Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Teknologi Eco-cooler 2 in 1 dari Limbah Botol

Plastik untuk Meningkatkan Sirkulasi Udara pada Bangunan


Gedung Koni Demak

ARSITEKTUR

Disusun Oleh:

Shofa Setiyani (19512211)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2022

i
2

Penerapan Teknologi Eco-cooler 2 in 1 dari Limbah Botol


Plastik untuk Meningkatkan Sirkulasi Udara pada Bangunan
Gedung Koni Demak
Shofa Setiyani1, Revianto Budi Santoso2
1Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia
2 Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia
Surel: 119512211@students.uii.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Permasalahan lingkungan menjadi masalah klasik hingga saat ini yang
masih belum teratasi, terutama permasalahan pemanasan global (global
warming). Pemanasan global muncul akibat emisi CO2 (Supriyanta, 2021 dalam
kuliah umum Portofolio Teknologi Bangunan Berkelanjutan yang berjudul
Islamic View on Sustainable Development) yang berlebih terperangkap didalam
atmosfer bumi yang biasanya terjadi karena beragam aktivitas manusia yang
merusak lingkungan seperti pembakaran yang tidak bijaksana, pemakaian Air
Conditioner (AC) berlebih, penebangan pohon, sampah plastik, polusi udara
akibat limbah pabrik, dan lain-lain. Menurut IPCC (Intergoverment on Panel
Climate Change) dalam laporannya mengatakan bahwa adanya pemanasan
global mengakibatkan suhu rata-rata dibumi meningkat sebesar 0,3oC
perdasawarsa. Terlebih bagi Indonesia yang berada di iklim tropis, sehingga
peluang untuk menerima paparan panas matahari sepanjang tahun jauh lebih
lama dibanding dengan negara non tropis. Menurut Niniek, dkk (2021), tingkat
produktivitas dan kesehatan manusia dipengaruhi oleh iklim setempat.
Faktanya, manusia rata-rata menghabiskan waktu sepanjang hari didalam
bangunan. Hal ini tentunya suhu ruangan didalam bangunan meningkat akibat
pemanasan global sehingga akan menimbulkan permasalahan baru apabila
pemanasan global tidak segera di selesaikan. Hingga semuanya berawal dari
kesadaran tentang semakin banyak permasalahan lingkungan yang muncul,
maka tercetus sebuah konsep sustainable yang memanfaatkan sumberdaya alam
guna secara tepat guna untuk kesejahteraan masyarakat lintas generasi. Konsep
sustainable menjadi penting alih-alih dapat meningkatkan kualitas hidup karena
berupaya untuk menjaga keseimbangan antara lingkungan alami dan binaan.
Bangunan yang baik tidak hanya mengedepankan aspek estetika semata,
namun harus memperhatikan aspek kenyamanan yang meliputi kenyamanan
akustik, visual, dan termis termasuk kualitas udara dalam ruangan (Suhendra,
3

2008). Hal tersebut juga berlaku untuk daerah Demak yang beriklim tropis
dengan temperatur udara yang tinggi. Dalam hal ini Gedung KONI Demak
merupakan Gedung yang berfungsi sebagai ruang untuk kegiatan olahraga.
Dalam berolahraga tentunya akan melakukan banyak gerakan sehingga terjadi
proses evaporasi keringat oleh kulit yang berdampak pada menurunnya
kenyamanan termis. Menurut data dari penulis, Gedung KONI Demak masih
memiliki sistem pengudaraan yang buruk, udara tidak dapat bergerak dengan
lancar. Hal tersebut disebabkan oleh jenis bukaan yang digunakan pada Gedung
KONI Demak didominasi oleh jenis jendela kaca fixed dan sedikit
dikombinasikan dengan jendela nako. Para atlet maupun penonton sering
mengeluhkan ketidaknyamanan tersebut karena mengganggu aktivitas mereka.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan
penghawaan alami bangunan.
Salah satu upaya yang dapat membantu permasalahan tersebut yaitu
dengan beralih pada sistem penghawaan alami. Penghawaan alami dengan
memanfaatkan angin yang telah tersedia secara melimpah di alam. Penggunaan
pendingin alami atau ventilasi alami sekarang ini telah banyak dikembangkan
menjadi berbagai ide kreatif menggunakan material yang tidak pernah terduga.
Bahkan, ventilasi alami dapat diterapkan menggunakan limbah botol plastik.
Pasalnya, Indonesia sendiri merupakan negara penyumpang sampah plastik
kedua di dunia setelah Tiongkok (CNN Indonesia, 2016). Limbah plastik
mengancam ekosistem alam karena sifatnya yang sulit terurai.
Jika diolah dengan baik pasti akan memiliki potensi menjadi peluang
besar mengurangi limbah plastik dan juga penggunaannya bermanfaat untuk
keberlanjutan pembangunan melalui penerapaannya sebagai elemen ventilasi
alami untuk merespon isu global warming tersebut. Bentuk upaya yang dapat
diterapkan yaitu melalui teknologi Eco-cooler. Eco-cooler adalah sebuah
teknologi yang diciptakan oleh Ashis Paul asal Banglades, India yang terbuat
dari botol bekas yang dipotong menjadi dua bagian, mulut botol dimasukkan
kedalam papan dan kemudian dipasang di jendela yang arah aliran anginnya
kurang optimal. Ada beberapa penelitian terkait Eco-cooler yang telah
dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Eco-cooler dapat
menurunkan suhu ruangan hingga 5 derajat celcius. Penggunaan Eco-cooler
dianggap sebagai teknologi sustainable karena Eco-cooler terbuat dari limbah
botol plastik sehingga dapat menekan tingkat sampah plastik dan hanya
menggunakan potensi angin untuk menurunkan suhu dalam ruangan.
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Niniek dkk,
2021, beragam ukuran botol yang diterapkan untuk menguji Eco-cooler bekerja
secara optimal memasukkan angin kedalam bangunan. Sedangkan pada
penelitian ini berfokus pada meningkatkan penghawaan alami bangunan
4

Gedung KONI Demak, mengetahui pola dan ukuran botol yang akan digunakan
untuk meningkatkan kenyamanan penghawaan alami didalam kasus bangunan
Gedung KONI Demak karena kembali lagi bahwa lain bangunan, lain potensi
angin dan kebutuhan penghawaan sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan
juga. Strategi menurunkan suhu menggunakan Eco-cooler sangat penting selain
dari segi biaya terbilang sangat ekonomis dan ramah lingkungan sesuai dengan
prinsip keberlanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti apakah inovasi dimensi Eco-cooler dari limbah botol plastik untuk
meningkatkan penghawaan alami bangunan Gedung KONI Demak sesuai
Peraturan SK SNI-T26-1991-03 dan SNI 03-6572-2001?
1.3 Tujuan Riset
Untuk menganalisa performa model eco-cooler seperti apa yang mampu
meningkatkan sebagai penghawaan alami.
1.4 Manfaat dan Kontribusi Riset
Manfaat dari riset ini adalah untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dikeluhkan oleh masyarakat Demak mengenai Gedung KONI Demak yang
memiliki sistem penghawaan buruk dengan material yang ramah lingkungan yaitu
sampah botol plastik. Selain itu manfaat riset ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana desain penerapan Eco-cooler pada Gedung KONI Demak.
1.5 Urgensi Riset
Urgensi dari riset ini adalah karena dengan adanya pemanasan global yang
setiap tahun semakin memanas dan juga permasalahan sampah plastik yang tidak
kunjung selesai. Dua permasalahan yang krusial ini sejak dulu menjadi masalah
global dan belum mendapatkan solusi, maka dengan riset ini mencoba untuk
menyelesaikannya dengan penerapan Eco-cooler menggunakan sampah botol
plastik.
1.6 Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan yaitu berupa informasi mengenai desain penerapan
dan juga diameter sampah botol plastik untuk diterapkan sebagai sistem
penghawaan alami.
1.7 Luaran Riset
Luaran riset dalam penelitian ini berupa laporan dan artikel ilmiah.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gedung Koni Demak


Olahraga merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi kebugaran tubuh
yang biasa dilakukan oleh semua kalangan baik yang dilakukan diluar ruangan
5

maupun didalam ruangan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan jasmani


maupun rohani bagi setiap yang melakukannya. Dalam kegiatan olahraga, tubuh
akan mengeluarkan keringat sebagai respon kulit terhadap kenaikan suhu di dalam
tubuh. Kondisi tersebut seringkali membuat orang merasa kurang nyaman karena
dapat mengganggu konsentrasi selama melakukan kegiatan olahraga. Apalagi di
perparah ketika kegiatan olahraga tersebut dilakukan didalam Gedung Olahraga
atau GOR yang minim penghawaan akibat tidak memadainya ventilasi udara
didalam ruangan. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada ketidaknyamanan
bagi para pemain maupun penonton pertandingan lantaran kondisi kepadatan dan
keramaian penonton lainnya juga turut mempengaruhinya.
Pada kasus sarana prasarana Gedung olahraga di daerah Kabupaten
Demak masih sangat minim dalam segi kualitas ruang. Kualitas Gedung
KONI Demak masih jauh dari standar gedung olahraga yang telah di
tetapkan oleh pemerintah, terutama dalam segi penghawaan. Jenis bukaan
pada Gedung KONI Demak rata-rata menggunakan jendela fixed yang tidak
mampu memasukkan angin sebagai penghawaan ruangan. Sehingga, suhu
didalam bangunan sangat kontras dibanding suhu diluar bangunan. Menurut
data lapangan dari penulis, terjadi peningkatan sebesar 3-4 derajat celcius
didalam bangunan apabila dibandingkan dengan suhu luar ruangan.
Perbedaan tersebut juga terjadi pada kecepetan laju udara didalam dan diluar
bangunan. Apabila dilihat dari kondisi tersebut, maka Gedung KONI
Demak memerlukan adanya sebuah tindakan perbaikan penghawaan untuk
meningkatkan kinerja bangunan agar masyarakat dapat merasakan
kenyamanan ketika menggunakan fasilitas tersebut.
2.1 Teknologi Eco-cooler dari Limbah Botol Plastik sebagai Upaya
Optimalisasi Penghawaan pada Bangunan Gedung KONI Demak.

2.4.1 Botol Plastik Bekas


Plastik merupakan salah satu bahan yang sering ditemui pada
barang-barang yang ada disekitar kita. Penggunaan plastik dalam
kehidupan sehari-hari akan menjadi bom waktu terjadinya bencana alam.
Jika dilihat dari sifatnya, plastik memiliki sifat yang cenderung kuat dan
tidak mudah lapuk, sifat itulah yang membuat plastik susah terurai.
Membutuhkan waktu sekitar 20-100 tahun untuk plastik dapat terurai.
Kondisi tersebut menimbulkan penimbunan akibat pembuangan sampah
yang tidak bijaksana oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Didunia industri, saat ini sedang gencar-gencarnya industri
minuman di Indonesia yang menggunakan plastik sebagai packaging yang
sering kita temui di pasar tradisional atau pasar modern. Alih-alih
menggunakan botol plastik karena praktis dan menarik (botol plastik dapat
diberi pewarna agar menambah nilai jual), namun hal tersebut tentunya
6

akan memasok sampah plastik semakin membludak. Bukan hanya bidang


lingkungan saja yang harus bertanggung jawab atas semua ini, namun
semua bidang harus turut bertanggungjawab menyelesaikan isu tersebut.
Salah satunya bidang arsitektur yang tidak sedikit menggunakan material
plastik dalam rancangannya. Bagaimana arsitektur menjawab dengan
menggunakan botol bekas menajadi elemen yang diterapkan dalam
racangannya.
Plastik diklasifikasikan menjadi 7 jenis berdasarkan
kemampuannya dalam berdaur ulang. Sering dijumpai pada botol plastik
atau produk plastik lainnya terdapat kode-kode dengan logo segitiga yang
menunjukkan kemampuan daur ulang dan kekhususan zat yang
terkandung didalamnya.

Gambar 1: Jenis-Jenis Platik Daur Ulang

Sumber: R.jati-Jenis-Jenis Plastik Daur Ulang.


Hampir semua botol minuman bekas tergolong dalam plastik jenis
PET atau PETE (Polythylne Terephthalate) atau kode 1, dimana botol hanya
diperbolehkan untuk digunakan satu kali pakai. Karena apabila digunakan
secara terus menerus, dikhawatirkan zat karsinogenik yang terkandung
dalam lapisan polymer akan larut dan masuk kedalam tubuh manusia. PET
dipilih karena sifatnya yang stabil sehingga memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, cenderung berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk dan tidak mudah
pecah.

2.3.2 Eco-cooler
Pada dasarnya, cara kerja Eco-cooler sangat sederhana dimana cara
kerja tersebut pada prinsipnya sama seperti ketika kita meniupkan tangan
dengan keadaan mulut terbuka dan meniupkan kembali dengan keadaan
mulut sedikit mengerucut seperti saat meniup suling. Kondisi tersebut
mengakibatkan perbedaan suhu udara yang keluar dari mulut. Menurut
Niniek (2021) semakin sempit rongga botol tempat udara mengalir maka
semakin terdapat peluang untuk menurunkan suhu ruangan.
7

Gambar 2: Prinsip Kerja Eco-cooler

Sumber: btwstudio-Eco-cooler, AC ramah lingkungan tanpa listrik.

Prinsip kerja Eco-cooler dapat dijelaskan melalui dua teori.


a. Teori Kontinuitas, menjelaskan tentang luasan permukaan
mempengaruhi udara yang mengalir meskipun volume udara yang
masuk sama dengan udara yang pergi.
b. Teori Bernoulli, kecepatan udara akan menyebabka tekanan udara
yang rendah dan molekul udara akan bergerak lambat sehingga tidak
terjadi tumbukan antar molekul udara. Akibatnya, lebih sedikit panas
yang dihasilkan maka suhu akan terasa lebih sejuk. Penurunan
tekanan udara inilah yang sejalan dengan teori Bernoulli.
Cara untuk membuat Eco-cooler terbilang cukup mudah dan murah karena hanya
menggunakan limbah yang sering dijumpai disekitar kita, yaitu papan dan botol
bekas. Tahapan untuk membuat Eco-cooler yaitu:
a. Potong botol bekas menjadi dua bagian, ambil bagian atas botol yang
nantinya akan digunakan (bagian corong atau kepala botol)

Gambar 3: Memotong botol menjadi dua bagian

Sumber: btwstudio-Eco-cooler, AC ramah lingkungan tanpa listrik.


b. Lubangi papan bekas dengan diameter seukuran kepala botol. Beri
masing-masing lubang dengan jarak sekitar 10 cm.
8

Gambar 4: Melubangi botol sesuai ukuran tutup botol

Sumber: btwstudio Eco-cooler, AC ramah lingkungan tanpa listrik.


c. Tancapkan kepala botol pada papan yang telah dilubangi.
d. Pasangkan papan yang telah berisi botol bekas tersebut pada bagian
jendela atau bukaan dengan aliran dan arah angin yang ideal.
Hadapkan bagian botol yang berongga besar ke arah luar, sementara
bagian kepala botol menghadap kedalam bangunan.

Gambar 5: Menempelkan eco-cooler pada bukaan

Sumber: btwstudio-Eco-cooler, AC ramah lingkungan tanpa listrik.


Botol memiliki dua diameter yang berbeda, yaitu inlet (D1) dan
outlet (D2), dimana inlet merupakan diameter pada bagian rongga botol
yang lebar, sebaliknya oulet merupakan diameter pada bagian rongga botol
yang lebih sempit atau kepala botol.

Gambar 6: Perbedaan inlet dan outlet

Sumber: redraw penulis dari Tribun Jogja-Botol Plastik Bekas Jangan dibuang,
dibikin Sapu Saja
9

Setelah mengetahui cara dan prinsip Eco-cooler bekerja, terdapat tips untuk
mengoptimalkan aliran udara yang masuk kedalam bangunan, yaitu dengan
memilih ukuran nozzle (kepala atau tutup botol (D2 atau outlet)) yang lebih kecil
(Alvito dkk, 2021 dalam Ch & Mummina, 2018). Selain itu ukuran botol (D1 atau
inlet) disarankan berdiameter kurang lebih 6 cm karena mudah ditemukan. Ukuran
diameter 6 cm dapat ditemukan pada botol plastik air mineral 1500 L. semakin
banyak botol digunakan, maka semakin besar potensi penurunan suhu udara yang
dihasilkan oleh Eco-cooler. Pada penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Alvito, dkk (2021), pemilihan botol disarankan berdiameter antara 5-10 cm
untuk outlet (D2) karena terbukti mengindikasikan bahwa botol tersebut dapat
menjangkau angun terpanjang sekitar 2,77 m dan memiliki kecepatan angin
minimum paling besar berkisar 0,499 m/s dengan ketinggian 100 cm diatas lantai.

2.4.2 Penerapan Eco-cooler pada Bangunan Gedung KONI Demak


Pemanfaatan potensi angin tersebut selaras dengan strategi yang akan
diterapkan pada bangunan Gedung koni demak , yaitu dengan teknologi eco
cooler. Berdasarkan data penulis, rata-rata keceepatan angin didalam bangunan
sebesar 0,7 m/s, hal tersebut belum memenuhi standar yang telah ditetapkan
mengenai bangunan olahraga. Angin tersebut berhembus dari tenggara ke barat
laut dengan kecepatan 4 m/s.
Dari data yang diatas, teknologi eco cooler seperti gambar dibawah merupakan
sebuah referensi yang dapat mengacu kepa teknologi eco cooler:
Eco cooler dipasang pada setiap bukaan
eksisting yang arah dan kecepetan angin
yang berpotensi untuk menurunkan
suhu didalam bangunan. Penyusunan
botol bekas dapat dilakukan dengan
menggunakan jarak minimal 10 cm
antar botol.

Gambar 7: Contoh Teknologi Eco-cooler

Sumber: Adforum

2.5 Penghawaan Alami


Pada dasarnya, penghawaan diklasifikasikan menjadi dua yaitu penghawaan
alami dan penghawaan buatan. Penghawaan buatan….. Sedangkan Penghawaan
alami merupakan sebuah proses pertukaran udara yang terjadi didalam bangunan
melalui elemenm - elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi udara yang efektif
didalam bangunan dapat memberikan kenyaman dan dapat mempercepat proses
penguapan di dalam permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi
10

pengguna bangunan. Pertukaran udara didalam ruangan juga sangat penting bagi
kesehatan, jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka
pengendapan aneka zat berbahaya yang terkandung pada cat, karpet, dan berbagai
furniture yang timbul akibat reaksi kimia yang terkandung didalam benda – benda
tersebut dapat mengganggu sistem pernafasan manusia.
Selain itu, elemen – elemen bangunan seperti sirkulasi udara juga penting
untuk keluar masuknya udara panas akibat dari paparan sinar matahari. Seperti
halnya system cross ventilation atau ventilasi silang yaitu sebuah system
penghawaan ruangan yang ideal dengan cara memasukan udara kedalam ruangan
melalui bukaan penangkap angina dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui
bukaan yang lain. Penggunaan system ini bertujuan agar terjadi pertukaran udara
didalam ruangan sehingga berdampak pada kenyamanan bagi penghuni di dalam
ruangan tersebut.
Dalam system cross ventilation dikenal dua macam bukaan yaitu :
1. Intlet, yaitu suatu system bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin
sehingga berfungfi untuk memudahkan masuknya udara ke dalam ruangan.
2. Outlet, yaitu suatu system bukaan lain yang terdapat didalam ruangan yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara ke luar ruangan.
Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka diperlukannya peletakan
bukaan yang sesuai dengan arah datangnya angina seperti :
1. Posisi diagonal (cross), yaitu bukaan inlet dan outlet yang diletakan searah
dengan posisi datangnya angin secara tegak lurus (perpendicular) kearah
bukan inlet.
2. Posisi berhadapan langsung, yaitu bukaan inlet dan outlet yang diletakan pada
posisi datangnya angin, namun tidak tegak lurus (obligue) ke arah bukaan inlet.

BAB 3
METODE RISET

3.1 Rancangan Penelitian


3.1.1 Pendekatan penelitian
Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif untuk menguji data yang
telah dikumpulkan berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian ini membandingkan satu subjek penelitian yang lainnya untuk
mengetahui sebab akibat yang dihasilkan terhadap suatu perlakuan. Metode
kuantitatif digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen
dimensi botol bekas untuk Eco-Cooler yang kemudian akan simulasikan
menggunakan program Computational Fluid Dynamic (CFD). Sumber data yang
dikaji merupakan dokumentasi dan pengukuran di lapangan sebagai sumber data
11

primer dan studi literasi yang relevan sebagai sumber data sekunder. Dari kedua
data tersebut kemudian akan disesuaikan Kembali pada standar yang telah di
berlakukan untuk penghawaan alami bangunan Gedung olahraga.

No Variabel Parameter Indikator

1. Kenyamanan SK SNI-T26-1991- Persyaratan luasan ventilasi alami


penghawaan 03 dan SNI 03- yaitu minimal 6% dari luasan lantai
6572-2001 efektif dan Udara pada bangunan
gedung diatur standar minimal laju
udara ventilasi Gedung olahraga
yaitu 1,1 m/s

Tabel 1: Tabel Variabel. Parameter, dan Indikator


Sumber: Penulis, 2021 dari Standar Penghawaan Bangunan Gedung Olahraga
12

DAFTAR PUSTAKA

Adinaya, G. (2018). Pendingin Ruangan Tanpa Listrik Ala Warga Kurang Mampu
Bangladesh. nationalgeographic.grid.id.

Antonio, M. A. (2021). Eco-cooler for Cooler House Without Electricity for Educational
Purpose . http://journal.upi.edu/index.php/IJOMR, 1-4.

Arifin, N. (2021). Analisis Peforma Model Eco-cooler sebagai Alternative Bukaan Alami.
Nature (Natural Academic Journal of Architecture), 1-15.

Handoko, J. P. (2021). Sustainable on Adaptive Reuse. Kuliah Umum Portofolio Teknologi


Bangunan Berkelanjutan.

Hardia, Y. (2017). Sport Center dengan Penerapan Adaptive Building di Puri Indah Jakarta
Barat. docplayer.com.

Irsyad, R. R. (2018). Landasan Program Perencanaan dan perancangan Arsitektur .


Gelanggang Olahraga Kabupaten Demak: Tugas Akhir Periode 142, 1-2.

Mulyani, A. (2021). pemanasan Global, Penyebab Dampak dan Antisipasinya.


https://repository.uki.ac.id.

Rakhmawati, F. T. (2021). Analisis Desain Ventilasi Alami dengan Metode Computational


Fluid Dynamic Software Ansys Workbench pada Gedung Olahraga. neliti.com.

Spacey, J. (2016). 5 Types of Adaptive Reuse. simplicable.

Susanti, M. Y. (2020). Pemahaman Adaptive Reuse dalam Arsitektur dan Desain Interior
sebagai Upaya Manjaga Keberlanjutan Lingkungan:Analisis Tinjau Literatur .
Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA), 1-7.

Utina, R. (2015). Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya.


repository.ung.ac.id.

Wahyuni, T. (2016). Penyumbang Sampah Plastik terbesar Kedua di Dunia. CNN


Indonesia.

Adinaya, G. (2018). Pendingin Ruangan Tanpa Listrik Ala Wrga Kurang Mampu
Bangladesh. nationalgeographic.grid.id.

Nasional, B. S. (2001). SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedungTata cara perancangan sistem ventilasi
dan pengkondisian udara pada bangunan gedung. onesearch.id.

Anda mungkin juga menyukai