Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Praktik Stase Keperawatan Medikal Bedah
(KMB)
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang
tinggi, akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun
pembuluh darah besar dan akibat kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami
gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif,
terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga
merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan
radang sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas
maka pada luka bakar juga dapat terjadi sok hipovelemik (burn syok).
Musliha (2010).
Lapisan Waktu
No Jenis Yang Tampilan Tekstur Sensasi Penyem Prognosis
Dilibatkan buhan
E. Manifestasi Klinik
Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka
bakar sesuai dengan kerusakannya :
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan
edema subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat
nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka
merah keputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering,
lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skingraf.
Selain itu terdapat beberapa tanda gejala dalam luka bakar
dianataranya sebagai berikut :
Kedalaman Dan Bagian
Penampilan Perjalanan
Derajat Luka Kulit Yang Gejala
Luka Kesembuhan
Bakar Terkena
Derajat 1 Epidermis Kesemutan Memerah, menjadi Kesembuhan lengkap
(superfisial) tidak sampai hiperestesia putih bila ditekan dalam 1 minggu
pada daerah (supersensitif) minimal atau tanpa pengelupasan kulit
dermis, rasa nyeri mereda edema
sering bila didinginkan,
disebut kering tidak ada
epidermal gelembung,
dan bagian edema minimal
dermis atau tidak ada.
Derajat 2 (paritial Epidermis Nyeri hiperestial Melepuh dasar Kesembuhan dalam
thickness) tersiram dan bagian senditif terhadap luka bintik-bintik 2-3 minggu,
air dermis udara yang merah,epidermis pembentukan parut
mendidih,terbakar dingin,blister retak,permukaan dan depigmentasi
oleh api besar dan lembab luka basah, edema infeksi dapet
yang ukurannya mengubahnya
bertambah menjadi derajat 3
besar,pucat bila
ditekan dengan
ujung jari dan
berisi kembali
bila tekanan
lepas.
Derajat 3 (full Epidermis,k Tidak terasa Kering,luka bakar Pembentukan esker
thickness) terbakar eseluruhan nyeri,syok berwarna putih diperlukan
nyala api,terkena dermis dan hematuria dan seperti bahan kulit pencangkokan
cairan mendidih kdang- kemungkinan atau gosong,kulit pembentukan parut
dalam waktu yang kadang hemolisis, terletak dengan dan hilangnya kontur
lama,tersengat jaringan kemungkinan bagian lemak yang serta fungsi
aliran listrik subkutan terdapat luka nampak edema kulit..hilangnya jari
masuk dan keluar tangan atau
(pada luka bakar ekstremitas dapat
listrik) kering terjadi.
disertai kulit
mengelupas,pemb
uluh darah seperti
arang terlihat
dibawah kulit
yang mengelupas,
tidak pucat bila
ditekan
F. Komplikasi
a). Gangguan elektrolit yang menyebabkan disritmia jantung
b). Syok luka bakar dapat secara irreversible merusak ginjal sehingga
timbul gagal ginjal 1 sampai 2 minggu pertama etelah luka bakar
c). Penurunan aliran darah ke saluran cerna yang dapat menyebabkan
hipoksia sel- sel penghasil mucus sehingga terjadi ulkus peptikum
d). Dapat terjadi koagulasi intravascular diseminata (DIC) karena distruksi
jaringan luas
e). Pada luka bakar yang luas dapat menyebabkan kecacatan, trauma
psikologis: depresi, malu, keinginan untuk bunuh diri
Selain itu terdapat komplikasi laindari luka bakar yaitu :
1. Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial ( luka bakar
pada ekstremitas iskemia ekstremitas, luka bakar pada toraks hipoksia
dari gagal napas restriktif) ( cegah dengan eskaratomi segera).
2. Awal
a). Infeksi (waspadai steptococcus ) obati infeksi yang timbul ( 10%
organisme pada biopsi luka ) dengan antibiotik sistemis.
b). Ulkus akibat stres ( ulkus cerling) ( cegah dengan antasida,
broker H2 atau inhibitor pompa proton profilaksis)
c). Hiperkalsemia (dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati dengan
insulin, dekstrosa.
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan
penunjang yang diperlukan adalah :
1). Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya
Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan dengan kerusakan
oleh panas terhadap pembuluh darah.
2). Leukosit akan meningkat sebagai respons inflamasi
3). Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
4). Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cedera
jaringan, hipokalemia terjadi bila diuresis.
5). Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema
jaringan
6). Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan
7). EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
8). Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar selanjutnya.
Selain itu terdapat juga pemeriksaan penunjang pada luka bakar yaitu :
Laboratorium :
- Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah
yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%
mengindikasikan adanya cedera
EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar
lebih dari 30% dewasa dan lebih dari 20% pada anak
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan
kondisi dan tempat pasien dirawat melibatkan berbagai
lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain
mencakup penanganan awal (ditempat kejadian),
penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan di
ruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan
antara lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien
dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topikah karena
eschar tidak dapat ditembus dengan pemberian obat
antibiotik sistemis.
Pemberian obat- obatan topikah anti mikrobial
bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi untuk
menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi
kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan topikah secara
tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka
dan mencegah sepsis yang sering kali masih terjadi
penyebab kematian pasien.
1. Tatalaksana resusitasi luka bakar
a). Tatalaksana resusitasi jalan napas
Inkubasi : tindakan inkubasi dikerjakan
sebelum edema mukosa
Krikotiroidomi :bertujuan sama dengan
inkubasi hanya dianggap agresif
Pemberian oksigen 100%
Perawatan jalan napas
PenghiasanSecret
Pemberian terapi inhalasi
Bilasan bronkoalveolor
Perawatan rehabilitatif untuk respirtif
Eskarotomi
b). Tatalaksana resusitasi cairan
Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar,pemberian nutrisi
enteral sebaiknya dilakukan sejak dini
Penanganan Luka
Pendinginan luka
Debridemen
Tindakan pembedahan
Flap
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Tn.Y DENGAN COMBUTIO GRADE II
DI RUANG MAWAR RSUD KABUPATEN TANGERANG
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
C. RIWAYAT KESEHATAN
Tn.Y
Arti Sehat Dan Sakit Bagi Pasien: pasien mengatakan Sehat itu
mahal dan sangat berharga. Jadi Sakit merupakan cara teguran dari
Allah untuk menghapus dosa diri sendiri dan menjadikan diri lebih
ingat dan dekat terhadap allah.
Pengetahuan Status Kesehatan Pasien Saat ini: Menurut istri Tn. Y
yaitu Ny.N sehat jika seseorang bisa melakukan kegiatan dan
beraktivitas sehari-hari seperti sedia kala
Perlindungan Terhadap Kesehatan : Program skrining, kunjungan
ke pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga.
Faktor Ekonomi : Baik tercukupi
Ibu pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit
biasanya : Kepuskesmas
Pemeriksaan Diri Sendiri : payudara, riwayat medis keluarga
Pengobatan yang sudah dilakukan : Tidak ada
Perilaku untuk mengatasi masalah Kesehatan : Pasien mengatakan
tidak ada alergi terhadap makanan ataupun obat
Tembakau : Tidak Pernah
Alkohol : Tidak Pernah
Obat lain : Tidak Pernah
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) :Tidak ada
Reaksi : Tidak ada
Obat-obatan warung/tanpa resep dokter : Tidak ada
3. POLA ELIMINASI
Kebiasaan Pola Buang Air Kecil :
Dirumah : frekuensi 3-4x sehari, jumlah 700-900cc/hari, warna
jernih, terkadang kuning,bau khas, tidak ada kesulitan dalam buang
air kecil. Dirumah sakit: pasien terpasang kateter dengan urin 500
cc/hari dengan warna kuning terkadang kuning pekat.tidak terdapat
(nyeri/disuria,nokturia,hematuria)
Kebiasaan pola buang air besar: Dirumah: frekuensi 1-2x sehari
dengan konsistensi lunak dengan kuning tdak bercampur darah.
Dirumah sakit: Pasien menggunakan pampers dengan 1 kali bab,
warna kuning , bau khas. Tidak ada konstipasi atau diare,tidak
menggunakan obat pencahar,kemampuan mengontrol BAB baik.
Keyakinan budaya dan kesehatan : Tidak ada keyakinan supaya
sembuh
Kemampuan perawatan diri : Semenjak di RS dibantu dibersihkan
oleh Istri dan perawat
Kebersihan diri : Jarang gosok gigi semenjak dirumah sakit karean
kesulitan bergerak adanya luka bakar
Penggunaan bantuan untuk ekskresi : Tidak ada
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia,
rektum, prostat) :tidak ada kelainan
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen,genitalia,
rektum,prostat) : tidak ada mual , bising usus : 10x/menit, tidak ada
asites,tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaram hati atau limfe.
Score
Aspek dinilai
0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
Total 11
Keterangan :
0 = Mandiri, 3 = Bantuan peralatan dan orang lain
1 = Dengan Alat Bantu 4 = Tergantung / tidak mampu
2 = Bantuan Orang Lain
Jam tidur : pasien mengatakan sebelum sakit Tn.Y tidur dari jam
21.00. WIB dan bangun jam 05.00 WIB pagi, saat sakit Ny. A
tidur dari jam 10 malam dan terbangun jam 02.00 WIB
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Dan Leher : Bentuk kepala masosepal, terdapat ada lesi luka
bakar bagian wajah, rambut warna hitam dan tidak rontok.Leher :
adanya lesi luka bakar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Mata (bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea,
pupil, lapang pandang, ketajaman penglihatan) : Bentuk mata
simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera ikterik tidak ada
sianosis pupil mengecil saat diberi reflek cahaya dan distribusi bulu
mata & alis mata merata.
Telinga (daun telinga, lubang, saluran, membran tympani, fungsi
pendengaran) : Bentuk simteris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan,
telinga bersih, tes wiber(+), test swabbah (+), test rinne (+)
Hidung dan sinus : Bentuk simetris, terdapat lesi akibat luka bakar,
tidak ada tanda radang atau sinusitis,hidung tampak bersih.
Mulut, lidah, dan tonsil : Mukosa bibir kering, pembersiharan tonsil
(-) ada carises gigi lengkap, kebersihan mulut bersih, gigi tampak kotor
dan tidak ada pembengkakan pada tonsil.
Payudara dan ketiak : Kanan dan kirim simetris, tidak ada
pembengkakak, tidak ada nyeri tekan
Thorax (Sistem Kardiovaskuler) :
Sistem kardiovaskuler :
- Inspeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis tidak terlihat.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan , PMI : ICS 4 midclavikula sinistra
1cm.
- Perkusi : batas-batas jantung (Batas atas : ics 2 linea sterna sinistra
.Batas kanan : ics 2 linea sterna dextra ,Batas kiri : ics 4 mid
clavikula sinistra).
- Auskultasi : suara S1 dan S2 terdengar, tidak ada suara jantung
tambahan.
Sistem Respirasi :
- Inspeksi : Bentuk dada simteris, tidak ada lesi pada dada, terdapat
retraksi dinding dada, pengembangan dada simetris, pola napas
cepat dangkal.tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus teraba getaran di
seluruh lapang paru .
- Perkusi : sonor, Batas paru hepar : ics 4 dextra.
- Auskultasi : suara nafas vesikuler, RR : 20 x/menit. Suara paru
tambahan : Tidak ada
Sistem Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi, perkusi):
- Inpeksi : Terdapat luka bakar pada ekstremitas atas kanan dan kiri.
- Palpasi : Tidak ada edema
Menggunakan alat bantu :Tidak ada
Kekuatan Otot :
4444 4444
4444 4444
Keluhan saat beraktivitas: pasien mengatakan nyeri dibagian yang
terkenah luka bakar saat berbaring atau sedang beraktifitas
Sistem Neurologi (saraf kranial, refleks, dll):
Orientasi baik, klien sadar bahwa bahwa dirinya sedang berada
dirumah sakit dan mengalami perawatan, daya ingat klien baik,
mampu mengingat nama-nama keluarganya,serta mampu berbahasa
Indonesia dengan baik.
Fungsi Cranial :
1. (Olfaktorius) : pasien mampu mencium bau parfum di kedua
lubang hidung
2. (Optikus) : pasien mampu membaca dengan jarak 30cm
3. lll, lV, Vl (okulomotorius) : pasien mampu melihat ke segala
arah
4. V (Trigeminal) : sensorik : pasien mampu merasakan
rangsangan di dahi . Motorik : pasien mampu mengunyah
(menggeretakan gigi & otot maseter terasa
5. Vll (Fasialis) : sensorik : pasien mampu merasakan rasa
makanan . Motorik : pasien sulit mengerutkan dahi
6. Vlll (Akustik) : tes romberg (+), rine (+), scwaba(+), weber
(+)
7. IX,X (glosofaringius,Vagus) : pasien mampu menelan dan
muntah
8. Xl (aksesoris) : pasien mampu mengangkat bahu, penggunaan
otot sternomasteideus tidak tampa
9. Xll (hipoglosal) : pasien mampu menggerakan lidah ke segala
arah
Abdomen (inspeksi, auskultasi, palpas, perkusi,) : Bentuknya
simetris, tidak ada lesi, bising usus (+) 12 x/mnt dibagian abdomen
tidak ada nyeri tekan, Perkusi : timpani redup batas hepar dan spleen.
Endokrin:-
Pengobatan
Nama Obat Dosis Rute
Cefotaxin 500 mg IV
Keterolac 500 mg IV
Paracetamol 1000 mg IV
Sensasi Nyeri
DO :
- Klien tampak meringis kesakitan
Respon Aktif
- Skala nyeri 5
- TD : 130/82 mmHg
Nyeri Akut
- N : 99x/menit
- S: 36,1˚C
- RR: 20x/mnt
2 DS : Post Op Resiko
- Klien mengatakan adanya luka Infeksi
setelah oprasi Luka Insisi/jaringan
DO :
- Nampak adanya luka bakar pada Nyeri
bagian wajah dan tangan kanan dan
tangan kiri pasien Inflamasi Sistematik
Luka pasien tampak memerah
- Pasien namapak meringis kesakitan Kerusakan Jaringan
Resiko Infeksi
3 DS: Kerusakan Jaringan/Lapisan Gangguan
- Pasien mengeluh perih dan panas kulit Integritas
DO : Kulit
- Terdapat luka dibagian wajah dan
tangan Nyeri
- CRT : < 2 detik
- Luas luka bakar = 27 % dengan
derajat kedalaman 1-2. Perdarahan
- Klien tampak lemah
- Kulit tidak utuh
- Peningkatan Leukusit (18,47 mm Inflamasi, Lesi kerusakan
integritas kulit
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik ditandai dengan ditandai klien mengeluh
nyeri dan tampak meringis kesakitan pada luka bakar (D.0077)
2. Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan dengan ditandai klien tampak luka
dibagian wajah dan kedua tangan (D.0142)
3. Gangguan Integritas kulit b/d Penurunan mobilitas dengan ditandai klien
tampak nyeri dan kemerahan pada pada luka bakar (D.0129)
IV. Rencana Keperawatan
Ruangan : Mawar
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Anjurkan mengkonsumsi tinggi kalori dan protein
c. Anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesic dan antibiotic
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 (SIKI : I.11353)
Integritas jam, diharapkan kerusakan integritas kulit berkurang 1. Perawatan Integritas Kulit
kulit b/d Dengan kriteria hasil : Observasi
Penurunan a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (perubahan
mobilitas 1. Integritas kulit dan jaringan (L.14125) sirkulasi/penurunan mobilitas
dengan Kerusakan jaringan 5 (menurun)
b. Kaji luka pada fase akut
ditandai klien Kerusakan lapisan kulit 5 (menurun)
tampak nyeri Penyembuhan luka 1 (meningkat) Terapeutik
dan a. Ubah posisi taip 2 jam
kemerahan b. Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit
pada pada
kering
luka bakar
c. Cegah adanya gesekan pada kulit yang terdapat luka
d. Lakukan perawatan pada luka bakar
Edukasi
a. Anjurkan menggunakan pelembab (missal : lotion)
b. Anjurkan minum air putih yang cukup
c. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
d. Anjurkan melakukan ROM
e.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesic dan antibiotic
III.Implementasi Dan Evaluasi
Nama Klien : Tn.Y
Ruangan : Mawar
Diagnosa
No Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. 26-02-22 8 : 00 Nyeri Akut Observasi S:
1. Mengidentifikasi kualitas, - Klien mengatakan Nyeri berkurang di
intensitas nyeri, lokasi, dan
8 : 30 bagian wajah terutama di bagian luka
frekuensi nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri bakarnya
9 : 45 3. Mengidentifikasi respon nyeri - klien mengatakan nyerinya berkurang
non verbal
dari skla 5 ke skala 3
4. Mengidentifikasi faktor yang
10:30 dapat memperberat dan O:
memperingan nyeri klien - Skala nyeri sudah turun 3
Terapeutik
11: 00 - TD : 130/82 mmH
1. Memberikan terapi non
farmakologis (tarik nafas - N : 99x/menit
dalam) - S: 36,1˚C
2. Memfasilitasi istirahat dan
tidur - RR: 20x/mnt
3. Menciptakan lingkungan A: masalah teratasi Sebagian
tenang, tanpa gangguan
pencahayaan dan suhu
ruangan yang nyaman P:
- Kaji Nyeri
- Kaloborasi Pemberian Obat Analgesik
Paracetamol 1000mg
Edukasi S:
1. Menjelaskan penyebab, - Keluarga pasien mengatakan akan
periode dan pemicu nyeri
menerapakan teknik relaksasi
2. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk O:
8 : 00
mengurangi nyeri - Skala nyeri 3
3. Mengajarkan relaksasi dan
Nyeri Akut - TD : 130/82 mmH
8 : 30 tehnik distraksi
Kolaborasi - N : 99x/menit
1. Mengkolaborasi pemberian - S: 36,1˚C
27-02-200 9 : 45 analgesic
- RR: 20x/mnt
- Pct 1000 mg
- Ceftriaxone 500 mg A: masalah teratasi Sebagian
10:30
P:
11: 00
- Ajarkan Teknik Relaksasi
Lanjutkan Intervensi
2. 28-02-22 11 : 15 Observasi
Resiko Infeksi 1. Memonitor karakteristik luka S : -
2. Memonitor tanda-tanda
12 : 30
infeksi
O:
3. Mengkaji luka
Terapeutik - Nampak adanya luka bakar pada bagian
13 : 30
1. Membersihkan dengan cairan wajah dan tangan kanan dan tangan kiri
nchl
2. Mengganti balutan luka setiap pasien
14:30
hari - Pasien namapak sudah tidak meringis
3. Memberikan salep yang
sesuai jenis luka kesakitan
15: 00
4. Mempertahankan teknik - Luka pasien tidak kemerahan
streril saat melakukan
perawatan luka A: masalah teratasi sebagian
Edukasi P:
1. Memjelaskan tanda dan gejala
- Kaji lingkungan tempat tidur pasien
infeksi
2. Menganjurkan mengkonsumsi - Beri suasana nyaman pada klien
tinggi kalori dan protein - Usahakan dan bantu keluarga untuk
3. Menanjurkan prosedur membantu menganti pakaian pasien,
perawatan luka secara mandiri
seprei yang bersih
Kolaborasi - Kaji luka pasien
- Melakukan Kolaborasi Lanjutkan intervensi
pemberian analgesic dan
antibiotic