Dosen Pengampu:
Irfan Supriatna,M.Pd.
Disusun oleh :
Kelas : 3C
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2020
Koordinat posisi sebuah benda
Gambar berikut adalah denah kebun buah dan sayuran. Kebun tersebut dibuat petak-petak
berupa garis dan lajur tanaman buah. Baris diberi tanda angka 1 sampai dengan 4 sedangkan
lajur diberi tanda A sampai dengan D. dengan adanya denah tersebut, maka pengunjung akan
dengan mudah untuk menuju kebun buah atau kebun sayuran yang disukai.
Tanaman anggur hijau terletak pada baris 1 lajur D atau dapat juga ditulis (1 ; D).
Tanaman jeruk terletak pada baris 2 lajur B atau dapat juga dituis (2 ; B).
Tanaman sayur mayor terletak pada baris 3 lajur C atau dapat juga dituis (3 ; C).
Tanaman ceri terletak pada baris 4 lajur A atau dapat juga ditulis (4 ; A).
Pertemuan baris dan lajur yaitu (1 ; D), (2 ; B), (3 ; C), dan (4 ; A) dinamakan koordinat.
1. Sistem Koordinat
Pembelajaran sistem koordinat dapat dimulai dengan sebuah permainan. Misalnya
seorang siswa ditutup matanya, kemudian diminta untuk mencari satu buah apel yang
ditempatkan di suatu tempat di depan ruang kelas. Untuk dapat memperoleh buah apel
itu ia harus mengikuti perintah dari seorang temannya. Teman itu akan memberi
perintah berupa melangkah ke kanan dua langkah, belok ke kiri satu langkah, dan
seterusnya sampai buah apel itu diperoleh. Permainan ini akan membantu siswa
memahami posisi atau koordinat di dalam sistem koordinat bidang. Siapkan garis
bilangan dari karton atau kertas, berilah huruf A, B, C, dan seterusnya seperti gambar
di bawah ini.
Sampaikan bahwa bilangan yang dihubungkan dengan suatu titik pada garis bilangan
itu dinamakan koordinat. Karena A dihubungkan dengan bilangan 0, koordinat A
adalah 0.
Tanyakan kepada siswa berapa koordinat A, B, C, dan D. Sampaikan pula kepada
siswa bahwa garis bilangan juga dapat disajikan secara vertikal sebagai berikut:
Kita dapat membuat dua garis bilangan secara bersamaan. Satu garis bilangan dibuat
secara horisontal dan yang lain dibuat secara vertikal dan pangkal kedua garis
bilangan itu bertemu pada sebuah titik. Mintalah siswa memperhatikan gambar
berikut ini.
Titik O berada pada posisi 0 ke kanan dan 0 ke atas, ditulis koorninat titik O adalah (0, 0)
atau O(0, 0). Titik A berada pada posisi 3 ke kanan dan 1 ke atas, ditulis koordinat titik (3, 1)
atau A(3, 1). Titik B berada pada posisi 2 ke kanan dan 2 ke atas, ditulis koorninat titik (2, 2)
atau B(2, 2). Titik C berada pada posisi 5 ke kanan dan 3 ke atas, ditulis koordinat titik (5, 3)
atau C(5, 3). Mintalah siswa menyalin gambar di atas kemudian menunjukkan letak titik D(2,
3), dan E(4, 2) pada gambar. Sampaikan pada siswa bahwa garis horisontal dan garis vertikal
itu harus tegak lurus dan dinamakan sumbu-sumbu koordinat. Garis horisontal (sumbu
horisontal) sendiri dinamakan absis, dan garis vertikal (sumbu vertikal) sendiri dinamakan
ordinat. Koordinat-koordinat yang ada pada bidang itu dinamakan koordinat kartesius.
Koordinat suatu titik tidak hanya ditunjukkan oleh pasangan bilangan-bilangan positif, tetapi
juga dapat berupa pasangan bilangan positif dan negatif, negatif dan positif, atau negatif dan
negatif, Jika bilangan pertama pada suatu pasangan bilangan bernilai negatif, maka posisi
titiknya berada di sebelah kiri titik pangkal, dan jika bilangan kedua pada suatu pasangan
bilangan bernilai negatif, maka posisi titiknya berada di sebelah bawah titik pangkal. Sistem
untuk menentukan posisi suatu titik yang menggunakan sumbu horisontal dan vertikal
tersebut dinamakan sistem salib sumbu. Sistem ini dapat disajikan dalam gambar sebagai
berikut:
Pada gambar di atas, titik A berada pada posisi 3 ke kiri (ditulis –3) dan 3 ke atas. Dengan
demikian, koorninat titik A adalah (-3, 3) atau A(-3, 3). Mintalah para siswa menyelesaikan
soal tentang sistem koordinat yang telah disiapkan oleh guru.
Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam
bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)
dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Koordinat x dan y ditentukan oleh dua buah
garis yang ditarik secara vertikal dan horizontal dimana titik pusatnya berada pada titik 0
(titik asal). Garis horizontal disebut dengan sumbu X dimana X positif digambarkan mendatar
ke kanan dan X negatif digambarkan mendatar ke kiri. Sedangkan garis vertikal disebut
dengan sumbu Y dimana Y positif digambarkan ke arah atas dan Y negatif digambarkan ke
arah bawah.
Sebuah bidang koordinat yang dibentuk oleh dua buah garis yaitu garis X (sumbu X) yang
mendatar dan garis Y (sumbu Y) yang tegak. Kedua garis tersebut berpotongan pada satu titik
yang disebut sebagai pusat koordinat (titik 0).
Bidang koordinat pada gambar di atas disebut sebagai bidang koordinat kartesius yang
digunakan dalam menentukan posisi dari sebuah titik yang dinyatakan dalam pasangan
angka / bilangan. Perhatikan titik A, B, C, dan D yang ada dalam bidang tersebut. Dalam
menentukan letak titik - titik tersebut dimulai dari pusat koordinat (titik 0), kemudian
perhatikan angka yang ada pada sumbu X setelah itu perhatikan angka yang ada pada sumbu
Y. Hal yang perlu kita ingat dalam menuliskan letak titik pada bidang koordinat kartesius kita
harus menggunakan pasangan bilangan (X dan Y).
Dari gambar di atas, kita bisa menentukan pasangan bilangan untuk titik A, B, C, dan D
adalah sebagai berikut :
Diketahui koordinat titik E (2,2), F (-2,1), dan G (-3,-3). Tentukan posisi titik koordinat pada
bidang kartesius tersebut !
Jawab :
Dalam kehidupan sehari-hari bidang koordinat kartesius sangat mutlak dibutuhkan. Salah
satunya adalah dalam hal penerbangan. Seorang pilot dapat menerbangkan pesawat
terbangnya tanpa bertabrakan satu sama lainnya dan juga dapat mengetahui apabila pesawat
sudah sampai tujuan. Hal ini dikarenakan pesawat terbang itu dilengkapi dengan alat yang
canggih seperti radar sebagai alat pendeteksi, kompas sebagai petunjuk arah, dan radio
sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu seorang pilot harus memahami cara membaca dan
menentukan letak suatu tempat pada bidang koordinat kartesius.
Pada pelajaran ilmu-ilmu social, sering kita jumpai peta suatu provinsi atau bahkan peta
Negara. Etak suatu kota, gunung, danau, lapangan terbang, dapat dianggap sebagai
kadudukan. Untuk memudahkan pembacaan peta, peta sering dilengkapi dengan garis bantu
yang mendatar dan tegak atau garis lintang dan garis bujur. Dasar pembuatan garis tersebut
merupakan dasar dari bidang koordinat.
1) Menentukan letak suatu benda atau lokasi dapat dilakukan dengan memperhatikan
denah suatu benda atau lokasi. Misalnya denah sekolah, dengan adanya denah sekolah akan
dapat lebih mudah diketahui letak gedung-gedung sekoah.
2) Titik koordinat sangat berguna untuk mengetahui posisi suatu kota, gunung, danau, dan
lain sebagainya dalam bidang datar yang disebut peta. Biasanya untuk memudahkan
pembacaan, pada peta tersebut dilengkapi dengan garis bantu, baik garis yang mendatar
maupun garis yang tegak.
3) Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus. Garis yang
mendatar disebut sumbu x dan garis yang tegak disebut sumbu y. titik potong sumbu x dan y
disebut titik asal. Titik ini dinyatakan sebagai titik nol.
4) Setiap titik pada bidang kartesius dihubungkan dengan jarak tertentu ke sumbu x yang
disebut absis titik itu, sedangkan jarak tertentu ke sumbu y disebut ordinat titik itu. Absis dan
ordinat mewakili pasangan bilangan (pasangan berurut) yang disebut koordinat.
Transformasi
Coba lihat garis dan titik-titik merah pada gambar di atas. Garis dan titik-titik
merah tersebut berpindah namun seperti halnya dihadapkan pada cermin datar.
Berikut rumus refleksi:
Kalau diantara kalian ada yang pernah pergi keluar kota menggunakan kereta api,
pasti nggak asing dengan mainan tersebut kan? Disebut apakah “kepala” dalam sebuah rangkaian
kereta api? Yup! Lokomotif. Berikut ini lokomotif dalam bentuk aslinya di kereta.
Coba kalian perhatikan bedanya ukuran asli dengan ukuran mainan tersebut? Kira-kira
berapa kali lipat ya besarnya?
Nah itulah yang dinamakan dilatasi dalam transformasi geometri. Dilatasi dapat dipahami sebagai
bentuk pembesaran atau pengecilan dari titik-titik yang membentuk sebuah bangun.
Jangan salah sangka lho, dilatasi juga punya rumus tersendiri seperti jenis transformasi geometri
lainnya. Berikut ini rumus dilatasi:
3. Translasi (Pergeseran)
Apakah Kalian pernah coba permainan perosotan?
Translasi merupakan jenis transformasi yang memindahkan suatu titik sepanjang garis
lurus dengan arah dan jarak. Artinya, translasi itu hanya perpindahan titik ya. Kalau kamu
perhatikan baik-baik, di perosotan itu hanya mengubah titik awal (puncak perosotan), menuju titik
akhir (ujung perosotan).
Gambaran translasi itu seperti ini ya.
Lihat kan? Translasi itu hanya berubah posisinya saja. Ukurannya mah tetap saja sama.
Translasi ternyata ada rumusnya juga, lho. Seperti apa rumusnya?
4. Rotasi (Perputaraan)
Apakah Kalian pernah ke pasar malam? Kalau pernah, coba perhatikan salah saatu
permainan yang ada di pasar malam Seperti ini.
Bianglala tersebut merupakan contoh rotasi dalam transformasi geometri lho. Rotasi
dalam hal ini dapat dipahami sebagai memindahkan suatu titik ke titik yang lain. Prinsipnya,
yakni memutar terhadap sudut dan titik pusat tertentu yang memiliki jarak sama dengan setiap
titik yang diputar. Perlu diingat ya bahwa rotasi itu tidak mengubah ukuran.
Coba lihat bianglala di gambar tadi. Ada gambar kotak bianglala Donald Bebek kan?
Ketika berputar (turun) ke posisi kotak bianglala SpongeBob, kotak bianglala Donald Bebek tidak
berubah kan ukurannya? Begitu pula dengan kotak bianglala yang lainnya. Nah itu yang
dinamakan rotasi, memindahkan titik kotak bianglala, tapi tidak mengubah ukurannya.
Simak baik-baik ya. Ini dia rumus untuk rotasi dalam transformasi geometri.
C. Sifat
Contoh Soal :
1) Translasi
Bayangan titik A(3, 4), jika digeser 4 satuan ke kanan dan 5 satuan
ke atas adalah . . .
Jawab :
4
A(3, 4) �� ( ) A’(3 + 4, 4 + 5)
5
Jadi A’ = (1, 9)
Bayangan dari titik A(2, -5) jika ditranslasikan oleh T(3, 1) adalah ...
Jawab
A'(2 + 3, -5 + 1)
A'(5, -4)
Bayangan dari titik B(9, -2) jika ditranslasikan oleh T(a, b) adalah B'(-4, 3). Nilai dari 2a +
b adalah ....
Jawab
B'(9 + a, -2 + b) = B'(-4, 3)
9 + a = -4 ⇒ a = -4 - 9 = -13
10 -2 + b = 3 ⇒ b = 3 + 2 = 5
= 2(-13) + 5
= -26 + 5
= -21
Bayangan dari titik C oleh translasi T(-1, -4) adalah C'(4, -1). Koordinat dari titik C
adalah ...
Jawab
x-1=4⇒x=4+1=5
y - 4 = -1 ⇒ y = -1 + 4 = 3
(x + 2, y - 1) = (x', y')
Substitusikan ke
y = x² + 2x - 1
(x - 3, y + 1) = (x', y')
Substitusikan ke
2x - 3y + 5 = 0
2(x' + 3) - 3(y' - 1) + 5 = 0
2x' + 6 - 3y' + 3 + 5 = 0
2x' - 3y' + 14 = 0
tersebut adalah . . .
Jawab :
A”(4, 3)
Jawab :
R”(6, 7)
Titik D(-2, 6) jika dicerminkan terhadap garis y = -x memiliki bayangan di titik ....
Jawab
D'(-y, -x)
= D'(-6, -(-2))
= D'(-6, 2)
Bayangan dari titik E(-6, 7) jika dicerminkan terhadap sumbu y adalah ...
Jawab
E'(-x, y)
= E'(-(-6), 7)
= E'(6, 7)
Bayangan dari titik F(3, 8) jika dicerminkan terhadap garis y = 3 adalah ...
Jawab
F'(x, 2b - y)
= F'(3, 2(3) - 8)
= F'(3, 6 - 8)
= F'(3, -2)
Titik K (6, 8) dicerminkan terhadap sumbu Y. Bayangan titik K
tersebut adalah . . .
Jawab :
K’ (6, 8)
Bayangan titik A oleh refleksi terhadap titik (1, -2) adalah titik A’(3,
Jawab :
A’(-1, -9)
3) Rotasi
Jawab :
𝑜
R+90 berarti : x’ = -y → y = -x’
y’ = x → x = y’
disubstitusi ke :x+y=6
y’ + (-x’) = 6
y’ – x’ = 6 → x’ – y’ = 6
Jadi bayangannya: x – y = 6
Jawab :
x’ = y , y’ = -x
x’ = 5(-y’) + 4
x’ + 5y’ – 4 = 0
Jadi bayangan x + 5y – 4 = 0
4) Dilatasi
Garis 2x – 3y = 6 memotong sumbu X di A dan memotong sumbu Y di B.
Karena dilatasi [O,-2], titik A menjadi A’ dan titik B menjadi B’. Hitunglah
luas segitiga OA’B’ . . .
Jawab :
Sehingga luasnya :
= ½ x OA’ x OB’
=½x6x4
= 12
Titik A(-5,13) didilatasikan oleh [P,⅔] menghasilkan A’. Jika koordinat
Jawab :
x’ = k(x – a) + a
y’ = k(y – b) + b
x’ = k(x – a) + a
y’ = k(y – b) + b
x’ = ⅔(-5 – 1) + 1 = -3
ABCD adalah sebuah persegi dengan koordinat titik-titik sudut A(1,1), B(2,1),
C(2,2) dan D(1,2). Tentukan peta atau bayangan dari titik-titik sudut persegi itu
oleh dilatasi [O,2]!
Jawab:
Matriks yang bersesuaian dengan dilatasi [0,2] adalah Peta atau bayangan
dari titik sudut persegi A(1,1), B(2,1), C(2,2) dan D(1,2)
Jadi peta dari titik-titik sudut ABCD adalah A’(2,2), B’(4,2), C’(4,4)
dan D’(2,4)
adalah….
Jawab :