Anda di halaman 1dari 10

LO 1.

Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Mengenai Anamnesa


Ortodontik dan Pemeriksaan Umum

Perawatan ortodontik adalah perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi


maloklusi membutuhkan waktu perawatan yang cukup lama (1 - 2 tahun), oleh
karena itu sangat diperlukan kerja sama yang baik antara operator (dokter gigi)
yang merawat dengan pasien yang dirawat.agar perawatan yang akan dilakukan
dapat berhasil dengan baik. Pasien akan mau melaksanakan instruksi - instruksi
yang diberikan apabila mengerti dan memahami perlakuan apa yang akan
dikenakan terhadap dirinya selama perawatan dan hasil apa akan dia dapatkan
setelah tindakan perawatan dilakukan. Oleh karena itu beberapa penjelasan
tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien harus diberikan sebelum
prosedur pemeriksaan dimulai :

 Pasien sanggup kontrol secara rutin dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan selama perawatan, (misalnya seminggu sekali sesuai dengan
hari dan jam praktikum ortodonsia). Tidak pindah domisili ke luar kota
selama perawatan sehingga tidak bisa melanjutkan kontrol, tidak ada
jadwal sekolah/kerja yang bersamaan sehingga tidak bisa kontrol pada
waktu yang ditentukan secara terus menerus dan lain-lain.
 Jika dalam perhitungan nanti perawatan membutuhkan pencabutan gigi,
pasien telah menyatakan kesanggupannya untuk dicabut giginya
sebelum pemeriksaan dimulai. Tanpa adanya kesanggupan pasien untuk
dicabut giginya, apabila harus dilakukan pencabutan perawatan tidak
mungkin dikerjakan.
 Pasien bersedia memakai alat ortodontik sesuai dengan aturan
pemakaiannya selama perawatan, (misalnya alat ortodontik harus
dipakai siang dan malam hari, ke sekolah/bekerja, dirumah, keluar
rumah, tidur harus dipakai, hanya pada waktu makan dan sikat gigi
boleh dilepas, bahkan ada pula pada waktu makanpun harus dipakai,
pemakaian minimal 20 jam sehari).
 Pasien harus lebih rajin dan teliti melakukan pembersihan dan
penyikatan gigi dan alat ortodontiknya selama perawatan, karena
adanya alat ortodontik didalam mulut mempermudah terjadi timbunan
sisa makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodontik tersebut.
 Pasien bersedia untuk patuh melaksanakan nasihat dan instruksi
tambahan yang diberikan oleh dokter atau operator yang merawat,
berkaitan dengan keadaan tertentu. (misalnya untuk perawatan kasus
deep over bite diperlukan alat tetap dipakai pada waktu makan dan
sering di gigit-gigit pada waktu tidak makan).
 Pasien bersedia untuk datang jika sewaktu-waktu diperlukan untuk
kontrol diluar hari kontrol rutin, (misalnya diperlukan untuk pencetakan
ulang, penggantian alat, evlauasi hasil perawatan atau perubahan jadwal
kontrol).
 Pasien sanggup membayar biaya perawatan.
 Pesien mengisi formulir “Informed Consent” tentang perawatan yang
akan dilakukan.

IDENTIFIKASI PASIEN
Pencatatan identitas pasien meliputi :
1. Nama Pasien :
Nama pasien dicatat dengan benar sesuai dengan yang dimaksud pasien
2. Umur :
 Pencatatan umur diperlukan untuk :
 Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau
sudah berhenti
 Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/decidui,
campuran/ mixed atau tetap/permanent.
 Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut
umur erupsi gigi). Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat
untuk digunakan (alat cekat atau lepasan, alat aktif atau fungsional)
 Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan.
Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan atau harus ditunda,
berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan
untuk periode retensi
3. Jenis kelamin :
Pencatatan jenis kelamin pasien diperlukan berkaitan segi psikologi
perawatan :
 Pasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu
perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut dari
pasien lelaki
 Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan giginya dari
pada pasin laki-laki.
 Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten dari
pada pasien lelaki dalam melaksanakan ketentuan perawatan.
1. Alamat :
Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan agar operator dapat
menghubungi pasien dengan cepat bila diperlukan . Sebaliknya pasien juga
diberi alamat (dan nomer telepon) operator untuk mempermudah
komunikasi.
2. Pendidikan :
Dengan mengetahui pendidikan pasien, operator dapat menyesuaikan cara
memberi penerangan, cara memotivasi pasien).
3. Suku bangsa :
Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu kelompok suku bangsa
atau ras tertentu akan mempunyai ciri-ciri spesifik yang masih termasuk
normal untuk kelompok tersebut (misalnya suku bangsa Negroid sedikit
protrusif masih termasuk normal).
4. Nama Orang Tua
5. Alamat Orang Tua
Identitas orang tua diperlukan jika sewaktu-waktu operator perlu konsultasi
dengan orang tua pasien.
6. Pekerjaan Orang tua

Anamnesis meliputi :

1. Keluhan Utama (chief complain/main complain) :

Keluhan utama adalah alasan/motivasi yang menyebabkan pasien datang untuk

dirawat. Dari keluhan yang telah dikemukakan itu akan dapat diketahui:

•Apa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapat perbaikan dari operator/dokter

gigi

•Apakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangi dengan perawatan

ortodontik ?

•Apakah keluhan itu menyangkut faktor esteik atau fungsional (bicara , mengunyah) ?

•Keluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunder yaitu keluhan yang baru

disadari setelah mendapat penjelasan dari operator: Apakah ada keadaan lain yang

tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu kelainan yang memungkinkan untuk

dirawat secara ortodontik ?

2. Riwayat Kasus (Case History)

a. Riwayat Gigi-geligi (Dental History):

Anamnesis riwayat gigi-geligi dimaksudkan untuk mengetahui proses pertumbuhan

dan perkembangan gigi-geligi pasien sampai keadaan sekarang sehingga dapat

diketahui mulai sejak kapan dan bagai mana proses perkembangan terbentuknya

maloklusi pasien.

Meliputi riwayat pada :


• Periode gigi susu (Decidui Dentition) : Untuk mengetahui adakah poses

pertumbuhan dan perkembangan maloklusi pasien dimulai pada periode ini ?

-Adakah gigis (rampant caries) pada waktu masa gigi susu ?

-Adakah karies pada sela-sela gigi-gigi (proximal caries)pada waktu gigi susu

? Di daerah mana ?

-Apakah karies ini ditambalkan ke dokter gigi?

-Penahkah mendapat benturan (trauma) pada gigi-gigi susu? Di bagian mana ?

• Periode gigi campuran (Mixed Dentitition) : Adakah proses pergantian dari gigi

susu ke gigi permanen ini sebagai penyebab terjadinya maloklusi? Perlu diketahui

kemungkinan adanya persistensi / prolonged retensi bahkan prematur loss.

-Ketika gigi-gigi susu mulai goyah apakah dicabutkan kedokter gigi secara

teratur ?

-Adakah gigi-gigi yang sampai kesundulan / persistensi? Di daerah mana ?

-Adakah gigi susu yang karies besar tidak dirawat. Adakah sisa-sisa akar gigi

susu

yang tertinggal pada saat gigi permanen mulai erupsi ?

-Adakah gigi-gigi permanen yang terlambat tumbuh (terlalu lama ompong)

• Periode gigi permanen (Permanent Dentition) : Untuk mengetahui apakah

maloklusi pasien dimulai pada periode ini ?

-Adakah karies pada gigi permanen. Apakah sudah ditambal / apakah

mendapat perawatan syaraf (endodontik) ?

-Adakah gigi permanen yang telah dicabut ? Kapan ? Karena apa ? Apakah

ada gigi yang telah dicabut dibiarkan tidak diganti dalam waktu yang lama ?

-Adakah gigi tidak bisa tumbuh / impaksi ? Apakah sudah dicabut atau

agenese ?

-Adakah benturan / trauma pada gigi-gigi permanen , dibagian mana ?

b. Riwayat Penyakit (Desease History) :


Anamnesis Riwayat penyakit tujuannya untuk mengetahui :

-Adakah penyakit yang pernah / sedang diderita pasien dapat menggangu proses

pertumbuhan, perkembangan rahang dan erupsi normal gigi-geligi, sehingga

diduga sebagai penyebab maloklusi.

-Adakah penyakit yang diderita pasien dapat mengganggu / menghambat proses

perawatan ortodontik yang akan dilakukan.

-Adakah penyakit yang kemungkinan dapat menular kepada operator

-Perlu diketahui pada umur berapa dan berapa lama penyakit itu diderita pasien?

-Allergi terhadap obat tertentu

c. Riwayat keluarga (Family History) :

Tujuan dari anamnesis riwayat keluarga adalah untuk mengetahui apakah maloklusi

pasien merupakan faktor herediter (keturunan) yang diwariskan dari orang tua.

Untuk iru perlu ditanyakan keadaan gigi-geligi kedua orang tua dan saudara

kandung pasien.

Analisis Umum ortodonti

- Analisis umum meliputi : identitas pasien, keluhan utama, status sosial, riwayat

keluarga, ras, bentuk skeletal, ciri-ciri keluarga, dan habit. Analisa secara menyeluruh

terutama pada hal-hal yang dapat mempengaruhi pasien selama perawatan dan

menyangkut anamnesa : CC, PI, FH, PMH, PDH.

 CC/Keluhan utama :

- Apa yang dipentingkan pasien.

- Keadaan susunan giginya, estetik dan fungsi pengunyahan.

- Motivasi pasien untuk mendapatkan perawatan ( internal atau eksternal ) akan

berhubungan dengan masa perawatan dan kerja sama pasien

 Keadaan sosial : adalah keadaan emosional pasien yang akan mempengaruhi kerja

sama pasien selama perawatan ( kooperatif atau tidak ), pertimbangan dalam

memilih alat orto lepasan atau cekat.


 Riwayat kesehatan pasien dan keluarga

Riwayat kesehatan pasien sejak pasien lahir sampai mau dilakukan perawatan (

contoh : proses kelahiran )

 Berat dan tinggi badan

Tinggi badan dan berat badan mencerminkan tumbuhkembang seseorang sesuai

dengan umur dan jenis kelamin.

 Ras

Ciri fisik dari suatu ras. Penetapan ras berdasarkan anamnesa ( ras ayah ibu dan ras

kakek nenek )

 Bentuk skeletal

Bentuk skeletal memperngaruhi tumbuh kembang. Anak dengan tipe skelet

ektomorfik lebih lambat mencapai kematangan dari pada anak tipe mesomofik dan

endomorfik

 Ciri keluarga

Pola tertentu pada keluarga seperti bentuk mandibula. Keadaan ini akan selalu

berulang pada keluarga secara turun temurun

 Penyakit anak

Penyakit yang harus diperhatikan adalah penyakit yang memperngaruhi tumbuh

kembang anak. Menurut Moyers penyakit yang mempengaruhi tumbuh kembang

gigi pada masa bayi dan anak-anak adalah panas badan yang tinggi, sedangkan

penyakit sistemik mempengaruhi kualitas gigi. Maloklusi bisa terjadi akibat dari

kelainan otot dan saraf

 Kebiasaan bernafas

Dipengaruhi oleh posisi rahang dan lidah serta posisi kepala. Kebiasaan ini

mengakibatkan perubahan keseimbangan tekanan rahang dan gigi. Kebiasaan

bernafas dengan mulut akan mempengaruhi pasien pada saat dilakukan pencetakan

rahang.
 Alergi

Pada pemeriksaan riwayat alergi terhadap obat-obatan, bahan kedokteran dan

lingkungan perlu diketahui.

 Kelainan endokrin

Hormon androgen membentuk dan memelihara kondisi otot dan tulang,

bertambahnya massa otot akan menambah massa tulang. Pasien dengan penyakit

metabolisme tulang adalah kontra indikasi perawatan ortodonti.

 Tonsil

Tonsil yang besar akan mempengaruhi posisi lidah dan menggangu fungsi menelan.

Anak-anak dengan tonsil yang besar akan mengakibatkan bentuk lengkung gigi

seperti huruf V.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisa model studi

Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada

rahang atas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya.

Kedudukan gigi pada rahang maupun hubungannya dengan geligi pada rahang lawan

dinilai dalam arah sagital, transversal, dan vertikal.

Macam-macam Analisis Model Studi

Analisis model studi secara umum dilakukan dalam tiga dimensi yaitu dalam

arah sagital, transversal, dan vertikal. Penilaian dalam arah sagital antara lain

meliputi: hubungan molar pertama, kaninus, dan insisif tetap, yaitu maloklusi kelas I,

kelas II, atau kelas IIIAngle; ukuran overjet, prognati atau retrognati maksila maupun

mandibula, dan crossbite anterior. Penilaian dalam arah transversal antara lain

meliputi: pergeseran garis median, asimetri wajah, asimetri lengkung gigi, dan

crossbite posterior. Penilaian dalam arah vertikal antara lain meliputi: ukuran

overbite, deepbite, openbite anterior maupun posterior, dan ketinggian palatum.

a) Analisis Geligi Tetap


Keparahan suatu maloklusi sangat penting untuk dinilai dan ditentukan dari

berbagai sudut pandang. Untuk itu, telah diperkenalkanbermacam-macam teknik

analisis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya yang umum digunakan.

 Kesimetrisan Lengkung Gigi dalam Arah Sagital dan Transversal

Lengkung gigi yang kedudukannya tidak simetris, biasanya bisa terlihatsejak

pemeriksaan estetika wajah, namun bentuk lengkung yang tidak simetris bisa

juga dijumpai pada wajah yang simetris. Padabeberapa kasus, bisa juga

dijumpai keadaan asimetri hanya pada lengkung giginya saja, sementara

lengkung rahangnya normal.

Cara untuk mengetahui kesimetrisan lengkung gigi pada rahang adalah

menggunakan symmetograph. Symmetograph diletakkan di atas permukaan

oklusal gigi dengan bidang orientasi mid palatal raphe lalu kedudukan

gigi di kwadran kiri dengan kanan dibandingkan dalam arah sagital dan

transveral. Berdasarkan hasil analisis ini dapat diketahui gigi geligi di

kwadran mana yang memerlukan ekspansi atau pencabutan untuk

mengembalikan kesimetrisan lengkung.

 Perbedaan Ukuran Lengkung (Arch Length Discrepancy)

Langkah pertama dalam analisis ini adalah mengukur lebar mesial distal

terbesar gigi menggunakan jangka berujung runcing atau jangka sorong.

Analisis Nance mengukur mesial distal setiap gigi yang berada di mesial

gigi molar pertama permanen. Jumlah lebar total menunjukkan ruangan

yang dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal. Selanjutnya panjang

lengkung rahang diukur menggunakan kawat lunak seperti brass wireatau

kawat kuningan.

Kawat ini dibentuk melalui setiap gigi, pada geligi posterior melalui

permukaan oklusalnyasedangkan pada geligi anteriormelalui tepi insisalnya.

Jarak diukur mulai mesial kontak molar pertama permanen kiri hingga kanan.
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan ukuran panjang lengkung

gigi ideal denganpanjanglengkung rahang. Jika hasilnya negatif berarti

kekurangan ruangan, jika hasilnya positif berarti terdapat kelebihan ruangan.

 Analisis Howes

Howes memikirkan suatu rumusan untuk mengetahui apakah basis apikal

cukup untuk memuat gigi geligi pasien. Panjang lengkung gigi (Tooth

Material/ TM) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari molar pertama kiri

sampai dengan molar pertama kanan. Lebar lengkung basal premolar atau

fosa kanina (Premolar Basal Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter

basis apikal dari model gigi pada apeks gigi premolar pertama,yang

diukur menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing.

Rasio diperoleh dari membagi PMBAW dengan TM dikalikan 100.

Howes percaya bahwa dalam keadaan normal perbandingan PMBAW

dengan TM kira kira sama dengan 44%, perbandingan ini

menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk menampung

semua gigi. Bila perbandingan antara PMBAW dan TM kurang dari

37%berarti terjadi kekurangan lengkung basal sehingga perlu pencabutan

gigi premolar. Bila lebar basal premolar lebih besar dari lebar lengkung

puncak premolar, maka dapat dilakukan ekspansi molar. AnalisisHowes

berguna pada saat menentukan rencana perawatan dimana terdapat masalah

kekurangan basis apikal dan untuk memutuskan apakah akan dilakukan: (1)

pencabutan gigi, (2) memperluas lengkung gigi atau (3) ekspansi palatal.

 Index Pont

Pont memikirkan sebuah metoda untuk menentukan lebar lengkung ideal

yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota keempat insisif rahang

atas. Pont menyarankan bahwa rasio gabungan insisif terhadap lebar

lengkung gigi melintang yang diukur dari pusat permukaan oklusal


gigi,idealnya adalah 0,8 pada fosa sentral premolar pertama dan 0,64 pada

fosa sentral molar pertama. Pont juga Menyarankan bahwa lengkung

rahang atas dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya

untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.

 Analisis Bolton

Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah

terhadap ukuran gigi rahang atas dengan keadaan oklusinya. Rasio yang

diperoleh membantu dalam mempertimbangkan hubungan overbite dan

overjet yang mungkin akan tercapai setelah perawatan selesai, pengaruh

pencabutan pada oklusi posterior dan hubungan insisif, serta oklusi yang tidak

tepat karena ukuran gigi yang tidak sesuai. Rasio keseluruhan diperoleh

dengan cara menghitung jumlah lebar 12 gigi rahang bawah dibagi dengan

jumlah 12 gigi rahang atas dan dikalikan 100. Rasio keseluruhan sebesar 91,3

berarti sesuai dengan analisis Bolton, yang akan menghasilkan hubungan

overbite dan overjet yang ideal. Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3 maka

kesalahan terdapat pada gigi rahang bawah. Jika rasio kurang dari 91,3 berarti

kesalahan ada pada gigi rahang atas.

Pada tabel Bolton diperlihatkan gambaran hubungan ukuran gigi rahang atas

dan rahang bawah yang ideal. Pengurangan antara ukuran gigi yang sebenarnya dan

yang diharapkan menunjukkan kelebihan ukuran gigi. Rasio anterior diperoleh dengan

cara menghitung jumlah lebar 6 gigi rahang bawah dibagi dengan jumlah 6 gigi rahang

atas dan dikalikan 100. Rasio anterior 77,2 akan menghasilkan hubungan overbite dan

overjet yang ideal jika kecondongan gigi insisif baik dan bila ketebalan labiolingual

tepi insisal tidak berlebih. Jika rasio anterior lebih dari 77,2 berarti terdapat kelebihan

ukuran gigi-gigi pada mandibula. Jika kurang dari 77,2 maka terdapat kelebihan jumlah

ukuran gigi rahang atas.

Anda mungkin juga menyukai