Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Dosen Pengampu: dr. Jacky Widiyantara,SH., MHKES
NON REGULER A
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas makalah anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan yang dimudahkan oleh-Nya. Tanpa pertolongan dan keridhoan-Nya mungkin
penulis tidak bisa menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber buku yang telah penulis
peroleh. Penulis berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah di mengerti oleh pembaca. Selain itu, kami memperoleh sumber dari beberapa
buku pilihan, penulis pun memperoleh informasi tambahan dari internet.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih Bapak dr. Jacky Widiantara, SH, MHKES
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi, atas bimbingan dan materi
yang telah diberikan kepada penulis dalam kegiatan perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia
menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli
fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah
definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu
atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu
saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang
dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas
perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat
mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.
Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi
pasien.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
A. Tujuan Umum
1. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
2. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
3. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
4. Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
5. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
6. Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
7. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
4
B. Tujuan Khusus
1. Agar Mahasiswa/Mahasiswi dapat mengerti dan memahami apa itu ”Konsep
Keperawatan Menurut Virginia Henderson”
2. Untuk memenuhi tugas makalah.
C. Manfaat
Hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan mahasiswa/mahasiswi
khususnya di STIKKU.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Model Keperawatan Virginia Henderson
1) Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2) Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik
semata.
3) Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan pada masa itu
4) Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya
di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
7
D. Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan,
dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Bernapas secara normal
b. Makan dan minum dengan cukup.
c. Membuang kotoran tubuh.
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian yang sesuai.
g. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut, atau pendapat.
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi
empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan
spiritual.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
8
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
E. Hubungan perawat-pasien-dokter
1. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
a. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
b. Perawat sebagai helper (penolong).
c. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
9
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang
pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena
berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan
(convalescence), perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali
kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif.
2. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana
perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan
dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya
tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak
rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik
keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan
digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk
memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau
teori sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar.
Konfirmasi dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk
memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain
fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia
pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik
keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan
dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis
praktik keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan
pasien.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan
menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjelenkan praktik keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional
di Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Gramedia.
13