Anda di halaman 1dari 4

Choice (Pilihan)

Pilihan muncul ketika preferensi (keinginan) dibatasi oleh keterbatasan sumberdaya. Karena
adanya keterbatasan dan kelangkaan sumber daya, agen ekonomi harus membuat pilihan.
Membuat pilihan tidak hanya berlaku untuk konsumen tetapi juga bisnis dan pemerintah.
Pilihan muncul sebagai akibat dari kelangkaan ekonomi. Kelangkaan terjadi karena sumber
daya ekonomi yang terbatas harus memenuhi kebutuhan dan keinginan kita yang tak terbatas.
Dalam membuat pilihan, akan melibatkan pertukaran. Dengan kata lain, jika kita memilih
sesuatu, kita mengorbankan yang lain. Jika Anda memiliki uang untuk membeli sepatu
olahraga, Anda mungkin harus memutuskan antara Nike atau Adidas. Anda tidak dapat
membeli keduanya karena uang (sumber daya) Anda tidak cukup. Dan Anda harus memilih
satu. Situasi seperti ini juga berlaku untuk sumber daya ekonomi lainnya, seperti sumber daya
alam, modal, tenaga kerja, dan bahkan waktu. Dalam ekonomi, biaya pengorbanan mengacu
pada biaya peluang, lebih tepatnya, alternatif terbaik berikutnya yang Anda korbankan ketika
memilih sesuatu. Setiap pilihan melibatkan tingkat risiko. Anda harus, tentu saja, harus
mempertimbangkan biaya dan manfaat keputusan, tidak hanya biaya dan manfaat saat ini
tetapi juga masa depan.

Teori pilihan (Choice Theory) pada awalnya berpengaruh kuat pada analisis-analisis
ekonomi, tetapi kemudian diadopsi pula oleh sosiologi, psikologi, dan ilmu politik bahkan
ilmu humaniora. Berdasarkan pendekatan choice theory, seseorang bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri terhadap apa yang mereka rasakan, lakukan, dan pikirkan. Choice
theory membantu seseorang untuk mengontrol dan perilaku mereka dan membuat pilihan
yang baru dan sulit dalam kehidupan mereka (Kim, 2008). Memilih dan mengambil
keputusan merupakan dua tindakan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu diperhadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif
dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan choice theory, yang menyatakan dalam
kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan di antara sejumlah
alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian
masalah. Bahwa choice theory sangat membantu individu dalam menentukan kebutuhan
dasar yang mereka perlukan dengan perilaku yang efektif.
Permintaan Individu

Permintaan individu adalah permintaan yang datang dari diri seseorang untuk memenuhi
kehidupannya. Permintaan individu (individual demand) mewakili kuantitas yang diminta
oleh seseorang terhadap suatu barang pada tingkat harga yang diberikan. Dua syaratnya: dia
memiliki kesediaan untuk membeli dan memiliki kemampuan untuk membeli. Pada tingkat
harga berbeda, kuantitas yang diminta juga berbeda. Sesuai hukum permintaan, kuantitas
yang diminta naik jika harga turun dan sebaliknya berlaku. Kemudian, jika kita permintaan
individu untuk seluruh konsumen di pasar, kita mendapatkan permintaan pasar. Karena itu,
permintaan individu dan permintaan pasar memiliki faktor penentu yang sama. Selain harga,
permintaan juga dipengaruhi oleh faktor seperti pendapatan, ekspektasi harga di masa depan,
harga barang terkait (substitusi dan komplemen), dan selera dan preferensi. Sebagai
konsumen, bersedia berarti kita menginginkan barang. Misalnya, kita menginginkan mobil
untuk memfasilitasi transportasi sehari-hari kita. Atau, kita membutuhkan makanan untuk
memenuhi energi, protein dan mineral untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Jika, misalnya,
kita tidak menginginkan mobil, tentu saja, tidak akan ada permintaan.Sementara itu,
kemampuan untuk membeli menunjukan kita memiliki sumber daya untuk mendapatkan
barang. Itu biasanya kita artikan kita memiliki uang. Misalnya, kita memiliki cukup tabungan
untuk membeli mobil. Kesediaan harus disertai dengan kemampuan untuk membeli untuk
menghasilkan permintaan. Keduanya menjadi prasyarat untuk permintaan. Ambil kasus
sederhana. Ketika kita menginginkan mobil tapi tidak mampu membelinya, itu tidak
menghasilkan permintaan. Begitu juga sebaliknya, kita mampu membeli mobil karena
memiliki uang banyak. Tapi, kita tidak menginginkannya. Itu tidak juga tidak akan mengarah
ke permintaan.

Faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen sebagai berikut :

1. Pendapatan

Ketika pendapatan naik, lebih banyak dollar yang bisa dibelanjakan untuk membeli
sebuah produk. Untuk barang normal, itu berkorelasi positif dengan permintaan.
Maksud saya, permintaan meningkat ketika konsumen memiliki lebih banyak
pendapatan. Sebaliknya, untuk barang inferior, korelasinya negatif, menunjukkan
penurunan permintaan ketika pendapatan naik.
2. Ekspektasi harga di masa depan.

Jika konsumen mengantisipasi harga akan naik di masa mendatang, mereka akan
membeli sekarang sebelum harga benar-benar naik. Sebaliknya, ketika harga berada
pada tren menurun, mereka cenderung menunda pembelian, menunggu harga turun
lebih lanjut; sehingga, mereka bisa mendapatkan harga lebih murah.

3. Harga barang substitusi

Ketika harga sebuah produk naik, beberapa konsumen akan beralih ke substitusinya
karena keduanya memuaskan kebutuhan yang sama. Sebaliknya, jika harganya turun,
mereka akan mengalihkan permintaan dari produk substitusi ke produk tersebut.

4. Harga barang pelengkap

Misalnya, ketika harga printer turun, permintaannya naik, begitu juga dengan
permintaan tinta, yang mana merupakan komplemennya. Sebaliknya, jika harga
printer naik, permintaan terhadap tinta juga akan turun mengikuti penurunan
permintaan terhadap printer.

5. Selera dan preferensi

Ketika konsumen tertarik terhadap sebuah produk, mereka bisa menghabiskan lebih
banyak dolar untuk mendapatkan lebih banyak. Sebaliknya, jika mereka bosan atau
sudah tidak berselera dengan produk tersebut, mereka akan beralih ke produk
alternatif.

6. Branding

Misalnya, perusahaan bisa menciptakan ketertarikan atau preferensi konsumen


terhadap sebuah produk melalui promosi atau iklan. Itu pada akhirnya mengarah pada
permintaan yang lebih tinggi.
 

Gambar 1. Kurva Permintaan Individu

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa pada saat kurva miring ke
bawah, menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan kuantitas yang
diminta, sebagaimana hukum permintaan. Semakin rendah harga, semakin banyak
kuantitas yang diminta.

Anda mungkin juga menyukai