Modul Pelatihan
Pengurus Koperasi
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | iii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Modul Pelatihan
Pengurus Koperasi
PENGARAH : Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia)
TIM PENULIS : Wahjudin Sumpeno, Faisol Khusni, Agus Suheri, Setiawan Pandu,
Mohammad Mujayin.
Diterbitkan oleh:
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Kuningan, Jakarta 12940
Email: bagdat@depkop.go.id
Telp: 021-520 4366 - 72
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | vii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Kata Sambutan
AAGN. Puspayoga
Daftar Isi
Daftar Istilah dan Singkatan x
Kata Sambutan ix
Daftar Isi xi
Panduan Pembaca xiii
Pokok Bahasan 1:
Dasar-Dasar Perkoperasian
1.1 Mengenal Koperasi 1
1.2 Prinsip-Prinsip dan Nilai-Nilai Koperasi 15
1.3 Mengelola Partisipasi Anggota Koperasi 37
1.4 Rapat Anggota Koperasi: Aktif dan Demokratis 53
Panduan Pembaca
P
emerintah secara berkelanjutan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat melalui penguatan sistem ekonomi kerakyatan khususnya koperasi
dan UKM. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung koperasi dan UKM
dilakukan melalui penguatan kelembagaan usaha dan peningkatan sumber daya
manusia. Dalam hal ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan program
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terkait Peningkatan Kapasitas
SDM koperasi sebagaimana diatur dalam Permenkop dan UKM. 37 Tahun 2007 tentang
bahwa arah kebijakan pengembangan SDM Koperasi dan UKM yaitu: (1) Mendorong,
mengembangkan dan membantu pelaksanaan; pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
perkoperasian; (2) Memasyarakat dan membudayakan kewirausahaan; (3) Meningkatkan
keterampilan teknis dan manejerial; (4) Membentuk dan mengembangkan lembaga
diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas
bisnis; dan (5) Pengembangan wirausaha baru.
Berdasarkan hal tersebut Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengembangkan pendidikan dan
pelatihan perkoperasian untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan
dasar kepada pengurus, pengelola dan pengawas. Kegiatan ini didasarkan pada hasil
kajian terhadap kebutuhan pengembangan SDM koperasi yang kemudian dirumuskan
kurikulum/silabus, panduan pendidikan dan pelatihan, serta beberapa kegiatan
pendukung berupa penyelenggaraan TOT fasilitator (widyaiswara, PPKL dan pendamping
koperasi lainnya), pengembangan modul dan fasilitasi nara sumber, penyelenggaraan
pelatihan pengurus, pengelola dan pengawas.
Secara khusus, modul pelatihan ini disusun sebagai acuan bagi pelatih dalam
memfasilitasi pelatihan pengurus, pengelola dan pengawas dalam rangka program
Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. Diharapkan melalui pelatihan ini, pengurus, pengelola dan pengawas
koperasi memiliki kompetensi praktis dalam memperkuat kelembagaan dan kemandirian
usaha koperasi yang akan ditindak lanjuti secara berjenjang dengan melibatkan
pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xiii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Sasaran Pengguna
Secara khusus modul pelatihan ini ditujukan bagi tenaga pelatih pusat (Master of
Trainers) yang akan memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas SDM koperasi yang
dilakukan secara berjenjang, mulai dari pusat hingga daerah. Harapan lain melalui modul
pelatihan ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas
pendampingan koperasi terutama memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan
perkoperasian secara sederhana sesuai dengan kondisi lokal. Disamping itu, pemangku
kepentingan lain baik organisasi, kelompok swadaya, komunitas dan organisasi lain
diharapkan mendapatkan manfaat dari modul pelatihan ini terutama untuk melatih
pelaku koperasi. Modul pelatihan ini dapat juga dijadikan saah satu rujukan bagi
kalangan yang lebih luas baik pemerintah, kelompok masyarakat, lembaga pendidikan,
pusat pelatihan, LSM, serta lembaga lain yang memberikan perhatian dalam upaya
peningkatan kapasitas SDM koperasi.
1. Pelatihan Pengurus
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengurus digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:
2. Pelatihan Pengelola
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengelola digambarkan dalam tabel
sebagai berikut:
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xvii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
3. Pelatihan Pengawas
Secara rinci struktur materi modul untuk pelatihan pengawasdigambarkan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel: Silabus Materi Pelatihan Pengawas
Jadwal Pelatihan
Jadwal pelatihan untuk pengurus, pengelola dan pengawas koperasi dirancang untuk
kebutuhan pengembangan kompetensi masing-masing dengan cakupan dan kedalaman
materi yang berbeda sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam pelatihan ini ditetapkan
standar minimum kegiatan pelatihan untuk masing-masing jabatan berupa lama waktu
atau hari efektif dengan mempertimbangkan kebijakan program, silabus dan kebutuhan
teknis di lapangan.
Jadwal pelatihan disusun sebagai panduan umum bagi pengelola, panitia dan tim
pelatih dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan untuk pengurus, pengelola dan
pengawas. Di bawah ini diberikan susunan acara pelatihan berdasarkan kebutuhan
masing-masing jabatan (pengurus, pengelola dan pengawas). Jika terjadi situasi yang
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xix
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xxi
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
eksplanasi metodologis yang biasa dikaji dalam buku-buku atau panduan akademis
lainnya.
Modul pelatihan ini menguraikan setiap subpokok bahasan/topik secara generik
agar dapat diterapkan dalam situasi dan kebutuhan yang berbeda yang muncul dalam
kegiatan pendampingan koperasi sesuai karakteristik usaha yang dilaksanakannya.
Harapannya, janganlah modul pelatihan ini dibaca layaknya buku biasa. Sebagian besar
materi pokok disajikan merupakan kerangka acuan dalam pelatihan tetapi lebih sesuai
sebagai bahan rujukan baik bagi pelatih atau penyelenggara pelatihan. Bisa saja
dilakukan modifikasi atau penyesuaian sesuai kebutuhan di lapangan.
Proses kreatif sangat diharapkan untuk memperkaya dan memperbaiki kualitas pelatihan
yang dilaksanakan. Modul pelatihan ini lebih efektif, jika digunakan sepanjang tidak
menyalahi aturan atau prinsip-prinsip dasar pendidikan partisipatoris. Anda dapat
merubah atau memodifikasi metode atau media yang digunakan secara efektif. Misalnya
tidak memaksakan harus menggunakan LCD atau video, jika di lapangan tidak mungkin
disediakan. Anda dapat menggantikannya dengan media atau peralatan yang tersedia
secara lokal seperti papan tulis, kertas lebar, tanah dan kain. Dalam beberapa kasus yang
disajikan dapat diganti dengan pengalaman atau tema yang diajukan langsung dari
peserta.
Modul pelatihan ini akan efektif, jika diterapkan secara kreatif tergantung pada
kemampuan Anda sebagai pelatih dan pembimbing belajar. Janganlah ragu untuk
memodifikasi atau menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di masyarakat.
Ingatlah bahwa pelatih bukan untuk menjejalkan pengetahuan kepada orang lain tetapi
lebih sebagai kreator, pemandu proses belajar peserta dan yang terpenting sebagai
‘pembelajar’ itu sendiri. Hal ini akan banyak belajar dari pengalaman dan pandangan
orang lain dalam menerapkan nilai yang terkandung dalam modul pelatihan ini. Oleh
karena itu, baca dan pahamilah dengan baik setiap langkah masing-masing pokok
bahasan dan uraian proses panduan. Jangan membatasi diri, kembangkan dan perkaya
proses secara kreatif serta memadukan dengan pengalaman peserta.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | xxiii
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Pokok Bahasan 2
Pengembangan
Organisasi Koperasi
Rencana Pembelajaran
SPB
Menyusun Struktur
2.1
Organisasi Koperasi
Tujuan
Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang peran pengurus dalam
struktur organisasi koperasi, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang organisasi koperasi (struktur, tugas dan
wewenang);
2. Mengembangkan struktur organisasi koperasi sesuai kebutuhan;
3. Merumuskan strategi kaderisasi dalam koperasi.
Waktu
2 JP (90 menit)
Metode
Pemaparan, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, dan Pleno.
Media
Media Tayang 2.1.1: Storytelling Video Menyusun Struktur Organisasi
dan Usaha;
Media Tayang 2.1.2: Memahami Tugas dan Wewenang Perangkat
Organisasi dan Usaha Koperasi;
Lembar Kerja 2.1.1: Analisis Tugas dan Kewenangan dalam Struktur
Organisasi Koperasi;
Lembar Kerja 2.1.2: Strategi Kaderisasi dalam Koperasi;
Bahan Bacaan 2.1.1: Struktur Organisasi Koperasi.
Alat Bantu
Fliptchart, spidol, laptop, dan infocus.
Proses Penyajian
Kegiatan 1: Memahami Konsep Organisasi Koperasi
1. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “struktur organisasi dan usaha koperasi”.
2. Ajaklah peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan
pertanyaan pemicu berikut:
a. Apa yang Anda ketahui tentang organisasi koperasi?
b. Bagaimana struktur organisasi di koperasi Anda selama ini? Apa
alasannya?
3. Catatlah hal-hal pokok terkait fakta empiris organisasi koperasi;
4. Selanjutnya, lakukan pemaparan secara ringkas dan jelas dengan
menggunakan Media Tayang 2.1.1;
5. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pendapat,
bertanya dan memberikan saran terkait tema yang sedang dibahas;
6. Lakukan penegasan dan kesimpulan dari hasil pembahasan yang
telah dilakukan.
2. Pengurus
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Kepala Bidang..
dst
3. Pengelola
Manajer
Kepala Unit
Karyawan
Dst
4. Pengawas
Ketua
Sekretaris
Anggota
2. Kompetensi yang
dibutuhkan
2. Pendidikan dan
Pelatihan
5. Sumber Pendanaan
K
eunggulan koperasi adalah terletak pada kerjasama di antara para anggotanya.
Dengan asas kebersamaan ini, maka volume usaha dapat diperbesar dan biaya
dapat ditekan. Caranya, dengan membeli atau menjual secara bersama-sama. Di
samping itu, karena anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan, maka
koperasi memiliki potensi pasar yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan hampir pasti.
Dasar usaha koperasi adalah kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama di
antara para anggotanya. Untuk itu, hakekat usaha koperasi adalah sejauh mana koperasi
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Lebih jauh lagi, sejauh mana
koperasi dapat mempromosikan dan melakukan efisiensi dalam usaha anggotanya, serta
dapat meningkatkan nilai tambah hasil produksi anggotanya.
Koperasi sebagai badan usaha tentu harus dijalankan dengan prinsip ekonomi, di
mana akan muncul pendapatan dan biaya. Pelayanan kepada anggota adalah prioritas
utama usaha koperasi. Sedangkan pelayanan kepada bukan anggota diperbolehkan
setelah kebutuhan seluruh anggota terpenuhi, dan koperasi memiliki kemampuan untuk
melakukannya.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi koperasi secara umum seperti pada gambar 1
berikut ini.
Sebenarnya, struktur organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern
koperasi tetapi meliputi segi ekstern. Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus
merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi
unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi koperasi tersebut, contoh ada
unsur pengurus, pengawas, pengelola dan anggota Masing-masing unsur tersebut harus
bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam memajukan koperasi.
Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan
kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya, baik yang sama tingkatnya
(antar sesama koperasi primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya
seperti Pusat Koperasi, Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.
Tugas pengurus:
a. Mengelola organisasi dan usaha koperasi;
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana pendapatan
dan anggaran belanja koperasi;
c. Menyelenggarakan rapat anggota;
d. Melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan rapat anggota;
e. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
g. Mencatat setiap transaksi anggota;
h. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus;
i. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan menyelenggarakan pendidikan
bagi anggota.
Wewenang pengurus:
a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan AD dan ART;
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota;
d. Mengangkat dan memberhentikan pelaksana usaha;
e. Rencana pengangkatan pengelola atas persetujuan rapat anggota.
3. Pengawas
a. Dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota;
b. Bertanggung jawab kepada rapat anggota;
c. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
d. Tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha;
e. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Tugas pengawas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi;
b. Melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada rapat anggota.
Wewenang pengawas:
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;
b. Anggota kelompok memiliki tujuan dan sasaran yang sama. Hal ini diwujudkan
lewat tindakan bersama;
c. Kerjasama kelompok diarahkan untuk memperbaiki ekonomi anggotanya. Caranya,
dengan membina hubungan yang khusus antara koperasi dengan anggotanya,
melalui pelayanan usaha;
d. Untuk itu, mereka menjalankan usaha bersama yang memudahkan untuk meraih
tujuan bersama, dengan cara misalnya: menawarkan barang produksi, membeli
barang konsumsi, membeli bahan baku produksi, simpan pinjam dan lain-lain. Hal
ini dilakukan secara bersama-sama melalui wadah koperasi, sehingga dapat
menekan biaya dan menaikkan posisi tawar.
Uraian di atas menunjukkan, bahwa koperasi harus dikelola secara profesional
dengan tunduk kepada hukum ekonomi dan koperasi. Caranya, di antara anggota
bersatu, bekerja sama, dan saling tolong-menolong untuk memperkuat usaha mereka
melalui koperasi. Untuk mewujudkan cita-cita di atas, maka para anggota harus
mempunyai kepentingan atau kegiatan ekonomi yang sama. Sedangkan usaha koperasi
harus terkait dengan usaha atau kepentingan anggotanya. Dengan begitu, bila koperasi
memiliki usaha yang tidak memiliki kaitan dengan usaha anggotanya, maka dapat
dikatakan melanggar prinsip dan jati diri koperasi.
Alasan seseorang bergabung dalam koperasi, antara lain ingin:
a. Memperoleh kemudahan dalam meminjam;
b. Menjual produk dengan harga tinggi;
c. Membeli barang dengan harga murah.
Manfaat yang akan diperoleh anggota koperasi, yaitu:
a. Manfaat sebagai pelanggan:
1) Biaya akan lebih rendah karena ditanggung bersama-sama;
2) Dengan membeli bersama-sama dalam jumlah yang besar, maka anggota
sebagai konsumen akan mendapatkan harga yang lebih rendah;
3) Dengan menjual bersama-sama, maka anggota sebagai produsen akan
mempunyai posisi tawar yang lebih baik, sehingga bisa menetapkan harga
yang lebih tinggi.
b. Manfaat sebagai pemilik:
1) Mempunyai hak untuk memberikan saran bagi perkembangan koperasi. Juga
turut serta dalam pengambilan keputusan, sehingga akan mempengaruhi
kebijakan usaha koperasi agar sesuai dengan kepentingan anggota;
2) Memperoleh pendidikan dan pelatihan yang menunjang kegiatan usaha
seperti:
Cara-cara meningkatkan kualitas produksi;
DAFTAR PUSTAKA
https://ditawahyup.wordpress.com/koperasi-dan-ewirausahaan/organisasi-koperasi/
LAPENKOP, Modul Pelatihan Pemandu “Organisasi Koperasi”, Bandung.
Rencana Pembelajaran
SPB
Menyusun Kebijakan dan
2.2
Prosedur Organisasi
Koperasi
Tujuan
Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang menyusun kebijakan dan
prosedur dalam koperasi, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang pentingnya kebijakan dan prosedur dalam
koperasi;
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi;
Waktu
2 JP (90 menit)
Metode
Pemaparan, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Simulasi dan Pleno.
Media
Media Tayang 2.2.1: Kebijakan dan Prosedur Organisasi Koperasi;
Lembar Kerja 2.2.1: Tahapan Penyusunan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi;
Bahan Bacaan 2.2.1: Kiat Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Organisasi Koperasi;
Bahan Bacaan 2.2.2: Contoh Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi Jasa Transportasi “Maju Jaya“.
Alat Bantu
Fliptchart, spidol, laptop, dan infocus.
Proses Penyajian
Kegiatan 1: Memahami Pentingnya Kebijakan dan Prosedur Organisasi
Koperasi
1. Menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari pokok
bahasan tentang “kebijakan dan prosedur organisasi koperasi”;
2. Ajaklah peserta melakukan curah pendapat dengan mengajukan
pertanyaan pemicu berikut:
a. Apa yang Anda ketahui tentang kebijakan dan prosedur organisasi
koperasi?
b. Mengapa kebijakan dan prosedur organisasi dibutuhkan dalam
menjalan usaha koperasi?
c. Siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan dan prosedur
koperasi?
d. Kesulitan dan tantangan apa saja yang dihadapi koperasi Anda
ketika dalam menetapkan kebijakan dan prosedur koperasi?
3. Berikan kesempatan kepada peserta untuk berpendapat dan
menjawab pertanyaan tersebut;
4. Catatlah hal-hal pokok yang berkembang dalam pembahasan;
5. Selanjutnya, lakukan penegasan dengan memaparkan tentang tujuan,
hasil dan ruang lingkup kebijakan dan prosedur organisaai koperasi
dengan menggunakan Media Tayang 2.2.1;
6. Lakukan penyuimpulan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan.
Anggaran dasar bisa mencerminkan bentuk dan arah suatu koperasi. Secara umum
tertera di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Berikut adalah tips menyusun
AD/ART koperasi:
memahami apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Dalam AD/ART penting pula untuk
memasukkan persyaratan keanggotaan dan hal lainnya.
Sumber Bacaan
1. https://www.kaskus.co.id/thread/55d56dea5c7798b4118b456c/tips-menyusun-
ad-art-koperasi-non-technical/
2. https://muamalatku.com/ad-art-koperasi/
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Koperasi ini bernama Koperasi “JASA TRANSPORTASI MAJU JAYA.” yang disingkat dengan “
KOPERASI JT MAJU JAYA ”, dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
1. Jenis Koperasi ini adalah Koperasi JASA TRANSPORTASI.
2. Koperasi ini berkedudukan di Dusun Gendingan RT 009 RW 011 Desa Depok Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan.
3. Jangka waktu berdiri koperasi dimulai sejak tanggal pembentukan Koperasi, sampai dengan
jangka waktu yang tidak terbatas, sesuai tujuannya.
BAB II
LANDASAN, AZAS, TUJUAN PRINSIP
Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 juga berdasarkan atas azas kekeluargaan
2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
terwujudnya masyarakat maju, adil dan makmur.
Pasal 3
1. Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinisip-prinsip koperasi, yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan Koperasi dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Partisipasi Anggota dan atau Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan Koperasi bagi anggota.
g. Kerjasama antar Koperasi.
2. Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan usahanya juga menggunakan prinsip-
prinsip ekonomi
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA
Maksud dan Tujuan
Pasal 4
1. Koperasi bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Bidang Usaha
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan usaha utama angkutan darat jasa transportasi dalam propinsi.
2. Perbengkelan, Sperpat, Pencucian mobil, Pertokoan, Jasa Parkir, Klening Serfis, Jasa
Keamanan.
3. Simpan Pinjam Koperasi.
4. Kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan kebutuhan anggota koperasi maupun untuk
peningkatan skala bisnis dengan anggota sesuai dengan keputusan anggota.
Pasal 6
1. Kegiatan angkutan darat / jasa transportasi adalah:
a. Melayani pelayanan jasa transportasi darat dalam propinsi kepada anggota dan non
anggota, Koperasi lain dan atau anggotanya.
b. Kegiatan usaha perbengkelan, sperpat, pencucian mobil, pertokoan, jasa perparkiran,
klening serfis dan jasa keamanan untuk kepentingan pelayanan kepada anggota
maupun non anggota.
2. Kegiatan Unit Simpan Pinjam dalam menangani Koperasi lain dan atau anggotanya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama.
3. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka jaringan
pelayanan simpan pinjam :
a. Kantor Cabang yang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang
memutuskan pemberian pinjaman;
b. Kantor Cabang Pembantu yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan
kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai
wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk
memutuskan pemberian pinjaman;
c. Kantor Kas yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk menghimpun dana.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Anggota Koperasi
Pasal 7
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa dari kegiatan usaha yang
diselenggarakan Koperasi
2. Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Aturan Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun
Pasal 8
Persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi:
1. Warga Negara Indonesia
2. Berprofesi sebagai ……………………………………
3. Bersedia mematuhi ketentuan yang berlaku pada koperasi, sesuai dengan AD/ART Koperasi
4. Sanggup melunasi simpanan pokok yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
5. Sanggup membayar simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
dan pelaksanaanya diatur dalam ART Koperasi.
6. Menyetujui isi Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga dan ketentuan yang berlaku di
Koperasi.
Pasal 9
1. Keanggotaan dimulai yang dibuktikan dengan adanya catatan dalam Buku Daftar Anggota,
dan telah melunasi Simpanan Pokok
2. Berakhirnya keanggotaan dalam Koperasi mulai berlaku dan dibuktikan dengan adanya
catatan dalam Buku Daftar Anggota;
3. Seseorang yang masuk menjadi anggota Koperasi harus mengajukan surat kepada
pengurus, dan selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan pengurus harus memberikan
jawaban
4. Bilamana pengurus menolak permintaanya menjadi anggota Koperasi, maka yang
bersangkutan dapat meminta pertimbangan dalam rapat anggota mendatang
5. Permintaan berhenti harus diajukan secara tertulis kepada pengurus
6. Seseorang yang diberhentikan dari keanggotaan Koperasi dapat meminta pertimbangan
dalam rapat anggota mendatang
Pasal 10
Keanggotaan dalam koperasi berakhir apabila anggota koperasi itu:
1. Meninggal dunia,
2. Minta berhenti atas kehendak sendiri
3. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan atau melanggar
ketentuan Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga Koperasi.
4. Dipecat oleh pengurus karena tidak melaksanakan atau mengindahkan kewajiban sebagai
angggota Koperasi, atau karena berbuat yang merugikan Koperasi, baik keuangan maupun
nama baik Koperasi.
5. Anggota yang berhenti atau ahli warisnya akan menerima kembali simpanan pokok dan
simpanan wajib yang telah dibayarkan dan hak-hak lainya yang ditetapkan dalam Aturan
Rumah Tangga atau peraturan khusus lainnya.
Pasal 11
Setiap anggota mempunyai hak yang sama terhadap Koperasi, yaitu:
1. Memanfaatkan kegiatan usaha pelayanan yang diselenggarakan Koperasi
2. Menghadiri dan berbicara dalam Rapat Anggota
3. Memiliki hak suara yang sama
4. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas
5. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan koperasi
6. Memperoleh bagian Sisa Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha
Pasal 12
Setiap anggota mempunyai kewajiban yang sama terhadap koperasi, yaitu :
1. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan dalam
Rapat Anggota
2. Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga, Keputusan Rapat Anggota dan
ketentuan lainnya yang berlakukan bagi koperasi.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha pelayan yang diselenggarakan oleh Koperasi
4. Menanggung kerugian usaha Koperasi secara terbatas maksmial sebesar simpanan pokok
dan simpanan wajib.
5. Memelihara semangat kebersamaan dalam rangka kemajuan bersama melalui Koperasi
berdasarkan azas kekeluargaan.
Pasal 13
1. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
2. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya dapat diteruskan oleh ahli waris yang
memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana diatur dalam pasal 8.
Pasal 15
1. Seseorang yang masuk menjadi angggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan
kepada pengurus.
2. Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat
permohonan kepada pengurus;
3. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
4. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan
dalam buku daftar anggota luar biasa;
5. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Pasal 16
Keanggotaan berakhir bilaman anggota luar biasa :
1. meninggal dunia;
2. mnta berhenti atas kehendak sendiri;
3. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
4. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar
biasa terutama dalam hal keuangan aatau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi;
Pasal 17
Setiap anggota luar biasa mempunyai kewajiban:
1. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah
disepakati dalam Rapat Anggota;
2. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
3. mengembangkan dan memelihara kebersamaan.
Pasal 18
Setiap anggota luar biasa mempunyai hak:
1. menghadiri Rapat Anggota;
2. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota luar
anggota;
3. anggota luar biasa mempunyai hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan tetapi tidak boleh
memilih dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi;
4. anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
BAB V
PENGURUS
Pasal 19
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Pengurus sebagai berikut :
a. mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian, kejujuran, loyal dan
berdedikasi terhadap koperasi;
b. mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat kewirausahaan;
c. sudah menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun kecuali pada saat
pendirian koperasi;
d. antara Pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai
derajat ketiga;
e. belum pernah terbukti melakukan tindak pidana apapun,terlibat organisasi terlarang
seperti diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 4(empat) tahun.
4. Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
5. Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya, apabila yang bersangkutan berprestasi bagus dalam mengelola koperasi.
6. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Pengurus, harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
7. Tata cara pemilihan pengangkatan, pemberhentian dan sumpah Pengurus diatur dan
ditetapkan*dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 20
1. Jumlah Pengurus terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. seorang ketua;
b. seorang sekretaris;
c. seorang bendahara.
3. Susunan Pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sesuai
dengan kebutuhan organisasi-dan kegiatan usaha koperasi.
4. Pengurus dapat mengangkat Manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha koperasi.
5. Apabila koperasi belum mampu mengangkat manajer, maka salah satu dari Pengurus dapat
bertindak sebagai manajer koperasi dan Pengurus yang bersangkutan harus melepaskan-
sementara jabatannya sebagai Pengurus.
6. Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dan
tata cara pengangkatan Pengurus dan Pengawasan diatur lebih lanjut dalamAnggaran
Rumah Tangga.
Pasal 21
Pasal 22
Pengurus mempunyai hak :
1. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota;
2. Mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan koperasi;
3. Membuka cabang atau perwakilan usaha baik didalam maupun-diluar Wilayah Republik
Indonesia sesuai dengan KeputusanRapat Anggota;
4. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha Ikoperasi;
5. Meminta laporan dari manaj
6. secara berkala dan sewaktu waktu diperlukan.
Pasal 23
1. Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :
a. melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan dan
nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta peraturan dan
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan
Rapat Anggota;
c. sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi
khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya;
d. melakukan dan terlibat dalam tindak pidana terutama dibidang ekonomi dan keuangan
dan tindak pidana lain yang telah diputus oleh Pengadilan.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengurus dengan dihadiri Wakil Pengawas dapat mengangkat penggantinya dengan cara:
a. menunjuk salah seorang Pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengurus tersebut.
3. Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan oleh Pengurus dan disahkan dalam Rapat Anggota berikutnya.
Pasal 24
Syarat-syarat Pengurus adalah antara lain:
1. Tidak menjadi/ menjabat sebagai Pengurus Koperasi lain (Koperasi Primer).
2. Cakap dan memiliki kemampuan serta pengetahuan tentang perkoperasian.
3. Jujur, amanah dan memiliki jiwa kepemimpinan serta berkepribadian yang baik.
4. Dapat dan mampu bekerjasama dengan sesama pengurus lainnya, dengan pengawas,
pengelola dan atau pihak lainnya.
5. Terpilih dalam forom Rapat Anggota dan mendapat persetujuan/ disyahkan oleh pimpinan
Rapat dalam Rapat Anggota.
6. Mempunyai komitmen yang kuat untuk kemajuan koperasi dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada anggotanya.
7. Sehat jasmani dan rohani.
8. Untuk kesinambungan kegiatan dan pengelolaan usaha koperasi, disaat pergantian
kepengurusan pengurus lama dipilih kembali minimal 1 (satu) orang.
Pasal 25
PANITIA PELAKSANA RAT
1. Untuk kelancaran RAT Koperasi Karyawan dibentuk sebuah panitia pelaksana RAT
2. Anggota Panitia yang dipilih dan disusun oleh Pengurus adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dan berkepribadian memadai, diambil dari profesional dan atau internal
anggota koperasi itu sendiri, dengan atau tanpa usulan dari peserta rapat
3. Panitia pelaksana RAT bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu dan segi teknis
administrasi serta membantu pimpinan rapat sampai dengan selesai
4. Panitia pelaksana RAT bertanggungjawab kepada pengurus Koperasi Karyawan
Pasal 26
1. Tata cara pemilihan Pengurus Koperasi diatur berdasarkan keputusan Rapat Anggota
Tahunan dengan menggunakan Sistem Formatur Mutlak atau Sistem Pemilihan Langsung
dan Pemilihan Tidak Langsung (Formatur).
2. Menggunakan Sistem Pemilihan Tidak Langsung, proses pemilihannya dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Melalui Pemilihan dengan sistem Formatur Rapat Anggota memilih beberapa orang
sebagai Tim Formatur.
b. Tim Formatur didampingi Penasehat dan Pembina bersidang untuk memilih Pengurus.
c. Tim Formatur menetapkan susunan Pengurus yang terpilih untuk disahkan dalam Rapat
Anggota.
3. Sistem Pemilihan Langsung, proses pemiLIhannya dilaksanakan sebagai berikut:
a. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih dan menetapkan beberapa orang
sebagai tim formatur.
b. Tim formatur dipilih dan ditetapkan dari : unsur anggota, unsur Pengawas dan unsur
Pengurus.
c. Tim Formatur didampingi Penasehat dan Pembina perkoperasian di Kabupaten
Wonosobo bersidang untuk memilih dan menetapkan minimal 3 (tiga) orang calon
Ketua Pengurus Koperasi.
d. Dipandu/difasilitasi tim formatur tersebut calon-calon Pengurus Koperasi terpilih
tersebut diserahkan ke forum Rapat Anggota untuk dilakukan pemilihan langsung.
e. Melalui Pemilihan Langsung Rapat Anggota memilih, menetapkan dan memutuskan
siapa yang berhak sebagai Ketua Pengurus Koperasi Terpilih.
f. Ketua Pengurus Koperasi terpilih (juga sebagai Ketua Formatur/Panitia) bersama-sama
Tim Formatur lainnya paling lama 7 (tujuh) hari sudah dapat memilih, menetapkan dan
memutuskan susunan kepengurusan Koperasi periode berikutnya secara lengkap sesuai
dengan peraturan/ ketentuan yang berlaku.
g. Untuk selanjutnya pelaksanaan serah terima jabatan dari Pengurus lama kepada
Pengurus baru Koperasi dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
terpilihnya Pengurus baru dengan membuat Berita Acara Serah Terima, dilampiri
Kegiatan dan Asset/keuangan.
4. Sistem pemilihan langsung dengan penjaringan.
a. Melalui sebuah kepanitiaan diadakan penjaringan untuk proses pemilihan pengurus.
b. Bahwa anggota dapat memilih pengurus langsung mulai dari Ketua,Wakil Ketua,
Bendahara dan Sekretaris.
BAB VI
PENGAWAS
Pasal 27
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut
:
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan akuntansi, jujur dan
berdedikasiterhadap Koperasi;
b. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang pengawasan;
c. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada saat pendirian
koperasi.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 4 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
Keputusan Rapat Anggota.
5. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus terlebih dahulu
mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
6. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur dan sumpah
Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
1. Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat manajer yang professional, maka pengawasan
dapat diadakan secara tetapatau diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan
ditentukan dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal koperasi tidak mengangkat Pengawas, maka
a. pengangkatan manajer tersebut harus langsung ditetapkan oleh Rapat Anggota;
b. fungsi dan tugas Pengawas menjadi tugas dan tanggung jawab Pengurus dan Pengurus
tidak turut campur tangan dalam pengelolaan kegiatan usaha, keuangan yang dijalan
kan oleh koperasi.
3. Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non keuangan oleh tenaga
ahli di bidangnya atas permintaan Pengurus.
4. Pengaturan selanjutnya diatur didalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 29
Hak dan kewajiban Pengawas adalah:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat
Anggota.
Pasal 30
Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.
Pasal 31
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan berakhir apabila
terbukti :
a. melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian beserta pengaturan,
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan
Keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan berakhir, Rapat
Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat mengangkat pengganti dengan cara :
a. jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota Pengawas yang lain;
b. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengawas tersebut;
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2) diatas, dilaporkan
oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah penggantian yang
bersangkutan untuk diminta pengesahan dan atau memilih, mengangkat Pengawas yang
lain.
BAB VI I
RAPAT ANGGOTA
Pasal 32
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari separuh jumlah anggota Koperasi.
3. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila
pada rapat kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti
rapat dalam keadaan luar biasa.
Pasal 33
Rapat anggota menetapkan :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
3. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
4. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan
keuangan;
5. pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dalam pelaksanaan tugasnya;
6. pembagian Sisa Hasil Usaha;
7. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Pasal 34
1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
4. Rapat Anggota untuk menetapkan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya ¾
dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui ¾ dari jumlah anggota yang
hadir.
5. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-
undang atau peraturan-peraturan/Ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah
bila dihadiri ¾ dari jumlah anggota Koperasi.
6. Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan, dan pembagian Koperasi harus dihadiri
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus
disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota yang hadir;
7. Rapat Anggota untuk pembubaran koperasi harus dihadiri ¾ dari jumlah anggota Koperasi,
sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara ¾ anggota yang hadir.
Pasal 35
1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawas mengenai pengelolaan Koperasi.
2. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 36
Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota
dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat.
Pasal 37
Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota
Tahunan diadakan paling lambat 3(tiga) bulan setelah tahun tutup buku.
1. Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
Pasal 38
1. Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.
2. Rapat Anggota luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi Koperasi dalam keadaan
luar biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota.
3. Keadaan luar biasa dalam ayat (2) pasal ini adalah:
a. apabila Koperasi berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;
b. apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan undang-
undang atau peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya;
c. apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan
Penguasa Pusat maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat
Anggota.
4. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan:
a. atas permintaan tertulis 1/10 dari jumlah anggota.
b. atas kehendak Pengurus.
5. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa
Pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan
menimbulkan kerugian terhadap Koperasi.
6. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan
pengembangan Koperasi.
7. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat
Anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.
8. Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 20% dari jumlah anggota Koperasi.
BAB VIII
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 39
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota.
3. Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
4. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
orang.
5. Setiap anggota Pengurus tidak diperbolehkan merangkap sebagai Pengawas.
6. Pengurus koperasi tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Koperasi lain yang sejenis.
Pasal 40
1. Masa jabatan pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerima tugas dan jabatan
sebagai Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal
penyerahan tugas dan jabatan sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang
dibuktikan dengan Berita Acara.
2. Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua)
periode berturut-turut.
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagai
berikut :
a. anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
c. mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja;
BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 41
1. Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan:
a. Keputusan Rapat Anggota;
b. keputusan Pemerintah apabila :
i. terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
Undang-undang tentang Perkoperasian;
ii. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
iii. kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
2. Pembubaran oleh Rapat Anggota didasarkan pada:
a. jangka waktu berdirinya Koperasi telah berakhir;
b. atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota;
c. Koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usahanya.
Pasal 42
1. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan maka Rapat Anggota -membentuk Tim Likuidasi
yang terdiri dari unsur anggota, Pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu (Pembina) dan
diberi kuasa untuk menyelesaikan pembObaran dimaksud.
2. Likuidator mempunyai hak dan kewajiban :
a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;
b. mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip koperasi;
e. menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan kewajiban koperasi baik
kepada anggota maupun kepada pihak ketiga;
f. membuat berita acara penyelesaian dan menyampaikan kepada Rapat Anggota.
3. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota
tersebut kepada Pejabat Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban lainnya.
Pasal 43
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran koperasi.
2. Tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang sudah
dibayarkan.
3. Anggota yang telah keluar sebelum koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian,
apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi dan apabila keluarnya sebagai anggota belum melewati jangka waktu 6 (enam)
bulan.
BAB X
SANKSI
Pasal 44
1. Apabila Anggota Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota
berupa :
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. diberhentikan bukan atas kemauan sendiri;
e. diajukan ke Pengadilan.
2. Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI
SISA HASIL USAHA
Pasal 45
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan, kewajiban lainnya termasuk pajak
dan zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Basil Usaha yang diperoleh dibagikan untuk:
a. cadangan;
b. anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
c. pendidikan;
d. insentif untuk Pengurus;
e. insentif untuk Manager dan karyawan.
3. Pembagian Sisa Basil Usaha dan pendapatan Koperasi terdiri atas 3 (tiga) bagian:
a. pendapatan yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota Koperasi;
b. pendapatan diperoleh dari usaha yang diselenggarakan ,untuk bukan anggota; dan
c. pendapatan yang diperoleh dari non operasional.
4. Bagian dari hasil Sisa Hasil Usaha Koperasi yang diperoleh dari anggota dipergunakan sebagai
berikut:
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan jasanya, dalam usaha Koperasi untuk
memperoleh pendapatan perusahaan;
c. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan tidak melebihi
suku bunga yang berlaku pada Bank-bank Pemerintah;
d. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
e. untuk Kesejahteraan Pengelola Usaha dan Karyawan Koperasi;
f. untuk dana Pendidikan Koperasi;
g. untuk dana Sosial.
5. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk Pihak bukan Anggota
dibagi sebagai-berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota;
c. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
d. untuk dana pengelola dan karyawan;
Pasal 46
Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan dalam
simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
Pasal 47
1. Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup -Ikerugian Koperasi sesuai
dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Bagian dari cadangan Koperasi dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk simpanan
khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajibdan simpanan khusus anggota.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2 (satu per dua)
bagian atau 50% (limapuluhpersen) dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan
perusahaan Koperasi.
4. Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% (limapuluh persen) dari uang
cadangan harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.
5. Anggota Koperasi yang berhenti dari keanggotaan Koperasi-secara sah dapat memperoleh
bagian atas cadangan Koperasiberdasarkan prosentase jumlah simpanan pokok dan
simpananwajib yang dimilikinya pada Koperasi, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 48
1. Setiap anggota harus membayar simpanan pokok secara tunai pada saat masuk menjadi
anggota.
2. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib -atau modal penyertaan yang
diperhitungkan sebagai modal dasar yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga atau Keputusan Rapat Anggota.
3. Simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang-disetor kedalam modal-dasar
koperasi tidak diambil selama seseorang masih menjadi anggota.
Pasal 49
1. Untuk meningkatkan pendapatan, Koperasi dapat menginvestasikan modal pada Koperasi
lain, perusahaan lain dalam bentuk saham, obligasi, penyertaan dan sebelumnya harus
mendapat persetujuan Rapat Anggota.
2. Ketentuan dan pengaturan selanjutnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau
peraturan tersendiri.
BAB XIII
MODAL KOPERASI
Pasal 50
1. Koperasi mempunyai modal yang diperoleh dari uang simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, uang pinjaman dan penerimaan lain yang sah.
2. Modal dasar yang disetor pada saat pendirian koperasi ditetapkan sebesar Rp. 17.480.000,-
00. (Tujuh belas juta empat ratus delapan puluh ribu rupiah) yang berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib-dan simpanan sukarela. Untuk memperbesar usahanya, koperasi
dapat memperoleh modal pinjaman yang tidak merugikan koperasi berupa pinjaman dari:
a. anggota;
b. koperasi lainnya dan atau anggotanya;
c. bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. penerbitan obligasi dan surat utang lainnya;
e. sumber lain yang sah dari dalam dan luar negeri.
BAB XIV
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 51
1. Tahun Buku Koperasi adalah tanggal 1 (satu) Januari - -sampai dengan tanggal 31 (tigapuluh
satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-tiap tahun pembukuan koperasi
ditutup.
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan-sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi koperasi pada khususnya serta
Standar Akuntansi Indonesia pada umumnya.
3. Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pembukuan koperasi ditutup, maka
Pengurus wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang telah diaudit oleh
Pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
ditandatangani oleh semua anggota Pengurus untuk disampaikan kepada Rapat Anggota
yang disertai hasil audit Pengawas.
4. Apabila diperlukan, Laporan Tahunan Pengawas dapat diaudit oleh Akuntan Publik atas
permintaan Rapat Anggota, atau koperasi tidak mengangkat Pengawas tetap, -maka Laporan
Tahunan Pengurus harus diaudit oleh Akuntan-Publik sebelum diajukan ke Rapat Anggota
dan hasil audit-tersebut menjadi perbandingan Laporan Pertanggungjawaban-Pengurus.
Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, -susunan Laporan Pertanggung-
jawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan tertulis.
BAB XV
KESEJAHTERAAN / SOSIAL
Pasal 52
1. Koperasi mengupayakan bantuan/tunjangan atau imbalan jasa kepada anggota, Pengurus,
Pengawas dan Manager/ karyawan antara lain seperti:
a. Jasa anggota koperasi.
b. Bingkisan/paket.
c. Bantuan pengobatan kesehatan dan atau santunan kepada anggota yang meninggal
dunia, dan yang mengalami musibah.
2. Besarnya jasa, bingkisan dan santunan pada tersebut diatas akan ditetapkan dalam rapat
pengurus dan disampaikan ke dalam Rapat Anggota untuk mendapatkan pengesahan.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 101
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 53
Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dengan peraturan
khusus atau peraturan lainnya atas persetujuan Rapat Anggota.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
1. Anggaran Rumah Tangga Koperasi ini disetujui/ disahkan oleh Rapat Anggota/ Rapat
Anggota Tahunan Koperasi.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal disahkan/ ditetapkan untuk dapat dijadikan
pedoman kerja dalam menjalankan kegiatan Koperasi.
Daftar Pustaka
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 291
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI
Suhardi (2014) Hukum koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, Jakarta:
PT Bakti Mulia.
Sumarsono. Sonny (2003) Manajemen Koperasi, Jakarta: PT. Graha Ilmu
Sumpeno, Wahjudin (2012) Fasilitator Jenius, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumpeno, Wahjudin (2012) Sekolah Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Welsc, Glenn A, (1979) Budgeting: Profit Planning And Control. Fourth Edition. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Yusanto, I. (2002) Menggagas bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani.
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3502);
Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
Peraturan Pemerintah Nomor: 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negaran
Republik Indonesia Nomor 3540);
Peraturan Pemerintah Nomor: 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3549);
Peraturan Pemerintah Nomor: 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3591);
Peraturan Pemerintah Nomor: 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada Koperasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744);
Peraturan Presiden Nomor: 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
Peraturan Presiden Nomor: 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
106);
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi. (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1496)
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor:
19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi
Indonesia;
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
18/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Bagi
Sumber Daya Manusia Koperasi, Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1497)
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 10/Per/M.KUKM/
IX/2015 tentang Kelembagaan Koperasi;Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun
2015-2019.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia | 293
PENINGKATAN KAPASITAS SDM KOPERASI