Anda di halaman 1dari 7

Nama : Annisa Putri

NPM : 2106762175
Mata Kuliah : Biomedik
Dosen Pengampu : Sifa Fauzia, S.K.M., M.K.M.

TUGAS INDIVIDU
MIKROBIOTA NORMAL

Istilah "flora mikroba normal" menunjukkan populasi mikroorganisme yang


mendiami kulit dan selaput lendir orang normal yang sehat. Mikroorganisme yang hidup di
dalam dan pada manusia (sekarang disebut sebagai mikrobiota normal) diperkirakan melebihi
jumlah sel somatik manusia. Genom dari simbion mikroba ini secara kolektif didefinisikan
sebagai mikrobioma. 1 Mikrobioma kulit manusia mengacu pada seluruh kumpulan mikroba
bakteri, archaea, jamur, virus, dan tungau yang berada di kulit manusia.
manusia

Mikrobiota manusia, yaitu komunitas mikroorganisme yang hidup pada permukaan


dan di dalam tubuh manusia, penting untuk fisiologi manusia, perkembangan sistem imun,
dan pencernaan. Diperkirakan mikrobiota manusia terdiri dari 100 triliun sel bakteri, lebih
besar 10 kali lipat daripada sel manusia
man dan setara dengan 1-2
2 kg berat badan. Sekitar 70%
mikroorganisme pada manusia berada pada saluran pencernaan dimana kolon dan usus besar
merupakan tempat yang paling banyak dihuni oleh mikroorganisme.

Mikrobiota Normal pada Tubuh Manusia dan Peranannya


Peranann

1. Konjungtiva Mata: Coynebacterium xerosi, Streptokukus non hemolitiku, Moraxella


catarrhalis

Peran Mikrobiota
Konjungtiva dibersihkan oleh air mata yang terkandung lisozim
didalamnua dan mempunyai daya antibacterial atau berfungsi dalam
mengarahkan bakteri dengan mengganggu pembentukan dinding sel
Gangguan pada pertahanan mata bagian luar menyebabkan flora normal
menjadi patogen dan menimbulkan proses infeksi.

2. Hidung, saluran pernafasan atas : Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus


aureus, Streptococcus mits, Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis,
Lactobacillus sp, Haemophilus influenzae.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama
kematian pada anak dibawah lima tahun. Menurut Watson et al.(2006) bahwa saluran
pernapasan bagian atas pada manusia adalah reservoir dari beragam komunitas
komensialisme dan potensi menjadi patogen,yang diantaranya adalah Haemophilus
influenzae,Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), Moraxella catarrhalis, dan
Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut yangsesekali berubah menjadi patogen
menyebabkan penyakit menular. Untuk menyebabkan penyakit pernafasan, bakteri
harus terlebih dahulu menjajah niche nasofaring.
Peran Mikrobiota
Bilamana ditemukan microbiota di pernafasan dengan berkurang
maupun tidak seimbang sehingga dapat menyebabkan mikrobiota yang
bersifat patogen dapat mengakibatkan penyakit flu dan imunitas menjadi
turun, pneumonia bahkan masalah pernafasan lainnya

3. Mulut dan gigi: Streptococcus salivarius, Streptococcus mitis, Streptococcus mutans,


Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, moraxella catarrhalis,
Bacterioides fragilis, B. Oralis, Fusobacterium nucleatum, Treponema denticola,
Entamoeba gingivalis, Trichomonas tenax.
Rongga mulut merupakan habitat yang menyediakan keragaman spesies
mikroba, diperkirakan terdapat lebih dari 1000 spesies bakteri yang ada di rongga
mulut. Dorsum lidah mempunyai mikrobiota yang unik: sepertiga spesies bakteri
dalam mulut terdapat di lidah.

Peran Mikrobiota
Mikrobiota rongga mulut memainkan peran penting dalam kesehatan
manusia dan secara langsung terkait dengan penyakit seperti karies gigi dan
penyakit periodontal. Probiotik memproduksi asam laktat, hidrogen peroksida,
dan bakteriosin atau substansi seperti bakteriosin yang dapat menghambat
pertumbuhan patogen secara luas Di dalam rongga mulut, probiotik dapat
membentuk biofilm, bekerja sebagai lapisan proteksi pada jaringan rongga
mulut melawan penyakit mulut. Biofilm juga menjaga jaringan rongga mulut
dari bakteri patogen dengan mengisi ruangan yang akan diinvasi oleh patogen
jika 5 tidak ada biofilm dan berkompetisi dengan pertumbuhan bakteri
kariogenik dan patogen periodontal

4. Kulit: Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes,


Pytrosporon ovale, Corynebacterium sp
Kulit manusia tidak steril dari bakteri. Terdapat bakteri yang menetap pada
kulit. Bakteri yang menetap tadi dapat mempengaruhi anatomi, fisiologi, dan
suspektibilitas pada patogen Mikroba normal yang menetap tersebut dapat dikatakan
tidak menyebabkan penyakit dan mungkin menguntungkan bila ia berada di lokasi
yang semestinya dan tanpa adanya keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan
penyakit bila karena keadaan tertentu berada di tempat yang tak semestinya atau bila
ada faktor predisposisi.
Flora normal dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: flora residen dan flora
transien Flora residen merupakan bakteri yang berada di lapisan dalam kulit.
Letaknya dibawah sel superfisial lapisan stratum korneum dan dapat ditemukan di
lapisan permukaan kulit, karena letaknya yang dalam itu flora jenis ini lebih sulit
dihilangkan secara mekanik.
Peran Mikrobiota
Mikrobiota residen memiliki fungsi sebagai kompetitor nutrisi pada eksistem
dan antagonis mikroba. otensial patogenik yang lebih rendah dibanding dengan flora
transien merupakan hal yang penting untuk mencegah kolonisasi bakteri yang
memiliki kemampuan menimbulkan penyakit lebih besar pada kulit.10 Flora jenis ini
terdiri dari mayoritas staphylococcus koagulase negatif dan corynebacterium, dengan
kepadatan populasi Flora transien mengolonisasi lapisan permukaan kulit dengan
waktu yang singkat dan biasanya didapatkan dari kontak dengan pasien atau
lingkungan yang terkontaminasi, Organisme yang termasuk dalam flora transien
mudah dihilangkan dengan kegiatan mekanis seperti mencuci tangan. pH rendah,
fatty acid pada sekresi sebasea, dan adanya enzim lisozim adalah beberapa faktor
penting dalam eleminasi flora non-residen dari kulit.
5. Colon : Escherechia coli, Proteus vulgaris, Enterobacter cloacae, Serratia
marcescens, Bacteroides fragilis, Clostridium perfringens, Fusobacterium sp,
Peptostreptococcus sp, Enterococcus sp.
Sistem gastrointestinal manusia adalah rumah dari sebagian besar mikroba
seperti mikrobiota usus. Usus manusia memiliki sekitar 100 triliun sel-sel mikrobiota
yang terdiri dari 1.000 spesies yang berbeda. Mikrobiota merupakan suatu kumpulan
yang kompleks dari bakteri, archae, virus, dan jamur yang pada umumnya hidup di
setiap bagian tubuh manusia seperi kulit, vagina, hidung dan mulut. Mikrobioma yang
berasosiasi dengan manusia disebut mikrobiota
Peran Mikrobiota
Mikrobiota dalam colon menggunakan bahan buangan sisa pencernaan.
Tanpa mikrobiota usus, tubuh manusia tidak akan mampu memanfaatkan
beberapa karbohidrat yang belum tercerna untuk mengkonsumsi, karena
beberapa jenis mikrobiota usus memiliki enzim dimana selsel manusia tidak
mampu untuk memecahkannya khususnya polisakarida (Clarke et al., 2014).
Bakteri mengubah karbohidrat dengan cara berfermentasi menjadi asam
lemak rantai pendek (SCFAs) disebut fermentasi sakarolitik. Produknya
meliputi asam asetat, asam propionat, dan asam butirat. Produkini dapat
digunakan oleh sel inang, menyediakan sumber utama energi dan nutrisi bagi
manusia, serta membantu tubuh menyerap mineral penting seperti kalsium,
magnesium, dan zat besi (Gibson dan Glenn, 2004).

6. Sistem genital (Uretra bawah dan vagina) :Lactobacillus sp, Staphylococcus


epidermidis, Strerptococcus mitis, Enterococcus sp, Actinomyces bifidus, Candida
albicans, Trichomonas vaginalis.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau
mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna
(IDAI, 2011). ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi
parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna
(Soegijanto, 2010).
Peran Mikrobiota
Mikrobiota pada genitalia perempuan Traktus reproduksi bagian bawah
perempuan merupakan tempat tinggal mikroba, yang dikenal sebagai mikrobiota
vagina, yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan dan menjaga
terhadap penyakit infeksi. Mikrobamikroba ini merupakan contoh simbiosis
mutualisme, yaitu mikroba melindungi pejamunya, dan sebaliknya mikroba akan

mendapat tempat tinggal yang kaya nutrisi, dan kurang oksigen.5 Secara anatomis
anus, vagina, dan orifisium uretra terletak berdekatan, sehingga vulva mudah sekali
terkontaminasi oleh mikrobiota dari anus atau uretra. Pengaruh populasi
sumbersumber tersebut terhadap mikrobiota vulva dipengaruhi juga oleh sejumlah
faktor lain, termasuk kebersihan pribadi, pakaian yang bersifat oklusif, serta bentuk
anatomi. Mikrobiota vagina merupakan ekosistem terbuka yang secara bermakna
dipengaruhi oleh hubungan seksual. Semen mengandung beberapa faktor, berupa
protein saluran reproduksi laki-laki, penanda inflamasi dan mikroorganisme.
Alkalinisasi lingkungan vagina selama hubungan seks dapat mempercepat pergantian
mikrobiota yang didominasi Lactobacilli dengan mikroorganisme terkait VB.
Ekosistem vagina sangat berfluktuasi, bila terjadi ketidakseimbangan dalam sistem
ini akan menyebabkan berbagai penyakit termasuk infeksi saluran kemih dan juga
infertilitas.
Mikrobiota uretra laki-laki dapat diperiksa dengan pemeriksaan berbasis
asam nukleat. Dong dkk.26 membandingkan mikrobiom urin dan spesimen apus
uretra dari 32 laki-laki dengan multiplex 16S rRNA gene PCR dan deep
pyrosequencing. Ternyata mikrobiom yang berasal dari urin pancaran pertama
maupun spesimen apus uretra hampir mirip, tidak tergantung pada status IMS atau
peradangan uretra. Efek mikrobiota traktus genital terhadap kesehatan lakilaki masih
sedikit yang diketahui. Diduga bahwa kolonisasi bakteri pada sulkus koronarius dan
uretra dapat juga berdampak pada risiko IMS. Lactobacilli tidak banyak ditemukan
pada genital laki-laki dibandingkan pada vagina, meskipun dapat ditemukan dalam
urin dan apusan uretra, sehingga mungkin dapat berperan sebagai proteksi terhadap
mikroorganisme asing.2 Mikrobiota sulkus koronarius diduga dapat menjawab
mengenai efek sirkumsisi terhadap risiko terinfeksi HIV dan IMS lain, karena
biotope komunitas anaerob dan negatifGram menghilang sesudah sirkumsisi.
REFERENSI

Jawetz E (2005). Brooks GF, Butel JS, Melnick JL, Ornston L N, Adelberg EA. Mikrobiologi Kedokteran.
Ed. ke-20. Penerjemah : Edi Nugrogo dan RF Maulany. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran:214.

Padoli, 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi. BPPSDMK : Kementerian Kesehatan RI

Putri, Hiaranya, dkk. 2017. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. BPPSDMK: Kementerian Kesehatan RI.

Sudarmono, Pratiwi. 2016. Mikrobioma: Pemahaman Baru tentang Peran Mikroorganisme dalam
Kehidupan Manusia. RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo: Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI. Diakses
melalui https://media.neliti.com/media/publications/61932-none-485ae30b.pdf (diakses tanggal 4
Maret 2022 pukul 00.29 wib)

[Balitbangkes] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Balitbangkes

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf
(Diakses tanggal 06 Maret 2022 pukul 12.42 wib )

Anda mungkin juga menyukai