Anda di halaman 1dari 10

NAMA: - DENDI SETIAWAN (111910453)

- MUHAMMAD ADRIAN FAISAL S. (111910352)

KELAS: MA.19.C.4

Tugas Pertemuan ke-3 Mata Kuliah PEMASARAN LANJUTAN

1. A.

 Harga Barang Substitusi dan Barang Komplementer

Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh harga barang-barang


lain yang ada kaitannya seperti barang dapat saling menggantikan (substitusi) dan
barang yang saling melengkapi (komplementer).

 Pendapatan Konsumen

Pendapatan konsumen (sebagai pembeli) merupakan faktor yang sangat penting


di dalam menentukan permintaan adalah terhadap berbagai jenis barang. Bila
pendapatan konsumen meningkat, berarti daya beli juga meningkat.

 Jumlah Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk jelas menambah jumlah barang yang dikonsumsi,


akan tetapi proporsinya akan sangat tergantung pada pertambahan dalam
kesempatan kerja. Apabila pertambahan penduduk diiringi oleh pertambahan
dalam kesempatan kerja, maka akan lebih banyak orang yang menerima
pendapatan, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat. Meningkatnya daya
beli masyarakat berarti akan meningkatkan demand terhadap barang atau jasa.

 Selera Konsumen

Selera konsumen mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan


masyarakat untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa. Contohnya, pada masa-
masa tertentu orang lebih suka terhadap barang konsumsi yang bersifat instan
(siap saji), sehingga demand terhadap barang tersebut akan bertambah. Akan
tetapi pada saat yang lain orang akan meninggalkan barang konsumsi yang
bersifat instan tersebut karena mengandung bahan pengawet yang berbahaya
untuk kesehatan, sehingga keinginan terhadap barang konsumsi tersebut akan
berkurang.

 Ekspektasi (Harapan Konsumen)

Perubahan yang diramalkan akan terjadi dimasa datang akan dapat memengaruhi
demand. Jika para konsumen meramalkan bahwa akan terjadi kenaikan harga-
harga barang di masa mendatang, maka pada saat sekarang konsumen akan
melakukan pembelian yang lebih banyak terhadap barang-barang yang akan
mengalami kenaikan harga tersebut.

B. TEORI HIRARI KEBUTUHAN MENURUT MASLOW

a. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut


adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika
seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia akan berusaha
memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. Teori ini berpesan bahwa, jika kita
belum mampu memenuhi kebutuhan fisik, lupakanlah keinginan untuk memuaskan
kebutuhan harga diri. Sebagai contoh untuk menggambarkan kebalikan dari teori ini,
bayangkan ada seseorang yang tersesat di padang pasir, bisa mati karena lapar dan
kehausan. Dengan merangkak ke puncak bukit pasir, dia melihat sebuah oase di
kejauhan. “Air! Saya sudah melihatnya. Apa yang perlu saya lakukan ialah untuk
terus berjalan sedikit lagi. Tapi tunggu dulu! Hari ini batas tempo cicilan pembayaran
kendaraan yang kubeli secara kredit. Bisa-bisa aku didenda atau ditarik kendaraanku.
Apa nanti kata teman-teman. Oh, malunya, aku harus kembali,” dan dia berbalik
menjauhi oase itu. Jika kebutuhan fisik kita terancam, maka kebutuhan-kebutuhan
inilah yang menjadi perhatian utama. Hal yang sama berlaku dengan tingkat-tingkat
yang lebih tinggi. Masing-masing orang mestilah memutuskan apa yang diperlukan
untuk memuaskan setiap tingkat, apa yang cukup memadai bagi dirinya sendiri.

1.Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh manusia
untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan tersebut meliputi makanan, air, udara,
rumah, pakaian, dan seks. Sebagai negara berkembang, dengan pengeluaran penduduk
Indonesia yang masih bergelut untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

2.Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua setelah kebutuhan dasar. Ini
merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia membutuhkan
perlindungan dari gangguan kriminalitas, sehingga ia dapat hidup dengan aman dan
nyaman ketika berada di rumah maupun ketika berpergian.

3.Kebutuhan Sosial

Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia membutuhkan rasa cinta
dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang-orang di
sekelilingnya. Inilah kebutuhan ketiga dari Maslow yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan
tersebut berdasarkan kepada perlunya berhubungan satu dengan lainnya. Pernikahan
dan keluarga adalah cermin kebutuhan sosial yang dipraktekkan oleh manuisa.
Keluarga adalah lembaga sosial yang mengikat anggota-agotanya secara fisik dan
emosional. Sesama anggota saling membutuhkan, menyayangi, saling melindungi.

4.Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan tingkat keempat, yaitu kebutuhan untuk


berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Manusia
tidak hanya puas dengan telah terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman, dan sosial.
Manusia memiliki ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi kerja, dan karier yang
lebih baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain.

5.Kebutuhan Aktualisasi Diri

Derajat tertinggi atau ke lima dari kebutuhan adalah keinginan dari individu untuk
menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya. Seorang individu perlu mengekspresikan dirinya dalam suatu
aktivitas untuk membuktikan dirinya bahwa ia mampu melakukan hal tersebut.
Kebutuhan aktualisasi diri juga menggambarkan keinginan seseorang untuk
mengetahui, memahami, dan membentuk suatu sistem nilai, sehingga ia dapat
mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan untuk bisa
menyampaikan ide, gagasan, dan sistem nilai yang diyakininya kepada orang lain.

Dari teori di atas, tergambar bahwa kebutuhan merupakan salah satu faktor penting
pada motivasi diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan, termasuk peranannya
sebagai seorang konsumen. Tentang hal ini, telah banyak disampaikan oleh para
master pemasaran, diantaranya oleh James F. Engel (1994), yang menyatakan bahwa
mengerti dan mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan –
keduanya adalah kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif. Oleh
karena itu, Teori Maslow dengan tingkat-tingkat kebutuhan, memberi pengarahan
terhadap para tenaga pemasar dalam memahami cara menentukan macam produk, dan
menyesuaikannya dengan kehidupan konsumen.

C. PENDAPAT AHLI TENTANG PERUBAHAN PERILAKU PEMBELI PASCA


COVID-19

Jika diperhatikan dengan seksama, maka perubahan perilaku pembeli dapat terlihat
jelas, dimana sekarang setiap orang menggunakan smartphone untuk melakukan sebuah
pembelian dan lebih lengkapnya dibahas dibawah oleh ahli yang terkait.

“Di lihat dari sisi data yang dipunyai oleh ADA, yang berhubungan dengan dunia
industri ada perubahan signifikan di akhir tahun 2020 setelah terjadinya pandemi
Covid-19 yang masuk ke Indonesia, terutama perilaku berbelanja di tiga area utama,
yaitu footfall jumlah pelanggan dan pengunjung yang mendatangi mall secara langsung
atau secara fisik. Kedua, dunia pariwisata dan yang ketiga eCommerce mengalami
peningkatan penjualan yang signifikan” ujar Yoga
Yoga juga menjelaskan, “pada pandemi seperti saat ini masyarakt banyak
melakukan online shopping dibanding harus ke mall. Persona terkait yang terlihat
terlibat secara luas dengan layanan eCommerce adalah mereka yang tertarik pada
aksesori mobil, home and living, serta kategori kebugaran. Tiga barang tersebut
mempengaruhi konsumsi dan ekonomi brand. Dari hal tersebut kita bisa melihat
kedepannya potensi orang lebih ke home oriented, personal oriented dan bersosialisasi
lebih ke pola online”
Rekomenadi dari ADA untuk membantu mempertahankan bisnis di masa pandemi saat
ini, yaitu differentiation brand, identifikasi, evaluasi dan lebih mengetahui
target audience atau taget consumers.

D. PENDAPAT AHLI MENGENAI PERILAKU KONSUMEN DI ERA DIGITAL


ATAU DI METAVERSE NANTI

Pada dasarnya perilaku membeli di era digital ini sangatlah berbeda dengan perilaku
konsumen sebelumnya dimana untuk mendapatkan sebuah barang ataupun jasa haruslah
keluar rumah, yang berbeda dengan sekarang dimana tinggal duduk santai dirumah saja
kita bisa langsung berbelanja dan pastinya lebih praktis dan lebih mudah, perilaku
konsumen ini yang umum dilakukan oleh banyak orang telah kita rangkum dibawah,
yaitu

1. Membandingkan kualitas produk dari review di internet

Sebagian besar konsumen Indonesia akan lebih dulu mencari tahu kualitas dari produk
yang dibutuhkan dari review yang ada di internet. Biasanya mereka akan memanfaatkan
halaman pencarian Google, media sosial, atau kolom testimonial yang terdapat pada
toko online Anda.

Oleh karena itu, untuk bisa lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor, pastikan Anda
selalu memberikan kualitas produk dan layanan yang terbaik kepada pelanggan.

Hal ini penting untuk diperhatikan sebab seluruh informasi bisa dengan mudah
didapatkan oleh pelanggan Anda dari seluruh penjuru dunia.

Dengan demikian, kepuasan pelanggan secara keseluruhan adalah tujuan utama yang
wajib dicapai oleh seluruh brand, terlepas dari apapun bidang industri yang digeluti.

2. Utamakan kemudahan pemesanan dan pembayaran

Di era digital seperti saat ini, harga murah tidak lagi menjadi satu-satunya daya tarik
pelanggan. Sebagian besar justru lebih memilih harga produk yang lebih mahal, namun
tentunya dengan kualitas dan layanan yang jauh lebih baik.
Terutama dalam hal kemudahan pemesanan dan metode pembayaran yang disediakan
oleh sebuah brand. Apalagi di Indonesia tren pembayaran cashless atau non-tunai tengah
naik daun. Secara otomatis ‘memaksa’ setiap pengusaha untuk menyediakan tipe
pembayaran ini melalui aplikasi kasir online.

Fitur-fitur canggih yang ada pada sistem kasir online akan mempersingkat waktu
pemesanan, menyediakan metode pembayaran yang mudah, serta memungkinkan cetak
resi instan.

Hanya dengan menggunakan sistem point of sale (POS) yang tersedia pada aplikasi
GoBiz untuk usaha, Anda dapat meningkatkan omzet penjualan berkali-kali lipat. Di sisi
lain, fitur laporan penjualan GoBiz juga secara otomatis dikirimkan
melalui email terdaftar di setiap hari berikutnya pada pukul 01.00 dini hari. Perangkat
tersebut juga dapat menyimpan laporan tersebut hingga tujuh hari ke belakang.

3. Menyukai personalisasi

Tentu saja, masing-masing pelanggan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda
terhadap produk dan layanan yang Anda berikan. Kondisi inilah yang membuat produk
atau layanan yang telah dipersonalisasi, lebih disukai dan populer di kalangan
pelanggan.

Melalui produk atau layanan yang telah ‘disesuaikan’ dengan kebutuhan pelanggan,
Anda bisa memberikan kepuasan tersendiri sehingga berdampak pada loyalitas
pelanggan tersebut.

Misalnya, ketika brand usaha Anda menyediakan menu ayam panggang dengan berbagai
macam level kepedasan atau jumlah potongan, tentu mereka bisa mendapatkan yang
terbaik sesuai kebutuhan konsumsi ayam panggang itu sendiri.

Dengan demikian, ketika pelanggan membutuhkan ayam panggang, maka brand Anda
yang akan diingat karena menjadi satu-satunya yang menyediakan personalisasi produk
untuk mereka.
4. Tidak ingin tertinggal hype(tren)

Satu lagi perilaku konsumen dalam berbelanja di era digital, yaitu mereka tidak ingin
tertinggal hype atau segala sesuatu yang sedang menjadi trending topic.

Peluang ini bisa Anda manfaatkan sebagai momen yang tepat untuk menciptakan inovasi
produk sesuai dengan apa yang tengah menjadi perbincangan masyarakat luas di media
sosial. Terlebih jika target pasar yang dituju adalah generasi milenial yang cenderung
selalu ingin terlihat up-to-date.

Apabila tidak punya cukup waktu untuk menciptakan inovasi produk, Anda bisa
berkreasi melalui packaging yang digunakan. Sebagai contoh, Anda bisa menambahkan
stiker Avengers pada kemasan produk selama film tersebut menjadi perbincangan dunia.

Buat packaging produk terlihat Instagramable dan biarkan para pelanggan memotretnya
dan mengupload ke media sosial. Dalam waktu yang cukup singkat, produk usaha Anda
akan diburu oleh pelanggan yang tidak ingin tertinggal hype.

Dengan mengenal perilaku konsumen dalam berbelanja di era digital, sebagai pengusaha
Anda pun bisa menentukan strategi pemasaran secara tepat. Pasalnya, berdasarkan
perilaku konsumen itulah keputusan pembelian akan ditetapkan

E. KARAKTER GENERASI Y DAN Z DALAM MEMBELI

Gen Z rela membayar lebih mahal suatu barang jika punya kesesuaian dengan nilai
yang mereka yakini. Tak jarang Gen Z mengaitkan isu sosial/ lingkungan saat memilih
barang. Sehingga mereka rela merogoh kocek lebih mahal jika barang yang dibelinya
sesuai dengan nilai yang mereka pegang

Kebanyakan generasi milenial ini dalam membeli biasanya lebih ke trend meskipun
dalam hitungan kebutuhan itu adalah nomer sekian dan tidak terlalu butuh, tetapi di sisi
lain banyak sekali kemudahan yang terjadi akibat dari perilaku konsumtif tersebut, dimana
banyak sekali produk produk lokal yang tak kalah saing ddengan produk luar dan juga
selalu menghadirkan trend yang baru, yang pastinya jika ingin memikat generasi milenial
ini harus seimbang antara kebutuhan dan style yang dibuatnya.
2.

A. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI

Menurut Assael (2002), terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen,
yaitu:

 Lingkungan, lingkungan disekitar dapat mempengaruhi minat beli konsumen dalam


pemilihan suatu produk tertentu.
 Stimulus pemasaran, pemasaran berupaya menstimulus konsumen sehingga dapat
menarik minat beli konsumen.

Sedangkan menurut Abdurachman (2004), terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi minat beli, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi


manfaat fisiknya.
2. Faktor brand/merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat non
material, yaitu kepuasan emosional.
3. Faktor kemasan, atribut produk berupa pembungkus daripada produk
utamanya.
4. Faktor harga, pengorbanan riel dan materiel yang diberikan oleh konsumen
untuk memperoleh atau memiliki produk.
5. Faktor ketersediaan barang, merupakan sejauh mana sikap konsumen terhadap
ketersediaan produk yang ada.
6. Faktor acuan, merupakan pengaruh dari luar yang ikut memberikan
rangsangan bagi konsumen dalam memilih produk, sehingga dapat pula dipakai sebagai
media promosi
B. INDIKATOR UNTUK MENGUKUR MINAT BELI

a. Minat transaksional

Kecenderungan seseorang untuk membeli produk

b. Minat refrensial

Kecenderungan seseorang untuk merekomendasi produk kepada orang lain.

c. Minat eksploratif

Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.

Menururt kami, indikator yang paling bisa digunakan adalah dengan melihat seberapa
pentingnya barang itu atau seberapa dibutuhkannya bisa juga seberapa tertariknya
konsumen saat diperkenalkan produk itu, dari situ kita bisa melihat dari perilaku
konsumen apakah minat belinya terlihat ada ataupun tidak.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai