psikologi sosial
a. Teori behaviorisme
1. Teori Stimulus-Respon (JB Watson)
2. Teori Kondisioning (EL Thorndike)
3. Teori Operant Conditioning (BF Skinner)
Stimulus Respons
Stimulus
Stimulus
Menurut Skinner terdapat 3 fungsi
rangsangan, yaitu :
Contoh :
Ketika melihat buah ranum dan segar,
membuat air liur Anda menetes tidak
tertahankan.
b.Fungsi Diskriminasi(discrimination),yaitu:
Tingkah laku balas yang tidak akan segera
terjadi karena rangsang hanya sebagai
penanda akan datangnya pembangkit.
Contoh :
Suara tok…tok…tok tukang bakso adalah
rangsang pertanda yang akan disusul oleh
rangsang makanan bakso
c. Fungsi Penguat (reinforcement), yaitu :
Untuk memperkuat atau memperlemah
tingkah laku balas.
Contoh :
Apabila Anda rajin masuk kuliah tentu
akan mendapat banyak pujian yang
mengalir dari teman, dosen, dan orang tua.
Saat Anda mendapatkan pujian, hal itu
merupakan penguat yang membuat Anda
semakin rajin masuk kuliah.
2. Dorongan (drive), yaitu :
Semacam energi (daya) yang mengarahkan
individu kepada pilihan tingkah laku. Pilihan-
pilihan tingkah laku ini ditimbulkan oleh
adanya kebutuhan (need).
Menurut Dollard & Miller (1950) serta Hull,
terdapat 2 jenis dorongan pada manusia,yaitu:
1. Dorongan Primer adalah dorongan bawaan.
Seperti : lapar, haus, seks, dan sebagainya.
2. Dorongan Sekunder adalah dorongan yang
bersifat sosial yang dipelajari.
Seperti : dorongan untuk mendapatkan upah,
pujian, atau sejenis makanan tertentu.
3. Penyamarataan (generalization) dan
Diskriminasi (discrimination)
a. Penyamarataan, adalah :
Suatu proses dimana sebuah rangsang
menimbulkan balas yang pernah dipelajari
dari rangsang lain yang serupa atau hampir
sama.
Contoh :
Seorang anak menyebut perempuan kepada
orang-orang yang mempunyai ciri-ciri
seperti ibunya, dan anak itu dapat pujian.
b. Diskriminasi, adalah :
Timbulnya tingkah laku balas yang berbeda
pada rangsangan yang berbeda-beda
pula.
Contoh :
Seorang anak memanggil mama kepada
ibunya dan pujian, kemudian memanggil
mama kepada kakak perempuan dan tante-
nya dan mendapat celaan. Anak itu kemu-
dian sadar bahwa hanya boleh memanggil
mama kepada ibunya saja.
hurriyati_dwi@yahoo.com
Derivatif dari teori behaviorisme
• Teori Mediational Stimulus – Response ( C.C.
Hull)
o S-r-s-R
o r-s media perantara
• 3 Mekanisme tiruan
1. Tingkah laku sama (same behavior)
2 orang bertingkah laku sama terhadap isyarat yang
sama
2. Tingkah laku tergantung (matched dependent behavior)
Terjadi dalam hubungan antara 2 pihak dimana yang satu
lebih daripada yang lain. Pihak yang lain akan
menyesuaikan dan tergantung dengan pihak pertama.
3. Tingkah laku salinan (copying)
Si peniru bertingkah laku atas dasar isyarat model.
b. Psikologi gestalt
• M.Wertheimer; W. Köhler; K. Koffka
• Interaksi manusia-lingkungan disebut lapangan perseptual
• Gejala (phenomena) merupakan suatu totalitas.
(keseluruhan)
• Dalam phenomena terdapat dua hal yaitu : objek dan arti
• Objek meruapak sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah
ditangkap oleh indera dan bisa diartikan
Wertheimer
• Phi phenomena : bergeraknya objek statis menjadi gerakan
dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat sehingga
dapat diinterpretasikan oleh manusia.
• 3 hukum :
1. Law of proximity
2. Law of closure
3. Law of equivalence
Kofka
• Teori belajar :
1. Memory traces / jejak memory
2. Perjalanan waktu berpengaruh pada memory traces
3. Latihan yang terus menerus bisa memperkuat memory traces
Field Theory (K.Lewin)
• Perilaku adalah fungsi dari Personal-Lingkungan
B=f(P,E)
• Perkembangan teori:
o Teori Konsistensi Kognitif (Krech & Crutchfield, 1948)
o Teori Cognitive Imbalance (Heider, 1946)
o Teori Asymetry (TM Newcomb, 1953)
o Teori Keselarasan (CE Osgood & PH Tannenbaum, 1955)
o Teori Dissonance (L.Festinger, 1957)
o Teori Atribusi (H.H. Kelley, 1970)
Teori Fasilitasi Sosial
• Robert Zajonc (1965) meneliti fasilitasi sosial.
• Hasil penelitiannya :
- Kehadiran orang lain meningkatkan performa pada tugas
motorik sederhana yang sudah dikuasai benar.
- Tugas yang rumit dan sulit yang membutuhkan
ketrampilan atau kemampuan tingkat tinggi atau jika
pelaku meragukan keberhasilannya, kehadiran orang lain
akan menambah kegugupan dan hasilnya justru menurun.
• Mengapa orang terfasilitasi oleh kehadiran orang lain ?
- adanya penilaian (apprehension) orang lain (Cottrell)
- adanya perhatian terpecah (distraction) (Sanders, Baron &
Moore)
- munculnya arousal karena kehadiran orang lain (Zajonc)
• Menghilangkan inkonsistensi :
o melihat orang itu sekali lagi untuk menyakinkan bahwa dia
sesungguhnya bukan presiden tapi orang yang mirip
presiden, atau
o mengubah stuktur kognitif kita dengan menyatakan bahwa
presiden adalah manusia juga yang sekali-kali ingin santai
makan di warung.
Teori Keseimbangan (Balance Theory)
• Dikemukakan Heider
• Didasarkan pada pandangan Gestalt
• Teori ini berpangkal pada perasaan yang ada pada seseorang
(P) terhadap orang lain (O) dan hal lain (X) yang ada
kaitannya dengan O. (X bisa benda mati bisa orang lain).
• P, O dan X membentuk satu kesatuan atau unit. Jika unit itu
mempunyai sifat yang sama di semua seginya maka
timbullah keadaan yang seimbang dan tidak ada dorongan
untuk berubah.
• Jika P, O, X tidak bisa berjalan bersama maka akan muncul
ketegangan dan muncul dorongan untuk berubah agar
tercapai keseimbangan.
P
O X
Contoh
Pada hubungan dua pihak
• P dan X suami-istri yang saling mencintai maka terjadilah
hubungan seimbang di antara keduanya.
• Apabila P sebagai suami X sudah tidak mencintai X lagi maka
terjadilah hubungan tidak seimbang.
Pada hubungan tiga pihak
• P menikahi X yang seorang janda beranak satu O. P menyukai X
dan dia juga menyukai O maka terjadilah hubungan seimbang.
• Apabila P kemudian tidak menyukai X (hubungan negatif) dan
O lagi (hubungan negatif) tetapi X mencintai O anaknya
(hubungan positif) maka hubungan tetap seimbang karena ada
dua hubungan negatif dan satu positif.
• Apabila P tidak menyukai X lagi tetapi ia masih menyukai O
maka terjadilah hubungan tidak seimbang.
Teori Disonansi Kognitif
• Antara elemen-elemen kognitif mungkin terjadi hubungan-
hubungan yang tidak pas (nonfitting relations) yang
menimbulkan kejanggalan (disonansi) kognitif.
• Disonansi kognitif menimbulkan desakan untuk mengurangi
disonansi tersebut dan menghindari peningkatannya.
• Hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan pada kognisi,
perubahan pda tingkah laku dan menghadapkan diri pada
beberapa informasi dan pendapat baru yang sudah diseleksi
terlebih dahulu.
• Disonansi didefinisikan sebagai berikut : dua elemen dikatakan
ada dalam hubungan yang disonan jika (dengan hanya
memperhatikan kedua elemen itu saja) terjadi suatu
penyangkalan dari satu elemen dan diikuti oleh atau mengikuti
suatu elemen lain.
• Contoh : jika seseorang berdiri di lapangan pada saat hujan
maka seharusnya ia basah kuyub.
• Tetapi kalau orang itu berdiri di bawah hujan dan tidak basah
maka terjadilah suatu disonansi.
• Sebaliknya konsonan adalah keadaan saat terjadi hubungan
yang relevan antara dua elemen dan hubungan itu tidak
disonan. Misalnya orang berdiri di bawah hujan dan basah
kuyub.
Sumber disonansi
1. Inkonsistensi logis.
Contoh : keyakinan bahwa air membeku dalam suhu O0C secara logis
tidak konsisten dengan keyakinan bahwa es balok tidak akan mencair alam
suhu 400C.
2. Nilai-nilai budaya (cultural mores). Kebudayaan seringkali menentukan
apa yang disonan dan apa yang konsonan.
Contoh : makan dengan tangan di pesta resmi di Eropa akan menimbulkan
disonansi tetapi makan dengan tangan di warung tegal dirasakan sebagai
konsonan.
3. Pendapat umum. Disonansi dapat tejadi karena suatu pendapat yang dianut
orang banyak dipaksakan kepada pendapat seseorang. Misalnya : seorang
remaja yang senang menyanyi keroncong. Hal ini menimbulkan disonansi
karena pendapat umum percaya lagu keroncong adalah lagunya orang tua.
4. Pengalaman masa lalu.
Contoh : berdiri di hujan tetapi tidak basah. Keadaan disonan ini tidak
sesuai dengan pangalaman masa lalu.
Konsekuensi Disonansi
1. Pengurangan disonansi melalui tiga kemungkinan :
a) Mengubah elemen tingkah laku.
Misalnya seorang gadis membeli baju baru yang mahal.
Ketika baju ini dipakainya seorang temannya mengatakan
baju itu “norak”. Untuk menghilangkan disonansi gadis ini
bisa menjual lagi baju itu atau menghadiahkan baju kepada
orang lain.
b) Mengubah elemen kognitif lingkungan
Misalnya gadis tadi menyakinkan temannya bahwa baju
tersebut tidak norak dan justru sedang jadi mode.
c) Menambah elemen kognitif baru
Misalnya mencari pendapat teman lain yang mendukung
pendapatnya bahwa baju itu tidak norak.
2. Penghindaran disonansi
Adanya disonansi selalu menimbulkan dorongan untuk
menghindari disonansi tersebut.
Dalam hubungan ini caranya adalah dengan menambah
informasi-informasi baru yang diharapkan dapat menambah
dukungan terhadap pendapat orang yang bersangkutan atau
menambah perbendaharaan elemen kognitif dalam diri
orang yang bersangkutan. Penambahan elemen baru ini
harus sangat selektif yaitu hanya mencarinya pada ornag-
orang yang diperkirakan dapat memberi dukungan dan
menghindari orang-orang yang pandangannya berbeda.
Teori Atribusi (Attribution Theory)
• Teori ini dikembangkan oleh Kelley (1967).