Anda di halaman 1dari 70

PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

ii | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi

Modul Pelatihan
Pengurus Koperasi

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | iii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

iv | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi

Modul Pelatihan
Pengurus Koperasi

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | v


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI


MODUL PELATIHAN PENGURUS KOPERASI

PENGARAH : Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia)

PENANGGUNG JAWAB: Rully Nuryanto (Deputi Bidang Pengembangan SDM)

TIM PENULIS : Wahjudin Sumpeno, Faisol Khusni, Agus Suheri, Setiawan Pandu,
Mohammad Mujayin.

REVIEWER : (Assistan Deputi Peningkatan Kualitas SDM Perkoperasian)

COVER & LAYOUT : Wahjudin Sumpeno

Cetakan Pertama, Maret 2019

Diterbitkan oleh:
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Kuningan, Jakarta 12940
Email: bagdat@depkop.go.id
Telp: 021-520 4366 - 72

vi | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Daftar Istilah dan Singkatan

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan


hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi yang berdasarkan asas kekeluargaan
sebagaimana diatur dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
2. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang.
3. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan
hukum koperasi.
4. Anggaran Dasar Koperasi adalah aturan tertulis sebagai dasar pengelolaan
koperasi yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan.
5. Rapat Anggota adalah rapat yang diselenggarakan oleh pengurus dan dihadiri oleh
anggota, pengurus dan pengawas.
6. Rapat Anggota Luar Biasa adalah Rapat Anggota yang diselenggarakan apabila
terjadi keadaan yang mengharuskan adanya keputusan cepat/segera yang
wewenangnya ada pada Rapat Anggota.
7. Anggota Koperasi adalah masyarakat yang telah bergabung dalam koperasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan tercantum dalam Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi, yang berkedudukan sebagai pemilik dan
pengguna jasa/pelanggan koperasi.
8. Pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang bertanggungjawab penuh atas
kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan tujuan koperasi, serta mewakili
koperasi baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.
9. Pengawas adalah perangkat organisasi koperasi yang bertugas mengawasi dan
memberikan nasihat kepada pengurus.
10. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan
bersama koperasi.
11. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
12. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | vii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang– perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
14. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
15. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung ataupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dari hasil
penjualan tahunan yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.

viii | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Kata Sambutan

Kebijakan peningkatan kapasitas SDM koperasi merupakan langkah strategis dalam


mendorong tingkat pertumbuhan dan daya dukung terhadap pembangunan nasional.
Kebijakan tersebut dirasakan dapat menjadi solusi konkrit untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong penguatan kelembagaan
dan kemandirian koperasi. Pembangunan koperasi juga diarahkan untuk memperkuat
meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian, baik dalam penganggulangan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun dalam peningkatan nilai tambah
perekonomian yang menyokong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan
berkelanjutan.
Modul Pelatihan peningkatan kapasitas SDM koperasi dimaksudkan untuk
memandu proses penyelenggaraan pendidikan pengurus, pengelola dan pengawas yang
diselenggarakan oleh Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Peningkatan kapasitas
pengurus, pengelola dan pengawas koperasi perlu dilakukan secara terencana dan
sistematis sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi dan dinamika usaha
koperasi. Oleh karena itu dirasakan perlu untuk menyusun sebuah modul pelatihan bagi
fasilitator yang berperan memfasilitasi kegiatan pendikan dan pelatihan bagi pengurus,
pengelola dan pengawas.
Paket modul pelatihan ini terdiri dari modul pelatihan untuk pelatih, pendidikan
pengurus, pengelola dan pengawas. Masing-masing modul dilengkapi panduan
penyelenggaraan pelatihan, kurikulum dan panduan pelatih, yang diharapkan dapat
digunakan oleh para pelatih, fasilitator, atau widyaiswara sebagai sarana dan acuan
dalam penyelenggaraan tugas-tugas pendampingan koperasi di seluruh Indonesia.
Kepada Tim Penyusun modul pelatihan peningkatan kapasitas SDM koperasi,
disampaikan terima kasih, semoga upaya ini menjadi salah satu kontribusi kita untuk
kemajuan koperasi dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan
negara.

Jakarta, Maret 2019


Menteri Koperasi dan UKM

AAGN. Puspayoga

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | ix


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

x | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Daftar Isi
Daftar Istilah dan Singkatan x
Kata Sambutan ix
Daftar Isi xi
Panduan Pembaca xiii

Pokok Bahasan 1:
Dasar-Dasar Perkoperasian
1.1 Mengenal Koperasi 1
1.2 Prinsip-Prinsip dan Nilai-Nilai Koperasi 15
1.3 Mengelola Partisipasi Anggota Koperasi 37
1.4 Rapat Anggota Koperasi: Aktif dan Demokratis 53

Pokok Bahasan 2: Pengembangan Organisasi Koperasi


2.1 Menyusun Struktur Organisasi Koperasi 63
2.2 Menyusun Kebijakan dan Prosedur Organisasi Koperasi 79

Pokok Bahasan 3: Perencanaan dan Penganggaran Koperasi


3.1 Menyusun Rencana Strategis Koperasi 105
3.2 Menyusun Rencana Kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi 127

Pokok Bahasan 4: Mengelola Usaha Koperasi


4.1 Menyusun Rencana Usaha (Business Plan) Koperasi 143
4.2 Menjalankan Usaha Koperasi 179
4.3 Kerjasama Usaha Koperasi 195
4.4 Melaksanakan Pembukuan Keuangan dan inventarisasi Koperasi 211
4.5 Menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi 241

Pokok Bahasan 5: Analisis Keuangan dan


Laporan Pertanggungjawaban Usaha Koperasi
5.1 Menganalisis Laporan Keuangan Koperasi 259
5.2 Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pengurus 279

Daftar Pustaka 291

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

xii | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Panduan Pembaca

P
emerintah secara berkelanjutan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat melalui penguatan sistem ekonomi kerakyatan khususnya koperasi
dan UKM. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung koperasi dan UKM
dilakukan melalui penguatan kelembagaan usaha dan peningkatan sumber daya
manusia. Dalam hal ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan program
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terkait Peningkatan Kapasitas
SDM koperasi sebagaimana diatur dalam Permenkop dan UKM. 37 Tahun 2007 tentang
bahwa arah kebijakan pengembangan SDM Koperasi dan UKM yaitu: (1) Mendorong,
mengembangkan dan membantu pelaksanaan; pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
perkoperasian; (2) Memasyarakat dan membudayakan kewirausahaan; (3) Meningkatkan
keterampilan teknis dan manejerial; (4) Membentuk dan mengembangkan lembaga
diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas
bisnis; dan (5) Pengembangan wirausaha baru.
Berdasarkan hal tersebut Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengembangkan pendidikan dan
pelatihan perkoperasian untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan
dasar kepada pengurus, pengelola dan pengawas. Kegiatan ini didasarkan pada hasil
kajian terhadap kebutuhan pengembangan SDM koperasi yang kemudian dirumuskan
kurikulum/silabus, panduan pendidikan dan pelatihan, serta beberapa kegiatan
pendukung berupa penyelenggaraan TOT fasilitator (widyaiswara, PPKL dan pendamping
koperasi lainnya), pengembangan modul dan fasilitasi nara sumber, penyelenggaraan
pelatihan pengurus, pengelola dan pengawas.
Secara khusus, modul pelatihan ini disusun sebagai acuan bagi pelatih dalam
memfasilitasi pelatihan pengurus, pengelola dan pengawas dalam rangka program
Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. Diharapkan melalui pelatihan ini, pengurus, pengelola dan pengawas
koperasi memiliki kompetensi praktis dalam memperkuat kelembagaan dan kemandirian
usaha koperasi yang akan ditindak lanjuti secara berjenjang dengan melibatkan
pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xiii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Mengapa Modul Pelatihan ini Dibutuhkan


Secara umum, modul pelatihan ini dimaksudkan untuk memandu pelatih atau fasilitator
dalam memfasilitasi proses pelatihan terkait apa, mengapa dan bagaimana kebijakan
pendampingan koperasi sekaligus memberikan pengalaman dan keterampilan praktis
yang dibutuhkan dalam memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas SDM koperasi
khususnya pengurus, pengelola dan pengawas. Oleh karena itu diperlukan kurikulum dan
modul pelatihan yang komprehensif dan adaptif terhadap konteks dinamika perubahan
koperasi di Indonesia. Modul pelatihan ini diarahkan untuk memberikan pembekalan
kepada para pendamping koperasi baik yang difasilitasi oleh Petugas Penyuluh Koperasi
Lapangan (PPKL), pemerintah daerah dan lembaga lainnya bagaimana memfasilitasi
kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, pengelola dan pengawas koperasi.
Disamping itu, modul pelatihan ini dijadikan panduan (tools) bagi pelatih, fasilitator,
widyaiswara dan penyelenggara pelatihan dalam mensosialisasikan materi (substansi)
kebijakan dan program peningkatan kapasitas SDM koperasi.
Modul pelatihan ini dirancang secara spesifik sesuai aspek kompetensi yang
dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM sehingga beberapa subjek materi
dikembangkan berdasarkan kualifikasi jenjang, dan unit kompetensi tersebut. Beberapa
aspek penting lainnya dengan hadirnya modul pelatihan ini untuk memberikan panduan
dan pengalaman belajar bagi fasilitator, pelatih dan pendamping teknis di lapangan
dalam memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan bagi pengurus, pengelola dan pengawas
koperasi berupa pengetahuan dan keterampilan memfasilitasi pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan pengembangan dan kapasitas kelembagaan koperasi. Diharapkan
setelah mengikuti pelatihan ini para pengurus, pengelola dan pengawas memilki standar
kompetensi dan kemampuan personal dalam mengelola kelembagaan dan usaha
koperasi sesuai dengan tugas kewenangannya masing-masing.
Modul pelatihan ini diharapkan dapat membantu para petugas lapangan dan
pemerintah daerah dalam memfasilitasi pelatihan kepada pelaku koperasi melalui
pembelajaran kreatif (creative teaching skills). Melalui modul pelatihan ini, para pelatih,
penyuluh, instructs, fasilitator atau pendamping dan penyelenggara pelatihan dapat
mempelajari pola pengelolaan pembelajaran secara mudah dan menerapkan sesuai
dengan karakteristik peserta dan kondisi lokal.

Maksud dan Tujuan


Maksud disusunnya modul pelatihan untuk pengurus, pengelola dan pengawas koperasi,
yaitu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis dalam
penyelenggaraan koperasi sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

xiv | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Modul pelatihan ini dikembangkan untuk memberikan panduan bagi tenaga


pendamping, fasilitator, dan PPKL dalam penyelenggaraan pelatihan bagi pengurus,
pengelola dan pengawas koperasi. Secara khusus modul pelatihan ini bertujuan;
(1) Menyamakan pemahaman para pengurus, pengelola dan pengawas tentang
landasan, asas, prinsip dan paradigama penyelenggaraan koperasi berdasarkan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dalam mendukung
penguatan kelembagaan dan kemandirian koperasi;
(2) Menyediakan kurikulum dan bahan latih sesuai dengan standar kompetensi
pengurus, pengelola dan pengawas;
(3) Memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan untuk pengurus, pengelola dan
pengawas yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan para pendamping koperasi
di lapangan;

Sasaran Pengguna
Secara khusus modul pelatihan ini ditujukan bagi tenaga pelatih pusat (Master of
Trainers) yang akan memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas SDM koperasi yang
dilakukan secara berjenjang, mulai dari pusat hingga daerah. Harapan lain melalui modul
pelatihan ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas
pendampingan koperasi terutama memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan
perkoperasian secara sederhana sesuai dengan kondisi lokal. Disamping itu, pemangku
kepentingan lain baik organisasi, kelompok swadaya, komunitas dan organisasi lain
diharapkan mendapatkan manfaat dari modul pelatihan ini terutama untuk melatih
pelaku koperasi. Modul pelatihan ini dapat juga dijadikan saah satu rujukan bagi
kalangan yang lebih luas baik pemerintah, kelompok masyarakat, lembaga pendidikan,
pusat pelatihan, LSM, serta lembaga lain yang memberikan perhatian dalam upaya
peningkatan kapasitas SDM koperasi.

Proses Penyusunan Modul Pelatihan


Deputi Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha kecil
dan Menengah mendorong penyusunan modul Pelatihan untuk Pelatih Peningkatan
Kapasitas SDM Koperasi melalui serangkaian kajian kebutuhan pelatihan dengan
melibatkan pemangku kepentingan lain baik kalangan praktisi, aktivis, akademisi dan
peneliti. Sesuai hasil analisis kebutuhan pelatihan menunjukkan bahwa kondisi para
pelaku dan pendamping koperasi menunjukkan tingkat pemahaman yang berbeda
tentang kebijakan dan strategi peningkatan kapasitas SDM koperasi sesuai dengan latar
belakang, karakteristik wilayah, dan kondisi sosial yang ada. Oleh karena itu, usulan untuk
mengembangkan sebuah panduan pelatihan standar bagi pelatih yang akan
memfasilitasi pelatihan di daerah diharapkan dapat membantu pengelolaan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xv


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

pembelajaran yang menselaraskan kebijakan pusat dan di daerah serta tetap


mempertimbangkan kebutuhan praktis di lapangan.
Modul pelatihan ini telah mengalami berbagai penyesuaian melalui proses
penelaahan, konsultasi, lokakarya, dan masukan dari berbagai pihak terutama dari
pelatih, instruktur, penyuluh, widyaiswara dan lembaga lain yang memiliki perhatian
terhadap pengembangan perkoperasian di Indonesia. Hasil pelatihan awal akan
memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan modul ini. Oleh karena itu
modul pelatihan ini dapat diibaratkan sebagai buku berjalan yang memberikan peluang
bagi pembaca atau pengguna dalam memberikan warna dan penyesuaian sesuai dengan
kaidah pembelajaran dan kebutuhan.

Sistematika Isi Modul


Modul pelatihan ini dirancang menggunakan standar format yang menyertakan pokok-
pokok materi, panduan pelatih, lembar kerja dan lembar tayang (presentasi atau beberan
atau bahan paparan) yang bermanfaat bagi calon pelatih yang akan menyampaikan
materi pelatihan. Modul pelatihan dikemas dalam bentuk panduan bagi pelatih agar
mudah digunakan dan memungkinkan dan penyesuaian dengan kondisi lingkungan
belajar peserta.
Modul pelatihan ini terdiri dari tiga modul utama, yaitu:
(1) Modul Pelatihan Pengurus
(2) Modul Pelatihan Pengelola (Manajer dan karyawan)
(3) Modul Pelatihan Pengawas
Masing-masing modul disusun berdasarkan Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
yang membahas kerangka isi, proses belajar, media dan penilaian terkait bagaimana
penyelenggaraan pelatihan peningkatan SDM koperasi baik untuk Pengurus, Pengawas
dan Pengelola dilaksanakan.

1. Pelatihan Pengurus
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengurus digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:

Tabel: Silabus Materi Pelatihan Pengurus

NO POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN JP


(1) (2) (3) (4)
1. Dasar-Dasar 1.1 Mengenal Koperasi 2
Perkoperasian 1.2 Prinsip-Prinsip dan Nilai-Nilai Koperasi 3
1.3 Mengelola Partisipasi Anggota Koperasi 2
1.4 Rapat Anggota Koperasi: Aktif dan Demokratis 3

xvi | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

NO POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN JP


(1) (2) (3) (4)
2. Pengembangan 2.1 Menyusun Struktur Organisasi Koperasi 2
Organisasi Koperasi 2.2 Menyusun Kebijakan dan Prosedur Organisasi
Koperasi 2
3. Perencanaan dan 3.1 Menyusun Rencana Strategis Koperasi 3
Penganggaran 3.2 Menyusun Rencana Kerja serta Rencana
Koperasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi 3
4. Mengelola Usaha 4.1 Menyusun Rencana Usaha (Business Plan)
Koperasi Koperasi 3
4.2 Menjalankan Usaha Koperasi 3
4.3 Kerjasama Usaha Koperasi 2
4.4 Melaksanakan Pembukuan Keuangan dan 2
Inventarisasi Koperasi 3
4.5 Menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi 2
5. Analisis Keuangan dan 5.1 Menganalisis Laporan Keuangan Koperasi 3
Laporan Pertanggung- 5.2 Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
jawaban Pengurus Pengurus Koperasi 2
Koperasi

2. Pelatihan Pengelola
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengelola digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:

Tabel: Silabus Materi Pelatihan Pengelola

NO POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN JP


(1) (2) (3) (4)
1. Dasar-Dasar 1.1 Mengenal Koperasi 2
Perkoperasian 1.2 Prinsip-Prinsip dan Nilai-Nilai Koperasi 3
1.3 Mengelola Partisipasi Anggota Koperasi 2
1.4 Rapat Anggota Koperasi: Aktif dan Demokratis 3
2. Pengembangan 2.1 Peran Pengelola dalam Struktur Organisasi dan
Organisasi Koperasi Usaha Koperasi 2
2.2 Menyusun Kebijakan dan Prosedur Organisasi
Koperasi 2
3. Perencanaan dan 3.1 Menyusun Rencana Strategis Koperasi 3
Penganggaran 3.2 Menyusun Rencana Kerja serta Rencana
Koperasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi 3
4. Mengelola Usaha 4.1 Menyusun Rencana Usaha (Business Plan)
Koperasi Koperasi 3
4.2 Manajemen SDM Koperasi 3
4.3 Manajemen Produksi dan Operasi Koperasi 3
4.4 Manajemen Pemasaran 3

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xvii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

NO POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN JP


(1) (2) (3) (4)
4.5 Melaksanakan Pembukuan dan Inventaris 3
Koperasi 2
4.6 Kerjasama Usaha Koperasi
5. Pelaporan usaha 5.1 Menganalisis Laporan Keuangan Koperasi 3
Koperasi 5.2 Menyusun Laporan Usaha Koperasi 2

3. Pelatihan Pengawas
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengawasdigambarkan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel: Silabus Materi Pelatihan Pengawas

NO POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN JP


(1) (2) (3) (4)
1. Dasar-Dasar 1.1 Mengenal Koperasi 2
Perkoperasian 1.2 Prinsip-Prinsip dan Nilai-Nilai Koperasi 3
1.3 Mengelola Partisipasi Anggota Koperasi 2
1.4 Rapat Anggota Koperasi: Aktif dan Demokratis 3
2. Pengembangan 2.1 Menyusun Struktur Organisasi Koperasi 2
Organisasi Koperasi 2.2 Menyusun Kebijakan dan Prosedur Organisasi 2
Koperasi
3. Pengawasan Koperasi 3.1 Pengawasan terhadap Kebijakan dan
Kelembagaan Koperasi 3
3.2 Pengawasan Usaha 3
3.3 Menilai Kesehatan Koperasi 3
4. Analisis Keuangan dan 4.1 Menganalisis Laporan Keuangan Koperasi 3
Laporan Pengawasan 4.2 Menyusun Pelaporan Pengawasan Koperasi 2
Koperasi

Skema dan Alur Pelatihan


Skema dan alur pelatihan peningkatan kapasitas SDM koperasi dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan tugas dan kewenangannya mulai dari tingkat pusat hingga
daerah dengan melibatkan pemangku kepantingan terkait baik pemerintah, pemerintah
daerah, perguruan tinggi, praktisi, dan lembaga lainnya. Di tingkat pusat telah dibentuk
Tim perumus yang bertugas melakukan kajian kebutuhan (need assessment),
pengembangan kurikulum dan modul pelatihan termasuk melakukan standarisasi
penyelenggaraan pelatihan. Selanjutnya, dibentuk tim pelatih yang akan bertugas
memfasilitasi pelatihan kepada pelaku koperasi sesuai wilayah kerjanya masing-masing.
Tim pelatih akan diberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan memfasilitasi
termasuk teknis penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas SDM melalui
pendalaman substansi, metodologi dan manajemen pelatihan.

xviii | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Secara substansi peserta akan diberikan pengalaman belajar dalam mengorganisir


pelatihan perkoperasian berdasarkan kurikulum dan modul pelatihan standar yang telah
dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui
Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia. Modul pelatihan ini digunakan untuk
memandu pelatih untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan peningkatan kapastas SDM
koperasi yang terdiri dari modul pelatihan pengurus, pengelola dan pengawas kepada
pelatih dan tenaga pendamping koperasi yang bertugas di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota. Secara umum skema atau alur pelatihan digambarkan sebagai berikut:

Skema Alur Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi

Jadwal Pelatihan
Jadwal pelatihan untuk pengurus, pengelola dan pengawas koperasi dirancang untuk
kebutuhan pengembangan kompetensi masing-masing dengan cakupan dan kedalaman
materi yang berbeda sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam pelatihan ini ditetapkan
standar minimum kegiatan pelatihan untuk masing-masing jabatan berupa lama waktu
atau hari efektif dengan mempertimbangkan kebijakan program, silabus dan kebutuhan
teknis di lapangan.
Jadwal pelatihan disusun sebagai panduan umum bagi pengelola, panitia dan tim
pelatih dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan untuk pengurus, pengelola dan
pengawas. Di bawah ini diberikan susunan acara pelatihan berdasarkan kebutuhan
masing-masing jabatan (pengurus, pengelola dan pengawas). Jika terjadi situasi yang

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xix
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

tidak memungkinkan dan membutuhkan penyesuaian baik susunan maupun materi


kegiatan dapat dikonsultasikan kepada penanggung jawab, tim pelatih atau pihak terkait
lainnya.
Tabel Contoh Susunan Acara Pelatihan untuk Pengurus Koperasi

Jam Acara Pelatih dan PIC Catatan


Nara Sumber
Hari Pertama
14.00-18.00 Ceck- in - Panitia
19.30-20.00 Pembukaan dan Pengarahan Dinas Panitia Pleno
Koperasi
20.00-21.00 Struktur dan Alur Pelatihan Tim Pelatih Pleno
Peningkatan Kapasitas SDM
Koperasi (Pengurus, Pengelola
dan Pengawas
Hari Kedua
08.00-08.30 Pengorganisasian Peserta Tim Pelatih Kelas
 Bina Suasana, Perkenalan
dan Kontrak Belajar
 Penjelasan Alur dan
Proses Pelatihan
08.30-10.00 Mengenal Koperasi Tim Pelatih
10.00-10.15 Coffee break Panitia
10.15-12.30 Melaksanakan Prinsip dan Tim Pelatih Kelas
Nilai Koperasi
12.30-13.30 ISHOMA Panitia
13.30-15.30 Mengelola Partisipasi Kelas
Anggota Koperasi
15.30-16.00 Coffee break Panitia
16.00-17.35 Rapat Anggota Koperasi: Aktif Kelas
dan Demokratis
17.35-18.00 Evaluasi Hari - 1 Pelatih Panitia Kelas
Hari Ketiga
08.00-08.30 Binas Suasana dan Review Tim Pelatih Kelas
Hari 1
08.30-10.00 Menyusun Struktur Organisasi Tim Pelatih
dan Usaha Koperasi
10.00-10.15 Coffee break Panitia
10.15-12.30 Melaksanakan Prinsip dan Tim Pelatih Kelas
Nilai Koperasi
12.30-13.30 ISHOMA Panitia
13.30-15.30 Menyusun Rencana Strategis Tim Pelatih Kelas
Koperasi
15.30-16.00 Coffee break Panitia
16.00-17.35 Menyusun Rencana Strategis Tim Pelatih Kelas
Koperasi
17.35-18.00 Evaluasi Hari - 2 Pelatih Panitia Kelas

xx | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Jam Acara Pelatih dan PIC Catatan


Nara Sumber
Hari Keempat
08.00-08.30 Binas Suasana dan Review Tim Pelatih Kelas
Hari 2
08.30-10.00 Menyusun Rencana Kerja Tim Pelatih Kelas
serta Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Koperasi
10.00-10.15 Coffee break Panitia
10.15-12.30 Menyusun Rencana Usaha Tim Pelatih Kelas
(Business Plan) Koperasi
12.30-13.30 ISHOMA Panitia
13.30-15.30 Menjalankan Usaha Koperasi Tim Pelatih Kelas
15.30-16.00 Coffee break Panitia
16.00-17.35 Kerjasama Usaha Koperasi Tim Pelatih Kelas
17.35-18.00 Evaluasi Hari - 3 Pelatih Panitia Kelas
Hari Kelima
08.00-08.30 Binas Suasana dan Review Tim Pelatih Kelas
Hari 2
08.30-10.00 Menghitung Sisa Hasil Usaha Tim Pelatih Kelas
(SHU) Koperasi
10.00-10.15 Coffee break Panitia
10.15-12.30 Menganalisis Laporan Tim Pelatih Kelas
Keuangan Koperasi
12.30-13.30 ISHOMA Panitia
13.30-15.30 Menyusun Laporan Tim Pelatih Kelas
Pertanggungjawaban
Pengawas
15.30-16.00 Coffee break Panitia
16.00-16.30 Evaluasi Akhir Tim Pelatih Panitia Pleno
16.30-17.00 Penutupan Dinas Panitia Kelas
Koperasi

Sebelum Jam Ceck-Out


12.00

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


1. Panduan Belajar Bukan Buku Ajar
Modul pelatihan ini tidak menguraikan materi pelatihan secara spesifik untuk kasus
tertentu tetapi lebih mengarah pada refleksi pengalaman yang dilengkapi penjelasan
teoritis dan praktis yang lebih menonjolkan kebermanfaatan dan keterpaduan dengan
situasi yang dihadapi oleh pengurus, pengelola dan pengawas koperasi. Modul pelatihan
ini disusun tidak dimaksudkan sebagai buku sumber (textbook) yang berisi teori dan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xxi
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

eksplanasi metodologis yang biasa dikaji dalam buku-buku atau panduan akademis
lainnya.
Modul pelatihan ini menguraikan setiap subpokok bahasan/topik secara generik
agar dapat diterapkan dalam situasi dan kebutuhan yang berbeda yang muncul dalam
kegiatan pendampingan koperasi sesuai karakteristik usaha yang dilaksanakannya.
Harapannya, janganlah modul pelatihan ini dibaca layaknya buku biasa. Sebagian besar
materi pokok disajikan merupakan kerangka acuan dalam pelatihan tetapi lebih sesuai
sebagai bahan rujukan baik bagi pelatih atau penyelenggara pelatihan. Bisa saja
dilakukan modifikasi atau penyesuaian sesuai kebutuhan di lapangan.

2. Kaidah Belajar Orang Dewasa

Modul pelatihan ini disusun berdasarkan kaidah-kaidah pembelajaran orang dewasa di


mana pelatih bertindak sebagai fasilitator menjadi pengarah atau pengolah proses
belajar dan mengakumulasikan secara partisipatif-kreatif dari pengalaman yang telah
dimiliki peserta. Sebagai suatu pengalaman, modul ini diperlakukan layaknya sebagai
panduan bukan “kitab suci” yang tidak boleh dirubah.
Sebagian bahasan dalam modul pelatihan merupakan refleksi pengalaman para
pemangku kepentingan yang terlibat dalam peningkatan kapasitas SDM dan
kelambagaan koperasi. Penjelasan lebih diarahkan sebagai petunjuk praktis dan teknis
bagi pelatih yang akan menggunakannya untuk keperluan pelatihan. Manfaat yang
diharapkan dari modul ini, jika dipakai sebagai alat untuk menggali pengalaman dan
merefleksikannya dalam kehidupan nyata dalam berkoperasi.

3. Kreativitas dan Kondisi Lokal

Proses kreatif sangat diharapkan untuk memperkaya dan memperbaiki kualitas pelatihan
yang dilaksanakan. Modul pelatihan ini lebih efektif, jika digunakan sepanjang tidak
menyalahi aturan atau prinsip-prinsip dasar pendidikan partisipatoris. Anda dapat
merubah atau memodifikasi metode atau media yang digunakan secara efektif. Misalnya
tidak memaksakan harus menggunakan LCD atau video, jika di lapangan tidak mungkin
disediakan. Anda dapat menggantikannya dengan media atau peralatan yang tersedia
secara lokal seperti papan tulis, kertas lebar, tanah dan kain. Dalam beberapa kasus yang
disajikan dapat diganti dengan pengalaman atau tema yang diajukan langsung dari
peserta.
Modul pelatihan ini akan efektif, jika diterapkan secara kreatif tergantung pada
kemampuan Anda sebagai pelatih dan pembimbing belajar. Janganlah ragu untuk
memodifikasi atau menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di masyarakat.
Ingatlah bahwa pelatih bukan untuk menjejalkan pengetahuan kepada orang lain tetapi
lebih sebagai kreator, pemandu proses belajar peserta dan yang terpenting sebagai
‘pembelajar’ itu sendiri. Hal ini akan banyak belajar dari pengalaman dan pandangan
orang lain dalam menerapkan nilai yang terkandung dalam modul pelatihan ini. Oleh

xxii | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

karena itu, baca dan pahamilah dengan baik setiap langkah masing-masing pokok
bahasan dan uraian proses panduan. Jangan membatasi diri, kembangkan dan perkaya
proses secara kreatif serta memadukan dengan pengalaman peserta.

Cara Menggunakan Modul


Modul pelatihan ini memberikan beberapa petunjuk berupa pilihan belajar yang dapat
digunakan oleh pelatih dalam memahami dan menyampaikan materi pelatihan. Setiap
pokok bahasan atau subpokok bahasan berisi tema-tema atau aktivitas belajar yang
disusun dengan menggunakan pendekatan induktif atau deduktif secara bergantian atau
bersamaan. Hal ini sangat tergantung karakteristik materi yang hendak disampaikan.
Namun, demikian keselarasan, keterpaduan dan kemudahan penyajian menjadi
pertimbangan dalam menggunakan modul pelatihan ini. Oleh karena itu, pahami
kurikulum dan struktur anataomi modul pelatihan dengan benar, kemudian hubungkan
dengan struktur materi atau pokok bahasan yang disajikan, sehingga memudahkan
mendalami substansi maupun metodologinya. Jika terdapat hal-hal yang membutuhkan
penyesuaian atau pengayaan, pelatih dengan mudah dapat mengguna-kan variasi lain
tanpa keluar dari kerangka pokok dari modul pelatihan ini.
Dalam setiap bagian atau pokok bahasan terdiri dari beberapa subpokok bahasan
atau modul dengan topik yang beragam dan dapat dipelajari secara mandiri sesuai
dengan materi yang diperlukan. Masing-masing subpokok bahasan dalam modul ini
menggambarkan urutan kegiatan pembelajaran dan hal-hal pokok yang perlu dipahami
tentang materi yang dipelajari serta keterkaitannya dengan topik lainnya.
Dalam setiap subpokok bahasan dilengkapi dengan panduan pelatih yang
membantu dalam mengarahkan proses, media dan sumber belajar, lembar kerja, lembar
evaluasi dan lembar informasi atau bahan bacaan. Masing-masing disusun secara
kronologis yang agar memudahkan bagi pengguna dengan memberikan alternatif dalam
memanfaatkan setiap subpokok bahasan secara luas dan fleksibel.
Setiap pokok bahasan dilengkapi dengan bahan bacaan pendukung yang dapat
dibagikan secara terpisah dari panduan pelatihan agar dapat dibaca peserta sebelum
pelatihan di mulai. Pelatih juga diperkenankan untuk menambah atau memperkaya
bahan bacaan untuk setiap subpokok bahasan berupa artikel, buku, juklak/juknis dan
kiat-kiat yang dianggap relevan.
Disamping itu, pembaca di berikan alat bantu telusur berupa catatan diberikan
termasuk ikon-ikon yang akan memandu dalam memahami karakteristik materi dan pola
penyajian yang harus dilalukan dalam pelatihan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xxiii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

IKON KOMPONEN PENJELASAN

Tujuan Pola perubahan perilaku yang ingin dicapai dari


setiap topik, pokok bahasan atau subpokok bahasan
terkait.

Waktu Petunjuk penentuan batas waktu (durasi) makasimal


pembelajaran yang dibutuhkan pada setiap pokok
bahasan atau subpokok bahasan.

Metode Saran pendekatan atau cara belajar yang ditempuh


peserta berdasarkan tujuan yang digunakan untuk
memandu fasilitator memahami proses dari setiap
topik atau bahasan terkait.

Media Sarana komunikasi pesan pembelajaran atau


interaksi antara pembelajar dengan lingkungan
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan

Alat Bantu Peralatan dan bahan pendukung proses


pembelajaran sesuai dengan subpokok bahasan.

Proses Serangkaian tindakan atau proses pentahapan


Pembelajaran kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan sesuai
topik atau bahasan terkait.

Lembar Permainan Panduan tindakan atau proses refleksi permainan


kreatif (game) yang mendukung pencapaian tujuan
pokok bahasan atau pokok bahasan.

Bahan Bacaan Informasi pendukung pembelajaran berupa esai,


artikel, hasil kajian, jurnal atau pendapat para ahli
terkait pokok bahasan atau subpokok bahasan.

Lembar Kasus Informasi atau bahan kajian terhadap situasi khusus


bagi peserta dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.

Catatan Fasilitator Pokok-pokok pikiran penting sebagai bahan


pengingat atau pertimbangan bagi fasilitator atau
penyelenggara dalam proses pembelajaran.

Variasi Cara lain sebagai pilihan kreatif yang dapat


ditempuh dalam mendukung efektivitas dan
optimalisasi penyajian materi pembelajaran

xxiv | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Pokok Bahasan 2
Pengembangan
Organisasi Koperasi

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 61


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

62 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Rencana Pembelajaran
SPB
Menyusun Struktur
2.1
Organisasi Koperasi

Tujuan
Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang peran pengurus dalam
struktur organisasi koperasi, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang organisasi koperasi (struktur, tugas dan
wewenang);
2. Mengembangkan struktur organisasi koperasi sesuai kebutuhan;
3. Merumuskan strategi kaderisasi dalam koperasi.

Waktu
2 JP (90 menit)

Metode
Pemaparan, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, dan Pleno.

Media
 Media Tayang 2.1.1: Storytelling Video Menyusun Struktur Organisasi
dan Usaha;
 Media Tayang 2.1.2: Memahami Tugas dan Wewenang Perangkat
Organisasi dan Usaha Koperasi;
 Lembar Kerja 2.1.1: Analisis Tugas dan Kewenangan dalam Struktur
Organisasi Koperasi;
 Lembar Kerja 2.1.2: Strategi Kaderisasi dalam Koperasi;
 Bahan Bacaan 2.1.1: Struktur Organisasi Koperasi.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 63


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Alat Bantu
Fliptchart, spidol, laptop, dan infocus.

Proses Penyajian
Kegiatan 1: Memahami Konsep Organisasi Koperasi
1. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “struktur organisasi dan usaha koperasi”.
2. Ajaklah peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan
pertanyaan pemicu berikut:
a. Apa yang Anda ketahui tentang organisasi koperasi?
b. Bagaimana struktur organisasi di koperasi Anda selama ini? Apa
alasannya?
3. Catatlah hal-hal pokok terkait fakta empiris organisasi koperasi;
4. Selanjutnya, lakukan pemaparan secara ringkas dan jelas dengan
menggunakan Media Tayang 2.1.1;
5. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pendapat,
bertanya dan memberikan saran terkait tema yang sedang dibahas;
6. Lakukan penegasan dan kesimpulan dari hasil pembahasan yang
telah dilakukan.

Disarankan, pelatih atau penyelenggara membagikan


bahan bacaan kepada peserta tentang Menyusun
Struktur Organisasi dan Usaha Koperasi dilakukan
sebelum pembelajaran dimulai (jika dimungkinkan pada
sesi malam atau istirahat). Hal ini perlu dipertimbangkan agar tidak
mengganggu proses pembelajaran karena kesibukan membaca
bahan bacaan yang dibagikan. Dengan demikian, peserta memiliki
cukup waktu untuk mempelajari dan memberikan catatan kritis
yang akan disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung

Kegiatan 2: Menyusun Struktur Organisasi dan Usaha Koperasi


7. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “menyusun struktur organisasi dan usaha koperasi”
dengan mengaitkan kegiatan belajar sebelumnya.
8. Bagilah peserta ke dalam 3 - 4 kelompok. Mintalah kelompok
menempati tempat yang sudah ditentukan dengan media masing-
masing satu unit laptop yang sudah disiapkan;

64 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Pelatih memfasilitasi proses pembelajaran peserta agar


mampu menganalisis dan mengungkap kebutuhan
untuk menyusun struktur organisasi dan usaha koperasi
yang terkandung di tayangan video melalui media
pembelajaran secara on-line (website: http://www.pelatihan-
koperasiku).

9. Ajukan tugas dalam diskusi kelompok. “Bila kelompok tersebut akan


berkoperasi, bantulah untuk menyusun struktur organisasi dan usaha
koperasi”

Kelompok menyusun struktur organisasi dan usaha


koperasi berdasarkan jenis koperasi berdasarkan hasil
kajian empiris di lapangan, dan/atau menggunakan
data dan informasi kebutuhan kelembagaan asal
koperasi peserta.

Kegiatan 3: Menyusun Tugas dan Wewenang Perangkat Organisasi


dan Usaha
10. Peserta masih dalam kelompok yang sama.
11. Mintalah kelompok mendiskusikan tugas dan wewenang masing-
masing perangkat organisasi dan usaha koperasi dengan
menggunakan Lembar Kerja 2.1.1:

Berdasarkan struktur yang telah dibuat, selanjutnya


kelompok mendiskusikan tugas dan wewenang
perangkat organisasi dan usaha koperasi berdasarkan
temuan diskusi kelompok yang telah dilakukan pada
saat menyusun struktur organisasi (kegiatan 2) sebelumnya.

12. Berikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi dan


mencatat hal-hal pokok yang berkembang dalam pembahasan;
13. Selanjutnya, persilakan perwakilan masing-masing kelompok
menyajikan hasil diskusinya;

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 65


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

14. Berikan kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk


mengajukan pendapat, bertanya dan memberikan saran terkait tema
yang sedang dibahas;
15. Lakukan penegasan dan kesimpulan dari hasil pembahasan yang
telah dilakukan.

Kegiatan 4: Merumuskan Strategi Kaderisasi dalam Koperasi


16. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari kegiatan
perumusan strategi kaderisasi dalam koperasi serta mengkaitkan
dengan kegiatan sebelumnya;
17. Peserta masih dalam kelompok yang sama untuk merumuskan
strategi kaderisasi dalam koperasi, sebagai panduan gunakan Lembar
Kerja 2.1.2;
18. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikannya dalam
kelompok. Hasilnya ditulis dalam kertas plano dan di tempelkan di
dinding agar dapat diamati oleh peserta lain;
19. Mintalah 1 atau 2 kelompok untuk memaparkan hasilnya dalam
pleno;
20. Berikan kesempatan kepada peserta lain untuk bertanya, mengajukan
pendapat, gagasan, dan saran terkait paparan yang telah dilakukan;
21. Buatlah catatan berupa pokok-pokok pikiran atau rumusan gagasan
utama dari hasil pembahasan yang dilakukan dengan menuliskan
dalam kartu sebagai pegangan bagi pelatih;

Kegiatan 5: Penutup Sesi Pembelajaran


19. Ingatkan kembali kepada peserta tujuan belajar dari materi ini.
Tanyakan kepada peserta apakah tujuan materi sudah tercapai;
20. Berilah kesempatan kepada peserta, jika membutuhkan penjelasan
atau perlu pendalaman lebih lanjut. Lakukan pada poin-poin tertentu
saja jika masih ada yang belum dipahami;
21. Tutuplah sesi materi ini dengan kesimpulan.

66 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Lembar Kerja 2.1.1

Analisis Tugas dan Kewenangan dalam Struktuk Organisasi Koperasi

No Struktur Organisasi Tugas Kewenangan Catatan


1. Rapat Anggota (RA)

2. Pengurus
 Ketua
 Sekretaris
 Bendahara
 Kepala Bidang..
 dst

3. Pengelola
 Manajer
 Kepala Unit
 Karyawan
 Dst

4. Pengawas
 Ketua
 Sekretaris
 Anggota

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 67


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Lembar Kerja 2.1.2

Strategi Kaderisasi dalam Koperasi

No Aspek Anggota Pengurus Pengelola Pengawas


Pengembangan
1. Syarat

2. Kompetensi yang
dibutuhkan

2. Pendidikan dan
Pelatihan

3. Sertifikasi (jika ada)

4. Unjuk Kerja dan


tingkat partisipasi
dalam usaha
koperasi

5. Sumber Pendanaan

68 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Bahan Bacaan 2.1.1

Struktur Organisasi Koperasi

K
eunggulan koperasi adalah terletak pada kerjasama di antara para anggotanya.
Dengan asas kebersamaan ini, maka volume usaha dapat diperbesar dan biaya
dapat ditekan. Caranya, dengan membeli atau menjual secara bersama-sama. Di
samping itu, karena anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan, maka
koperasi memiliki potensi pasar yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan hampir pasti.
Dasar usaha koperasi adalah kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama di
antara para anggotanya. Untuk itu, hakekat usaha koperasi adalah sejauh mana koperasi
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Lebih jauh lagi, sejauh mana
koperasi dapat mempromosikan dan melakukan efisiensi dalam usaha anggotanya, serta
dapat meningkatkan nilai tambah hasil produksi anggotanya.
Koperasi sebagai badan usaha tentu harus dijalankan dengan prinsip ekonomi, di
mana akan muncul pendapatan dan biaya. Pelayanan kepada anggota adalah prioritas
utama usaha koperasi. Sedangkan pelayanan kepada bukan anggota diperbolehkan
setelah kebutuhan seluruh anggota terpenuhi, dan koperasi memiliki kemampuan untuk
melakukannya.

“Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi


anggotanya”. (UU No. 25 tahun 1992 pasal 16).

E. Pengertian Organisasi Koperasi


Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-
orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang
ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi. Sebagai organisasi koperasi
mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari
anggotanya, jadi tujuan koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan
memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus
sinkron.
Sebagai organisasi koperasi yang bergerak di bidang usaha guna memuaskan
kepentingan anggotanya, koperasi mempunyai 5 (lima) persyaratan yang harus dipenuhi:
1. Adanya orang/subyek hukum pendukung hak dan kewajiban;
2. Adanya pengelola, pengurus, direksi;

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 69


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

3. Adanya harta kekayaan yang terpisah/equity (permodalan) ;


4. Adanya kegiatan;
5. Adanya aturan main berdasarkan prinsip koperasi.

F. Struktur Organisasi Koperasi


Struktur organisasi koperasi dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan idiologi dan
strategi pengembangan untuk memperoleh Strategic competitiveness sehingga setiap
koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara fungsional karena
menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetepi secara ideologis
terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi akan menunjukan kesamaan.
Dalam upaya mewujudkan integrasi antar fungsi dan antar formasi jabatan/orang
yang menjalankan roda organisasi koperasi ada struktur organisasi yang jelas tepat dan
efisien, struktur organisasi dituangkan dalam peraturan yang jelas dan tegas di dalam
anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan peraturan lain. Ropke dalam bukunya “The
Economic Theory of Cooveratives” mengidentifikasi ciri-ciri organisasi koperasi sebagai
berikut:
1. Terdapat sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar
sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut
sebagai kelompok koperasi;
2. Terdapat anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk
memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya
dari kelompok koperasi;
3. Anggota yang bergabung dalam koperasi memanfaatkan koperasi secara bersama,
yang disebut sebagai perusahaan koperasi;
4. Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan
para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota dalam kegiatan ekonominya.
Jika diperhatikan ciri-ciri tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi
koperasi terdiri dari:
1. Anggota koperasi, baik sebagai konsumen akhir maupun sebagai pengusaha yang
memanfaatkan koperasi dalam kegiatan sosial ekonominya;
2. Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari anggota, pengelola, dan
pengawas koperasi yang berusaha meningkatkan kondisi sosial ekonomi
anggotanya melalui perusahaan koperasi;
3. Organisasi koperasi, sebagai badan usaha yang bertindak sebagai perusahaan
yang melayani anggota maupun bukan anggota.
Struktur organisasi koperasi di Indonesia dapat dirunut berdasarkan perangkat
organisasi koperasi, yaitu meliputi rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola.

70 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi koperasi secara umum seperti pada gambar 1
berikut ini.
Sebenarnya, struktur organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern
koperasi tetapi meliputi segi ekstern. Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus
merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi
unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi koperasi tersebut, contoh ada
unsur pengurus, pengawas, pengelola dan anggota Masing-masing unsur tersebut harus
bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam memajukan koperasi.
Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan
kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya, baik yang sama tingkatnya
(antar sesama koperasi primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya
seperti Pusat Koperasi, Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.

G. Perangkat Organisasi Koperasi


Definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “ The Cooperative Movement
and someof its Problems” mengatakan bahwa “Cooperation is an economic system with
social content”. Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan
melandaskan pada azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di
dalamnya.
Unsur sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi lebih menekankan kepada
hubungan antaranggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara
pembagian dari sisa hasil usaha dan sebagainya seperti yang terlihat lihat dalam
Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by proxy”.
1. Kesukarelaan dalam keanggotaan;
2. Menolong diri sendiri (self help) ;
3. Persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and unity) ;
4. Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh anggota;
5. Pembagian sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya.
Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan empat unsur
(perangkat) yaitu:
1. Anggota;
2. Pengurus;
3. Manajer;
4. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 71


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Sedangkan menurut Undang-undang RI No. 25 Tahun 1922 tentang Perkoperasian,


bahwa perangkat organisasi terdiri dari :
1. Rapat anggota;
2. Pengurus;
3. Pengawas;
Ketiga perangkat organisasi koperasi tersebut maupun yang bukan yaitu manajer
merupakan tim manajemen yang mempunyai ikatan kolektif dalam menjalankan fungsi
organisasi. Tiga unsur diatas juga sering kita sebut sebagai perangkat manajemen
koperasi. Tugas, wewenang dan tanggung jawab perangkat organisasi koperasi:
1. Rapat anggota
a. Kekuasaan tertinggi;
b. Menetapkan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), dan
peraturan khusus;
c. Menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi;
d. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas;
e. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi;
f. Mensahkan laporan pengurus ;
g. Mensahkan laporan pengawas;
h. Menetapkan pembagian SHU;
i. Keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat;
j. Satu anggota satu hak suara;
k. Meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
tentang pengelolaan koperasi;
l. Dilakukan paling sedikit sekali dalam satu tahun.
2. Pengurus
a. Dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota;
b. Bertanggung jawab kepada rapat anggota;
c. Masa jabatan paling lama 5 tahun (persyaratan untuk dipilih kembali diatur
dalam AD dan ART) ;
d. Tidak merangkap sebagai pengawas;
e. Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian
yang diderita koperasi, karena tindakan kesengajaan atau kelalaian.

72 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Tugas pengurus:
a. Mengelola organisasi dan usaha koperasi;
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana pendapatan
dan anggaran belanja koperasi;
c. Menyelenggarakan rapat anggota;
d. Melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan rapat anggota;
e. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
g. Mencatat setiap transaksi anggota;
h. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus;
i. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan menyelenggarakan pendidikan
bagi anggota.
Wewenang pengurus:
a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan AD dan ART;
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota;
d. Mengangkat dan memberhentikan pelaksana usaha;
e. Rencana pengangkatan pengelola atas persetujuan rapat anggota.
3. Pengawas
a. Dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota;
b. Bertanggung jawab kepada rapat anggota;
c. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
d. Tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha;
e. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Tugas pengawas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi;
b. Melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada rapat anggota.
Wewenang pengawas:
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 73


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.


4. Manajer (pengelola usaha)
a. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang untuk
mengelola usaha koperasi;
b. Rencana pengangkatan pengelola diajukan kepada rapat anggota untuk
mendapat persetujuan;
c. Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus;
d. Hubungan kerja pengelola dengan pengurus berdasarkan perikatan;
e. Sebenarnya, pengelola membayar dirinya sendiri berdasarkan kemampuannya
dalam mengelola usaha;
f. Pengelola menanggung kerugian usaha koperasi karena kelalaian dan
kesengajaannya.
Tugas pengelola :
a. Melaksanakan usaha koperasi;
b. Mengajukan rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
kepada pengurus;
c. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota;
d. Membuat studi kelayakan usaha koperasi;
e. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi.
Wewenang pengelola:
a. Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas persetujuan pengurus;
b. Meningkatkan prestasi kerja karyawan.
5. Karyawan
Tugas Karyawan:
a. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang pekerjaannya dengan penuh
tanggung jawab ;
b. Menerima imbalan jasa atas prestasi kerja yang diberikan pada koperasi;
c. Mematuhi segala peraturan yang berlaku serta menjalankannya;
d. Memasuki organisasi karyawan dalam memperjuangkan nasibnya dan wadah
inspirasi serta informasi dalam mengembangkan bakatnya.
Wewenang Karyawan:
a. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk keperluan tugasnya;
b. Mendapatkan pengajaran di organisasi karyawan yang diikutinya.
6. Keanggotaan

74 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

a. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi;


b. Keanggotaan dicatat dalam buku daftar anggota;
c. Keanggotaan didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi;
d. Syarat keanggotaan diatur dalam AD dan ART;
e. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan;
f. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama.
Kewajiban anggota :
a. Mematuhi AD dan ART;
b. Mematuhi keputusan rapat anggota;
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi;
d. Memanfaatkan pelayanan koperasi;
e. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan.
Hak anggota :
a. Menghadiri rapat anggota;
b. Menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota;
c. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus;
d. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengawas;
e. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD dan ART;
f. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak;
g. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota;
h. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan anggaran dasar.

H. Organisasi Koperasi yang Baik


Mempertajam pengertian tentang usaha koperasi, maka akan diuraikan keistimewaan
organisasi koperasi, keterkaitannya dengan kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggotanya, serta bagaimana usaha koperasi seharusnya dikembangkan. Ada beberapa
ciri yang mempertegas usaha koperasi, yakni:
a. Adanya orang per orang yang bergabung karena memiliki ikatan, yaitu
kepentingan atau kegiatan usaha yang sama;

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 75


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

b. Anggota kelompok memiliki tujuan dan sasaran yang sama. Hal ini diwujudkan
lewat tindakan bersama;
c. Kerjasama kelompok diarahkan untuk memperbaiki ekonomi anggotanya. Caranya,
dengan membina hubungan yang khusus antara koperasi dengan anggotanya,
melalui pelayanan usaha;
d. Untuk itu, mereka menjalankan usaha bersama yang memudahkan untuk meraih
tujuan bersama, dengan cara misalnya: menawarkan barang produksi, membeli
barang konsumsi, membeli bahan baku produksi, simpan pinjam dan lain-lain. Hal
ini dilakukan secara bersama-sama melalui wadah koperasi, sehingga dapat
menekan biaya dan menaikkan posisi tawar.
Uraian di atas menunjukkan, bahwa koperasi harus dikelola secara profesional
dengan tunduk kepada hukum ekonomi dan koperasi. Caranya, di antara anggota
bersatu, bekerja sama, dan saling tolong-menolong untuk memperkuat usaha mereka
melalui koperasi. Untuk mewujudkan cita-cita di atas, maka para anggota harus
mempunyai kepentingan atau kegiatan ekonomi yang sama. Sedangkan usaha koperasi
harus terkait dengan usaha atau kepentingan anggotanya. Dengan begitu, bila koperasi
memiliki usaha yang tidak memiliki kaitan dengan usaha anggotanya, maka dapat
dikatakan melanggar prinsip dan jati diri koperasi.
Alasan seseorang bergabung dalam koperasi, antara lain ingin:
a. Memperoleh kemudahan dalam meminjam;
b. Menjual produk dengan harga tinggi;
c. Membeli barang dengan harga murah.
Manfaat yang akan diperoleh anggota koperasi, yaitu:
a. Manfaat sebagai pelanggan:
1) Biaya akan lebih rendah karena ditanggung bersama-sama;
2) Dengan membeli bersama-sama dalam jumlah yang besar, maka anggota
sebagai konsumen akan mendapatkan harga yang lebih rendah;
3) Dengan menjual bersama-sama, maka anggota sebagai produsen akan
mempunyai posisi tawar yang lebih baik, sehingga bisa menetapkan harga
yang lebih tinggi.
b. Manfaat sebagai pemilik:
1) Mempunyai hak untuk memberikan saran bagi perkembangan koperasi. Juga
turut serta dalam pengambilan keputusan, sehingga akan mempengaruhi
kebijakan usaha koperasi agar sesuai dengan kepentingan anggota;
2) Memperoleh pendidikan dan pelatihan yang menunjang kegiatan usaha
seperti:
 Cara-cara meningkatkan kualitas produksi;

76 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

 Memperoleh informasi tentang teknologi baru untuk meningkatkan nilai


tambah;
 Strategi menghadapi persaingan pasar;
 Mengikuti pertemuan-pertemuan dengan anggota lain, untuk
mendiskusikan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
sehingga akan memperoleh gagasan baru dan segar.

I. Visi Pengembangan Organisasi dan Usaha Koperasi


Mengembangkan fungsi usaha yang dilakukan oleh koperasi, pengurus perlu melihat
terus menerus keterkaitan usaha koperasi dengan usaha (ekonomi) anggotanya.
Hubungan kuat yang ditujukan dengan pola usaha yang saling menunjang diharapkan
mampu memperbaiki peran ganda anggota, yaitu sebagai pemilik sekaligus pengguna.
Ada beberapa pola keterkaitan usaha ekonomi anggota dengan koperasi, antara lain:

Anggota Pelayanan Koperasi


Sebagai Produsen  Pengadaan bahan baku dan faktor produksi
 Kredit produksi
 Meningkatkan nilai tambah hasil produksi
 Pemasaran hasil produksi
Sebagai Konsumen  Pengadaan barang konsumsi
 Pelayanan kredit konsumsi
 Simpan pinjam
 Pengadaan jasa asuransi
 Pengadaan jasa perumahan
Pemahaman dan persamaan persepsi tentang hakekat usaha koperasi menjadi
sangat penting bagi pengurus. Dengan memahami hakekat usaha koperasi, maka
koperasi akan melakukan fungsi usaha yang berorientasi pada kebutuhan anggota.
Hanya dengan cara inilah anggota merasa memiliki dan mendukung koperasi, dan
sekaligus menyiapkan koperasi menghadapi masa depannya. Kuncinya ada di anggota.
Anggotalah yang menentukan usaha koperasi. Karena anggota adalah pemilik sekaligus
pengguna pelayanan koperasi.

Perbedaan Usaha Koperasi dan Bukan Koperasi


Koperasi Ciri-Ciri Bukan Koperasi
Usahanya berdasarkan DASAR PENDIRIAN Usahanya tidak harus sama
kesamaan kebutuhan dan dengan kebutuhan dan
kepentingan ekonomi di kepentingan pemilik modal.
antara anggotanya. Yang penting adalah
kepemilikan modal.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 77


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Koperasi Ciri-Ciri Bukan Koperasi


Minimal 20 orang (UU No. PENDIRI Dapat didirikan oleh satu
25/1992). Dasarnya adalah orang.
kelayakan usaha (anggota
sebagai pengguna).
Meningkatkan pendapatan TUJUAN Keuntungan perusahaan yang
anggota, di mana anggota sebesar-besarnya, di mana
sebagai pengguna. pemilik modal tidak harus
sebagai pengguna.
Pelayanan bagi anggota. CIRI USAHA Pelayanan bagi pengguna.
Keuntungan bagi anggota. Keuntungan bagi pemilik
modal.
Anggota (kumpulan orang). KEPEMILIKAN Pemegang saham (kumpulan
modal).
Pemilik dan pengguna HUBUNGAN Pemilik dan pengguna
orangnya sama. KEPEMILIKAN orangnya berbeda.

Satu orang satu suara. PENGAMBILAN Satu saham satu suara.


KEPUTUSAN

Berdasarkan jumlah transaksi PEMBAGIAN SHU (LABA) Berdasarkan besarnya saham


anggota dengan koperasinya. yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
https://ditawahyup.wordpress.com/koperasi-dan-ewirausahaan/organisasi-koperasi/
LAPENKOP, Modul Pelatihan Pemandu “Organisasi Koperasi”, Bandung.

78 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Rencana Pembelajaran
SPB
Menyusun Kebijakan dan
2.2
Prosedur Organisasi
Koperasi

Tujuan
Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang menyusun kebijakan dan
prosedur dalam koperasi, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang pentingnya kebijakan dan prosedur dalam
koperasi;
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi;

Waktu
2 JP (90 menit)

Metode
Pemaparan, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Simulasi dan Pleno.

Media
 Media Tayang 2.2.1: Kebijakan dan Prosedur Organisasi Koperasi;
 Lembar Kerja 2.2.1: Tahapan Penyusunan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi;
 Bahan Bacaan 2.2.1: Kiat Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Organisasi Koperasi;
 Bahan Bacaan 2.2.2: Contoh Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi Jasa Transportasi “Maju Jaya“.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 79


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Alat Bantu
Fliptchart, spidol, laptop, dan infocus.

Proses Penyajian
Kegiatan 1: Memahami Pentingnya Kebijakan dan Prosedur Organisasi
Koperasi
1. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “kebijakan dan prosedur organisasi koperasi”;
2. Ajaklah peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan
pertanyaan pemicu berikut:
a. Apa yang Anda ketahui tentang kebijakan dan prosedur organisasi
koperasi?
b. Mengapa kebijakan dan prosedur organisasi dibutuhkan dalam
menjalan usaha koperasi?
c. Siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan dan prosedur
koperasi?
d. Kesulitan dan tantangan apa saja yang dihadapi koperasi Anda
ketika dalam menetapkan kebijakan dan prosedur koperasi?
3. Berikan kesempatan kepada peserta untuk berpendapat dan
menjawab pertanyaan tersebut;
4. Catatlah hal-hal pokok yang berkembang dalam pembahasan;
5. Selanjutnya, lakukan penegasan dengan memaparkan tentang tujuan,
hasil dan ruang lingkup kebijakan dan prosedur organisaai koperasi
dengan menggunakan Media Tayang 2.2.1;
6. Lakukan penyuimpulan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan.

Disarankan, pelatih atau penyelenggara membagikan


bahan bacaan kepada peserta panduan penyusunan
AD/ART Koperasi dan peraturan terkait lainnya.
Termasuk bahan bacaan yang telah disediakan dalam
modul ini berupa Kiat Penyusunan AD/ART Koperasi dan Contoh
Naskah Ad/ART sebagai tamplate bagi peserta dalam melakukan
penyusunan kebijakan dan prosedur di koperasi masing-masing.
Bahan bacaan tersebut dibagikan sebelum pembelajaran dimulai
(jika dimungkinkan pada sesi malam atau istirahat). Dengan
demikian peserta memiliki cukup waktu untuk mempelajari dan
memberikan catatan kritis yang akan disampaikan pada saat
pembelajaran berlangsung

80 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Kegiatan 2: Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Koperai
7. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
(AD/ART) koperasi”;
8. Bagilah peserta ke dalam 3-4 kelompok. Disarankan pembagian
kelompok peserta berdasarkan jenis usaha koperasi, misalnya:
 Koperasi Produksi.
 Koperasi Konsumsi.
 Koperasi Simpan Pinjam.
 Koperasi Serba Usaha.
9. Mintalah kelompok menempati tempat yang sudah ditentukan
dengan media masing-masing satu unit laptop yang sudah disiapkan;
10. Berikan penugasan kepada kelompok untuk menyusun AD/ART
sesuai dengan tamplate yang telah disediakan atau dengan
menggunakan contoh naskah dalam Bahan Bacaan 2.2.2;

Masing-masing kelompok diberikan kesempayan


menyusun rancangan awal AD/ART berdasarkan jenis
usaha yang dijalankannya. Penyusunan AD/ART
hendaknya didasarkan hasil kajian terhadap kondisi
nyata koperasi. Penggunaan dokumen berupa hasil Rapat Anggota
dan informasi kelembagaan asal koperasi bersangkutan akan
membantu dalam merumuskan kebijakan yang akan dituangkan
dalam AD/ART.

11. Berikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi dan


mencatat hal-hal pokok yang berkembang dalam pembahasan;
12. Selanjutnya, persilakan perwakilan masing-masing kelompok
menyajikan hasil kerjanya untuk mendapatkan masukan dalam
rangka perbaikan;
13. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pendapat,
bertanya dan memberikan saran terkait hasil paparan setiap
kelompok;
14. Lakukan penegasan dan kesimpulan dari hasil pembahasan yang
telah dilakukan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 81


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Kegiatan 3: Penutup Sesi Pembelajaran


15. Ingatkan kembali kepada peserta tujuan belajar dari materi ini.
Tanyakan kepada peserta apakah tujuan materi sudah tercapai;
16. Berilah kesempatan kepada peserta, jika membutuhkan penjelasan
atau perlu pendalaman lebih lanjut. Lakukan pada poin-poin tertentu
saja jika masih ada yang belum dipahami;
17. Tutuplah sesi materi ini dengan kesimpulan.

82 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Bahan Bacaan 2.1.1

Kiat Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah


Tangga (ART) Koperasi

Anggaran dasar bisa mencerminkan bentuk dan arah suatu koperasi. Secara umum
tertera di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Berikut adalah tips menyusun
AD/ART koperasi:

A. Disusun di awal pembentukan koperasi


AD/ART adalah modal awal untuk menyusun peraturan intern lainnya di koperasi. Di
AD/ART tersirat arah dan strategi suatu koperasi. Karenanya sejak awal berdiri AD/ART
sudah harus disusun bersama oleh anggota. Untuk AD biasanya sudah merupakan syarat
pendirian suatu koperasi dalam bentuk akta pendirian, karenanya pasti dimiliki oleh
semua koperasi yang berdiri. Sedangkan ART merupakan penjabaran dari AD, yang
fungsinya lebih kepada dokumen internal koperasi itu sendiri. ART ini lah yang biasanya
diabaikan di banyak koperasi yang baru berdiri. Bagi koperasi yang ecek-ecek, peran
AD/ART ini dianggap penting ga penting selama operasional koperasi masih bisa
berjalan. Padahal jika dikemudian hari ada pertanyaan, persoalan, atau ada gugatan dari
anggota terhadap keputusan pengurus, maka AD/ART, inilah yang pertama dan utama
dijadikan acuan dan dasar hukum. AD/ART berfungsi sebagai pembimbing dan
pembatas pengurus dalam menjalankan koperasi.
Koperasi yang berdiri tanpa memiliki AD/ART maka bisa dipastikan bahwa
pendirinya mendirikan koperasi dengan kurang sungguh-sungguh. Biasanya segala hal
yang menyangkut pendirian koperasi, setelah rapat awal pembentukan koperasi
diserahkan kepada pengurus. Padahal, di fase pendirian, satu tahun pertama koperasi
berdiri. Peran anggota atau pendiri koperasi sangat vital untuk menentukan arah
koperasi tersebut. Tidak bisa diserahkan begitu saja ke pengurus. Penyusunan AD/ART,
jika dilakukan dengan benar, saya yakin tidak cukup dengan satu kali pertamuan atau
rapat anggota. Perlu ada rapat-rapat pendahuluan, perlu dibuat tim khusus, perlu dibuat
kelompok-kelompok kerja, perlu ada sosialisasi draft AD/ART ke anggota. Ya seperti para
pendiri bangsa dahulu ketika memutuskan untuk menyusun undang-undang dasar,
prosesnya tidak singkat dan karenanya hasilnya juga tidak sembarangan.

B. Disesuaikan dengan Tujuan


Pastikan bahwa AD ART yang dibuat sesuai dengan tujuan dan kepentingan dari anggota
koperasi. Sehingga setiap kebutuhan anggota dapat terakomodir dan mensejahterakan
anggota. Contohnya, jika akan membuka koperasi simpan pinjam maka pastikan
terdapat AD ART yang mengatur tentang hal tersebut. Sehingga setiap anggota

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 83


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

memahami apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Dalam AD/ART penting pula untuk
memasukkan persyaratan keanggotaan dan hal lainnya.

C. Membuat Ketentuan yang Dapat Dimengerti


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, AD/ART memiliki banyak ketentuan
didalamnya. Termasuk beberapa peraturan yang harus dijalankan oleh anggota,
pengurus, pengawas bahkan pengelola koperasi. Jadi, setiap aturan tersebut harus
dijelaskan secara terperinci. Sehingga setiap aturan dan ketetuan dapat dimengerti oleh
semua pengurus dan anggota agar dapat dijalankan dengan tepat.

D. Disetujui Oleh Semua Pengurus dan Anggota


Karena AD ART akan dijalankan dalam waktu panjang, maka penting agar semua
ketentuan dimengerti. Salah satu cara membuat anggota dan semua elemen koperasi
mengerti adalah membahasnya pada forum. Biasanya pembahasan ini diadakan pada
saat pergantian ketua atau pengurus baru. Sekaligus melakukan pelantikkan ketua dan
pengurus baru. Selain membahasnya, AD ART yang telah dibuat harus disetujui dan
disepakati oleh semua anggota. Tidak hanya anggota, semua orang yang terlibat harus
mengetahui hal tersebut. Jika tidak, maka AD ART tidak dapat disepakati. Hingga
akhirnya, harus diulang dan disusun kembali. Hal ini dilakukan sepesetujuan, pengurus
dan pengawas koperasi. Jika dirasa sudah disetujui maka hasil inilah yang digunakan
dalam waktu beberapa tahun ke depan.

E. Menguasakan Penyusunan AD Pada Pendiri


Hal ini biasanya dilakukan jiak terjadi kendala untuk mengadakan rapat anggota. Namun
tidak semua orang dapat menerima kuasa yang diberikan. Karena hanya pendiri koperasi
yang dapat diberikan kuasa untuk mengadakan rapat penyusunan AD. Jika sudah,
mereka juga yang dapat diberikan kuasa untuk menandatangani, mengurus dan
menyebarkannya. Hal ini berlaku hingga Koperasi mendapatkan akta pendirian koperasi
dari badan hukum.

F. Penyebaran AD ART Pada Anggota


Agar semua anggota dapat mengetahui informasi tentang AD ART, penting untuk
menyebarkannya. Biasanya AD ART Koperasi dapat disebarkan dalam bentuk lembaran
atau email. Sehingga setiap anggota mengerti dan memahami apa yang menjadi
kewajiban dan haknya. Selain itu, anggota dapat mengetahui setiap hak dan kewajiban
dari pengurus. Dan anggota dapat menjalankan tugasnya sebagai pengawas koperasi.
Menjalankan beberapa cara ini dipastikan dapat membantu untuk menyusun AD ART.
Sehingga AD ART Koperasi yang dibuat dapat sesuai dengan tujuan. Serta, memberikan
efek maksimal untuk pengurus ataupun anggota koperasi. Hingga akhirnya, koperasi
dapat berkembang dan lebih maju.

84 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

G. Disusun Bersama dengan Anggota


Proses penyusunan AD/ART tidak bisa diserahkan seluruhnya kepada pengurus, apalagi
pihak luar seperti notaris atau dinas koperasi setempat yang biasanya berperan sebagai
pembimbing atau konsultan. Memang tidak dipungkiri bahwa sebagian besar anggota
atau pendiri koperasi memiliki keterbatasan ilmu mengenai koperasi, dan karenanya
tidak bisa secara mandiri menyusun AD/ARTnya sendiri. Karena itu peran pembimbing
atau pendamping sangat dibutuhkan. Namun peran pendamping hanya memfasilitasi
penyiapan rancangan awal AD/ART, mengedukasi para pendiri koperasi mengenai hal-
hal apa saja yang perlu dicantumkan di AD/ART, membantu menyusun tahapan
penyusunan AD/ART, menjelaskan peraturan pemerintah terkait perkoperasian agar
AD/ART yang disusun kelak sejalan dengan peraturan pemerintah, menjawab
pertanyaan-pertanyaan para pendiri dalam proses penyusunan AD/ART. Peran konsultan
bukanlah menyusun draft final AD/ART yang nantinya langsung di paraf pengurus tanpa
dibaca
Dengan demikian tidak hanya keluaran AD/ART yang penting, namun proses dalam
penyusunannya juga tidak kalah penting. Jika dari penyusunan AD/ART para anggotanya
sudah tidak mau tahu, bagaimana nanti ketika koperasi sudah berdiri dan mulai dikelola.
Memang tidak mudah atau bahkan tidak mungkin melibatkan seluruh anggota koperasi,
satu per satu, untuk secara aktif menyusun AD/ART, apalagi di koperasi yang jumlah
anggotanya ribuan atau lebih. Karenanya diperlukan perwakilan dari anggota untuk
membentuk tim khusus. Meskipun begitu seluruh anggota pada tahapan tertentu
penyusunan AD/ART perlu diberikan informasi, sosialisasi atau bahkan jajak pendapat
atas draft AD/ART yang sedang disusun. Sehingga diharapkan ketika rapat anggota
pengesahan AD/ART yang tersisa tinggal ketok palu, tidak ada lagi perdebatan panjang
yang melelahkan di forum rapat anggota. Karena semua perdebatan telah diselesaikan
bersama sebelumnya. Diharapkan produk AD/ART yang disahkan adalah benar suara
bersama yang mengakomodir seluruh anggota koperasi.

H. Melibatkan Pendamping Koperasi


Penyusunan AD/ART tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa dasar ilmu yang
cukup mengenai perkoperasian dan peraturan-peraturan yang terkait. Perlu ada
bimbingan atau pendamping dari pihak ahli dan berpengalaman di bidang
perkoperasian. Pelibatan dinas koperasi setempat selaku perwakilan dari pemerintah
juga diperlukan. Setiap dinas koperasi pasti memiliki orang-orang yang memang khusus
dialokasikan untuk melakukan pembinaan terhadap koperasi-koperasi di wilayah
kerjanya. Selain itu dengan melibatkan perwakilan dinas koperasi setempat, proses
pengurusan dan perizinan pendirian koperasi juga akan lebih mudah. Pihak kementrian
koperasi juga mengalokasikan staf-stafnya yang berperan sebagai konsultan koperasi di
tiap-tiap daerah, yang juga bisa dimintai bantuan dalam rangka penyusunan AD/ART.
Jika bantuan atau bimbingan dari perwakilan dinas koperasi setempat dirasa tidak
cukup. Dikarenakan keterbatasan waktu dari staf dinas koperasi terkait, maka digunakan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 85


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

tenaga pendamping baik dari pemerintah,perguruan tinggi maupun lembaga swadaya


khususnya dari gerakan koperasi sendiri. Melibatkan pembimbing dan pendamping
tentunya membutuhkan biaya, dan biaya tersebut memang layak untuk dikeluarkan
sebagai investasi awal pendirian koperasi. Sebagaimana biaya notaris dan biaya
perizinan. Koperasi adalah suatu badan usaha, suatu bisnis. Bisnis manapun perlu
melakukan investasi di awal sebelum menjalankan usahanya.

Sumber Bacaan
1. https://www.kaskus.co.id/thread/55d56dea5c7798b4118b456c/tips-menyusun-
ad-art-koperasi-non-technical/
2. https://muamalatku.com/ad-art-koperasi/

86 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Bahan Bacaan 2.1.2

Contoh Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Koperasi Jasa Transportasi “Maju Jaya“

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Koperasi ini bernama Koperasi “JASA TRANSPORTASI MAJU JAYA.” yang disingkat dengan “
KOPERASI JT MAJU JAYA ”, dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
1. Jenis Koperasi ini adalah Koperasi JASA TRANSPORTASI.
2. Koperasi ini berkedudukan di Dusun Gendingan RT 009 RW 011 Desa Depok Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan.
3. Jangka waktu berdiri koperasi dimulai sejak tanggal pembentukan Koperasi, sampai dengan
jangka waktu yang tidak terbatas, sesuai tujuannya.

BAB II
LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP
Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 juga berdasarkan atas azas kekeluargaan
2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
terwujudnya masyarakat maju, adil dan makmur.

Pasal 3
1. Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinisip-prinsip koperasi, yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan Koperasi dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Partisipasi Anggota dan atau Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan Koperasi bagi anggota.
g. Kerjasama antar Koperasi.
2. Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan usahanya juga menggunakan prinsip-
prinsip ekonomi

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA
Maksud dan Tujuan
Pasal 4
1. Koperasi bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 87


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Bidang Usaha
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan usaha utama angkutan darat jasa transportasi dalam propinsi.
2. Perbengkelan, Sperpat, Pencucian mobil, Pertokoan, Jasa Parkir, Klening Serfis, Jasa
Keamanan.
3. Simpan Pinjam Koperasi.
4. Kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan kebutuhan anggota koperasi maupun untuk
peningkatan skala bisnis dengan anggota sesuai dengan keputusan anggota.

Pasal 6
1. Kegiatan angkutan darat / jasa transportasi adalah:
a. Melayani pelayanan jasa transportasi darat dalam propinsi kepada anggota dan non
anggota, Koperasi lain dan atau anggotanya.
b. Kegiatan usaha perbengkelan, sperpat, pencucian mobil, pertokoan, jasa perparkiran,
klening serfis dan jasa keamanan untuk kepentingan pelayanan kepada anggota
maupun non anggota.
2. Kegiatan Unit Simpan Pinjam dalam menangani Koperasi lain dan atau anggotanya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama.
3. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka jaringan
pelayanan simpan pinjam :
a. Kantor Cabang yang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang
memutuskan pemberian pinjaman;
b. Kantor Cabang Pembantu yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan
kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai
wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk
memutuskan pemberian pinjaman;
c. Kantor Kas yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk menghimpun dana.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Anggota Koperasi
Pasal 7
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa dari kegiatan usaha yang
diselenggarakan Koperasi
2. Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Aturan Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun

Pasal 8
Persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi:
1. Warga Negara Indonesia
2. Berprofesi sebagai ……………………………………

88 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

3. Bersedia mematuhi ketentuan yang berlaku pada koperasi, sesuai dengan AD/ART Koperasi
4. Sanggup melunasi simpanan pokok yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
5. Sanggup membayar simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
dan pelaksanaanya diatur dalam ART Koperasi.
6. Menyetujui isi Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga dan ketentuan yang berlaku di
Koperasi.
Pasal 9
1. Keanggotaan dimulai yang dibuktikan dengan adanya catatan dalam Buku Daftar Anggota,
dan telah melunasi Simpanan Pokok
2. Berakhirnya keanggotaan dalam Koperasi mulai berlaku dan dibuktikan dengan adanya
catatan dalam Buku Daftar Anggota;
3. Seseorang yang masuk menjadi anggota Koperasi harus mengajukan surat kepada
pengurus, dan selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan pengurus harus memberikan
jawaban
4. Bilamana pengurus menolak permintaanya menjadi anggota Koperasi, maka yang
bersangkutan dapat meminta pertimbangan dalam rapat anggota mendatang
5. Permintaan berhenti harus diajukan secara tertulis kepada pengurus
6. Seseorang yang diberhentikan dari keanggotaan Koperasi dapat meminta pertimbangan
dalam rapat anggota mendatang

Pasal 10
Keanggotaan dalam koperasi berakhir apabila anggota koperasi itu:
1. Meninggal dunia,
2. Minta berhenti atas kehendak sendiri
3. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan atau melanggar
ketentuan Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga Koperasi.
4. Dipecat oleh pengurus karena tidak melaksanakan atau mengindahkan kewajiban sebagai
angggota Koperasi, atau karena berbuat yang merugikan Koperasi, baik keuangan maupun
nama baik Koperasi.
5. Anggota yang berhenti atau ahli warisnya akan menerima kembali simpanan pokok dan
simpanan wajib yang telah dibayarkan dan hak-hak lainya yang ditetapkan dalam Aturan
Rumah Tangga atau peraturan khusus lainnya.

Pasal 11
Setiap anggota mempunyai hak yang sama terhadap Koperasi, yaitu:
1. Memanfaatkan kegiatan usaha pelayanan yang diselenggarakan Koperasi
2. Menghadiri dan berbicara dalam Rapat Anggota
3. Memiliki hak suara yang sama
4. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas
5. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan koperasi
6. Memperoleh bagian Sisa Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha

Pasal 12
Setiap anggota mempunyai kewajiban yang sama terhadap koperasi, yaitu :
1. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan dalam
Rapat Anggota
2. Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga, Keputusan Rapat Anggota dan
ketentuan lainnya yang berlakukan bagi koperasi.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha pelayan yang diselenggarakan oleh Koperasi

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 89


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

4. Menanggung kerugian usaha Koperasi secara terbatas maksmial sebesar simpanan pokok
dan simpanan wajib.
5. Memelihara semangat kebersamaan dalam rangka kemajuan bersama melalui Koperasi
berdasarkan azas kekeluargaan.

Pasal 13
1. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
2. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya dapat diteruskan oleh ahli waris yang
memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana diatur dalam pasal 8.

Anggota Luar Biasa


Pasal 14
Yang dapat masuk menjadi anggota luar biasa ialah penduduk Indonesia yang memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut :
1. mampu melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan
sebagainya);
2. mempunyai mata pencaharian yang berkaitan dengan Usaha Angkutan Umum;
3. bertempat tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 ayat (1);
5. menyetujui Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku.

Pasal 15
1. Seseorang yang masuk menjadi angggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan
kepada pengurus.
2. Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat
permohonan kepada pengurus;
3. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
4. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
5. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Pasal 16
Keanggotaan berakhir bilaman anggota luar biasa :
1. meninggal dunia;
2. mnta berhenti atas kehendak sendiri;
3. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
4. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar
biasa terutama dalam hal keuangan aatau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi;
Pasal 17
Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban:
1. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah
disepakati dalam Rapat Anggota;
2. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
3. mengembangkan dan memelihara kebersamaan.

Pasal 18
Setiap anggota luar biasa mempunyai hak:
1. menghadiri Rapat Anggota;

90 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

2. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota luar
anggota;
3. anggota luar biasa mempunyai hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan tetapi tidak boleh
memilih dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi;
4. anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB V
PENGURUS
Pasal 19
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Pengurus sebagai berikut :
a. mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian, kejujuran, loyal dan
berdedikasi terhadap koperasi;
b. mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat kewirausahaan;
c. sudah menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun kecuali pada saat
pendirian koperasi;
d. antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai
derajat ketiga;
e. belum pernah terbukti melakukan tindak pidana apapun,terlibat organisasi terlarang
seperti diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 4(empat) tahun.
4. Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
5. Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan berprestasi bagus dalam mengelola koperasi.
6. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Pengurus, harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
7. Tata cara pemilihan pengangkatan, pemberhentian dan sumpah Pengurus diatur dan
ditetapkan*dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20
1. Jumlah Pengurus terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. seorang ketua;
b. seorang sekretaris;
c. seorang bendahara.
3. Susunan Pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sesuai
dengan kebutuhan organisasi-dan kegiatan usaha koperasi.
4. Pengurus dapat mengangkat Manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha koperasi.
5. Apabila koperasi belum mampu mengangkat manajer, maka salah satu dari Pengurus dapat
bertindak sebagai manajer koperasi dan Pengurus yang bersangkutan harus melepaskan-
sementara jabatannya sebagai Pengurus.
6. Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dan
tata cara pengangkatan Pengurus dan Pengawasan diatur lebih lanjut dalamAnggaran
Rumah Tangga.

Pasal 21

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 91


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Tugas dan kewajiban Pengurus adalah:


1. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha koperasi;
2. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama koperasi;
3. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan;
4. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja koperasi;
5. Menyelenggarakan Rapat Anggota serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
kepengurusannya;
6. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota tserta pemberhentian anggota;
7. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti yang diperlukan;
8. Memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi dan
usaha koperasi;
9. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan;
10. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan :
a. jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa anggota
Pengurus maka kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yangbersangkutan;
b. jika kerugian yang timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam
Rapat Pengurus maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali menanggung kerugian
yang diderita koperasi;
11. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus
serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;
12. Meminta audit kepada Koperasi Jasa Audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya
ditanggung oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan dalam anggaran biaya
koperasi;
13. Pengurus atau salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan-ketentuan yang berlaku dapat
melakukan tindakkan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas -batas
tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas
Koperasi dalam hal-hal sebagai berikut:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama koperasi dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus koperasi;
b. membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas barang
bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu, yang ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga dan peraturan khusus koperasi.

Pasal 22
Pengurus mempunyai hak :
1. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota;
2. Mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan koperasi;
3. Membuka cabang atau perwakilan usaha baik didalam maupun-diluar Wilayah Republik
Indonesia sesuai dengan KeputusanRapat Anggota;
4. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha Ikoperasi;
5. Meminta laporan dari manaj
6. secara berkala dan sewaktu waktu diperlukan.

Pasal 23
1. Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :

92 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

a. melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan dan
nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta peraturan dan
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan
Rapat Anggota;
c. sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi
khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya;
d. melakukan dan terlibat dalam tindak pidana terutama dibidang ekonomi dan keuangan
dan tindak pidana lain yang telah diputus oleh Pengadilan.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengurus dengan dihadiri Wakil Pengawas dapat mengangkat penggantinya dengan cara:
a. menunjuk salah seorang Pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengurus tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan oleh Pengurus dan disahkan dalam Rapat Anggota berikutnya.

Pasal 24
Syarat-syarat Pengurus adalah antara lain:
1. Tidak menjadi/ menjabat sebagai Pengurus Koperasi lain (Koperasi Primer).
2. Cakap dan memiliki kemampuan serta pengetahuan tentang perkoperasian.
3. Jujur, amanah dan memiliki jiwa kepemimpinan serta berkepribadian yang baik.
4. Dapat dan mampu bekerjasama dengan sesama pengurus lainnya, dengan pengawas,
pengelola dan atau pihak lainnya.
5. Terpilih dalam forom Rapat Anggota dan mendapat persetujuan/ disyahkan oleh pimpinan
Rapat dalam Rapat Anggota.
6. Mempunyai komitmen yang kuat untuk kemajuan koperasi dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada anggotanya.
7. Sehat jasmani dan rohani.
8. Untuk kesinambungan kegiatan dan pengelolaan usaha koperasi, disaat pergantian
kepengurusan pengurus lama dipilih kembali minimal 1 (satu) orang.

Pasal 25
PANITIA PELAKSANA RAT

1. Untuk kelancaran RAT Koperasi Karyawan dibentuk sebuah panitia pelaksana RAT
2. Anggota Panitia yang dipilih dan disusun oleh Pengurus adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dan berkepribadian memadai, diambil dari profesional dan atau internal
anggota koperasi itu sendiri, dengan atau tanpa usulan dari peserta rapat
3. Panitia pelaksana RAT bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu dan segi teknis
administrasi serta membantu pimpinan rapat sampai dengan selesai
4. Panitia pelaksana RAT bertanggungjawab kepada pengurus Koperasi Karyawan

Pasal 26
1. Tata cara pemilihan Pengurus Koperasi diatur berdasarkan keputusan Rapat Anggota
Tahunan dengan menggunakan Sistem Formatur Mutlak atau Sistem Pemilihan Langsung
dan Pemilihan Tidak Langsung (Formatur).
2. Menggunakan Sistem Pemilihan Tidak Langsung, proses pemilihannya dilaksanakan sebagai
berikut:

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 93


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

a. Melalui Pemilihan dengan sistem Formatur Rapat Anggota memilih beberapa orang
sebagai Tim Formatur.
b. Tim Formatur didampingi Penasehat dan Pembina bersidang untuk memilih Pengurus.
c. Tim Formatur menetapkan susunan Pengurus yang terpilih untuk disahkan dalam Rapat
Anggota.
3. Sistem Pemilihan Langsung, proses pemiLIhannya dilaksanakan sebagai berikut:
a. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih dan menetapkan beberapa orang
sebagai tim formatur.
b. Tim formatur dipilih dan ditetapkan dari : unsur anggota, unsur Pengawas dan unsur
Pengurus.
c. Tim Formatur didampingi Penasehat dan Pembina perkoperasian di Kabupaten
Wonosobo bersidang untuk memilih dan menetapkan minimal 3 (tiga) orang calon
Ketua Pengurus Koperasi.
d. Dipandu/difasilitasi tim formatur tersebut calon-calon Pengurus Koperasi terpilih
tersebut diserahkan ke forum Rapat Anggota untuk dilakukan pemilihan langsung.
e. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih, menetapkan dan memutuskan
siapa yang berhak sebagai Ketua Pengurus Koperasi Terpilih.
f. Ketua Pengurus Koperasi terpilih (juga sebagai Ketua Formatur/Panitia) bersama-sama
Tim Formatur lainnya paling lama 7 (tujuh) hari sudah dapat memilih, menetapkan dan
memutuskan susunan kepengurusan Koperasi periode berikutnya secara lengkap sesuai
dengan peraturan/ ketentuan yang berlaku.
g. Untuk selanjutnya pelaksanaan serah terima jabatan dari Pengurus lama kepada
Pengurus baru Koperasi dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
terpilihnya Pengurus baru dengan membuat Berita Acara Serah Terima, dilampiri
Kegiatan dan Asset/keuangan.
4. Sistem pemilihan langsung dengan penjaringan.
a. Melalui sebuah kepanitiaan diadakan penjaringan untuk proses pemilihan pengurus.
b. Bahwa anggota dapat memilih pengurus langsung mulai dari Ketua,Wakil Ketua,
Bendahara dan Sekretaris.

BAB VI
PENGAWAS
Pasal 27
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut
:
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan akuntansi, jujur dan
berdedikasiterhadap Koperasi;
b. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang pengawasan;
c. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada saat pendirian
koperasi.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 4 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
5. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus terlebih dahulu
mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.

94 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

6. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur dan sumpah
Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
1. Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat manajer yang professional, maka pengawasan
dapat diadakan secara tetapatau diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan
ditentukan dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal koperasi tidak mengangkat Pengawas, maka
a. pengangkatan manajer tersebut harus langsung ditetapkan oleh Rapat Anggota;
b. fungsi dan tugas Pengawas menjadi tugas dan tanggung jawab Pengurus dan Pengurus
tidak turut campur tangan dalam pengelolaan kegiatan usaha, keuangan yang dijalan
kan oleh koperasi.
3. Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non keuangan oleh tenaga
ahli di bidangnya atas permintaan Pengurus.
4. Pengaturan selanjutnya diatur didalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29
Hak dan kewajiban Pengawas adalah:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat
Anggota.

Pasal 30
Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.

Pasal 31
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan berakhir apabila
terbukti :
a. melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta pengaturan,
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan
Keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat mengangkat pengganti dengan cara :
a. jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota Pengawas yang lain;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengawas tersebut;
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2) diatas, dilaporkan
oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah penggantian yang
bersangkutan untuk diminta pengesahan dan atau memilih, mengangkat Pengawas yang
lain.

BAB VI I
RAPAT ANGGOTA
Pasal 32
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 95


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

2. Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari separuh jumlah anggota Koperasi.
3. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila
pada rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti
rapat dalam keadaan luar biasa.

Pasal 33
Rapat anggota menetapkan :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
3. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
4. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan
keuangan;
5. pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya;
6. pembagian Sisa Hasil Usaha;
7. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

Pasal 34
1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
4. Rapat Anggota untuk menetapkan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya ¾
dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui ¾ dari jumlah anggota yang
hadir.
5. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-
undang atau peraturan-peraturan/Ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah
bila dihadiri ¾ dari jumlah anggota Koperasi.
6. Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan, dan pembagian Koperasi harus dihadiri
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus
disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota yang hadir;
7. Rapat Anggota untuk pembubaran koperasi harus dihadiri ¾ dari jumlah anggota Koperasi,
sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara ¾ anggota yang hadir.

Pasal 35
1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawas mengenai pengelolaan Koperasi.
2. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 36

Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota
dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat.

Pasal 37
Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota
Tahunan diadakan paling lambat 3(tiga) bulan setelah tahun tutup buku.
1. Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.

96 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

2. Undangan Rapat Anggota disertai laporan pertanggungjawaban Pengurus dikirim kepada


anggota dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
3. Acara dan tata tertib rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimintakan
pengesahan terlebih dahulu dengan Rapat Anggota.

Pasal 38
1. Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.
2. Rapat Anggota luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi Koperasi dalam keadaan
luar biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota.
3. Keadaan luar biasa dalam ayat (2) pasal ini adalah:
a. apabila Koperasi berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;
b. apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan undang-
undang atau peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya;
c. apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan
Penguasa Pusat maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat
Anggota.
4. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan:
a. atas permintaan tertulis 1/10 dari jumlah anggota.
b. atas kehendak Pengurus.
5. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa
Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan
menimbulkan kerugian terhadap Koperasi.
6. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan
pengembangan Koperasi.
7. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat
Anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.
8. Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 20% dari jumlah anggota Koperasi.

BAB VIII
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 39
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota.
3. Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
4. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
orang.
5. Setiap anggota Pengurus tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengawas.
6. Pengurus koperasi tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Koperasi lain yang sejenis.

Pasal 40
1. Masa jabatan pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerima tugas dan jabatan
sebagai Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 97


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

penyerahan tugas dan jabatan sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang
dibuktikan dengan Berita Acara.
2. Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua)
periode berturut-turut.
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagai
berikut :
a. anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja;

BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 41
1. Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan:
a. Keputusan Rapat Anggota;
b. keputusan Pemerintah apabila :
i. terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
Undang-undang tentang Perkoperasian;
ii. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
iii. kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
2. Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada:
a. jangka waktu berdirinya Koperasi telah berakhir;
b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota;
c. Koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usahanya.

Pasal 42
1. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota -membentuk Tim Likuidasi
yang terdiri dari unsur anggota, Pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu (Pembina) dan
diberi kuasa untuk menyelesaikan pembObaran dimaksud.
2. Likuidator mempunyai hak dan kewajiban :
a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;
b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip koperasi;
e. menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan kewajiban koperasi baik
kepada anggota maupun kepada pihak ketiga;
f. membuat berita acara penyelesaian dan menyampaikan kepada Rapat Anggota.
3. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota
tersebut kepada Pejabat Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban lainnya.

Pasal 43
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran koperasi.
2. Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang sudah
dibayarkan.
3. Anggota yang telah keluar sebelum koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian,
apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota

98 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

koperasi dan apabila keluarnya sebagai anggota belum melewati jangka waktu 6 (enam)
bulan.

BAB X
SANKSI
Pasal 44
1. Apabila Anggota Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota
berupa :
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. diberhentikan bukan atas kemauan sendiri;
e. diajukan ke Pengadilan.
2. Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
SISA HASIL USAHA
Pasal 45
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan, kewajiban lainnya termasuk pajak
dan zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Basil Usaha yang diperoleh dibagikan untuk:
a. cadangan;
b. anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
c. pendidikan;
d. insentif untuk Pengurus;
e. insentif untuk Manager dan karyawan.
3. Pembagian Sisa Basil Usaha dan pendapatan Koperasi terdiri atas 3 (tiga) bagian:
a. pendapatan yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota Koperasi;
b. pendapatan diperoleh dari usaha yang diselenggarakan ,untuk bukan anggota; dan
c. pendapatan yang diperoleh dari non operasional.
4. Bagian dari hasil Sisa Hasil Usaha Koperasi yang diperoleh dari anggota dipergunakan sebagai
berikut:
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan jasanya, dalam usaha Koperasi untuk
memperoleh pendapatan perusahaan;
c. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan tidak melebihi
suku bunga yang berlaku pada Bank-bank Pemerintah;
d. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
e. untuk Kesejahteraan Pengelola Usaha dan Karyawan Koperasi;
f. untuk dana Pendidikan Koperasi;
g. untuk dana Sosial.
5. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk Pihak bukan Anggota
dibagi sebagai-berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota;
c. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
d. untuk dana pengelola dan karyawan;

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 99


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

e. untuk dana Pendidikan Koperasi;


f. untuk dana Sosial.
6. Bagian dari Pendapatan Koperasi yang diperoleh dari pendapatan non operasional
dipergunakan sebagai berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya;
c. c.untuk dana Pendidikan Koperasi;
d. untuk dana Sosial.
7. Penggunaan dana-dana Pendidikan dan Dana Sosial diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan atau diputuskan dalam Rapat Anggota Tahunan.
8. Pembagian dan prosentase sebagaimana dimaksud ayat (4), (5) dan ayat (6) ditentukan dalam
Anggaran Rumah Tangga -dan diputuskan oleh Rapat Anggota.

Pasal 46
Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan dalam
simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.

Pasal 47
1. Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup -Ikerugian Koperasi sesuai
dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Bagian dari cadangan Koperasi dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk simpanan
khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajibdan simpanan khusus anggota.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2 (satu per dua)
bagian atau 50% (limapuluhpersen) dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan
perusahaan Koperasi.
4. Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% (limapuluh persen) dari uang
cadangan harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.
5. Anggota Koperasi yang berhenti dari keanggotaan Koperasi-secara sah dapat memperoleh
bagian atas cadangan Koperasiberdasarkan prosentase jumlah simpanan pokok dan
simpananwajib yang dimilikinya pada Koperasi, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 48
1. Setiap anggota harus membayar simpanan pokok secara tunai pada saat masuk menjadi
anggota.
2. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib -atau modal penyertaan yang
diperhitungkan sebagai modal dasar yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga atau Keputusan Rapat Anggota.
3. Simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang-disetor kedalam modal-dasar
koperasi tidak diambil selama seseorang masih menjadi anggota.
Pasal 49
1. Untuk meningkatkan pendapatan, Koperasi dapat menginvestasikan modal pada Koperasi
lain, perusahaan lain dalam bentuk saham, obligasi, penyertaan dan sebelumnya harus
mendapat persetujuan Rapat Anggota.
2. Ketentuan dan pengaturan selanjutnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau
peraturan tersendiri.

100 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

BAB XIII
MODAL KOPERASI
Pasal 50
1. Koperasi mempunyai modal yang diperoleh dari uang simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, uang pinjaman dan penerimaan lain yang sah.
2. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian koperasi ditetapkan sebesar Rp. 17.480.000,-
00. (Tujuh belas juta empat ratus delapan puluh ribu rupiah) yang berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib-dan simpanan sukarela. Untuk memperbesar usahanya, koperasi
dapat memperoleh modal pinjaman yang tidak merugikan koperasi berupa pinjaman dari:
a. anggota;
b. koperasi lainnya dan atau anggotanya;
c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. penerbitan obligasi dan surat utang lainnya;
e. sumber lain yang sah dari dalam dan luar negeri.

BAB XIV
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 51
1. Tahun Buku Koperasi adalah tanggal 1 (satu) Januari - -sampai dengan tanggal 31 (tigapuluh
satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-tiap tahun pembukuan koperasi
ditutup.
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan-sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi koperasi pada khususnya serta
Standar Akuntansi Indonesia pada umumnya.
3. Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan koperasi ditutup, maka
Pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang telah diaudit oleh
Pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
ditandatangani oleh semua anggota Pengurus untuk disampaikan kepada Rapat Anggota
yang disertai hasil audit Pengawas.
4. Apabila diperlukan, Laporan Tahunan Pengawas dapat diaudit oleh Akuntan Publik atas
permintaan Rapat Anggota, atau koperasi tidak mengangkat Pengawas tetap, -maka Laporan
Tahunan Pengurus harus diaudit oleh Akuntan-Publik sebelum diajukan ke Rapat Anggota
dan hasil audit-tersebut menjadi perbandingan Laporan Pertanggungjawaban-Pengurus.
Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, -susunan Laporan Pertanggung-
jawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan tertulis.

BAB XV
KESEJAHTERAAN / SOSIAL
Pasal 52
1. Koperasi mengupayakan bantuan/tunjangan atau imbalan jasa kepada anggota, Pengurus,
Pengawas dan Manager/ karyawan antara lain seperti:
a. Jasa anggota koperasi.
b. Bingkisan/paket.
c. Bantuan pengobatan kesehatan dan atau santunan kepada anggota yang meninggal
dunia, dan yang mengalami musibah.
2. Besarnya jasa, bingkisan dan santunan pada tersebut diatas akan ditetapkan dalam rapat
pengurus dan disampaikan ke dalam Rapat Anggota untuk mendapatkan pengesahan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 101
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 53
Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan peraturan
khusus atau peraturan lainnya atas persetujuan Rapat Anggota.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
1. Anggaran Rumah Tangga Koperasi ini disetujui/ disahkan oleh Rapat Anggota/ Rapat
Anggota Tahunan Koperasi.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal disahkan/ ditetapkan untuk dapat dijadikan
pedoman kerja dalam menjalankan kegiatan Koperasi.

102 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Daftar Pustaka

Adisaputro, G. (1992) Anggaran Perusahaan, Prinsip, mekanisme dan Teknik Penyusunan-


nya. Jogjakarta: UGM.
Anoraga, P dan Widiyanti. N., (2000) Dinamika Koperasi. Cet. Kedua, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Arifin. Sitio (2001) Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Erlangga
Bahri, Nurdin (2006) Partisipasi Anggota dan Pematapan Skala Usaha Sebagai Alat
Penunjang Pelaksanaan Koperasi Mandiri. Jakarta: PT UII Press.
Baswir, Revrisond (2013) Koperasi Indonesia. Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE.
DITJENKOP (tt) Buku Pedoman Umum Penyusunan Anggaran Koperasi/KUD. Jakarta:
DITJENKOP.
Fadly, R.A., dan Tien,K RAF. 1982. Penyusunan Budget: Perencanan dan Pengendalian Laba
I. Jakarta: Aksara Baru.
Hadhikusuma, S.R (2005) Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hendrojogi (2015), Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Indrawan, Rully (2013) Pengantar Koperasi Untuk Perguruan Tinggi, Bandung: PT. Afino
Raya,
Indrawan, Rully (2004) Ekonomi Koperasi (Ideologi, Teori, dan Praktek Berkoperasi,
Bandung: Lemlit UNPAS.
Kartadinata, Abas. 1983. Pembelanjaan, Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Bina
aksara.
Kartasapoetra, G. (2003) Koperasi Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta
Loch, Alexander (2010) Metode untuk Pelatih, Pengajar, Fasilitator, Manokwari: InWent.
Muljono, Djoko (2012) Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Repke, Jochen (2003) Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen, Edisi Revisi, Jakarta: PT.
Salemba Empat.
Ropke, Jochen (1995). Kewirausahaan Koperasi, Bandung: IKOPIN, Bandung
Ropke, Jochen (2000) Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.
Sugar, Steve dan Willet, Carol (2011) Berbagai Permainan yang Meningkatkan Kinerja,
Jakarta: Indeks
Syarief, Reza M. (2002). Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas Berpikir: pada Diri dan
Organisasi Anda .Bandung: Asy Syamiamil Cipta Media.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 291
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Suhardi (2014) Hukum koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Jakarta:
PT Bakti Mulia.
Sumarsono. Sonny (2003) Manajemen Koperasi, Jakarta: PT. Graha Ilmu
Sumpeno, Wahjudin (2012) Fasilitator Jenius, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumpeno, Wahjudin (2012) Sekolah Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Welsc, Glenn A, (1979) Budgeting: Profit Planning And Control. Fourth Edition. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Yusanto, I. (2002) Menggagas bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani.

Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3502);
Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
Peraturan Pemerintah Nomor: 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negaran
Republik Indonesia Nomor 3540);
Peraturan Pemerintah Nomor: 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3549);
Peraturan Pemerintah Nomor: 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3591);
Peraturan Pemerintah Nomor: 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada Koperasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744);
Peraturan Presiden Nomor: 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
Peraturan Presiden Nomor: 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
106);

292 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi


PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi. (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1496)
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor:
19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi
Indonesia;
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
18/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Bagi
Sumber Daya Manusia Koperasi, Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1497)
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 10/Per/M.KUKM/
IX/2015 tentang Kelembagaan Koperasi;Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun
2015-2019.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 293
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI

294 | Modul Pelatihan Pengurus Koperasi

Anda mungkin juga menyukai