Hijratul Husna 100 %
Hijratul Husna 100 %
SHALAT FARDU
(Analisis dalam Perspektif Konseling Islam)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu
Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Pada Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Oleh :
HIJRATUL HUSNA
NIM : 1612020145
1442H / 2020 M
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: “Motivasi Pemuda Talang Babungo Mendirikan
Shalat Fardu (Analisis dalam Prespektif Konseling Islam)’’ yang disusun
oleh Hijratul Husna, Nim. 1612020145 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Imam Bonjol Padang.
Permasalahan pada penelitian ini masih banyaknya pemuda yang lalai dan
meninggalkan beberapa dari shalatnya ketika waktu shalat telah datang, hal ini
ditandai banyaknya pemuda yang tidak mensegerakan diri untuk berwudhu’ dan
bersiap untuk melaksanakan ibadah shalat ketika suara azan telah berkumandang,
sehubungan dengan itu juga ditandai pada waktu azan magrib pemuda masih asik
melakukan kegiatan lain seperti bercengkrama, bermain game online, dan asyik
bermain hp, akan tetapi diwaktu yang sama ada juga beberapa pemuda yang tetap
mendirikan shalat dan menghentikan permainannya. Tentu ini ini menjadi
sebuah hal menarik bagi penulis untuk mengkaji bagaimana motivasi pemuda
Talang Babungo Mendirikan shalat fardu (Analisis dalam Prespektif Konseling
Islam).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi
pemuda Talang Babungo dalam Mendirikan shalat fardu. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah para pemuda Talang Babungo sedangkan sumber data
sekunder dalam penelitian adalah orang tua dan pengurus mesjid. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Motivasi teogenetik
pemuda Talang Babungo mendirikan shalat sebagian besar untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT, untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya , untuk mengharapkan ridho Allah, berkomunikasi dengan Allah,
taat beribadah kepada-Nya, berzikir dan berdoa, meminta ampun atas kesalahan
kepada Allah. Sedangkan sebagian kecil menyampaikan masih belum
tumbuhnya kesadaran di diri pemuda seutuhnya sehingga mereka masih lalai
dalam shalat mereka.(2) Motivasi sosiogenetik pemuda Talang Babungo dalam
Mendirikan shalat fardu sebagian besar menyampaikan untuk kebahagiaan orang
tua dan untuk untuk dikenal dan dihargai masyarakat dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat serta untuk mengikuti pergaulan dengan teman-
temannya. Sedangkan sebagian kecil menyampaikan pemuda tidak sempat
untuk berbaur dan memilih untuk dirumah dan beristirahat. (3) Motivasi
biogenetik pemuda Talang Babungo Mendirikan shalat fardu sebagian besar
menyampaikan untuk memberikan kontrol diri atas dirinya dalam pergaulan muda-
mudi, sebagai bentuk rasa syukur atas terpenuhinya kecukupan hidup dan untuk
mendapatkan ketenangan jiwa, Sedangkan sebagian kecil menyampaikan untuk
terlihat baik oleh orang tua, calon pasangan, dan mertuanya. Dalam penelitian ini
digunakan Analisis konseling Islam menggunakan beberapa jenis layanan, layanan
penguasaan konten dan pembelajaran, layanan konseling individual, layanan
bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 14
C. Batasan Masalah............................................................................... 14
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 15
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 15
F. Penjelasan Judul .............................................................................. 16
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17
PENDAHULUAN
Shalat diartikan juga untuk menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah
karena taqwa hamba pada tuhan, mengagungkan kebesaran-Nya dengan
khusu’ dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat
yang telah ditentukan3. Sedangkan menurut Sayyid Sabiq shalat adalah
sebuah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan khusus, dimulai dari
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.4
Ia disebut shalat karena menghubungkan seorang hamba kepada
1
Muhammad Rasyid Rida, Al-Tafsir Al-manar, juz 1, (Bairut: Dar al-fikr),h. 301.
2
Muhammad Azam Abdul Aziz dan Sayyad Hawwas Abdul Wahhab, fiqih ibadah,
Jakarta, Amzah : 2015). Cet ke-4, h.145.
3
Nazar Bakri, et al, Kuliah Praktek Ibadah, (Jakarta: IAIN IBPress, 2001), Ed ke-1,
Cet.Ke-1, h. 11.
4
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jil 1, (Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara, 2009), h. 115.
1
2
diri kepada Allah. Dari sini maka shalat dapat menjadi media permohonan
dan muslim yang mengerjakan shalat akan terhindar dari perbuatan keji dan
5
Al-Qur’an Tafsir Jalalain surat Al-bagarah ayat 45
6
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004.
3
juga waktu shalat itu, shalat adalah kewajiban yang tidak berubah,
Allah mewajibkan setiap ibadah sudah pasti ada hikmah dan manfaat
dari amalan ibadah tersebut. Begitu juga dengan diwajibkannya ibadah shalat
oleh Allah SWT pasti mengandung hikmah dan manfaat untuk orang yang
S: ( المعرج
)22-19
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia
Amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (Q.S al-Ma’rij ayat
19-22).8
Firman Allah SWT dalam surat lain yaitu dalam surat Al –Ankabut ayat
45 yang berbunyi :
atas dasar-dasar yang baik dan jauh dari bias dan tendensi dan keinginan
(hawa nafsu), sehingga manusia dapat menikmati kehidupan bahagia yang
bertumpu pada semangat humanisme dan keadilan.10
dan cendrung melakukan perbuatan keji dan mungkar, akan tetapi ketika
shalat serta khusuk dalam shalatnya akan terhindar dari perbuatan keji dan
bahwa dia dekat dengan sang maha penciptanya, dan mereka juga mengetahui
bahwa tuhannya melihat segala apa yang dilakukan oleh makhluk ciptaannya,
Salah satu tiangnya agama adalah shalat, shalat yang wajib dilakukan
setiap muslim adalah shalat lima waktu sehari semalam. Sesuai dengan
10
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Ibadah,(Jakarta: Amzah,2015). H. 146-147
11
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004
5
Shalat wustha ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama.
Ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wustha ialah
shalat Ashar. Menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar
mengerjakan shalat, shalat adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh umat
Islam. Shalat merupakan amalan utama dan ibadah utama bagi seorang
muslim jadi seorang umat Islam sangat diharuskan untuk mengerjakan shalat
tingkah laku menuju satu sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh individu,
dengan kata lain motivasi mengacu kepada faktor yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku.14
12
Ibid.
13
RafySapuri, Psikologi Islam : TuntunanJiwaManusia Modern, Jakarta :
RajawaliPers, 2009), h. 220.
14
Nursyamsi, PsikologiPendidikan, (Padang : BaitulHikmah, 2003), h. 114
6
tingkah laku.
suatu ibadah atau kegiatan agama tentu juga ada yang disebut dengan motivasi
beragama.
15
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: KalamMulia, 2009), h.79
16
ZulfanSaam, Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan, (Jakarta : RajawaliPers, 2014), h.
52
7
kesusilaan, agama sebagai sarana untuk memuaskan Intelek yang ingin tahu
Yahya jaya membagi motivasi itu menjadi dua kategori, yaitu motivasi
beragama rendah dan motivasi beragama yang tinggi. Diantara motivasi yang
rendah dalam Islam Adalah: 1) Motivasi beragama karena didorong oleh
perasaan jah dan riya’ seperti motivasi orang dalam beragama karena ingin
kepada kemuliaan dan keriyaan dalam kehidupan masyarakat, 2) Motivasi
beragama karena ingin mematuhi orang tua dan menjauhkan larangannya, 3)
Motivasi beragama karena gengsi atau prestise, seperti ingin mendapatkan
prediket alim atau taat, 4) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan
untuk mendapatkan sesuatu atau seseorang, seperti motivasi seseorang dalam
shalat untuk menikah, 5) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan
untuk melapaskan diri dari kewajiban agama, dalam hal ini orang menganggap
agama itu sebagai suatu beban, sesuatu yang wajib dan tidak menganggapnya
sebagai suatu kebutuhan yang penting dalam hidup. Motivasi beragama yang
tinggi dalam islam dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : 1)
Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan surga
menyelamatkan diri dari azab neraka, motivasi beragama dapat mendorong
manusia mencapai kebahagiaan jiwa, serta membebaskan dari gangguan dan
penyakit kejiwaan. 2) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan
untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. 3) Motivasi beragama
karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keridhoan Allah dalam
hidupnya, motivasi orang dalam hal ini didorong oleh rasa ikhlas dan benar
karena karena Allah sehingga yang memotivasinya dalam beribadah dan
beragama semata-mata karena keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah.
4) Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. 5) Motivasi beragama karena karena
didorong ingin hulul ( mengambil tempat untuk menjadi satu dengan tuhan).
6) Motivasi beragama karena didorong oleh kecintaan (mahabbah) kepada
Allah SWT. 7) Motivasi beragama karena ingin mengetahui rasa tuhan dan
peraturan tuhan tentang segala yang ada (ma’rifah). 8) Motivasi beragama
karena didorong oleh keinginan untuk Al-ittihad (bersatu dengan tuhan).18
menurut yahya jaya memiliki motivasi rendah dan tinggi. Motivasi beragama
yang rendah dipengaruhi oleh faktor yang beralasan duniawi semata tidak
17
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.102
18
Ibid. h. 81-83
8
ketaatan kepada Allah SWT. Sedangkan motivasi beragama yang tinggi adalah
bentuk ketaatan yang kekal kepada Allah selain percaya akan takdir dan
balasan yang diberikan di akhirat nanti juga percaya bahwa kehidupan dunia
akan lebih baik jika berpedoman dan berjalan dijalan yang diperintahkan oleh
Allah SWT, ini menujukkan bahwa motivasi itu juga memiliki peranan
kebutuhan tersebut, agar terwujud dalam realitas tingkah laku, maka manusia
memerlukan dorongan atau motivasi yang setiap saat muncul dalam diri
manusia.
19
Ibid, h.100
20
Ibid.h. 100
9
Salah satu wujud dari tingkah laku keagamaan yakni adanya yang
melaksanakan shalat fardu sebagai bentuk tingkah laku keagamaan dan perilaku
beribadah kepada Allah dalam skripsi ini lebih dikhususkan kepada pemuda.
Pemuda adalah aset suatu bangsa maupun agama. Pemuda merupakan aset
yang sangat mahal dan terpenting dalam kehidupan, selain memiliki kemampuan
berpikir secara kritis dan progresif pemuda menjadi harapan masa depan.21
Pemuda adalah generasi penerus bagi agama, bangsa dan budaya. Pemuda
yang diharapkan adalah pemuda yang berakhalak baik, memiliki agama yang
bagus dan rajin beribadah. Hal ini tentunya akan mengubah pribadi seorang
pemuda di masa mudanya dan tentunya akan berdampak baik bagi lingkungan
sekitarnya.
21
Wahyu Ishardino satries, “PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN
MASYARAKAT, Jurnal Madani Edisi I/Mei 2009,hlm.89
22
Hasan Al Banna dkk, Pemuda Militan, (Solo:CV. Pustaka Mantiq, 1992), hlm.64
10
suatu kewajiban yang Allah SWT tetapkan dan menjauhi segala larangan–Nya.
melalaikan syariat yang telah Allah turunkan, bahkan syariat islam tersebut sudah
banyak dilupakan oleh umat islam itu sendiri. Banyak orang-orang yang telah
konseling itu adalah suatu pelayanan bantuan yang diberikan oleh seorang
konselor untuk itu kita memerlukan arahan atau bantuan dalam membimbing
umat islam agar tetap dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan
tentulah memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan pemuda dan pemudi
lainnya. Menjadi seorang pemuda yang yang berguna bagi bangsa, agama dan
23
Dadan Sumara. Dalam jurnal “kenakalan Remaja dan penanganannya”. Jurnal
Penelitian & PPM, vol. 4. No. 2, Juli 2017, 129-389.
24
Ibid. h.49
11
budaya.
“Apabila ingin melihat suatu negara dimasa depan, maka lihatlah pemudanya
hari ini”.25
dimasa yang akan datang apabila pemuda dimasa sekarang baik akhlaknya,
tersebut akan menjalani kehidupan sesuai aturan Allah SWT dan tidak akan
pemuda talang babungo masih banyak yang menyalahi aturan dan tidak taat
melaksanakan shalat ketika waktu shalat telah datang, untuk itu dibutuhkan
masuk surga-Nya. Pelayanan bantuan profesional itu tidak saja dilakukan dari
manusia, bersama manusia, oleh manusia dan untuk manusia serta dalam
suasana memuliakan kemanusiaan manusia dan mencerdaskan kehidupannya,
tetapi juga dilakukan dari Allah (minallah).26
yaitu adanya beberapa Pemuda Talang Babungo yang masih melalaikan suatu
melihat disalah satu baskem (rumah salah satu pemuda yang dijadikan untuk
shalatnya dan ada juga dari beberapa mereka yang rajin dan selalu
mendirikan shalat, beberapa dari mereka ada yang segera bersiap-siap ada
yang mengajak untuk melaksanakan shalat dan ada juga yang tidak
kegiatan itu seperti mengobrol, main game online, dan sibuk dengan hp.27
26
Opcit.h. 34
27
Observasi,10 September 2019
13
melaksanakan shalat kak menyadari umur saya yang sudah dewasa saya juga
tidak ingin meninggalkan shalat, biasanya saya shalat kok kak, akan tetapi
karena banyak kesibukan yang lain shalat saya memang masih tinggal-tinggal
kak, apalagi hari ini saya di ajak oleh teman saya kesini rasanya segan untuk
tidak pergi dengannya dan menolaknya padahal dia sudah sangat akrab
dengan saya”. Dari kejadian tersebut mereka tidak sadar bahwa melaksanakan
shalat lebih penting dari apa yang mereka kerjakan di dunia dan
tingkah laku ini tentulah tidak baik. Oleh karena itu masyarakat, dan orang-
orang disekitarannya juga sangat tidak nyaman melihat keadaan yang seperti
ini.
“Saya melihat ada beberapa orang dari pemuda yang sangat rajin dan
tidak pernah meninggalkan shalatnya dan ada juga dari beberapa mereka
yang sibuk dengan apa yang mereka kerjakan, ketika saya suruh mereka
untuk shalat kadang mereka shalat meski sudah diujung-ujnung waktu
sedangkan ada juga yang tidak sama sekali nampak oleh saya shalat, saya
sebagai orang tua terkadang resah melihat kelakuan anak muda sekarang
14
1. Rumusan Masalah
2. Batasan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
biogenetik.
4. Penjelasan Judul
16
berikut:
Shalat : Shalat menurut arti bahasa adalah do’a, atau do’a untuk
29
RafySapuri, Psikologi Islam : TuntunanJiwaManusia Modern, Jakarta :
RajawaliPers, 2009), h. 220
30
Wahyu Ishardino satries, “PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN
MASYARAKAT, Jurnal Madani Edisi I/Mei 2009,hlm.89
31
Su’ad Ibrahim Shalih, Fiqih Ibadah Wanita, (Jakarta: Amzah, 2001), h. 60
17
5. Sistematika Penulisan
32
Yahya jaya, BImbingan Konseling Agama Islam (Padang: Angkasa Jaya,2004), h.108-
112
18
saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
33
Zulfan Saam, Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h.
51
34
James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, terjemahan Kartini Kartono, (Jakarta :
Rajawali, 2009), h. 310
35
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h. 100
19
20
sendiri”.37
motivasi adalah dorongan dan keinginan yang ada pada diri seseorang
36
Stephen robbins, perilaku organisasi edisi 12 terjemahan oleh Diana Angelica dkk,
(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 222
37
Wahyosumindjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 1987), h.
174
38
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi : Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta :
Kencana,2009), h. 183
39
Ibid, h. 184
40
Abdul Rahman Shaleh, Ibid, h. 185
41
John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakartass: Kencana, 2008), h. 510
21
2. Fungsi Motivasi
42
Dwi Prasetya Danarjati, dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2013), h.77
43
Nursyamsi, Psikologi Pendidikan, (Padang : Baitul Hikmah, 2003), h. 118
22
tingkah lakunya.
3. Teori-Teori Motivasi
a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan,
kesenangan, atau kenikmatan. Hedonism adalah suatu aliran di dalam
filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada
manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Pada
abad ketujuh belas, Hobbes menyatakan bahwa apapun alasannya
yang diberikan seseorang untuk perilakunya, sebab-sebab terpendam
dari semua perilaku itu adalah kecenderungan untuk mencari
kesenangan dan menghindari kesusahan.
b. Teori Naluri
Naluri merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme
terhadap manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis
bawaan, yang memengaruhi anggota tubuh untuk untuk berlaku
dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga semua pemikiran
dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan
tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori naluri, seseorang
tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dan perbuatan
yang akan dilakukan.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori
ini, apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi
44
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h. 101-102
23
anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya
mengetahui benar- benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan
orang-orang yang dipimpinnya.
d. Drive Theory
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi
hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang
umum.
e. Teori Arousal
Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurutnya,
organisme tidak selalu berusaha menghilangkan ketegangan tetapi
justru tidak sebaliknya, di mana organisme berusaha meningkatkan
ketegangan dalam dirinya. Homestatis adalah ketegangan optimum
yang sifatnya subjektif.
f. Teori Atribusi
Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia menafsirkan
atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwa-
peristiwa yang terjadi di sekitarnya.Teori ini merupakan teori yang
dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha
menggambarkan secara sistematik penjelasan- penjelasan perihal
kenapa seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas.
g. Teori Kebutuhan
Perilaku manusia dikuasai oleh actualizing tendency, yaitu
kecederungan inheren manusia untuk mengembangkan
diri.Kecenderungan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan kriteria
kebutuhannya teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakikatnya adalah memenhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.45 Salah satu teori kebutuhan
yang terkenal adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow,
menurut Abraham Maslow pada dasarnya manusia itu di motivasi oleh
suatu keinginan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu, yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, penghargaan dan mewujudkan
jati diri.46
4. Macam-Macam Motivasi
bahwa pada dasarnya manusia itu di motivasi oleh suatu keinginan untuk
47
Zulfan Saam, Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014),
h. 52
48
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta :
Kencana,2009), h. 193
49
Alex Sobour, Psikologi Umum Edisi Revisi, (Bandung : Pustaka Setia, 2016), hlm. 238
25
50
Maria Cynthia, Mega Iranti Kusumawardhani, Jurnal ANALISIS KORELASI IKLAN TV
COCA-COLA DI INDONESIA DENGAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW
VOL. V, NO.01 , SEPTEMBER 2014, hlm.65
26
51
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2003), h. 298
52
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 184-185
27
seseorang menjadi tenang. Contoh dorongan ini, seperti rasa lapar, haus,
motivasi yang akan penulis pakai dalam penelitian skripsi ini adalah
motivasi menurut Zulfan Saam dan Sri Wahyuni, yang mana mereka
kepada sang pencipta, untuk melakukan kegiatan ibadah kepada Allah dan
ditentukan.
53
Faizah, Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2006), h. 111
54
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2010), h. 248
28
yang dibutuhkan. Jika pengerak tingkah laku atau motif telah mulai
System nafs, motif bersifat fitri, dalam arti bahwa manusia memiliki
orang memiliki keunikan pada dirinya. Di dalam system nafs juga terdapat
dorongan nafs tersebut ada yang disadari dan ada pula yang tidak
disadari.56
55
Ibid, h. 115
56
Faizah, Lalu Muchsin Effendi, Ibid, h. 115
57
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Revisi Terjemah Oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-
Qur’an Departemen Agama RI, (Surabaya : CV Fajar Mulya, 2009)
29
58
Abdul Rahman Shaleh, Ibid, h. 196
59
Ibid, h. 198
60
Abdul Rahman Shaleh, Ibid, h. 200
30
1. Pengertian Shalat
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan
61
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Revisi Terjemah Oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-
Qur’anDepartemen Agama RI, (Surabaya : CV Fajar Mulya, 2009)
62
Sua’d Ibrahim Shalih, Fiqih Ibadah Wanita, (Jakarta: Amzah, 2001), h. 307
63
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Ibadah,(Jakarta: Amzah,2015). H. 145
64
Nazar Bakri, Op. Cit., h. 11
65
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jil 1, (Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara,2009), h. 115
31
2. Tujuan Shalat
Namun, dengan hati yang selalu ingat kepada Allah Tuhan yang
hidupnya, maka hatinya harus selalu ingat kepada Allah, maka kontinuitas
66
Zakiah Drajat dkk, Op.Cit, h, 79-81
67
Nasaruddin Razak, Ibadah Shalat Menurut Sunnah Rasulullah (Bandung : PT Al-
Ma’arif, 1993), h.15
32
3. Waktu-Waktu Shalat
Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 103 bahwa
firman-Nya :
hamba, yaitu shalat. Pelaksanaan Shalat Fardu yang lima itu dikaitkan dengan
waktu tertentu, secara terperinci. Allah SWT berfirman dalam surat al-isra’
ayat 78 :
pada sesuatu yang lain namun ia tidak menjadi bagian di dalam sesuatu
telah terpenuhi pada seseorang maka wajib bagi orang itu untuk
syarat, yaitu :
1) Islam
Orang kafir tetap berdosa karena tidak mengerjakan shalat,
akan tetapi, mereka tidak dituntut untuk melakukannya sebab
shalat itu tidak sah dilakukan oleh orang kafir. Jika seorang kafir
masuk islam, kewajiban shalat sebelumnya menjadi gugur dan ia
tidak dituntut mengqada shalat untuk masa kafirnya.
2) Berakal dan Baligh
68
Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Panduan Shalat Lengkap dan Mudah, (Jakarta: Pena
Pundi Aksara, 2008).,h.27
34
Anak-anak dan orang yang hilang akal karena gila atau sakit,
tidak wajib melakukan shalat.
3) Suci dari haid dan nifas.
Bagi wanita yang haid atau nifas tidak diwajibkan atasnya
shalat bahkan tidak sah melakukannya sehingga ia suci sesuai
dengan hadits ‘A’isyah:
“Kami haid, disisi Rasulullah SAW, kemudian suci kembali, lalu
kami disuruhnya mengqadha puasa dan tidak disuruh mengqadha
shalat.”
4) Sampainya dakwah. Orang yang belum menerima dakwah Nabi
SAW juga tidak menjadi sasaran kewajiban shalat.
5) Dalam keadaan sadar (tidak tidur)
6) Selamatnya indera telinga (pendengaran) dan indera mata
(penglihatan), maka tidak wajib shalat bagi seseorang yang buta
dan tuli, walaupun mampu berbicara, namun shalat wajib bagi
orang yang buta saja atau buta saja, keduanya masih mampu
mendengar dakwah islam.69
69
Abbas Arfan, Fiqih ibadah Praktis Perspektif perbandingan Mazhab, (Malang:UIN –
Maliki Press, 2011), h. 61.
70
Ibnu Hasan Bin abdul kadir Nuh, Lok, cit.,
35
Masjidil Haram) yang mana masjidil haram itu adalah kiblat bagi
dalam shalat yaitu syarat wajib dan syarat sah shalat. Syarat wajib
5. Rukun Shalat
yang harus dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan, baik salah satu bagian
71
Kementrian Agama RI, Bimbingan Agama Pada Muslim Pemula (Mualaf), Jakarta:
Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama RI, 2012), hlm.48
37
6. Keutamaan Shalat
72
Ibid.h
73
Ibid, h. 116
74
Muhammad Azam Abdul Aziz dan Sayyad Hawwas Abdul Wahhab, Fiqih ibadah,
(Jakarta : Amzah, 2015), cet ke-4, h.145
75
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, (Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004.
38
diatas dasar-dasar yang baik dan jauh dari diastendensi dan keinginan
Nya menundukkan semua yang ada dilangit dan di bumi untuk manusia,
cinta Allah.78
76
Muhammad Azam Abdul Aziz dan Sayyad Hawwas Abdul Wahhab, O. Cit.h.146
77
Al-Maragi Ahmad Mustafa, Terjemahan Al-Maragi jilid 1, ( Semarang: PT karya toha
putra),h. 690
78
Ibid, h. 148
39
a. Pengertian Keberagamaan
sikap kesehariannya.83
79
Muhammad Azam Abdul Aziz dan Sayyad Hawwas Abdul Wahhab, O. Cit.h.149
80
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, Kitab Fadhalah Amal, (Jakarta:
Rajab,2011), h. 245
81
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, KBBI, edisi ketiga (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), hlm.12.
82
M Quraish Shihab, Membumikan Al Qur`An: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 210.
83
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Cet. XXVIII, (Bandung: Mizan, 2004),
hlm 210.
40
84
Reymond F Palautzion, Invitation To The Psychology Of Religion, (Massachuset Aliyn
an Bacon, 1996), hlm 12.
85
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 293.
86
Ibid.hlm.294
87
Purwadarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka.
1982).hlm.11
41
fisik dan psikis yang ada dalam dirinya.88 Perkembangan fisik dan
psikis sering disebut dengan perkembangan jasmani dan rohani pada
setiap manusia. Perkembangan tersebutakan melahirkan pemikiran
dan pemahaman yang berbeda terhadap agama yang dianutnya.
Pemikiran dan pemahaman keberagamaan akan terlihat pada perilaku
beragama yang dilakukan oleh setiap manusia.89 Pada gilirannya
perilaku beragama seseorang akan memperlihatkan komitmen mereka
terhadap keberagamaannya.
b. Pengertian Pemuda
tidak hanya dipandang dari satu sisi dimensi saja, namun meliputi
agama yang di anut pemuda. Dalam konteks agama Islam, maka bagi
93
Suzanne Naafs dan Ben White, Generasi Antara:Refleksi tentang Studi Pemuda
Indonesia(Jurnal Studi Pemuda VOL 1 NO 2 September 2012), 91.
43
Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama,
33).95
94
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004.
95
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004.
96
Al-jumanatul, Al-qur’an dan terjemahannya, Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004.
44
akan terarah. Dan hikmah yang lain yang dapat dipetik dari pelaksanaan
3. Dimensi Keberagamaan
dianalisis melalui lima dimensi. Menurut mereka lima dimensi itu adalah
mashdar (kata benda ) yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya
benar.100
104
Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Padang : Angkasa Raya, 2004), h.
108-112.
105
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : UI Press, 2001),
h. 4
106
Thohari Musnawar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta : UI Press, 1992), h. 5
107
Mellyarti Syarif, Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam terhadap Pasien,
(Jakarta : Kementerian Agama RI, 2012), h. 61
48
Islam
akhirat.
108
Yahya Jaya, Ibid, h. 116-117
49
kata lain adalah meningkatkan iman, Islam, dan ikhsan individu yang
dibimbing hingga menjadi pribadi yang utuh. Bimbingan pada
akhirnya diharapkan mampu mengantar hidup bahagia di dunia dan
akhirat.112
Samsul Munir Amin dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
Islam menjelaskan bahwa bimbingan konseling agama Islam juga
memiliki tujuan yang secara rinci dapat disebut sebagai berikut: pertama,
untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenag, damai, bersikap lapang
dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya. Kedua,
untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial dan alam sekitar.
Ketiga, untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu
sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong
menolong, dan rasa kasih sayang. Keempat, untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada individu sehingga muncul dan berkembang
rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi
segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya. Kelima, untuk
menghasilkan potensi ilahi, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat
dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
beberapa aspek kehidupan.113
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan
112
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktik, (Semarang :
Widya Karya,2009), h. 205
113
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2010), h. 43
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Konseling Islam).
114
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), h.234
115
Sutopo Dan Arif, Terampil Mengelola Data Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h 1
116
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 2
117
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pt Remaja Rosda Karya,
2010), h. 6
54
55
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk
variable penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Subjek penelitian
merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada subjek
penelitian itulah data tentang variabel akan ditelilti berada dan di amati oleh
peneliti.118
Subjek penelitian pada skripsi ini adalah pemuda talang babungo yang
rentang usianya dari umur 16-30 tahun yang tidak melaksanakan shalat
Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah pemuda yang berada
shalat magrib ke mesjid, pemuda yang lalai dalam shalatnya, pemuda yang
D. Sumber Data
118
Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta : rineka Cipta,20015). H. 88
119
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kuali Dan Mixed, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar2012), h. 4
56
penulis bahas, maka yang menjadi sumber data harus mempunyai karakteristik
Menurut Ruslan Rosady data primer adalah data yang diperoleh secara
penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah pemuda yang
Untuk memperolah data yang akurat dan valid dalam penelitian ini,
1. Observasi
120
Ruslan Rosady, Metode Penelitian Publik Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), cet ke-3, h. 29
121
Ibid., h. 30
57
meter.
2. Wawancara
berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka
keterangan.123
wawancara tatap muka sekiranya akan tetap bisa dilakukan akan tetapi
wawancara melalui via online atau daring bisa melalui media WhatsApp
122
Narbuko, Choliddan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), H. 70
123
Sugiyono, Op.Cit., H.8
58
30 tahun.
3. Studi Dokumentasi
pada penelitian kali ini tentang pemuda yang tidak melaksanakan shalat
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiono adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasi lwawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan
124
Lexy j moleong, op, cit., h. 136
125
Sugiyono, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif, R & D, (Bandung : Alfabeta, 2010),
h. 329
59
126
Ibid, h. 244
127
Ibid,h. 252
BAB IV
HASIL PENELITIAN
adalah 85 kilometer persegi, atau 32,32 persen dari luas wilayah kecamatan
Hiliran Gumanti. Jarak dari kantor wali Nagari ibu kota kabupaten adalah 56
60
61
babungo secara keseluruhan berjumlah +- 8563 jiwa yang mana jumlah laki-
laki terdapat 4310 jiwa dan yang perempuan berjumlah 4253 jiwa data ini di
ambil tahun 2018 yang lalu, perkiraan dari pemuda yang terdapat dinagari
talang babungo +- 600 orang sesuai hasil dari wawancara yang dilakukan
dengan bapak wali nagari, Nagari Talang Babungo belum memiliki profil
Nagari yang lengkap karena keterbatasan fasilitas dan masih termasuk nagari
yang belum terlalu maju dari segi informasi dan medianya. penduduk Nagari
Talang Babungo banyak yang bekerja sebagai petani dan sebagian kecil
juga oleh kondisi lahan yang subur dan iklim yang bagus.
B. Deskripsi Data
terakhir: SMK.
pelajar.
pekerjaan: pelajar/siswa.
pelajar.
pelajar
12. Kasma Erlida, Orang Tua pemuda, umur 54 tahun, pendidikan terakhir
SD, pekerjaan:petani.
13. Lema, Orang Tua pemuda, umur 45 tahun, pendidikan terakhir, smp,
pekerjaan petani
63
14. Pengurus Mesjid Baitul Ihsan bapak Dara mesjid baitul ihsan Taratak
Jarang
15. Pengurus Mesjid baitul Makmur Tabek bapak Kasri selaku ketua
pengurus.
C. Temuan Penelitian
mengatakan bahwa:
hidup bagi saya apapun yang saya lakukan di dunia ini tidak
akan terlihat bagi Allah jika saya tidak melaksanakan
kewajiban utama yang Allah perintahkan, tentunya dorongan
saya untuk melaksanakan shalat hannya untuk mengharapkan
ridho dan surga-Nya Allah di akhirat nanti.”131
131
Noza Afriadi, pemuda, Wawancara Langsung, 11 Agustus 2020.
132
Hans, pemuda, Wawancara langsung, 12 agustus 2020
133
Shandy, Pemuda, Wawancara Langsung, 12 Agustus 2020
66
134
Jefri, pemuda, wawancara langsung, 08 Agustus 2020
135
Nopel, wawancara langsung, 14 agustus 2020
67
136
Satri Juli Hendara, Wawancara Langsung, 7 Agus 2020
137
Zulfa Hendri, Pemuda, Wawancara Langsung, 8 Agustus 2020
68
menungkapkan bahwa:
138
Zaldi oktaris, pemuda, Wawancara langsung, 8 Agustus 2020
139
Lema, orang tua, Wawancara Langsung, 9 Agustus 2020
69
140
Dara, Pengurus mesjid baitul ihsan Talang Babungo, 11 Agustus 2020
70
dari kesyirikan.
konsep yang dijelaskan oleh zulfan Saam dan Sri Wahyuni yang
larangan-Nya.
Fardu Analisis
mengatakan bahwa:
141
Hans, pemuda, wawancara langsung, 12 agustus 2020
72
mengatakan bahwa:
144
Hamid Habibullah, Pemuda, Wawancara Langsung, 5 Agustus 2020
145
Julhamidi, pemuda, wawancara langsung, pada tanggal 29 juli 2020
146
Zulfa Hendri, Pemuda, Wawancara Langsung, 8 Agustus 2020
74
147
Noza Afriadi, pemuda, Wawancara Langsung, 11 Agustus 2020.
148
Nopel, wawancara langsung, 14 agustus 2020
149
Satri Juli Hendara, Wawancara Langsung, 7 Agus 2020
75
150
Zaldi oktaris, pemuda, Wawancara langsung, 8 Agustus 2020
151
Kasma erlida, orang tua, wawancara langsung pada 07 agustus 2020.
76
kebutuhan hidup mereka baik dari segi makan, minum, dan lainnya.
seperti lapar, dahaga, kekurangan darah, letih dan menjauhi rasa sakit.
mengontrol diri dan menjaga hawa nafsunya, hal ini karena pemuda
yang lebih baik juga dari dirinya. Oleh karena itu, pemuda harus
78
ada beberapa orang pemuda yang berkata- kata kotor dan lainnya.
mengatakan bahwa:
152
Rendi Eka Putra, pemuda, wawancara langsung, 11 Agus 2020
79
mengungkapkan bahwa:
mengungkapkan bahwa:
Selain itu juga dilakukan wawancara dengan orang tua lain yang
mengungkapkan bahwa:
153
Julhamidi, pemuda, wawancara langsung, pada tanggal 29 juli 2020
154
Jefri, pemuda, wawancara langsung, pada tanggal 08 Agustus 2020
155
Shandy, Pemuda, Wawancara Langsung, 12 Agustus 2020
80
mengungkapkan bahwa:
mengungkapkan bahwa:
“Saya adalah salah satu dari pemuda mesjid yang ikut dalam
memakmurkan mesjid, saya sangat senang ikut sebagai pemuda
mesjid, selain mudah dalam berurusan tentunya saya akan
melaksanakan ibadah setiap tepat pada waktunya, kemudian
dengan menjadi pemuda mesjid saya bisa bertur dan berdiskusi
dengan orang-orang hebat yang di percayakan di dalam nagari ini,
juga ada para ustad, dan terkadang saya juga diminta untuk menjadi
panitia pada acara-acara besar hari Islam, dan itu membuat saya
semakin senang datang dan memakmurkan mesjid.157
Sehubungan dengan itu juga dilakukan wawancara dengan
156
Jefri, pemuda, wawancara langsung, pada tanggal 08 Agustus 2020
157
Hamid habibullah, pemuda, wawancara langsung pada tanggal 07 Agustus 2020
81
mengungkapkan bahwa:
mengungkapkan bahwa:
“Bagi saya shalat itu tidak bisa untuk dipaksakan karena shalat itu
dari diri kita masing-masing, saya sebenarnya berniat untuk
melaksanakan shalat akan tetapi ketika suara azan terdengar,
badan saya rasanya malas untuk digerakkan dan saya berfikir
mungkin ini karena pekerjaan saya suatu saat akan datang hidayah
kepada saya dan ketika itu saya benar-benar akan melaksanakan
shalat dan tidak akan meninggalkannya lagi.160
pemuda berteman dengan teman yang baik maka pemuda juga akan terbawa
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk menjalin hubungan
158
Kasri, pengurus Mesjid, wawancara langsung agustus 12 agustus
159
Zulfa Hendri, Pemuda, Wawancara Langsung, 8 Agustus 2020
160
Satri julihendra
82
upaya pemuda dalam pemenuhan kebutuhan sosialnya. akan tetapi dari segi
baik oleh orang tua serta untuk , hal ini ditandai dengan, menghadiri acara
sosial.
penerus bangsa. Oleh karena itu, penting untuk menjalin hubungan yang
Agama Islam.
agama, jiwa klien akan dapat tercerahkan dan akan memiliki motivasi
empat aspek:
kepada Allah, fakir, zuhud, hubah, rindu, intim, ridha, niat yang
ikhlas, benar, mawas diri, kritik diri, tafakur dan menginat mati.
4. Muamalah, yaitu aspek yang berhubungan dengan kahidupan
sosial dan budaya manusia yang beragama, seperti berbuat baik
kepada ibu-bapak, sanak keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan
agama.
agama khususnya tentang shalat baik dari segi tujuan, manfaat maupun cara
motivasi mendirikan shalatnya hannya ketika diajak oleh temannya atau ketika
terlihat oleh mertua dan orang tuanya, layanan bimbingan kelompok dalam
shalat sesuai dengan kemauannya saja dan melalaikan shalat yang lain dengan
alasan yang duniawi , jika informasi yang diberikan saat melakukan bimbingan
kelompok dapat dipahami dengan baik. Dengan adanya layanan ini informan
dapat memahami masalah yang sedang dihadapinya, dan supaya tidak terjadinya
masalah-masalah yang akan dihadapi oleh individu atau pemuda. Tujuan dari
layanan beberapa layanan yang diberikan diatas yaitu untuk mencapai kehidupan
yang bahagia dunia dan diakhirat tanpa ada hal yang menuntut untuk dimiliki,
memiliki kesadaran diri. Selain kesadaran diri, perbuatan diharapkan untuk saling
aktif bermasyarakat agar pemuda juga dapat menjadi contoh teladan bagi generasi
selanjutnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
teman-temannya.
87
88
B. Saran
berikut:
nantinya.
Hal ini akan menjadi pendorong bagi pemuda untuk melaksanakan shalat
maka mereka akan terpacu juga untuk menjadi lebih baik terutama dalam
3. Jadikan kesejahteraan bagi diri dan bentuk tanggung jawab diri untuk
kesejahteraan itu pula pemuda dapat menemukan jati diri dan memenuhi
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta : UI Press, 2001
Amin, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktik, Semarang :
Widya Karya,2009
Azzam,Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah,
Jakarta : Amzah,2015
Bakri, Nazar, et al, Kuliah Praktek Ibadah Ed ke-1 Cet.Ke-1, Jakarta: IAIN IB Press,
2001.
90
91
PustakaPelajar, 1989
Hasan, Ibnu Bin Abdul Kadir Nuh, Panduan Shalat Lengkap dan Mudah, Jakarta:
Ikhwan, dkk Buku Pedoman Penulisan IAIN IMAM BONJOL PADANG, Padang :
2015
Jaya, Yahya, Bimbingan Konseling Agama Islam, Padang: Angkasa Jaya, 2004.
Kementrian Agama RI, Bimbingan Agama Pada Muslim Pemula (Mualaf), Jakarta:
Karya, 2010
Muhammad Azam Abdul Aziz dan Sayyad Hawwas Abdul Wahhab, fiqih ibadah Cet
Toha putra
2009
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, KBBI, edisi ketiga Jakarta: Balai
Pustaka, 2003
Cipta, 1999
93
Ma’arif, 1993
2014.
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, jakarta : AMZAH, 2010
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta
: Kencana,2009
Stark, R., & Y. Glock, C. (1974). American Piety: The Nature Of Religious
Commitment.
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jil 1, Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara, 2009.
Sutopo Dan Arif, Terampil Mengelola Data Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2010
94
2012.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,2007