Hortonomi Praktikum
Hortonomi Praktikum
NIM : 2019009053
Prodi : Agroteknologi
Penyemaian
Pendahuluan
Persemaian adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun dengan
peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan penghutanan kembali areal tanah kosong
yang rusak ataupun peruntukan lainnya.Cara bertanam sayuran dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan menanam benih
langsung pada lahan tanpa proses penyemaian terlebih dahulu. Sedangkan cara tidak langsung
adalah dengan menyemaikan benih terlebih dahulu sebelum ditanam pada lahan sesungguhnya
Pendahuluan
Pembibitan menggunakan bumbun daun pisang sangat mudah. Benih disemai di media kompos
arang sekam dengan perbandingan 3 karung kompos sapi dan 1 karung arang sekam. Benih yang
disemai ditutup terpal selama tiga hari, hingga benih berkecambah. Kemudian terpal dibuka
selama 4 hari hingga kotiledon terbuka sempurna dan menghijau. Saat bibit berumur 7 hari, bibit
sudah siap untuk dipindah ke bumbun. Bibit dipindahkan dengan hati-hati, untuk meminimalisir
kerusakan akar. Namun demikin, agar mendapat penghasilan lebih, pekerja bumbun dituntut
untuk melakukannya dengan cepat. Rata-rata pekerja di lapak persemaian bisa membumbum
3000 bibit per hari, bahkan jika yang sudah ahli bisa menghasilkan hingga 5000 bibit per hari
Budidaya Vertikultur
Pendahuluan
Vertikultur merupakan cara menanam dengan menempatkan media tanam secara vertikal. Model,
bahan, ukuran, wadah vertikultur ada banyak macamnya, namun pada umumnya adalah
berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau bahkan dibentuk berundak anak tangga. Vertikultur
sebaiknya mudah dipindahkan dan tanaman yang ditanam sebaiknya berumur pendek dan
berakar pendek. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan
culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara
bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun
atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter
mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20
batang tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model
wadah yang kita gunakan. Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti
cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman
ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat
cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin
menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam
tanaman hias.
Pendahuluan
POC (pupuk organik cair) adalah pupuk cair yang diolah dari kotoran padat (faeces) dan kotoran
cair (urine) ternak. POC dapat diolah dari kotoran ternak kambing, sapi maupun kelinci. Urine
ternak kambing memiliki kadar nitrogen (N) sekitar 36% atau setara dengan kandungan nitrogen
pupuk SP36. Setiap ekor kambing dewasa kira-kira mengeluarkan urine sekitar 2,5 liter per hari
yang dapat ditampung terpisah dari kotoran padat dan kemudian diolah menjadi POC. POC bila
dibandingkan dengan pupuk padat memiliki kelebihan antara lain volume penggunaan lebih
hemat dan aplikasinya lebih mudah karena bisa digunakan secara disemprotkan ke daun
tanaman sayuran atau disiramkan ke tanah.
Manfaat utama menggunakan pupuk organik adalah untuk perbaikan kesuburan kimia, fisik dan
biologis tanah dalam jangka panjang, serta sumber hara bagi tanaman atau sifat baik pupuk
organik terhadap kesuburan tanah yaitu :
a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap
(N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan
mudah ditembus akar.
c. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat
rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin.
Tujuan
Mahasiswa mampu mempelajari cara penyemaian, pembibitan dengan daun pisang, budidaya
vertikultur, dan pembuatan POC dari feses kambing
Hasil :
4 30 15 - - - -
lebih
5 1 15 Sudah - Persemaian
lebih tumbuh dibungkus
daun
pisang
belum
tumbuh
6 2 15 Sudah - - -
lebih tumbuh
7 3 15 Sudah - - -
lebih tumbuh
8 8 15 Sudah 2-5cm, daun Batang
lebih tumbuh tumbuh 2-4 bagian
helai bawah
membusuk,
media
tanam daun
pisang
sudah
tumbuh,
media
vertical
bag
beberapa
tumbuh
Pembahasan
Rendahnya kandungan P pada POC disebabkan karena bahan organik tidak sepenuhnya
dirombak menjadi unsur hara melainkan digunakan juga untuk proses metabolisme hidupnya.
Menambahkan bahwa dalam penelitiannya terjadi penurunan kandungan unsur hara pada
pupuknya akibat aktivitas mikroorganisme dimana selain merombak phospor dan kalium juga
menggunakannya untuk aktivitas hidupnya. Selain itu, juga bisa disebabkan karena mikroba
pengurai telah mencapai fase statis (Fase Kematian) sebelum variabel ditentukan jika proses
fermentasi diteruskan maka hasil yang didapatkan akan lebih sedikit dari sebelumnya,
menyatakan peningkatan kadar P
diduga dampak dari aktivitas Lactobacillus sp. yang mengubah glukosa menjadi asam laktat,
sehingga lingkungan menjadi asam yang mengakibatkan P akan larut dalam asam organik yang
dihasilkan mikroorganisme ters, unsur K merupakan senyawa
yang dihasilkan oleh metabolisme bakteri. Bakteri menggunakan ion-ion K+ yang bebas pada
bahan substrat sebagai katalisator, sehingga K akan meningkat seiring dengan semakin
berkembangnya jumlah bakteri.
Kesimpulan
Kualitas fisik POC yang dihasilkan oleh praktikan yaitu tidak berbau, warna kehitaman,
kepekatan encer dan tekstur kasar. Kualitas kandungan unsur hara POC masih belum
sesuai standar Permentan nomor 70 tahun 2011. Daun pisang juga kurang efektif untuk
pembudidayaan tomat karena tidak ada perubahan yang signifikan dengan menggunakan media
lainnya.
Lampiran