Pengertian panti asuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rumah tempat
memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu dan sebagainya. Menurut Poerwadarminto
(1982) menyatakan panti asuhan ialah salah satu tempat untuk membina dan merehabilitasi
kembali kondisi anak yatim, baik fisik, mental dan kehidupan sosialnya. Sedangkan menurut
Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak (2004) Panti Asuhan anak adalah suatu lembaga pelayanan
profesional yang bertanggung jawab memberian pengasuhan dan pelayanan pengganti fungsi
orang tua kepada anak. Setelah penjabaran di atas mengenai panti asuhan, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa panti asuhan adalah sebuah wadah yang melayani di bidang kesejahteraan
sosial untuk merawat, mengasuh serta membina anak asuh supaya anak mendapatkan hak-hak
yang tidak diperoleh dari orang tua aslinya.
Tiap - tiap panti asuhan yang dijalankan oleh masyarakat memiliki tujuan masing - masing sesuai
dengan keyakinan dan kepada siapa panti asuhan itu ditujukan. Ada panti asuhan yang melayani
secara umum, tidak memprioritaskan agama sebagai tolak ukur nilai nilai yang ditanamkan pada
anak yang sedang di didik, meskipun demikian ada juga yang menggunakan agama yang dianut
oleh pemilik panti asuhan tersebut. Sebenarnya pemerintah telah mengatur tujuan dari panti asuhan
melalui Departemen Sosial Republik Indonesia yaitu :
1. Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak
terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang
wajar serta mempunyai keterampilan kerja,sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang
dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga, dan masyarakat.
Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia panti asuhan mempunyai fungsi sebagai berikut
Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Yakni yang di maksud dengan kesejahteraan
adalah pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan.
a. fungsi pemulihan dan pengentasan anak ditujukan untuk mengembalikan dan menanamkan
fungsi sosial anak asuh. Fungsi ini mencakup kombinasi dari ragam keahlian, teknik, dan
fasilitas- fasiltias khusus yang ditujukan demi tercapainya pemeliharaan fisik, penyesuaian
sosial, psikologis penyuluhan, dan bimbingan pribadi maupun kerja, latihan kerja serta
penempatannya.
b. Fungsi perlindungan merupakan fungsi yang menghindarkan anak dari keterlambatan dan
perlakuan kejam. Fungsi ini diarahkan pula bagi keluarga-keluarga dalam rangka
meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengasuh dan melindungi keluarga dari
kemungkinan terjadinya perpecahan.
c. Fungsi pengembangan menitikberatkan pada keefektifan peranan anak asuh, tanggung
jawabnya kepada anak asuh dan kepada orang lain, kepuasan yang diperoleh karena
kegiatan - kegiatan yang dilakukannya. Pendekatan ini lebih menekankan pada
pengembangan potensi dan kemampuan anak asuh dan bukan penyembuhan dalam arti
lebih menekankan pada pengembangan kemampuannya untuk mengembangkan diri
sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.
d. Fungsi pencegahan menitikberatkan pada intervensi terhadap lingkungan sosial anak asuh
yang bertujuan di satu pihak dapat menghindarkan anak asuh dari pola tingkah laku yang
sifatnya menyimpang, di lain pihak mendorong lingkungan sosial untuk mengembangkan
pola-pola tingkah laku yang wajar.