Anda di halaman 1dari 41

KONSEP KREDENSIAL KEPERAWATAN

DAN KOMITE KEPERAWATAN

Dewi Irawaty, MA, PhD


Ketua Umum PP PPNI
Ketua Kompartmen Keperawatan PERSI

Pelatihan Managemen Keperawatan PERSI


Jakarta, 12 Maret 2014

1
AMANAH LOKAKARYA KEPERAWATAN
TAHUN 1983 :

PELAYANAN KEPERAWATAN ADALAH


PELAYANAN PROFESIONAL

PERAWAT ADALAH PROFESI

2
PROFESI

• Bukan sekedar pekerjaan biasa


• Memerlukan:
• Keahlian (expertise)
• Tanggung jawab (responsibility)
• Kesejawatan (corporateness)

3
KEAHLIAN (EXPERT)
• Diperoleh melalui pendidikan profesi
• Dipelihara dan ditingkatkan melalui belajar dan
pelatihan ( continuous professional development),
serta pengalaman kerja
• Teruji dan dibuktikan dengan diperolehnya berbagai
sertifikat dan ijazah

4
TANGGUNG JAWAB
• Menerapkan expertice atau IPTEK yang tepat guna dalam
melaksanakan pekerjaan keperawatan termasuk praktek berbasis
bukti (evidence based practice)
• Mengutamakan kebenaran disertai upaya baik dengan menerapkan
prinsip etik

5
KESEJAWATAN

• Tergabung dalam organisasi profesi


• Mendukung upaya baik sejawat/ sesama perawat
• Bersikap asertif terutama terhadap adanya upaya
tidak terpuji dalam keperawatan
• Ikut serta dalam upaya memajukan keperawatan
sebagai profesi

6
KREDENSIALING
•Merupakan serangkaian kegiatan untuk memastikan
seseorang memenuhi persyaratan yang diperlukan
untuk dapat bekerja dan pantas untuk diberi
kewenangan menjalankan tugas/ pekerjaan tertentu
• mutlak dilakukan oleh profesi sebagai bagian tidak
terpisahkan sebagai akuntabilitas dan bukti kesiapan
sesorang untuk melaksanakan tugas pekerjaan
secara bertanggung jawab

7
KREDENSIALING

•Bersifat umum dan khusus :


•Bersifat umum dan dasar, dilakukan untuk memberikan status teregistrasi
secara kewilayahan kerja (negara bagian ataupun secara nasional). Contoh:
kredensialing (sertifikasi dan registrasi) di Indonesia memberikan STR yang
berlaku nasional.
• Bersifat khusus, misalnya: memberikan clinical privilege atau kewenangan
khusus untuk melaksanakan tindakan klinik tertentu dan hanya berlaku
dirumah sakit yang memberikan

8
KREDENSIALING
Terdiri :
1. Sertifikasi
2. Registrasi
3. Lisensi
Ketiga proses harus dilampaui oleh setiap individu/ anggota profesi dan
merupakan rangkaian tahapan yang dikelola oleh setiap lembaga (
pendidikan, konsil, organisasi profesi dan pemerintah atau pimpinan
institusi pelayanan secara bertanggung jawab

9
SERTIFIKASI

Proses pemberian bukti formal (sertifikat) sebagai


pengakuan atas kemampuan yang dicapai
seseorang dikaitkan dengan kualifikasi tertentu
dan diperoleh melalui berbagai kegiatan penilaian.

10
FALSAFAH DASAR SERTIFIKASI

1. ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki


profesi perlu dibuktikan dengan berbagai bentuk penilaian
terhadap pengetahuan minimal atau standar terkait
pekerjaan/ praktek profesinya.
2. Karena IPTEK selalu berkembang sehingga penilaian
diperlukan setiap interfal /waktu tertentu ( misal setiap
3 – 5 th)
3. Sasaran praktek profesi adalah manusia (individu sd
masyarakat) dan karakteristik populasi ( bahasa, budaya
kondisi fisik dll) sangat mempengaruhi penerapannya
sehingga sertifikat seringkali hanya berlaku pada populasi
tertentu saja

11
BENTUK SERTIFIKAT

• IJAZAH, dari pendidikan formal terakreditasi


• SERTIFIKAT KOMPETENSI, dari berbagai kegiatan yang diakui,
antara lain:
• Uji kompetensi
• Penilaian kinerja selama bekerja atau praktek
• Pelatihan
• Kegiatan pengembangan IPTEK (seminar, jurnal, riset)
• Kegiatan pengabdian masyarakat

12
MAKNA SERIFIKAT

Merupakan rujukan bagi pengelola untuk


menempatkan seseorang dalam posisi dan atau
penugasan serta kewenangan tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku

13
REGISTRASI
• Proses pemberian status TEREGISTRASI
(REGISTERED) pada seseorang berdasarkan
sejumlah penilaian/sertifikasi yang
dipersyaratkan
• Dilakukan oleh badan regulator (Konsil/ Board
profesi atau oleh Pemerintah)
• Berlaku untuk periode waktu tertentu (3 – 5 th)
• Status TEREGISTRASI berlaku pada area atau
wilayah tertentu saja
14
MAKNA STATUS TEREGISTRASI

Bermakna bahwa, individu yang bersangkutan:


1. Memiliki kemampuan yang dipersyaratkan untuk
menjalankan pekerjaan dan dapat diberi
kewenangan atau izin (lisensi) sesuai status
registrasinya
2. Menggambarkan status profesional/ berkualitas

15
LISENSI ( KEWENANGAN)

• Merupakan pemberian izin/ kewenangan menjalankan tugas dan atau


pekerjaan tertentu secara legal
• Diberikan oleh pemerintah suatu wilayah untuk izin praktek profesi
dan diberikan oleh pimpinan RS sesuai ketentuan yang berlaku di
rumah sakit tersebut dan hanya berlaku setempat

16
DASAR DAN PENGELOLA KREDENSIALING

Kredensialing merupakan kewenangan dan tanggung jawab badan


regulator yaitu KONSIL atau BOARD sesuai undang-undang profesinya
masing-masing

17
DASAR DAN PENGELOLA KREDENSIALING PERAWAT DI
INDONESIA

• UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN belum disyahkan sehingga KONSIL


KEPERAWATAN belum ada, maka dasar yang digunakan adalah
• Permenkes HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek
perawat
• Permenkes nomor 17 tahun 2013 tentang perubahan (sebagian) Permenkes 148/2010
• Permenkes nomor 46 tahun 2013 tentang registrasi tenaga kesehatan (pengganti
Permenkes 1796/2011)
• Pengelola saat ini adalah suatu BOARD yang dibentuk pemerintah yaitu
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan MTKP yang
beranggotakan unsur pemerintah dan perwakilan pengurus Organisasi
Profesi seluruh tenaga kesehatan kecuali dokter, dr gigi dan farmasi

18
PELAKSANAAN KREDENTIALING TENAGA KESEHATAN DI
INDONESIA (UNTUK PERTAMA KALI)
(PMK NOMOR 46 TAHUN 2013)

Mahasiwa tk. Akhir

(SERTIFIKASI) (LISENSI)
(REGISTRASI)
1. Ujian Akhir
2. Uji Kompetensi

1. IJAZAH & STR SIKP SIPP


2. ST KOMPETENSI

Kerja mandiri 19
KEBIJAKAN MEMPEROLEH KEWENANGAN KERJA (lisensi)

• Untuk bekerja sebagai perawat perlu izin kerja (SIKP) dan Praktek
Mandiri perlu izin praktek (SIPP)
• SIKP dan SIPP diperoleh di DINKES Kab Kota
• Dipersyaratkan:
• STR masih berlaku
• Keterangan tempat kerja
• Rekomendasi PPNI ( bagi anggota)

20
PELAKSANAAN KREDENTIALING
TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA
(kedua dst tiap 5 tahun)

Sertifikasi: 5 tahun (25 SKP)

(SERTIFIKASI) (REGISTRASI) (LISENSI)

STR SIPK SIPP

KERJA PM

21
KEBIJAKAN REGISTRASI ULANG

• Untuk dapat tetap bekerja sebagai perawat, setiap 5 tahun


dipersyaratkan memperpanjang STR dengan memenuhi sertifikasi
sebanyak 25 SKP
• Dengan rekomendasi PPNI (bila ybs anggota), memproses ke MTKI
• Bila tidak memperoleh 25 SKP dilakukan penilaian khusus oleh PPNI
dan MTKI

22
KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT

• Dilakukan oleh komite keperawatan RS, melalui


berbagai mekanisme penilaian yang ditetapkan di
RS
• Pemberian “authority (privilege)” oleh Direktur
Rumah Sakit kepada perawat tertentu yang
kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan
dan atau tindakan medis dilingkungan rumah sakit
tersebut.

23
UU NO.36 TAHUN 2009
• Tenaga Kesehatan :
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan

24
UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 33 Tentang Organisasi RS


(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel

(2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri


atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan.
25
Pasal 36
Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

1.Tata kelola rumah sakit (Good Hospital


Governance)

2.Tata kelola klinis yang baik (Good Clinical


Governance)

26
Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws):

 Peraturan internal rumah sakit(hospital bylaws):


adalah aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah
sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf
 Peraturan internal korporasi(corporate bylaws): adalah aturan
yang mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance)
terselenggara dengan baik melalui pengaturan hubungan antara
pemilik, pengelola, dan komite medik, keperawatan di rumah sakit.
 Peraturan internal staf medis(medical staff bylaws): adalah aturan
yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme staf medis di rumah sakit.
 Peraturan Staf Keperawatan Rumah Sakit (Nursing Staff bylaw):
adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk
menjaga profesionalismestaf keperawatan di rumah sakit. 27
PENGATURAN OLEH STAFF BYLAW

• Dalam (medical staff bylaw) antara lain diatur


kewenangan klinis dokter (Clinical Privilege)

• Dalam (nursing staff bylaw) antara lain diatur


kewenangan klinis perawat (Clinical Privilege).

28
Rumah sakit mempunyai komite keperawatan
yang menjamin tata kelola klinis (clinical
governance) untuk melindungi pasien.

Setiap tenaga keperawatan dikendalikan dengan


mengatur kewenangan klinisnya (clinical privilege)
untuk melakukan tindakan keperawatan

Hanya tenaga perawat yang memenuhi syarat-


syarat kompetensi dan perilaku tertentu saja yang
boleh melakukan tindakan keperawatan dan atau
tindakan medis (delegasi)
29
KOMITE KEPERAWATAN

adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga


keperawatan yang “mumpuni” bertujuan untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan
rumah sakit agar perawat di RS tsb terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika serta
disiplin profesi keperawatan.

30
KOMITE KEPERAWATAN
 Dibentuk dengan berasaskan professionalisme
keperawatan bahwa sebagai profesi kualitas perawat harus
dikendalikan melalui mekanisme yang akuntabel
 Setiap Rumah sakit harus menetapkan komite
keperawatan yang menjamin kualitas pelayanan dan
asuhan keperawatan guna melindungi pasien.
 Pekerjaan yang “sangat khusus” dapat diberikan kepada
perawat tertentu yang dikendalikan dengan melakukan
validasi dan memberinya sertifikat kewenangan klinis
(clinical privilege) yang sesuai.

 Hanya perawat yang memenuhi syarat yang ditetapkan RS


dapat diberikan kewenangan klinis tertentu
31
PENGENDALIAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
(nursing services vs nursing care governance)

• Perawat sebagai profesi kesehatan strategis mengemban tugas


pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
• Pelayanan keperawatan dikendalikan sepenuhnya oleh para
pengelola/ MANAGER KEPERAWATAN ( ka. Team, ka. Ruang dan ka.
Bidang atau Direktur keperawatan )
• Kualitas asuhan sangat tergantung dari kualitas perawat yang
bertugas sehingga kualitas perawat sebagai profesi perlu
dikendalikan melalui mekanisme kredensialing khusus oleh KOMITE
KEPERAWATAN
32
TUGAS UTAMA
KOMITE KEPERAWATAN

1
 Rekomendasi pemberian ijin untuk melakukan
tindakan keperawatan (entering to the
profession)  sub-komite kredensial.

33
2

 Memelihara kompetensi dan perilaku tenaga


keperawatan ( maintaining professionalism 
sub-komite mutu profesi  melalui audit
keperawatan dan pengembangan profesi
berkelanjutan ( continuing professional
development )

34
3

 Rekomendasi penangguhan kewenangan klinis


tertentu hingga pencabutan ijin melakukan
tindakan keperawatan (expelling from the
profession)  sub-komite disiplin.

35
KEWENANGAN KOMITE KEPERAWATAN
•Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege)

•Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical


appointment)

•Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis


(clinical privilege) tertentu; dan memberikan rekomendasi
perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation
of clinical privilege)

36
KEWENANGAN KOMITE KEPERAWATAN
•Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan

•Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan


berkelanjutan

•Memberikan pendampingan (preceptorship); dan


rekomendasi pemberian tindakan etik - disiplin

37
KEBIJAKAN KREDENSIALING KHUSUS

• Ditetapkan oleh Direktur RS


• Perlu kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk:
• PPNI tingkat komisariat, kabupaten dan propinsi, ikatan/himpunan
keperawatan
• berbagai perawat ahli dan spesialis untuk pengembangan keilmuan dan
sebagai mitra bestari
• Lembaga atau institusi pendidikan dan penelitian keperawatan

38
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014

• Merupakan sistem jaminan sosial di bidang kesehatan yang akan


diberlakukan (secara bertahap) secara nasional mulai tahun 2014
• Merupakan upaya dalam menjamin setiap orang memperoleh haknya
berupa pelayanan kesehatan yang benar dan baik

39
KESIMPULAN
• Perawat sebagai profesi berpotensi untuk menentukan kualitas
pelayanan kesehatan
• Perawat perlu menjaga profesionalismenya sebagai profesi melalui
berbagai mekanisme termasuk kredensialing yang dilakukan secara
umum/nasional maupun secara khusus di tempat kerja
• Konsil Keperawatan atau pemerintah merupakan lembaga yang
mengkawal sistem kredensialing secara nasional sedangkan Komite
Keperawatan RS mengkawal sistem kredensialing secara khusus
dimasing masing RS
• JKN 2014 menuntut kesiapan dan kehandalan setiap profesi termasuk
perawat untuk mendukung keberhasilannya
40
41

Anda mungkin juga menyukai