Uas Ira-B-19512211 Shofa Setiyani
Uas Ira-B-19512211 Shofa Setiyani
ARSITEKTUR
Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2022
i
2
BAB 1
PENDAHULUAN
2008). Hal tersebut juga berlaku untuk daerah Demak yang beriklim tropis
dengan temperatur udara yang tinggi. Dalam hal ini Gedung KONI Demak
merupakan Gedung yang berfungsi sebagai ruang untuk kegiatan olahraga.
Dalam berolahraga tentunya akan melakukan banyak gerakan sehingga terjadi
proses evaporasi keringat oleh kulit yang berdampak pada menurunnya
kenyamanan termis. Menurut data dari penulis, Gedung KONI Demak masih
memiliki sistem pengudaraan yang buruk, udara tidak dapat bergerak dengan
lancar. Hal tersebut disebabkan oleh jenis bukaan yang digunakan pada Gedung
KONI Demak didominasi oleh jenis jendela kaca fixed dan sedikit
dikombinasikan dengan jendela nako. Para atlet maupun penonton sering
mengeluhkan ketidaknyamanan tersebut karena mengganggu aktivitas mereka.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan
penghawaan alami bangunan.
Salah satu upaya yang dapat membantu permasalahan tersebut yaitu
dengan beralih pada sistem penghawaan alami. Penghawaan alami dengan
memanfaatkan angin yang telah tersedia secara melimpah di alam. Penggunaan
pendingin alami atau ventilasi alami sekarang ini telah banyak dikembangkan
menjadi berbagai ide kreatif menggunakan material yang tidak pernah terduga.
Bahkan, ventilasi alami dapat diterapkan menggunakan limbah botol plastik.
Pasalnya, Indonesia sendiri merupakan negara penyumpang sampah plastik
kedua di dunia setelah Tiongkok (CNN Indonesia, 2016). Limbah plastik
mengancam ekosistem alam karena sifatnya yang sulit terurai.
Jika diolah dengan baik pasti akan memiliki potensi menjadi peluang
besar mengurangi limbah plastik dan juga penggunaannya bermanfaat untuk
keberlanjutan pembangunan melalui penerapaannya sebagai elemen ventilasi
alami untuk merespon isu global warming tersebut. Bentuk upaya yang dapat
diterapkan yaitu melalui teknologi Eco-cooler. Eco-cooler adalah sebuah
teknologi yang diciptakan oleh Ashis Paul asal Banglades, India yang terbuat
dari botol bekas yang dipotong menjadi dua bagian, mulut botol dimasukkan
kedalam papan dan kemudian dipasang di jendela yang arah aliran anginnya
kurang optimal. Ada beberapa penelitian terkait Eco-cooler yang telah
dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Eco-cooler dapat
menurunkan suhu ruangan hingga 5 derajat celcius. Penggunaan Eco-cooler
dianggap sebagai teknologi sustainable karena Eco-cooler terbuat dari limbah
botol plastik sehingga dapat menekan tingkat sampah plastik dan hanya
menggunakan potensi angin untuk menurunkan suhu dalam ruangan.
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Niniek dkk,
2021, beragam ukuran botol yang diterapkan untuk menguji Eco-cooler bekerja
secara optimal memasukkan angin kedalam bangunan. Sedangkan pada
penelitian ini berfokus pada meningkatkan penghawaan alami bangunan
4
Gedung KONI Demak, mengetahui pola dan ukuran botol yang akan digunakan
untuk meningkatkan kenyamanan penghawaan alami didalam kasus bangunan
Gedung KONI Demak karena kembali lagi bahwa lain bangunan, lain potensi
angin dan kebutuhan penghawaan sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan
juga. Strategi menurunkan suhu menggunakan Eco-cooler sangat penting selain
dari segi biaya terbilang sangat ekonomis dan ramah lingkungan sesuai dengan
prinsip keberlanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti apakah inovasi dimensi Eco-cooler dari limbah botol plastik untuk
meningkatkan penghawaan alami bangunan Gedung KONI Demak sesuai
Peraturan SK SNI-T26-1991-03 dan SNI 03-6572-2001?
1.3 Tujuan Riset
Untuk menganalisa performa model eco-cooler seperti apa yang mampu
meningkatkan sebagai penghawaan alami.
1.4 Manfaat dan Kontribusi Riset
Manfaat dari riset ini adalah untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dikeluhkan oleh masyarakat Demak mengenai Gedung KONI Demak yang
memiliki sistem penghawaan buruk dengan material yang ramah lingkungan yaitu
sampah botol plastik. Selain itu manfaat riset ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana desain penerapan Eco-cooler pada Gedung KONI Demak.
1.5 Urgensi Riset
Urgensi dari riset ini adalah karena dengan adanya pemanasan global yang
setiap tahun semakin memanas dan juga permasalahan sampah plastik yang tidak
kunjung selesai. Dua permasalahan yang krusial ini sejak dulu menjadi masalah
global dan belum mendapatkan solusi, maka dengan riset ini mencoba untuk
menyelesaikannya dengan penerapan Eco-cooler menggunakan sampah botol
plastik.
1.6 Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan yaitu berupa informasi mengenai desain penerapan
dan juga diameter sampah botol plastik untuk diterapkan sebagai sistem
penghawaan alami.
1.7 Luaran Riset
Luaran riset dalam penelitian ini berupa laporan dan artikel ilmiah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.2 Eco-cooler
Pada dasarnya, cara kerja Eco-cooler sangat sederhana dimana cara
kerja tersebut pada prinsipnya sama seperti ketika kita meniupkan tangan
dengan keadaan mulut terbuka dan meniupkan kembali dengan keadaan
mulut sedikit mengerucut seperti saat meniup suling. Kondisi tersebut
mengakibatkan perbedaan suhu udara yang keluar dari mulut. Menurut
Niniek (2021) semakin sempit rongga botol tempat udara mengalir maka
semakin terdapat peluang untuk menurunkan suhu ruangan.
7
Sumber: redraw penulis dari Tribun Jogja-Botol Plastik Bekas Jangan dibuang,
dibikin Sapu Saja
9
Setelah mengetahui cara dan prinsip Eco-cooler bekerja, terdapat tips untuk
mengoptimalkan aliran udara yang masuk kedalam bangunan, yaitu dengan
memilih ukuran nozzle (kepala atau tutup botol (D2 atau outlet)) yang lebih kecil
(Alvito dkk, 2021 dalam Ch & Mummina, 2018). Selain itu ukuran botol (D1 atau
inlet) disarankan berdiameter kurang lebih 6 cm karena mudah ditemukan. Ukuran
diameter 6 cm dapat ditemukan pada botol plastik air mineral 1500 L. semakin
banyak botol digunakan, maka semakin besar potensi penurunan suhu udara yang
dihasilkan oleh Eco-cooler. Pada penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Alvito, dkk (2021), pemilihan botol disarankan berdiameter antara 5-10 cm
untuk outlet (D2) karena terbukti mengindikasikan bahwa botol tersebut dapat
menjangkau angun terpanjang sekitar 2,77 m dan memiliki kecepatan angin
minimum paling besar berkisar 0,499 m/s dengan ketinggian 100 cm diatas lantai.
Sumber: Adforum
pengguna bangunan. Pertukaran udara didalam ruangan juga sangat penting bagi
kesehatan, jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka
pengendapan aneka zat berbahaya yang terkandung pada cat, karpet, dan berbagai
furniture yang timbul akibat reaksi kimia yang terkandung didalam benda – benda
tersebut dapat mengganggu sistem pernafasan manusia.
Selain itu, elemen – elemen bangunan seperti sirkulasi udara juga penting
untuk keluar masuknya udara panas akibat dari paparan sinar matahari. Seperti
halnya system cross ventilation atau ventilasi silang yaitu sebuah system
penghawaan ruangan yang ideal dengan cara memasukan udara kedalam ruangan
melalui bukaan penangkap angina dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui
bukaan yang lain. Penggunaan system ini bertujuan agar terjadi pertukaran udara
didalam ruangan sehingga berdampak pada kenyamanan bagi penghuni di dalam
ruangan tersebut.
Dalam system cross ventilation dikenal dua macam bukaan yaitu :
1. Intlet, yaitu suatu system bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin
sehingga berfungfi untuk memudahkan masuknya udara ke dalam ruangan.
2. Outlet, yaitu suatu system bukaan lain yang terdapat didalam ruangan yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara ke luar ruangan.
Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka diperlukannya peletakan
bukaan yang sesuai dengan arah datangnya angina seperti :
1. Posisi diagonal (cross), yaitu bukaan inlet dan outlet yang diletakan searah
dengan posisi datangnya angin secara tegak lurus (perpendicular) kearah
bukan inlet.
2. Posisi berhadapan langsung, yaitu bukaan inlet dan outlet yang diletakan pada
posisi datangnya angin, namun tidak tegak lurus (obligue) ke arah bukaan inlet.
BAB 3
METODE RISET
primer dan studi literasi yang relevan sebagai sumber data sekunder. Dari kedua
data tersebut kemudian akan disesuaikan Kembali pada standar yang telah di
berlakukan untuk penghawaan alami bangunan Gedung olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Adinaya, G. (2018). Pendingin Ruangan Tanpa Listrik Ala Warga Kurang Mampu
Bangladesh. nationalgeographic.grid.id.
Antonio, M. A. (2021). Eco-cooler for Cooler House Without Electricity for Educational
Purpose . http://journal.upi.edu/index.php/IJOMR, 1-4.
Arifin, N. (2021). Analisis Peforma Model Eco-cooler sebagai Alternative Bukaan Alami.
Nature (Natural Academic Journal of Architecture), 1-15.
Hardia, Y. (2017). Sport Center dengan Penerapan Adaptive Building di Puri Indah Jakarta
Barat. docplayer.com.
Susanti, M. Y. (2020). Pemahaman Adaptive Reuse dalam Arsitektur dan Desain Interior
sebagai Upaya Manjaga Keberlanjutan Lingkungan:Analisis Tinjau Literatur .
Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA), 1-7.
Adinaya, G. (2018). Pendingin Ruangan Tanpa Listrik Ala Wrga Kurang Mampu
Bangladesh. nationalgeographic.grid.id.
Nasional, B. S. (2001). SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedungTata cara perancangan sistem ventilasi
dan pengkondisian udara pada bangunan gedung. onesearch.id.