai falsafah dan
dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi suatu
bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu semua tidak akan
pernah lepas dari tanggungjawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu sendiri
untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.
Dalam konteks Indonesia, seluruh sumber identitas nasioanl berakar pada
nilai-nilai Pancasila yang merupakan nilai luhur serta mencerminkan kehidupan sosial
di Indonesia. Jadi, identitas nasional merupakan bekal yang harus dimiliki serta
dipahami dari segi makna dan berbagai unsur yang membentuk identitas nasional
(Hoerudin, 2021). Pada saat ini Indonesia sedang mengalami krisis identitas nasional,
dan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan, salah
satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat yang menjadi salah
satu penyebab bergesernya nilai-nilai tersebut sehingga kita melupakan sesuatu yang
dapat memperkuat Identitas Nasional dan telah diterima oleh setiap warga negara
Republik Indonesia (Jazeri & Turrofiah, 2020). Upaya tersebut dapat ditempuh melalui
berbagai cara, salah satunya adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan jalan
terbaik untuk mengembangkan ekonomi dan masyarakat suatu negara; oleh karena itu,
merupakan tonggak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada penduduk, serta membentuk kepribadian generasi muda suatu
bangsa (Rohman & Asmaranty, 2018).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada sebanyak 9,77 juta orang
pengangguran di Indonesia per Agustus 2020. Menurut Suhariyanto, Kepala BPS,
jumlah tersebut telah mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta jika dibandingkan
dengan jumlah pengangguran pada tahun sebelumya. Menurut beliau juga dalam
bukunya Kurniati (2020), pertambahan itu salah satu penyebabnya adalah adanya
pandemic Covid-19. Belum ada tanda-tanda positif bagaimana Indonesia dapat

4
memanfaatkan penguatan identitas nasional untuk mengatasi hal tersebut karena
identitas nasional Indonesia masih rentan terhadap konflik sosial horizontal Suku,
Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Jika bangsa Indonesia tidak menemukan
cara bagaimana memperkuat identitas nasional, maka ancaman terburuk yang dapat
terjadi adalah disintegrasi nasional. Peran aktif partisipasi masyarakat dapat menjadi
salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah guna dibina menjadi satu kesatuan
yang bekerja sama memperkuat identitas nasional.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas peneliti
tertarik untuk mengambil judul “Esensi Dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai Salah
Satu Determinan Pembangunan Bangsa Dan Karakter.”

LITERATUR REVIEW
Hakikat Bangsa
Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835. Bangsa (nation) atau
nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan, semua
istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit
dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun
sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa,
dalam bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang
diturunkan dari kata asing “nation” yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada
rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara
objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini. Menurut Ristekdikti
(2016) istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya masyarakat yang bentuknya
diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut:
a. Satu kesatuan bahasa
b. Satu kesatuan daerah
c. Satu kesatuan ekonomi
d. Satu Kesatuan hubungan ekonomi
e. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya
Bangsa dalam pengertian Sosiologis dan Antropologis adalah persekutuan
hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup
tersebut merasa satu kesatuan kesatuan ras, bahasa, keyakinan, budaya dan sebagainya.
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi
keluar dan kedalam. Jadi, mereka diikat oleh kekuasaan politik yaitu negara. Jadi,
bangsa dalam pengertian politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui
serta tunduk pada keuasaaan dari negara yang bersangkutan. Setelah merka bernegara,
terciptalah bangsa. Misalnya kemunculan bangsa Indonesia (arti politis) setelah
terciptanya lagu Indonesia Raya.

5
Hakikat Negara
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Negara adalah organisasi disuatu
wilayah yang mempunayi kekuasaan tertinggi yang syah dan ditaati rakyatnya. Negara
merupakan kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan yang efektif, mempunyai satu
kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Berikut
merupakan teori terbentuknya suatu Negara:

a. Proses terjadinya Negara secara teoritis adalah teoretisasi tentang terjadinya


sebuah negara. Beberapa teori terjadinya sebuah negara adalah sebagai berikut:
1) Teori hukum Alam
Menurut teori ini terjadinya sebuah negara adalah sesuatu yang
alamiah. Bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut hukum alam yaitu mulai
dari lahir, berkembang, mencapai puncaknya, layu dan akhirnya mati. Negara
terjadi secara alamiah, bersumber dari manusia sebagai mahluk sosial yang
cenderung berkumpul dan saling berhubungan untuk memenuhi
kebutuhannya.
2) Teori Ketuhanan
Menurut teori ini terjadinya sebuah negara adalah karena kehendak
tuhan didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari tuhan dan
terjadinya atas kehendak tuhan.
3) Teori Perjanjian
Menurut teori ini terjadinya sebuah negara adalah sebagai hasil
perjanjian antar manusia atau individu. Manusia berada dalam dua keadaan,
yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara.
b. Proses terjadinya Negara di jaman modern Menurut pandangan ini dalam
kenyataannya, terjadinya negara bukan disebabkan teori-teori diatas. Negara
terbentuk melalui berbagai proses, seperti:
1) Penaklukan atau occupatie
2) Peleburan atau fusi
3) Pemecahan
4) Pemisahan diri
5) Perjuangan atau Revolusi
6) Penyerahan/pemberian
7) Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya

Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentuk perwujudan dari sifat- sifat
Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakikat Negara,
diantaranya:
a. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
kebutuhan antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam ruang
lingkup masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang saling berkaitan

6
satu sama lain dan tidak jarang pula saling bertentangan.Maka manusia harus
dapat beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan kepentingan-kepentingannya
agar dapat hidup dengan rukun.
b. Teori Yuridis, teori ini terdiri dari :
1) Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang yang
bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.
2) Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan setiap orang
yang berada di wilayah tersebut haru tunduj terhadap raja tersebut.
3) Pejanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi hak-
hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka masyarakat
dapat meminta pertanggung jawaban raja

Pengertian Identitas Nasional


Identitas nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah;
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga
membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan
(Adha, 2021). Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Menurut Latra (2017) identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian sebagai
suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari para pakar psikologi. Manusia
sebagai individu yang sulit diapahami manakala ia terlepas dari manusia lainnya. Oleh
karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa
memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku serta karakter khas yang membedakan
manusia tersbut dengan manusia lainnya.

Menurut (Mauizah, 2021) identitas nasional pada hakikatnya adalah


manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang
berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam
identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif
dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang
terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional

7
merupakan konsep yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung
dari jalannya sejarah.

Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan (nasionalisme)


di Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang berwawasan parokhial
seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam
(1911) yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya
yang melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri
“Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad politiknya dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi suatu core culture
yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri bangsa
dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau nasionalisme.

Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada mereka


yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh struktur
sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu.
Bahkan ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang
dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan
juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum lahir. Dengan perkataan
lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam
Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan
lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas maka pengertian kepribadian sebagai identitas


nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-
individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu pengertian
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian peoples
character, national character, atau national identity. Dalam hubungannya dengan
identutas nasional Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia sangat sulit jika hanya
dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa Indonesia terdiri
atas berbagai macam etnis, ras, suku, kebudayaan, agama serta karakter yang sejak
asalnya memang memiliki suatu perbedaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa
Indonesia sebagai suatu identtas nasional secara historis berkembang dan menemukan
jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun, identitas
nasional suatu bangsa tidak cukup dipahami secara statis oleh karena itu identitas suatu
bangsa juga harus diapahami dalam konteks dinamis.

8
Hakikat Identitas Nasional
Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di
dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas,
misalnya dalam Pembukaan UUD 1945 beserta batang tubuh UUD 1945, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran
nasional maupun internasional (Mauizah, 2021). Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai
budaya yang tercermin sebagai identitas Nasional bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka
cenderung terus- menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah
identitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat (Hoerudin, 2021).

Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang diaktualisasikan


dalam berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila dan
UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea
ke-4. Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat menyadarkan bahwa
pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas Nasional, telah
ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para
pendiri Negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945, dan khususnya dalam pasal
32 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu: “Pemerintah memajukan Kebudayaan
Nasional Indonesia”. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah
usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat bagi
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai
kebudayaan bangsa. Usaha kebudyaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya
dan persatuan denegan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang
dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusian bangsa Indonesia (Luthfia, 2021). Kemudian dalam
UUD 1945 yang diamademen dalam satu naskah disebutkan dalam pasal 32:

1. Negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia


dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.

Intinya, hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-
undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di

9
dalam tataran nasional maupun internasional dan sebagainya. Dengan demikian nilai-
nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi
yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah
identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna
baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi actual yang berkembang dalam
masyarakat.

Faktor-Faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri dan sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
identitas nasional tersebut. Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional
di Indonesia antara lain faktor objektif yang meliputi faktor geografis, ekologis dan
demografis (Latra, 2017). Kemudian faktor subjektif yaitu faktor historis, sosial,
politik dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonsia. Kondisi geografis-ekologis
membentuk bangsa Indonesia sebagai Negara kepulauan yang beriklim tropis. Jalur
perdagangan antar negara di Asia Tenggara juga ikut mempengaruhi perkembangan
demografis, ekonomis, sosial dan kebudayaan Indonesia. Selain itu faktor historis yang
dimiliki bangsa Indonesia mempengaruhi terbentuknya identitas nasional bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu. Menurut Sutrisna (2016) hasil interaksi historis yang
mengakibatkan munculnya identitas nasional memiliki empat faktor penting yaitu
faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Berikut merupakan
faktor pendukung lahirnya identitas nasional:

1. Faktor pertama mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, wilayah, serta
bahasa daerah merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan ke-
khasan masing-masing.
2. Faktor kedua meliputi perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang
melahirkan angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan bernegara. Perkembangan ini merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Oleh karena itu identitas nasional yang dinamis sangat
ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam
membangun bangsa dan negaranya.
3. Faktor ketiga mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.
4. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori
kolektif rakyat Indonesia.

10
Keempat faktor tersebut pada dasarnya mencakup proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum
mencapai kemerdekaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya
melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan
negara dengan konsep nama Indonesia. Pembentukan identitas nasional Indonesia
melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama
serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-
kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari studi kepustakaan untuk menjabarkan konsep esensi dan urgensi
identitas nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan karakter.
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi terlebih
dahulu, untuk kemudian ditentukan kajian yang akan dibahas/dianalisis lebih lanjut.
Pada bagian awal saat mengumpulkan data dan informasi dari beberapa buku, artikel
jurnal terdapat perbedaan yang cukup mendasar dari pentingnya identitas nasional
dalam pembangunan bangsa dan karakter. Penekanan pada artikel ini adalah esensi
dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan
karakter. Beberapa artikel jurnal yang digunakan di dalam artikel ini, dipilih
berdasarkan kriteria: (a) berdasarkan hasil riset dan kajian literatur secara empiris; (b)
diterbitkan pada jurnal; (c) terkait langsung dengan penguatan identitas nasional; dan
(d) fokus pada implementasi pembangunan bangsa dan karakter.

PEMBAHASAN
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia
Menurut Sudargini (2020) identitas nasional itu penting bagi sebuah negara-
bangsa karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Agar bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh
bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya.
2. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi kelangsungan
hidup negara- bangsa tersebut. Tidak mungkin negara dapat hidup sendiri
sehingga dapat eksis. Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat
hidup menyendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu
bantuan/pertolongan negara/bangsa lain. Demikian pula bagi Indonesia, kita perlu
memiliki identitas agar dikenal oleh bangsa lain untuk saling memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia. Negara Indonesia
berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu menyatakan kemerdekaannya.

11
3. Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.
Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling
pengertian (mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan
antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang
sederajat/sejajar, karena masing- masing mengakui bahwa setiap negara berdaulat
tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum
internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet imperium”. Artinya
negara berdaulat tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat
lainnya.

Identitas Nasional di Indonesia


Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan
negara Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan
disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum
dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36 C.
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia di antaranya adalah sebagai
berikut:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan


Bahasa Indonesia Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang
lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk
atas unsur- unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi
antar manusia. Di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Meskipun di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa tetapi
bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih Bendera adalah sebagai salah satu
identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda
dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang
menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”.
Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya
berani dan putih artinya suci.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun
1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal
28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan
lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage
Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul
Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat
kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah colonial Hindia
Belanda segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai
politik. Setelah indeonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu kebangsaan
perlambang persatuan bangsa.

12
4. Lambang Negara yaitu Pancasila Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda
Pancasila. Garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang
melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang
negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika Bhineka Tunggal Ika berisi konsep
pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu
kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan
keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya
konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham
multikulturalisme. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif,
hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak
dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui
harkat dan martabat pihak lain. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat normalitas
yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh
sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta
mencintai dan rukun. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen,
yang bermakna pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk
dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal
ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, dan
rukun.Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma
yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada
hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
sering disebut juga dengan way of life, welstanshauung, wereldbershouwing,
wereld en levens beschouwing (pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman
hidup petunjuk hidup). Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari
sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung merupakan kesatuan,
tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu
kesatuan organis. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga berfungsi
sebagai cita-cita atau ide pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan
istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok
Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945,
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum.
Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa
Indonesia. sebagai dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya
sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi

13
wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam dan menunjukkan identitas
bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Yaitu UUD 1945 Undang-Undang Dasar


adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan merupakan
hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar
negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD
merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan fungsinya
adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja
badan tersebut. Undang-Undang Dasar nmerupakan suatu hal yang sangat penting
dan vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya
konstitusi dalam suatu negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini
sebagai negara konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk
memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan
berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang sah serta usahamenjamin
hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan.
8. Konsepsi Wawasan Nusantara Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan
atau tanggap indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup.
Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti bangsa yang telah
mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara singkat dapat
dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan gugusan
pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta
di antara Benua Asia dan Benua Australia. Wawasan nasional merupakan cara
pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan
penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu
bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana bangsa
itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya
dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Wawasan nusantara adalah cara
pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara
berpikir, cara bertingkah laku bangsa Indonesia sebagai interaksi proses
psikologis, sosiokultural, dengan aspek kondisi geografis, kekayaan alam, dan
kemampuan alam.
9. Kebudayaan Daerah Yang Telah Diterima Sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk
bertindak. Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya manusia yang
tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia,
baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan datang.

14
Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi kebudayaan
nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan nasional yaitu
suatu perpaduan dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah yang
terus menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik
bersama.

Ada faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa


Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Faktor okjektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis.


2. Faktor subjektif, yaitu historis sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional
4. Menurut para ahli, secara umum terdapat beberapa unsur yang menjadi komponen
identitas nasional, diantaranya:
5. Pola prilaku, adalah gambaran perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan.
6. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi
Negara.
7. Alat-alat perlengkapan, adalah jumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi.
8. Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan
tidak tetap.

Unsur-unsur Identitas Nasional


Unsur-unsur pembentuk identitas bangsa ada empat unsur pembentuk
identitas nasional adalah sebagai berikut:

1. Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan sekelompok orang yang hidup di suatu
lingkungan sosial yang bersifat askriftif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Bangsa Indonesia merupkan bangsa
yang kaya akan suku bangsa, budaya, adat istiadat, Bahasa daerah dan agama.
Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia mempunyai kebiasaan cara hidup yang
beragam. Demi tetap terciptanya persatuan dan kesatuan, keanegaraman ini
menjadi sebuah kekuatan dan keunggulan dibanding negara lainnya. Dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika, keragam suku bangsa dan budaya menjadi modal
dasar dalam pembangunan identitas bangsa (Mauizah, 2021).
2. Agama
Kata agama yang berasal dari bahasa Sangsekerta merupakan dua kata
yang terdiri dari "a" yang berarti tidak serta "gama" yang berarti kacau. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa agama adalah suatu peraturan yang dengannya akan
terarah hidup sehingga tidak adanya kekacauan. Adapun agama menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan,

15
atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian
dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Di negara Indonesia terdapat lima agama yang diakui
oleh negara, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan KongHuCu. Di
tahun 2010, 87,2 % penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,9 % Protestan,
2,9% Katolik, 1,7 % Hindu, 0,7 % Buddha, dan 0,05 % Kong Hu Cu yang
berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Secara
normatif dalam UUD 1945 dinyatakan, “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan
untuk memilih dan mempraktekkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya
akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Hal
ini harus munculnya sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia (Lubis,
2018).
3. Kebudayaan.
Kebudayaan atau budaya itu sendiri adalah keseluruhan sistem pokok, hasil karya
manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi Jati diri manusia. Siregar
(2021) mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Keberagaman budaya yang hadir dari
berbagai suku bangsa di Indonesia seperti adanya budaya Sunda, budaya Jawa dan
budaya lainnya menjadikan bangsa yang kaya sebagai penguat untuk negara
merdeka. Hal yang dapat dikatakan bahwa keragaman suku bangsa dan kesuku
bangsaan bagi orang Indonesia bukan hanya sebuah dunia filosofi, melainkan juga
sebuah dunia nyata yang harus mereka hadapi sehari-hari dalam berbagai bentuk
ekpresinya, secara sadar maupun tidak sadar. Sebab dengan budaya yang kuat
akan tercermin identitas bangsa Indonesia yang utuh (Wadu, dkk, 2021).

Unsur Identitas Nasional Indonesia dapat dirumuskan pembagiannya menjadi


tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Identitas Fundamental yang terdapat di Indonesia adalah contohnya Pancasila


yang merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara. Pancasila
sebagai kepribadian dan identitas nasional bangsa Indonesia sebagai salah satu
bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam
hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. yaitu bangsa
Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme. Modern diletakkan prinsip-
prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan
bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang
diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan
menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila.
2. Identitas Instrumental yang berisi undang-undang dan tata Perundangannya,
bahasa, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan.

16
3. Identitas alamiah yang meliputi negara kepulauan (archipelago) dan pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan.

Identitas nasional dapat dijadikan sebagai jati diri bangsa sehingga


menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. Dalam pembahasan ini tentu tidak bisa
mengabaikan pembahasan tentang keadaan masa lalu dan masa sekarang. Sistem
makna yang membangun identitas Indonesia adalah nilai sebagaimana termakna dalam
Pancasila yang mengandung nilai yang merupakan sistem makna yang mampu menyat
ukankeragaman bangsa Indonesia. Tidak ada literatur yang menunjukkan bahwa ada
wilayah di Indonesia yang menganut sistem atheis. Seluruh masyarakat memahami
adanya realit as t ertinggi yang diwujudkan dalam ritual-ritual peribadatan. Ada
penyembahan bahkan pengorbanan yang ditujukan kepada zat yang supranatural yaitu
Tuhan. Masyarakat tidak menolak ketika Ketuhanan dijadikan sebagai dasar
fundamental negara ini. Dari penjelasan ini dapatlah dikatakan bahwa identitas bangsa
Indonesia adalah Pancasila itu sendiri, sehingga dapat pula dikatakan bahwa Pancasila
adalah karakter bangsa. Nilai-nilai tersebut bersifat esoterik (substansial), ketika
terjadi proses komunikasi, relasi dan interaksi dengan bangsa-bangsa lain realitas
eksoterik juga mengalami perkembangan. Pemahaman dan keyakinan agama
berkembang sehingga terdapat paham baru di luar keyakinan yang sebelumnya dianut.
Yang Maha Kuasa, suasana sakralitas religius amatlah terasa.

Pembangunan dan Penguatan Identitas Nasional Dalam Aspek Pendidikan,


Agama, dan Kegiatan Sosial Budaya
Hidup bertoleransi, tenggang rasa, saling membantu, menghormati,
menghargai perbedaan, tidak dibeda-bedakan atas status social di dalam pergaulan
masyarakat, adanya keadilan, keadaban dan perikemanusiaan merupakan Langkah-
langkah nyata yang dilakukan tadi adalah cara agar masyarakat multicultural dapat
hidup bersama-sama dan berdampingan. Masyarakat multikultur harus dapat
berdampingan satu sama lain dalam lingkungan yang sama, dimana berdampingan atas
perbedaan yang ada baik budaya, suku, dan lain-lainya. Nilai-nilai pluralistik yang
ditransmisikan dari Pendidikan multikultur termasuk juga nilai humanisme dan konsep
demokrasi, dengan demikian multikultur tidak bisa berdiri sendiri namun didukung
atau disertai oleh nilai- nilai yang ada di sekitarnya (baik etnisitas, budaya, kebiasaan,
norma yang digunakan dan lain-lain).

Pendidikan multikultur merupakan suatu pendidikan yang saling


menghormati antara satu dengan yang lainya. Kesadaran untuk menghargai
keberadaan orang lain baik dalam keberagamannya, latar belakang budayanya, dan
mencintai sesama tanpa memandang perbedaan adalah perwujudan dari inklusif-
multikultural yang harus dijaga eksistensi dan aktualisasinya di tengah- tengah
kehidupan masyarakat. Nilai-nilai multikultural lainnya yang harus selalu
dipertahankan adalah mencintai bangsa dan tanah air, saling menghargai dalam

17
perbedaan dan pluralitas, mencintai sesama manusia, mampu mengemban amanah
dengan baik, dan memiliki sikap demokratis (Adha, 2019).

Persoalan yang ada di identitas nasional menjadi sebuah catatan untuk


menguatkan dan mengukuhkan kembali identitas nasional. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang bekerjasama dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain baik dalam
konteks interaksi sosial dan budaya, maka dari itu identitas bangsa tidak hanya bersifat
statis melainkan dinamis di tengah kehidupan warga global (Kaelan, 2018). Identitas
nasional yang berjalan selaras dengan etnisitas, maka identitas lokal atau identitas
tradisional yang ada pada masyarakat dikembangkan dalam payung struktur
pluralisme, karena identitas lokal sebagai karakteristik/penciri kelompok masyarakat
di berbagai wilayah, khususnya di Indonesia. Defini etnis lebih melekat dalam konteks
komunitas masyarakat yang secara sosial dipahami dan dikenal dari sudut pandang
keturunan yang memunculkan sebuah kelompok sosial. Nilai, kebiasaan, budaya, dan
tradisi lokal secara mendasar merupakan komponen utama yang sangat penting untuk
membangun identitas nasional.

Menurut para ahli secara umum terdapat beberapa unsur-unsur yang menjadi
komponen identitas nasional :

1. Pola prilaku adalah gambaran pola prilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-
hari misalnya: adat-istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah-tamah, hormat kepada
orang tua dan gotong royong.
2. Lambang-lambang adalah suatu yang menggambarkan tujuan fungsi negara
lambang-lambang ini biasa dinyatakan dalam UUD misalnya bahkan bahasa dan
lagu kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan peralatan dan
teknologi misalnya: bangunan candi mesjid, gereja.
4. Salah satu bangsa yang melekat pada bangsa Indonesia adalah sebutan sebagai
sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan bangsa ini tercermin pada ungkapan
Bhineka Tunggal Ika yang terdapat pada simbol burung garuda dengan lima
simbol yang mewakili lima sila dalam dasar negara pancasila.

KESIMPULAN
Bangsa Indonesia adalah suatu kelompok masyarakat yang menduduki
sebuah wilayah dengan kepentingan dan cita-cita yang sama. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang kaya akan budaya, karena bangsa Indonesia terdiri dari banyak
suku. Identitas bangsa ini adalah ciri khas suatu bangsa yang membuat ia berbeda
dari bangsa yang lainnya. Indonesia saat ini sudah memiliki identitas yang diakui
oleh seluruh negara berdaulat yang ada di dunia. Bahkan seorang presiden, ketika pergi
mengunjungi negara lain yang akan membawa identitas bangsa Indonesia dan
begitupun sebaliknya. Jika pemimpin negara lain datang berkunjung ke Indonesia

18
mereka juga akan membawa identitas negaranya sendiri. Identitas nasional saat
ini di lingkungan masyarakat perlu dikembangkan lagi karena semakin kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya identitas nasional bagi bangsa kita di era
globalisasi ini.
Identitas nasional adalah suatu jati diri dari suatu bangsa. Dalam garis
besarnya, identitas nasional merupakan suatu jati diri yang tidak hanya mengacu
pada individu tertentu namun juga berlaku untuk suatu kelompok, organisasi,
negara. Sedangkan dalam studi sosiologi dan antropologi, pengertian identitas
bisa mengacu pada deskripsi tentang sifat khas yang menerangkan sesuai dengan
kesadaran diri dan kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa, Identitas nasional
adalah suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan
secara kolektif yang diberi sebutan nasional. Identitas nasional itu sebagai jati diri,
ciri, sifat khas yang tumbuh dan berkembang di suatu negara bangsa sehingga menjadi
pembeda dengan negara-negara lainnya. Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
bangsa dari bangsa yang lain, maksudnya dengan definisi dari identitas nasional di
atas bahwa dikaitkan identitas nasional sebagai pembeda, ciri-ciri dan jati diri suatu
bangsa. Tentu setiap bangsa mempunyai jati diri sendiri yang membedakan satu
bangsa dengan bangsa yang lain.
Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat
serta keunikan tersendiri yang sangat didukung oleh faktor-faktor pembentuk
identitas nasional. Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh
masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin
di beberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, dan simbol
persatuan bangsa yang bersangkutan. Prinsip bhinneka tunggal Ika pada dasarnya
adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Alasan Pancasila
sebagai identitas nasional juga karena bangsa Indonesia salah satu dari masyarakat
internasional mempunyai sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-bangsa di
dunia. Filsafat dijadikan sebagai azas filsafat hidup berbangsa dan bernegara berupa
Pancasila. Jadi, dapat dikatakan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara
Indonesia yang bersumber pada nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh
Indonesia sebagai kepribadian atau identitas bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Adha, M. M. (2019). Advantageous Of Volunteerism Values For Indonesian


Community And Neighbourhoods. International Journal Of Community
Service Learning, 3(2), 83-87.
Adha, M. M. (2021). Nilai Pluralistik: Eksistensi Jatidiri Bangsa Indonesia Dilandasi
Aktualisasi Penguatan Identitas Nasional. Jurnal Civic Hukum, 6, 10–20.
Badan Pusat Statistik. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2020.
Berita Resmi Statistik Nomor 86/11/Th. XXIII, 05 November 2020.

19
Hoerudin, C. W. (2021). Implementasi Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional
Dan Sarana Penguatan Karakter Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial, 4(2), 24–31.
I Wayan Latra, S.Ag, M. S. (2017). Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan
Dalam Pembangunan Bangsa Dan Karakter. Universitas Udayana.
Jazeri, M., & Turrofiah, I. (2020). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran
Bahasa Indonesia. GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia.
Kaelan. (2018). Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa Dan Bernegara.Kajian
Ilmiah Masalah Perbedaan Pendapat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara, Kerjasama Pusat Studi Pancasila UGM Dan Masyarakat
Pengawal Pancasila Joglo Semar. Prosiding FGD Pakar, PSP UGM.
Yogyakarta.
Kurniati, Dian. (2020). Efek Virus Corona: Duh, Jumlah Pengangguran Bertambah!
Ini Data Terbaru BPS.
Lubis, M. A. (2018). Budaya Dan Solidaritas Sosial Dalam Kerukunan Umat
Beragama Di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo. Jurnal Sosiologi
Agama, 11(2), 239-258.
Luthfia, R. A. (2021). Kajian Deskriptif Tentang Identitas Nasional Untuk Integrasi
Bangsa Indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 1(11), 1–7.
Mauizah, A. Z. (2021). Urgensi Sejarah Sebagai Ilmu Dalam Upaya Penyadaran
Kembali Identitas Nasional Bangsa Indonesia Kepada Generasi Muda Di Era
Society 5.0. Jurnal Riset Agama, 1(Desember), 97–111.
Nugrahani, F. (2017). Penggunaan Bahasa Dalam Media Sosial Dan Implikasinya
Terhadap Karakter Bangsa. Stilistika: Kajian Bahasa, Sastra, Dan
Pembelajarannya, 3(1).
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. (2016). Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.
Siregar, A. H. (2021). Penguatan Identitas Nasional Indonesia Melalui Perencanaan
Pembangunan Berbasis Lembaga Kemasyarakatan. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, 2(1), 2798–2807.
Sudargini, Y. (2020). Pendidikan Pendekatan Multikultural Untuk Membentuk
Karakter Dan Identitas Nasional Di Era Revolusi Industri 4.0 : A Literature
Review. Journal Industrial Engineering & Management Research ( Jiemar),
1(3).
Sutrisna Adhi, I Gede. Dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Kementerian Riset,
Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Universitas Udayana. Denpasar: Swasta
Nulus.

20
UUD Pasal 32 Tahun 1945
Wadu, L. B., Kasing, R. N. D., Gultom, A. F., & Mere, K. (2021). Child Character
Building Through The Takaplager Village Children Forum. In 2nd Annual
Conference On Social Science And Humanities. (Pp. 31-35).

21

Anda mungkin juga menyukai