Anda di halaman 1dari 2

Kajian pustaka

Menurut (shihab, 1997 : 459) "masjid" berasal dari kata sajada/sujud yang berarti patuh, taat serta
tunduk. Dengan ini masjid dapat diartikan sebagia bangunan yang dibuat khusus untuk sholat atau
tempat untuk sujud.

Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat untuk bersujud, dalal lafal orang indonesia sendiri kata
masjid kebanyakan diucapkan menjadi kata mesjid (gazalba, 1962, hal 118).

Masjid merupakan bangunan yang sangat menuntut kenyamanan baik secara audial maupuntermal.
Agar jamaah kusyu dalam beribadah. Beberapa masjid yang tidak nyaman secara termal mencoba
mencari solusi dengan menggunakan kipas angin atau penyegar udara (ac). Penggunaan (ac) tidak ada
masalah dalam aspek termal, namun penggunaan (ac) yang berlebihan menyebabkan kerusakan
lingkungan (pahmi, 2015).

Menurut (indrayadi 2011) ketidaknyamanan termal disebabkan oleh udara panas di dalam masjid yang
terjadi karena faktor jendela dan orientasi masjid, dengan studi kasus masjid baban yogyakarta. Pola
aliran udara yang tidak merata disebabkan oleh jarak jendela yang cukup jauh, sehingga udara dapat
bergerak bebas lama di dalam masjid sebelum keluar ruang.

(pahmi 2015) berhasil membuat ruang masjid memiliki kenyamanan termal dengan pemilihan material,
memperbanyak bukaan, dan desain masjid yang tidak bersekat-sekat. Pada bagian dinding
menggunakan batubata yang di plaster pada bagian luar dan di lapisi kayu pada bagian dalam dinding.
Perpaduan material dan bukaan banyak diteliti juga oleh Puspitorini, Hardiman dan Setyowati (2013) di
masjid Al Iryad di kotabaru parayangan, jawa barat. Material concrete block disepanjang dinding sebagai
lubang ventilasi. Penggunaan concrete block berlubang dapat berfungsi maksimal untuk memasukan
udara ke bangunan, sehingga suhu udara berada dalam batas nyaman (lippsmeir, 1997).

Selain faktor bukaan dan material, gerak angin pada lingkungan sekitar pada tempat berdirinya masjid
juga berpengaruh. (Prasetia dan nugrahainu 2020) meniliti masjid baitul makmur pabelan surakarta yang
berada di sekitar pemukiman. Pada halaman masjid yang luas tidak dapat memberikan udara yang
lancar dan suhu yang nyaman. Penutup tanah berupa paving block dan dan lingkungan sekitar yang
padat dipenuhi bangunan membuat suhu udara menjadi 25°C-35°C dan kecepatan angin 0,1-1,0 m/s.
Material paving block yang berbahan semen dan bangunan-bangunan dapat menambah kenaikan suhu
lingkungan (satwiko 2009).

Dalam merancang sebuah masjid, sirkulasi udara atau pola angin merupakan hal yang penting. Dalam
hal ini melalui bentuk bukaan atau jendela. Luas jendela berperan dalam membentuk pola aliran udara,
kecepatan serta suhu udara ruang. Jendela udara yang terbuka sebagian dan semuanya memberikan
sensasi aliran udara yang berbeda, bahkan suhu udara ruang akan berbeda (Arifin dan Hidayat 2018).
Apabila terdapat bukaan pada dinding di tiga tempat maka udara akan bersirkulasi dan mengalir dengan
lancar. Bukaan berupa lubang angin ada dibagian ventilasi atas, jendela dan ventilasi bawah(Satwiko
2009). Masing-masing lubang memiliki fungsi yang berbeda, lubang atas berfungsi tempat keluarnya
udara panas, lubang tengah berfungsi sebagai tempat masuk dan dan keluarnya udara, sedangkan
lubang bawah berfungsi sebagai tempat masuknya udara.

Anda mungkin juga menyukai