Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mandiri Etika Penelitian Sosial

Mata Kuliah Pengantar Metode Penelitian Sosial


Semester Genap 2013-2014

Nama: Qurrat Aynun Abu Ayub


Departemen: Ilmu Hubungan Internasional
NPM: 1306460015
Memahami etika dalam penelitian sosial merupakan hal yang sangat penting sebelum
melakukan sebuah riset sosial sebagai seorang peneliti atau mahasiswa peneliti sosial. Seperti
halnya yang dijelaskan dalam bahan Ethics and politics in social research, diskusi tentang
etika dalam penelitian sosial banyak membicarakan tentang peran dari nilai-nilai yang
berlaku dalam penyelengaraan penelitian. Sebagai contohnya; bagaimana seharusnya kita
memperlakukan objek dari penelitian kita? Atau apa sajakah hal yang harus dan tidak
seharusnya kita lakukan dalam hubungan peneliti dengan objek responden?
Diskusi tentang etika ini juga melibatkan berbagai pihak asosiasi professional seperti
British Sociological Association (BSA) dan Social Research Association yang dimana
merekalah pihak-pihak yang menentukan kode etika yang seharusnya dilakukan peneliti.
Etika yang diatur adalah bagaiaman proses dan hasil dari penelitian tidak akan memberika
kerugia terhadap responden penelitian. Salah satu hal sensitif dan dapat memberikan dampak
langsung terhadap responden adalah identitas. Untuk itulah peneliti diharapkan dapat
menjaga data sensitif dan kerahasiaan informasi mengenai respnden yang menjadi subjek
dalam penelitian. Selain itu, penelitian juga seharusnya dilakukan berdasarkan konsen dari
responden atau subjek penelitian dimana mereka harus mengetahui proses dan tujuan dari
penelitian tersebut sebelum berpartisipasi dalam prosesnya.
Contoh kasusnya adalah beberapa sosiolog sebagai peneliti menganggap privasi dan
kerahasiaan subyek sangat penting bahkan mereka berani masuk penjara untuk menjaga
kerahasiaan identitas subjek penelitian mereka. Dalam satu contoh, seorang mahasiswa
pascasarjana bernama Rik Langka menolak untuk menyerahkan catatan lapangannya tentang
kelompok enviromentalis radikal setelah salah satu kelompok itu merusak sebuah
laboratorium universitas. Langka dipenjara karena menghina pengadilan ketika ia menolak

untuk memberitahu dewan juri apa yang telah ia pelajari tentang kelompok itu dan
menghabiskan beberapa bulan di balik jeruji besi karena tindakannya.1
Contoh pelanggaran terhadap etika sosial yang cukup kontroversial adalah penelitian oleh
Laud Humphreys. Laud Humphreys mempelajari kegiatan homoseksual laki-laki yang terjadi
di toilet umum. Ia melakukannya dengan berpura-pura menjadi pelaku di beberapa tempat di
mana para lelaki homoseks melakukan tindakannnya; orang-orang tersebut tidak tahu
Humphreys adalah seorang peneliti. Humphreys mencatat nomor kendaraan mereka lalu
memperoleh alamat mereka dan setahun kemudian menyamar dan mewawancarai orangorang tersebut di rumah mereka. Banyak sosiolog dan pengamat lainnya kemudian
mengkritik Humphreys karena bertindak seperti itu dan karena melanggar privasi
respondenya. Humphreys membantah dengan mengatakan bahwa ia melindungi identitas
mereka dan tindakan hooseksual yang dilakukan oleh subjek peelitiannya bukanlah aktivitas
yang bersifat privat karena dilakukan di ruang publik.2
Kedua contoh tersebut menunjukkan dua konsep etika yang berbeda yaitu kerahasiaan dan
konsen atau persetujuan untuk ikut serta dalam proyek penelitian. Dua konsep etika sosial
tersebut seringkali menjadi objek perdebatan di antara kalangan peneliti.
Mengenai kerahasiaan, ada tanggung jawab etis yang dipegang oleh para peneliti
untuk melindungi dan menjaga kerahasiaan subjek atau responden penelitian mereka. Hal ini
karena ilmu sosial meneliti kehidupan publik dan pribadi orang, termasuk ide-ide mereka,
keyakinan, pendapat, perilaku, emosi dan sikap. Dengan penelitian ini muncul risiko
potensial yang luar biasa terhadap orang-orang yang sedang dipelajari. Responden dalam
survei atau wawancara mungkin saja dapat mengalami sanksi sosial, tekanan dan cemoohan
keluarga, kontrol sosial (misalnya intimidasi polisi), pemutusan hubungan kerja, atau
1 Monaghan, P. (1993). Sociologist is jailed for refusing to testify about research
subject. Chronicle of Higher Education, 39, 10. Dikutip penulis dari karya Steven
E. Barkan Sociology: Understanding and Changing the Social World,
Comprehensive Edition, v. 1.0,
http://catalog.flatworldknowledge.com/bookhub/reader/1806?e=barkanch02_s04
2 Humphreys, L. (1975). Teamroom trade: Impersonal sex in public places. Chicago, IL:
Aldine. Dikutip penulis dari karya Steven E. Barkan Sociology: Understanding and
Changing the Social World, Comprehensive Edition, v. 1.0,
http://catalog.flatworldknowledge.com/bookhub/reader/1806?e=barkan-ch02_s04

sejumlah konsekuensi merugikan lainnya jika pandangannya disebarluaskan. Demikian pula,


individu atau perusahaan dapat kehilangan keuntungan bisnis yang kompetitif atau memiliki
rahasia dagang penting terungkap jika ilmuwan sosial mengungkapkan sumber informasi.
Seperti halnya yang diungkapkan dalam bahan Ethics and politics in social research bahwa
salah satu etika dasar dalam penelitian adalah tidak menyebabkan kerugian terhadap
responden, maka dari itu peneliti memiliki tanggung jawab agar rahasia dari subjek penelitian
yang dapat membahayakan mereka tidak disebarluaskan dan dijaga kerahasiaannya.
Mengenai konsen atau persetujuan subjek, sebelum seorang peneliti dapat mulai
memperoleh data, subjek penelitian biasanya harus menandatangani formulir informed
consent.3 Formulir ini merangkum tujuan penelitian dan risiko yang mungkin menjadi
subjek. Informed consent adalah pertanyaan dari hak asasi manusia, hal ini dimaksudkan
untuk menjaga peserta dari bahaya mental atau fisik yang mungkin menimpa mereka sebagai
akibat dari partisipasi mereka. Peserta diberi tahu adanya potensi risiko apa saja yang dapat
datang dengan partisipasinya dan tahu bahwa prosedur yang ditetapkan untuk menangani
setiap hasil negatif yang mungkin terjadi.4 Jika peneliti ingin mempelajari anak-anak (di
bawah usia 18), mereka harus mendapatkan tanda tangan dari orang tua atau wali yang sah.5
Dari sini kita sedikit mengetahui betapa pentingnya etika dala penelitian sosial secara khusus
maupun penelitian secara umum. Mengintegrasikan etika ke dalam proses penelitian secara
keseluruhan, dari pemilihan masalah penelitian, pelaksanakan tujuan penelitian, interpretasi
dan pelaporan hasil penelitian, sangatlah penting untuk memastikan bahwa proses penelitian
yang kita lakukan dipandu oleh prinsip-prinsip etika karena yang diteliti adalah manusia yang
harus pula dilindungi kepentingannya.

3 Sharlene Nagy Hesse-Biber & Patricia Leavy, The Practice of Qualitative


Research, (London: SAGE Publications, 2006), hlm. 64
4 Ibid
5 Ibid

Anda mungkin juga menyukai