Fibromialgia
Fibromialgia
FIBROMIALGIA
Suriyanti Listin
Endy Adnan
Divisi Rheumatologi
Makassar 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
V. DIAGNOSIS ...................................................................................................... 10
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 Tanda fibromialgia (modifikasi ACR 2011 dalam kriteria diagnostik). ........ 11
ii
DAFTAR TABEL
2010………………………………………………………………………………….............…10
Tabel 2 Diagnosis banding penyakit yang memiliki gejala diffuse myalgia. ……………….…12
iii
DAFTAR SINGKATAN
AS : Amerika Serikat
AR : Arthritis Rheumatoid
iv
SSRI : Selective serotonin reuptake inhibitors
v
FIBROMIALGIA
dengan nyeri muskuloskeletal kronik yang bersifat menyebar luas dan disertai dengan
rasa kelelahan yang ditandai dengan nyeri pada penekanan pada otot, ligament dan
perlekatan tendon.1
(nyeri yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak berbahaya) dan hiperalgesia (nyeri
2
berlebihan yang ditimbulkan oleh stimulus berbahaya).
Keterlibatan genetik terhadap FM dan gangguan lain yang ditandai dengan nyeri
yang meningkat dikaitkan dengan polimorfisme gen yang melibatkan transmisi nyeri,
neurotransmitter, dan jalur respons stres. Pada orang yang rentan menderita FM dapat
dengan mudah memicu peristiwa yang melibatkan aktivasi nosiseptor sensorik yang
menyebabkan perubahan jangka panjang dalam transmisi nyeri dan jalur neurotransmitter
hidup terkait dengan nyeri tubuh secara umum yang disertai gejala fisik dan psikologis
yang terjadi tanpa adanya penyebab patologis yang jelas. Banyak kasus yang sulit
mendiagnosis FM oleh klinisi dikarenakan nyeri yang bersifat subjektif dan sulit dinilai,
membuat penyakit ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi klinisi dalam melakukan
1
II. EPIDEMIOLOGI
Fibromialgia adalah penyakit yang umum terjadi pada semua populasi di seluruh
dunia. Secara umum prevalensi penderita dengan gejala yang memenuhi kriteria
Insidens FM antara 0,5 % - 12 % dari seluruh dunia, dengan puncak insidens antara
usia 20-60 tahun. FM masih menjadi problematika saat ini dikarenakan pengobatan yang
belum adekuat. Studi database kasus baru FM yang teridentifikasi di Amerika Serikat
(AS) antara tahun 1997 hingga 2002 didapatkan sebanyak 2595 kasus kejadian meliputi
6,88 kasus dari 1000 orang per tahun untuk pria dan 11,28 kasus untuk wanita. Wanita
1,64 kali lebih banyak dibandingkan pria. Penderita FM dilaporkan memiliki 2,14
sampai 7,05 kali kemungkinan memiliki satu atau lebih dari komorbiditas seperti depresi,
kecemasan, sakit kepala, Irritable bowel syndrome, sindrom lelah kronik, lupus
Sampai saat ini etiologi dan patogenesis fibromialgia masih belum sepenuhnya
dipahami. Beberapa faktor seperti disfungsi sistem saraf pusat dan otonom,
neurotransmiter, hormon, sistem kekebalan tubuh, pemicu stres eksternal, psikologi, dan
Meskipun etiologi belum jelas, perubahan pola tidur dan transmitter neuroendokrin
otonom dan sistem neuroendokrin menjadi dasar terjadinya sindrom tersebut. Kecemasan
dan depresi diperkirakan menjadi pemicu tersering terjadinya FM. Hypothalamic pituitary
axis (HPA) adalah komponen penting dari respon adapatasi stress. Pada FM respons
2
merupakan komorbid yang dikaitkan dengan FM dan perlu diidentifikasi selama
nyeri kronis lainnya. Pada Tingkat awal penderita FM menunjukkan risiko delapan kali
lipat lebih besar menderita dan anggota keluarga memiliki lebih banyak tender point dari
kontrol dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsional lainnya (gangguan yang
monoamine related genes. Gen-gen ini meliputi serotonin 2A receptor gene (HTR2A),
serotonin transporter gene (HTTLPR) regulatory region, dan dopamine-D4 related gene.
Namun Sampai saat ini belum diketahui gen yang paling berperan dalam proses nyeri
pada FM. Kemungkinan nyeri pada FM ditentukan oleh beberapa interaksi pada gen.5,8
3
Aktivasi reseptor nyeri di perifer (juga disebut nociceptors) oleh rangsangan nyeri
diteruskan pada radix dorsal sumsum tulang belakang melalui dorsal ganglion. Dari
radix dorsal, sinyal dibawa sepanjang jalur nyeri ascendens atau saluran
inhibiting dan nociception facilitated neuron. Sinyal descendens yang berasal dari
tambahan yang meningkat pada FM. Kadar pada growth factor neurotransmitter pada
pada cerebro spinal fluid khususnya, telah terbukti meningkat pada FM primer tetapi
tidak pada FM sekunder, yang mendukung perbedaan antara mekanisme top-down dan
4
Sensitisasi sistem saraf pusat (SSP) merupakan patomekanisme utama yang
mendasari FM. Faktor genetik yang berperan pada sensorik (termasuk rasa nyeri)
Gejala dari penderita FM tidak khas sehingga sulit untuk didiagnosis. Beberapa
gejala yang ditimbulkan oleh hampir setiap penderita FM seperti nyeri, kelelahan,
• Nyeri
Secara umum gejala FM adalah nyeri kronis yang bersifat meluas, didefinisikan
sebagai rasa nyeri yang mempengaruhi kedua sisi tubuh, serta bagian atas dan bawah
menganggu dan rasa terbakar pada lokasi nyeri, penderita mengeluh nyeri sepanjang
waktu. Pada beberapa penderita FM, ada riwayat nyeri lokal kronis, seperti nyeri
Fibromialgia nyeri yang timbul bukan diakibatkan karena suatu kerusakan atau
inflamasi.11
5
• Kelelahan
kedua yang dianggap sulit disembuhkan dan sering terjadi perburukan dipagi dan
sore hari, hal ini ditandai dengan mulai terjadinya kelelahan dengan aktivitas
• Gangguan tidur
dilaporkan, menyebabkan penderita merasa lelah, sangat letih, dan tidak mampu
istirahat yang cukup. Banyak merasa sangat letih dan mengantuk sepanjang hari
serta ingin kembali tidur di pagi hari. Sekitar 90% pasien FM menunjukkan
gangguan tidur, yang memberikan efek negatif pada kesehatan yang disebabkan
karena masih merasakan lelah walaupun waktu tidur cukup dan kelelahan pada
siang hari serta sulit berkonsetrasi. Disertai kondisi komorbid seperti depresi,
sensasi yang tidak menyenangkan pada ekstremitas bawah terjadi di malam hari,
6
• Kekakuan
yang menyerupai penderita reumatik lainnya. Rasa kaku di otot pada penderita
FM biasanya dikeluhkan pada saat bangun tidur dan hilang setelah beraktifitas
tetapi kadang menetap sepanjang hari. Namun tidak seperti FM tidak responsif
terhadap kortikosteroid.14
dan post-traumatic stress disorder ) dan komorbid lainnya yang memperberat hal
dalam merencanakan sesuatu dan daya ingat, serta mudah marah dan stress.
Dalam beberapa kasus FM menunjukkan citra diri yang negatif dan upaya bunuh
• Dyscognition
masalah, dan mempelajari hal baru. Di Amerika Serikat, istilah ‘Fibrofog’ ini
7
Ketidakmampuan untuk fokus atau kesulitan memperhatikan dan adanya
dan kesulitan dalam mengerjakan tugas. Hal ini memberikan dampak besar pada
• Disabilitas fungsional
berkurangnya kontak sosial dan lebih banyak isolasi. Sebagian besar (49%) belum
kepercayaan diri dan rehabilitasi. Jadi penting untuk mendorong pasien dalam
bekerja dan bersosialisasi. Gejala fibromialgia sangat sensitif terhadap stress dan
perubahan cuaca (biasanya lebih baik pada musim panas). Tingkat disabilitas
• Pemeriksaan fisis
objektif yang jelas, tetapi dapat dijumpai beberapa titik nyeri yang khas (tender
point) yang menyokong diagnosis. Titik nyeri dapat dilihat pada kedua daerah
trokanter mayor dan lutut. Penderita akan merasakan nyeri apabila dilakukan
penekanan dengan menggunakan ibu jari pada titik tersebut. Tender point
dilakukan dengan tekanan secara manual sekitar 4 kg pada titik point yang telah
diminta untuk menilai sensasi dari tender point tersebut “tertekan”, “rasa tidak
8
nyama,” atau “nyeri”. Positif apabila pasien merasakan sensasi nyeri pada area
menunjukkan lokasi nyeri secara tepat dikarenakan nyeri yang berpinda- pindah.
Merasakan nyeri yang dalam berasal dari otot dan tulang. Penderita kadang
diperburuk oleh aktivitas fisik, dan beberapa penderita melaporkan bahwa nyeri
9
V. DIAGNOSIS
2010 7
10
Gambar 4 Tanda fibromialgia (modifikasi ACR 2011 dalam kriteria diagnostik) 20
(nyeri yang menjalar) seperti pada penderita FM. Tetapi ada beberapa perbedaan yang
11
Tabel 2 Diagnosis banding penyakit yang memiliki gejala diffuse myalgia.30
12
VII. PENATALAKSANAAN
meningkatkan kualitas hidup yang berhubungan dengan farmakologis dan pada non
farmakologis. 22,23
penggunaan CBT dalam FM didasarkan pada konsep bahwa nyeri adalah gangguan
sensorik dan emosional yang merupakan interaksi antara faktor biologi, kognitif,
persepsi pasien terhadap nyeri. CBT dapat mengurangi respon nosiseptif melalui
inhibisi desenden. 27
13
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) dan akupuntur sering
diterapkan, tetapi karena kurang kontrol pada penelitiannya jadi kurang terlaporkan.
farmakologi dengan memberikan arus listrik ringan untuk merangsang saraf prifer
pada dasar kulit, prinsipnya untuk mengurangi nyeri. Tujuan TENS adalah untuk
stimulasi kulit dengan intensitas rendah secara afferent menghambat transmisi dari
nosiseptif ke spinal cord dan brainstem. Dan Real acupuncture lebih efektif dari ham
terapi akupunktur adalah pengobatan yang efektif dan aman untuk penderita FM, dan
dapat direkomendasikan untuk managemen FM. Namun, sampel RCT yang lebih
a. Pengobatan Konvensional
reuptake inhibitors (SSRI). Opioid hanya sesekali diberikan pada penderita dengan
14
kadang digunakan dalam pengobatan konvensional seperti halnya suntikan trigger
point.28
telah dievaluasi dalam beberapa studi. Naproxen, ibuprofen dan tenoxicam dari
beberapa laporan tidak lebih efisien daripada Plasebo. Menurut Pedoman EULAR
efektifitas, meskipun NSAID relatif murah dan mudah untuk didapatkan. Hasil ini
FM.29
sedangkan pada aspirin tidak ada literatur yang menjelaskan efektifitasnya dalam
penangananan nyeri pada FM. Tramadol, analgesik yang relatif baru di sebagian besar
negara, adalah gabungan analog opioid, inhibitor norepinephrine dan obat inhibitor
serotonin. Sehingga dari 10 penelitian kecil ada 3 penelitian yang melaporkan nyeri
berkurang pada pemberian obat tersebut, meskipun 6 dari 10 orang memiliki efek
samping.30
VIII. PROGNOSIS
Secara keseluruhan sekitar 30% hingga 40% penderita akan rasa nyeri meskipun
Tujuh dari Sembilan belas penderita nyeri berkurang sekitar 30% dan memiliki
gejala yang bervariasi. Diperlukan pendekatan khusus seperti rasa simpatik dokter-
15
dan teknik manajemen diri penderita biasanya akan memiliki perbaikan pada banyak
penderita.31
IX. RINGKASAN
Fibromialgia adalah suatu kelainan yang ditandai oleh nyeri muskuloskeletal yang
bersifat menyebar luas, disertai kekakuan, kelelahan, dan gangguan tidur. Untuk
menangani FM, gejala serta karakteristiknya harus dikenali sehingga dapat didiagnosa
dengan tepat. Dapat digunakan kriteria ACR 2011 dan menggunakan tender point untuk
Untuk mengatasi gejala dan komplikasi, terapi farmakologis maupun modalitas fisik
dapat digunakan. Gejala utama fibromialgia yang berupa nyeri, kaku dan kelelahan tidak
point dengan anestetik lokal hanya memberikan hasil sementara dan tidak efektif untuk
pengobatan jangka panjang. Bila penderita tidak terlibat aktif dalam proses pemulihan,
maka prognosisnya buruk. Yang lebih penting ialah keterlibatan langsung penderita
Penderita perlu menyadari bahwa fibromialgia ialah gangguan disfungsi dan bukan
penyakit fisik yang akan mengakibatkan cacat, memperbaiki kebugaran fisik, mengurangi
stress, menyesuaikan kebiasaan tidur, tetap dalam aktivitas harian. Perawatan FM sering
membutuhkan pendekatan tim, antara dokter dan profesional kesehatan lainnya, dan yang
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Moehad Sjah, O.K. Fibromialgia dan nyeri miofacial. Jakarta: Pusat Penerbitan ilmu
NCBI .2020.
6. Weir, Peter T, Harlan, Gregory A,dkk, The Incidence of Fibromialgia and Its
7. Alwi idrus, Simon Salim, Hidayat Rudy,dkk. Fibromialgia. Panduan praktik klinis.
17
9. Diatchenko, L., Fillingim, R. B., Smith, S. B. & Maixner, W. The phenotypic and
9. (2013)., 340–350
10. Arnold LM. The Pathophysiology, diagnosis and treatment of fibromyalgia. Psychiatr
13. Nijs J, Roussel N, Van Oosterwijck J, et al. Fear of movement and avoidance
state of the art and implications for clinical practice. Clin Rheumatol 2013; 32(8):
1121–1129.
14. Arnold Lesley M, Bennett, Robert M, Crofford J Leslie, dkk. AAPT Diagnostic
Criteria for Fibromyalgia. The Journal of Pain, Vol 20, No 6, 2019: pp 611−628
15. Buse Keskindag, Meryem Karaaziz. The association between pain and sleep in
2019:12 117–127.
17. K.R. Ambrose , R.H. Gracely , J.M. Glass. Fibromyalgia dyscognition: concepts and
18
18. Simon Hayhoe, Fibromyalgia : a real disability. Formerly of Pain Management
19. Browna Deborah, Matthew Mulveya , Cordingley Lis, The relationship between
psychological distress and multiple tender points across the adult lifespan, University
20. Clauw, Daniel J. Fibromialgia and Related Conditions. Mayo Foundation for Medical
21. F. Atzeni , R. Talotta , I.F. Masala, dkk. One year in review 2019: fibromialgia.
23. G J Macfarlane,C Kronisch, Dean, dkk. EULAR revised recommendations for the
2019; 19(3):250-252.
25. Xin-chang Zhang, Chen, Hao, Wen-tao Xu dkk. Acupuncture therapy for
27. Sommer C. Fibromyalgia: a clinical update. International Association for The Study
of Pain. 2010;18:1-4
19
28. Cohen Helen. Controversies and challenges in fibromyalgia: a review and a
30. Duehmke RM, Derry S, Wiffen PJ, Bell RF, dkk. Tramadol for neuropathic pain in
31. Jason, sterling g. Rheumatology fourth edition. United States of America. 2015.
Chapter 61:481-489
32. Kevin Kelly. Fibromyalgia tender point. 2016. Journal of Rheumatologi.Hal 1-7
20