Anda di halaman 1dari 3

NAMA : VIKO ALDI PRANATA

NO BP : 20101157510164
KELAS : PSIKOLOGI D
MATKUL : PSIKOLOGI SOSIAL

SOAL

Jelaskan terait penelitian berikut :


1. Penelitian pembentukan norma Sherif (1935,1937)
2. Eksperimen Salomon Asch (1951)
3. Eksperimen kepatuhan Milgram (1965-1974)

Jawab

1. Penelitian pembentukan norma Sherif (1935,1937)


Muzafer Sherif (Forsyth, 2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa
individu cenderung mengambil keputusan secara individual. Namun ketika
individu berada dalam sebuah kelompok akan berbeda. Sesi pertama dalam
kelompok, individu mulai mempertimbangkan keputusan lain dari anggota lain
dalam kelompok. Kemudian keputusan individu tersebut menjadi sebuah
keputusan kelompok. Sherif mempelajari bahwa perkembangan norma merupakan
gerak refleks dari setiap anggotanya.
Sehingga sherif menyimpulkan bahwa norma berkembang karena adanya interaksi
diantara anggota kelompok.

2. Eksperimen Salomon Asch (1951)


Percobaan konformitas Asch adalah sebuah percobaan yang diadakan oleh
Solomon Asch pada tahun 1951 untuk melihat sejauh mana kekuatan konformitas
dalam suatu kelompok terhadap individu. Seorang partisipan beserta beberapa
aktor yang berpura-pura menjadi partisipan dikumpulkan dalam satu ruangan.
Partisipan diberitahu bahwa mereka akan ikut serta dalam sebuah test psikologis
terhadap penilaian visual. Mereka diperlihatkan sejumlah kartu bergambar garis
dan disuru memilih dari pilihan jawaban garis mana yang panjangnya sama.
Partisipan menjawab setiap soal secara verbal sehingga jawaban dari setiap orang
dapat diketahui oleh semuanya.[3] Posisi partispan yang sebenarnya dengan
sengaja diatur agar ia berada dalam urutan hampir terakir, sehingga para aktor bisa
menjawab lebih dulu. Pada beberapa kesempatan semua partisipan yang adalah
aktor dengan sengaja menjawab memilih jawaban yang salah.[3] Soal yang
diberikan mudah dan jawabannya sangat jelas namun sebanyak 37 dari total 50
partisipan mengikuti jawaban dominan yang salah. Ketika para partisipan
diwawancara selepas percobaan, sebagian besar dari mereka mengaku tidak
percaya pada jawaban dominan namun tetap menjawab salah karena takut
dianggap aneh atau dicemooh. Sedangkan sebagian kecil dari mereka berkata
kalau mereka benar-benar mengira bahwa jawaban partisipan aktor adalah benar.
4. Eksperimen kepatuhan Milgram (1965-1974)
The Milgram Experiment, atau Eksperimen Kepatuhan Pada Sosok Otoritas
(Experiment on Obedience to Authority Figures) merupakan salah satu
eksperimen paling kontroversial di dunia psikologi. Kontroversial bukan hanya
karena metodenya yang sering dianggap melanggar etika, tapi juga karena
eksperimen ini berhasil mengungkap sisi gelap manusia.
Percobaan Milgram atau dikenal juga sebagai percobaan kepatuhan kepada
otoritas adalah sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stanley Milgram, seorang
profesor psikologi dari Universitas Yale untuk mencari tahu sampai sejauh mana
orang-orang akan mematuhi figur otoritas ketika disuruh untuk melakukan hal
yang berlawanan dengan hati nurani dan berbahaya. Percobaan ini dilakukan oleh
Milgram pada 1961 setelah sidang terhadap kriminal Perang Dunia II, Adolf
Eichmann diadakan. Eichmann yang adalah seorang Nazi diadili karena
perbuatannya yang telah membunuh banyak orang Yahudi. Eichmann ketika itu
berdalih bahwa ia hanya menuruti perintah atasannya. Peristiwa ini menjadi dasar
bagi Stanley Milgram untuk melakukan percobaannya.

Peserta dari percobaan ini dicari melalui sebuah iklan di koran lokal yang
mengumumkan bahwa dibutuhkan orang untuk berpartisipasi dalam sebuah studi
tentang memori. Sebagai kompensasi, setiap peserta menerima uang sebesar $4.50.
Iklan tersebut juga menyebutkan profesi-profesi apa saja yang diharapkan untuk
berpartisipasi. Percobaan pun berjalan setelah didapatkan total 40 partisipan.
Setiap partisipan mengambil undian yang tanpa mereka ketahui selalu bertuliskan
"guru" dan partisipan lainnya, yang sebenarnya adalah aktor, bertindak sebagai
"murid". Kemudian "guru" dan "murid" masuk ke ruangan yang berbeda.[1]
Tugas dari guru adalah membacakan rangkaian soal dan murid menjawabnya
dengan menekan tombol pada mesin yang disediakan. Apabila jawaban yang
diberikan salah maka guru harus memberikan tegangan listrik kepada murid.
Tegangan listrik tersebut bertahap mulai dari 15 volt hingga 450 volt dan
diberikan label mulai dari "tegangan rendah", "tegangan sedang" hingga "bahaya:
tegangan listrik fatal" sedangkan dua volt tertinggi bertuliskan "XXX"

Ketika mencapai level 300 volt, murid akan mengetuk-ngetuk dinding memohon
agar percobaan dihentikan.[2] Diatas 300 volt, murid akan diam dan menolak
untuk menjawab pertanyaan yang lalu oleh penguji akan dianggap sebagai
jawaban salah sehingga tegangan listrik harus diberikan. Sampai tingkat tegangan
listrik mana partisipan berhenti menjadi ukuran dari kepatuhannya terhadap
otoritas. Dari 40 orang yang menjadi peserta percobaan ini sebanyak 26 orang
memberikan tegangan tingkat tertinggi sementara 14 orang berhenti sebelum
mencapai tingkat paling tinggi.

Anda mungkin juga menyukai