Anda di halaman 1dari 7

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN ORGANISASI

PELAYANAN MANUSIA
“ SOS Children’s Village Jakarta “
Tugas Kelompok ini dibuat untuk memenuhi kegiatan perkuliahan terkait
Human Services Organization (HSO)
Dosen Pengampu: Bapak Sunardi

Disusun Oleh
Kelompok 3
Egidia Regita Putri Karyadi 2003014
Adelita Putri Samsudin 2003098
Alnugrah Fadhil Alamsyah 2003100
Yohandi Fahrul Fauji 2003101
Fiola Fitrial 2003111
Vidella Setya Kanti Utomo 2003069
Dewa Ayu Agung Trisca 2003079

2C PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2022
A. Latar Belakang

SOS Children‟s Villages Indonesia adalah lembaga sosial nirlaba yang aktif
memperjuangkan hak-hak anak dan berkomitmen membantu terpenuhinya
kebutuhan anak-anak, serta memastikan setiap anak yang telah atau beresiko
kehilangan pengasuhan bisa mendapatkan keluarga dan rumah yang penuh kasih
sayang. Lembaga ini didirikan pada tahun 1972 yang diprakarsai oleh Agus
Prawoto dan merupakan adaptasi dari lembaga serupa yang berasal dari Austria.

SOS Children‟s Villages Indonesia cabang Jakarta merupakan suatu lembaga yang
memperjuangkan dan mengakomodasi anak-anak terlantar dalam memenuhi hak
mereka. Lembaga ini hadir sebagai jawaban atas fenomena sosial yang terjadi di
Indonesia, khususnya di Jakarta, akibat dari kelalaian pemerintah dalam
penanganan anak terlantar.

Kegiatan yang dilakukan oleh SOS Children‟s Villages Indonesia menitikberatkan


pada pengasuhan berbasis keluarga (Family-Based Care) untuk anak-anak yang
telah kehilangan atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua. Pengasuhan
alternatif berbasis keluarga berupaya menghadirkan konsep keluarga dan
hubungan emosional yang terbuang seperti layaknya keluarga pada umumnya.
Dalam hal ini, termasuk juga bentuk lain pengasuhan seperti keluarga asuh (foster
care) dan pengasuhan oleh anggota keluarga yang masih ada (extended family).

B. Visi dan Misi

a) Setiap anak adalah bagian dari sebuah keluarga


Keluarga adalah jantung masyarakat. Dalam sebuah keluarga setiap anak
dilindungi dan merasa diterima serta menjadi bagian dari sebuah keluarga. Di
dalam keluarga, anak belajar nilai, berbagi tanggung jawab dan membentuk
hubungan jangka panjang. Lingkungan keluarga memberi anak pondasi yang
kokoh sebagai bekal untuk membangun kehidupannya.

b) Setiap anak tumbuh dengan cinta


Melalui kasih sayang dan penerimaan, luka batin tersembuhkan dan
kepercayaan diri anak terbangun. Anak belajar untuk mempercayai dirinya dan
orang lain. Dengan kepercayaan diri ini setiap anak mampu memahami dan
mengasah potensi yang dimilikinya.
c) Setiap anak tumbuh dengan rasa hormat
Setiap pendapat anak didengarkan dan ditanggapi dengan serius. Anak
berpartipasi dalam membuat keputusan yang berdampak bagi kehidupannya dan
dibimbing untuk berperan aktif dalam proses pengembangan dirinya. Anak
tumbuh dengan rasa hormat dan harga diri sebagai bagian dari keluarga dan
masyarakat.

d) Setiap anak tumbuh dengan rasa aman


Anak dilindungi dari kekerasaan, pengabaian dan segala bentuk eksploitasi dan
mendapat perlindungan ketika bencana alam dan perang terjadi. Anak berhak
memiliki tempat berlindung, terpenuhi pangannya, memperoleh layanan
kesehatan dan pendidikan. Hal tersebut adalah kebutuhan yang paling mendasar
bagi tumbuh kembang anak.

e) Kami membangun keluarga bagi anak yang kehilangan pengasuhan


Kami hadir memberikan keluarga pengganti bagi anak-anak yang telah
kehilangan pengasuhan baik disebabkan oleh orang tua yang meninggal dunia,
kemiskinan, dan faktor-faktor lainnya. Pendekatan keluarga yang diterapkan di
SOS Children’s Villages berlandaskan empat prinsip yakni setiap anak
membutuhkan sosok seorang ibu, dan hidup bersama adik kakak, dalam rumah
keluarga, di lingkungan masyarakat yang mendukung.

f) Kami membantu mereka membangun masa depan


Kami memberikan kesempatan bagi setiap anak untuk tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebudayaan dan agamanya serta berperan aktif dalam masyarakat.

g) Kami membantu anak untuk memahami dan mengasah kemampuan,


minat, dan bakatnya.
Kami menjamin bahwa setiap anak memperoleh pendidikan dan pelatihan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai sukses dan mampu berkontribusi
bagi masyarakat.

h) Kami mendukung pemberdayaan masyarakat


Kami berbagi dengan masyarakat dan merespon kebutuhan pengembangan
sosial bagi kelompok masyarakat yang rentan (dimana di dalamnya tinggal
anak-anak dan remaja yang beresiko kehilangan pengasuhan) Kami membangun
fasilitas dan program yang bertujuan untu penguatan keluarga dan mencegah
keterpisahan anak dengan keluarga. Kami berkolaborasi dengan masyarakat
untuk menyediakan pendidikan dan layanan kesehatan serta berbagai dukungan
tanggap darurat. 

C. Tujuan
Tujuan dari SOS Children‟s Villagss Desa Taruna Jakarta khususnya adalah untuk
memberi pertolongan kepada anak-anak karena suatu terlantar atau ditelantarkan
oleh orang tuanya. Pertolongan yang diberikan adalah berupa rumah tinggal,
kehangatan kasih saying seorang ibu, perawatan, keamanan serta pendidikan
sehingga pada suatu saat mereka dapat berdiri sendiri.

D. Program Dalam Sos Childerns Village Jakarta


Program-program yang dilakukan oleh SOS Children‟s Villages Indonesia dibagi
menjadi dua kategori besar, yaitu pengasuhan berbasis keluarga jangka panjang
atau family based care (FBC) dan program penguatan keluarga atau family
strengthening program (FSP).
a. FBC adalah program dimana SOS Children‟s Villages Indonesia meyakini
bahwa Keluarga SOS (SOS Families) sebagai bentuk pengasuhan berbasis
keluarga bertujuan untuk menciptakan lingkungan keluarga pengganti yang
mampu memberikan pengasuhan yang layak dan aman sehingga anak-anak bisa
mendapatkan kembali kehangatan keluarga yang penuh perhatian dan masa-
masa kanak-kanak yang menyenangkan.
b. FSP lebih menekankan pada keluarga asuh yang dianggap tempat terbaik untuk
tumbuh kembang seorang anak adalah didalam pengasuhan dan perlindungan
keluarganya. Agar keluarga-keluarga tersebut mampu menyediakan lingkungan
yang asah-asih-asuh, stabil, dan aman, SOS Children‟s Villages Indonesia
memberikan pelayanan dasar langsung kepada anak dan juga meningkatkan
kapasitas orang tuanya.
E. Landasan Konseptual
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 1 Ayat (6)
Tentang Perlindungan Anak, Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi
kebutuhuannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 13 ayat (1)
Tentang Hak Dan Kewajiban Anak, setiap anak selama dalam pengasuhan orang
tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan,
berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi, eksploitasi; baik
ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan,
ketidakadilan, dan perlakuan yang salah lainnya.
c) Perlindungan untuk anak terlantar dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 34 ayat (1)
bahwa “Fakir miskin dan anak terlantar diplihara oleh negara”. Dari penjabaran
tersebut, dapat diartikan bahwa negara berkewajiban untuk melindungi dan
memenuhi hak anak terlantar.
d) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 meengenai perlindungan anak terdapat
dalam pasal 1 ayat 6 dikatakan bahwa”Anak terlantar yaitu anak yang tidak
terpenuhi dalam kebutuhannya secara wajar, seperti fisik, mental, spiritual,
maupun sosial”.
e) UUD 1945 pasal 34 ayat (1) dipaparkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh Negara”.
f) Keputusan Presiden RI Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of the Childyang merupakan komitmen Negara terhadap hak- hak
anak (Imawan dan Ahnaf, 2016).
g) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 meengenai perlindungan anak dalam pasal
1 ayat 6 dikatakan bahwa ”Anak terlantar yaitu anak yang tidak terpenuhi dalam
kebutuhannya secara wajar, seperti fisik, mental, spiritual, maupun sosial”.
F. Keterkaitan dengan Teori The Human Relation Approach
 Tokohnya yaitu Elton Mayo (1880-1949) : Pendekatan ini untuk menciptakan
hubungan manusiawi yang baik, manajer harus memahami kenapa karyawan
bertindak seperti yang mereka lakukan serta faktor- faktor sosial dan psikologi
apa yang memotivasi mereka.
 Sikap dan sentiment pekeja, pola interaksi dan struktur serta budaya kelompok
kerja mempengaruhi kinerja pekerja lebih besar dibandingkan atribut fisik dari
pekerjaan mereka.
 Manusia pada dasarnya baik, sangat mudah dididik, mampu dalam menuju
kesempurnaan, dan karenanya, tujuan organisasi dan kepentingan individu
harus sesuai.
 Efektivitas dan produktivitas organisasi akan menjadi maksimal apabila
struktur dan proses organisasi memungkinkan anggota terpenuhi aktualisasi
dirinya.
 Kinerja pekerja ditentukan oleh pola hubungan yang muncul dalam kelompok
kerja secara saling berhadapan (face-to-face).
Keterkaitan dari sos childern’s village sebagai human services organization
dengan teori human relationship approach, pada teori berkaitan untuk memotivasi
orang-orang di dalam organisasi dengan tujuan mengembangkan kerjasama tim
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka serta mengarahkan mereka pada
pencapaian tujuan organisasi. Dalam human relations approach, penekanannya ada
pada motivasi individual, tujuan dan aspirasi. Selain itu, keberhasilan organisasi
dapat dicapai jika ada motivasi individual dan hubungan interpersonal, terutama
antara supervisor dengan bawahannya. Teori ini lebih memberikan perhatian
khususnya pada kebutuhan manusia seperti supporting, pengembangan
kepribadian, pengoptimalan kreatifitas, kemampuan self directing dan self control
untuk itu sos childern’s sebagai lembaga swadaya memiliki visi misi yang
berkaitan dengan hubungan intrapersonal antara klien dan pekerja sosial. Dalam
human relations approach merekomendasikan pada tiap pengelola (manager) untuk
menyadari kepribadian, informasi dan kebutuhan tiap-tiap anggota pegawainya
(sehingga pagawai merasa ada umpan balik). Sesuai dengan yang diungkapkan di
atas, pengelola (manager) yang berkompeten kemungkinan besar memiliki skill
dalam hal empatik mengenai keluhan-keluhan pegawainya, memberikan umpan
balik yang sekiranya mampu memotivasi kembali pegawainya (Cusella, 1987).
Dalam organisasi ini sangat mementingkan hubungan harmonis antar anggota
organisasi secara internal yang bertujuan agar organisasi ini dapat terusus dan
terstruktur dalam mencapai sebuah sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
secara bersama sama.
DAFTAR PUSTAKA

SOS Children's Villages Indonesia. Sos.or.id. (diakses pada 22 Februari 2022)


(diakses dari).
https://www.sos.or.id/tentang-sos/visimisi

Usman, Dedi, dkk. 2015. Teori Organisasi Human Relations.


Abisimiskin.blogspot.com. (diakses pada 22 Februari 2022) (diakses dari).
https://abisimiskin.blogspot.com/2015/03/teori-organisasi-humarelations.html

Anda mungkin juga menyukai