Anda di halaman 1dari 9

89

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN


DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV
SDN 004 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

Sri Iriani
sri.irianisdn004@gmail.com
SDN 004 Pagaran Tapah Darussalam
Kabupaten Rokan Hulu

ABSTRACT
This study is a class action (class action reseach). The background of this study is the low
reading comprehension, it is evident from the 18 students only five students are able to
comprehend reading text in a story. For that research by applying cooperative learning
model think Paire share. The aim to determine the increase in reading comprehension. This
research is a class act who performed at SDN 004 Tapah Pagaran Darussalam, the study was
conducted in two cycles. The data collection technique used is the technique of teacher and
student activity observation and written tek. Based on the survey results revealed that students
'reading comprehension increased in each cycle, the prasiklus known that the average value
of students' reading comprehension is 64.00 in the first cycle increased to 76.60 and the
second cycle an increase in the average value the ability of students' reading comprehension
at 86.80.

Keywords: reading comprehension, cooperative learning model think pair share

PENDAHULUAN sekelompok manusia untuk melahirkan


Sampai saat ini persoalan perasaan dan pikiran (Wibowo dan Wahyu,
pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia 2001). Dari pengertian tersebut dapat kita
adalah rendahnya mutu pendidikan pada simpulkan bahwa bahasa merupakan sarana
setiap jenjang dan satuan pendidikan, untuk saling berkomunikasi, saling berbagi
khususnya pendidikan dasar dan menengah. pengalaman, saling belajar dari yang lain
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan untuk meningkatkan kemampuan
pendidikan tersebut terus dilakukan. Upaya intelektual. Hal ini berarti bahwa bahasa
sentralnya berporos pada pembaruan memiliki peran yang penting bagi manusia.
kurikulum pendidikan. Ini terbukti dengan Dengan demikian, dapat dimaklumi jika di
adanya perubahan dari kurikulum berbasis sekolah terdapat mata pelajaran bahasa,
kompetensi (KBK) menjadi kurikulum khususnya bahasa Indonesia.
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Salah Pembelajaran bahasa Indonesia
satunya adalah pendidikan bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
Indonesia. peserta didik untuk berkomunikasi dalam
Bahasa merupakan sistem simbol bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
bunyi yang bermakna dan berartikulasi baik secara lisan maupun tulis, serta
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
arbitrer dan konvensional yang dipakai karya kesastraan manusia Indonesia,
sebagai alat berkomunikasi oleh termasuk di dalamnya meningkatkan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
90

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

kemampuan memahami bacaan. Berdasarkan pengalaman pada mata


Selanjutnya Depdiknas (2006) menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia di SDN 004
ruang lingkup bahasa Indonesia mencakup Pagaran Tapah Darussalam, dalam proses
kemampuan berbahasa dan kemampuan pembelajaran penulis telah berusaha untuk
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: meningkatkan kemampuan membaca
(a) mendengarkan; (b) berbicara; (c) pemahaman pada siswa, terutama dengan
membaca; dan (d) menulis. memberikan latihan-latihan kepada siswa
Dari empat aspek tersebut, maka terhadap materi pelajaran, kemudian
dalam penelitian ini peneliti akan beruasaha memberikan penugasan-penugasan. Namun,
untuk meningkatkan kemampuan membaca, belum menunjukkan hasil yang
khususnya kemampuam membaca memuaskan. Selanjutnya dalam
pemahaman. meningkatkan kemampuan membaca
Membaca merupakan salah satu pemahaman, guru juga berusaha
bentuk kegiatan yang dapat digunakan memberikan pengantar pembelajaran
sebagai sarana untuk memperoleh menggunakan metode ceramah dan
pemahaman tentang sesuatu. Sebenarnya, demontrasi. Namun, kemampuan siswa
cara atau kegiatan lain dapat juga dicapai dalam memahami bacaan masih kurang.
untuk mencapai tingkat pemahaman tentang Melihat keadaan di atas, dan
sesuatu walaupun cara itu kurang efektif berdasarkan hasil nilai penulis di kelas IV
jika dibandingkan dengan membaca. Para SDN 004 Pagaran Tapah Darussalam
pakar dalam bidang membaca menyebutkan ditemui gejala-gejala atau fenomena
tentang adanya pendapat yang mengatakan khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia
bahwa tidak semua pemahaman diperoleh sebagai berikut:
dari kata-kata yang ditulis. Dengan kata 1. Hanya 5 orang dari 18 siswa yang
lain, pemahaman tentang sesuatu dapat saja mampu memahami teks bacaan.
diperoleh dari kata-kata atau dari 2. Apabila guru memberikan pertanyaan
pengamatan suatu objek yang bersangkutan yang menyangkut tentang bacaan,
namun demikian, mereka mengakui pula terlihat hanya sebagian kecil siswa yang
bahwa mendapatkan pemahaman dengan mampu menjawab.
cara seperti itu tidaklah mencukupi (Razak, 3. Rendahnya kemampuan siswa dalam
2003). Dapat kita ketahui bahwa membaca memahami bacaan, hanya sebagian kecil
sangat fungsional dalam hidup dan dari jumlah siswa yang mampu untuk
kehidupan manusia. Membaca adalah kunci mendeskripsikannya di depan kelas.
ke arah gudang ilmu. 4. Sulitnya siswa menemukan kalimat yang
Berdasarkan pendapat di atas, dapat penting dalam sebuah cerita, hal ini
dipahami membaca merupakan suatu terlihat apabila diberikan tugas ulangan
aktivitas penting. Melalui kegiatan itu kita harian, kebanyakan siswa sulit untuk
akan dapat memperoleh suatu gagasan. menjawabnya.
Melalui kegiatan itu juga kita akan dapat 5. Siswa kurang mampu menjawab
memperoleh kesimpulan dan berbagai pertanyaan, menceritakan kembali, apa
pandangan dari pengarang melalui bukti yang sudah dibacanya.
tertulis itu. Cara atau kegiatan lain dapat 6. Sulitnya siswa menyimpulkan isi sebuah
juga dipakai untuk mencapai tingkat bacaan, hal ini terlihat apabila diminta
pemahaman tentang sesuatu walaupun cara untuk menyimpulkan isi sebuah bacaan
itu kurang efektif jika dibandingkan dengan hanya 5 orang atau (25%) yang dapat
membaca. menyimpulkan isi bacaan.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
91

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

Dari fenomena-fenomena atau dalam belajar, menciptakan suasana yang


gejala-gejala tersebut di atas, terlihat bahwa menyenangkan dalam belajar, dan dapat
kurangnya kemampuan siswa memahami menciptakan pembaharuan dalam belajar,
teks bacaan dalam proses pembelajaran. serta alasan lain penulis tertarik
Keadaan di atas, berkemungkinan menerapkan strategi ini karena pada
dipengaruhi oleh metode yang digunakan sebelumnya belum ada yang melakukan
selama ini. Syah (1996) mengemukakan penelitian dengan menerapkan model
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran ini di sekolah. Lebih lanjut
belajar seseorang, yaitu: faktor-faktor yang Kunandar (2007) mengemukakan bahwa
mempengaruhi belajar seseorang dapat tipe think pair share yang dikembangkan
dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya
internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni dari Universitas yang mampu mengubah
kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor asumsi bahwa model resitasi dan diskusi
eksternal (faktor dari luar siswa) yakni perlu diselenggarakan dalam setting
kondisi lingkungan di sekitar siswa dan kelompok kelas secara keseluruhan. Tipe
faktor pendekatan belajar (approach to ini memberikan kepada para siswa waktu
learning) yakni jenis upaya belajar siswa untuk berfikir dan merespons serta saling
yang meliputi strategi dan metode yang bantu satu sama lain. Oleh sebab itu penulis
digunakan untuk melakukan kegiatan tertarik ingin melakukan suatu penelitian
pembelajaran materi-materi pelajaran. tindakan sebagai upaya dalam melakukan
Berdasarkan uraian di atas, maka perbaikan terhadap pembelajaran dengan
dapat diketahui bahwa strategi judul : ”Peningkatan kemampuan membaca
pembelajaran merupakan salah satu faktor pemahaman dengan model pembelajaran
yang sangat berpengaruh terhadap belajar kooperatif think pair share pada pelajaran
seseorang. Secara umum strategi bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 004
mempunyai pengertian sebagai suatu garis Pagaran Tapah Darussalam.”
besar haluan dalam bertindak untuk Membaca pemahaman adalah
mencapai sasaran yang telah ditentukan kesanggupan pembaca menyebutkan
(Ahmadi, 2005). Dihubungkan dengan kembali isi bacaan argumentasi, eksposisi,
belajar mengajar, strategi bisa diartikan atau bacaan deskripsi tentang topik tertentu
sebagai pola umum kegiatan guru murid (Razak, 2003. Ini berarti kegiatan membaca
dalam perwujudan kegiatan belajar yang tidak disertai pemahaman merupakan
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah kegiatan yang sia-sia. Dengan demikian,
digariskan. Adapun tujuan penulis dalam produk membaca yang nyata adalah
penelitian ini adalah untuk meningkatkan memahami isi atau pesan yang dituangkan
kemampuan membaca pemahaman. penulis dalam bacaan. Ada empat aspek
Pada dasarnya banyak upaya yang yang harus dikuasi peserta didik dalam
dapat dilakukan oleh guru untuk membaca pemahaman. Keempat aspek
meningkatkan kemampuan siswa di yang dimaksud adalah: gagasan pokok/
antaranya dengan menggunakan model utama, gagasan penjelas, kesimpulan
pembelajaran kooperatif think pair share, membaca, amnat dan pandangan pengarang.
yang dalam pelaksanaannya dapat Menurut Isjoni (2007) pembelajaran
meningkatkan kemampuan siswa serta kooperatif adalah suatu model pembelajaran
mempermudah pencapaian hasil belajar yang saat ini banyak digunakan untuk
siswa (Kunandar 2007). Alasan penulis mewujudkan kegiatan belajar mengajar
menerapkan strategi ini karena strategi ini yang berpusat pada siswa (student
dapat menumbuhkan kerja sama siswa oriented), terutama untuk mengatasi

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
92

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

permasalahan yang ditemukan guru dalam seperempat atau separuh dari pasangan-
mengaktifkan siswa, yang tidak dapat pasanagan tersebut memperoleh
bekerjasama dengan orang lain, siswa yang kesempatan untuk melapor.
agresif dan tidak peduli pada yang lain.
Dengan belajar bekerjasama untuk
memecahkan suatu permasalahan maka METODE PENELITIAN
akan mempermudah siswa karena dapat Subjek dalam penelitian ini adalah
bertukar pikiran dengan teman yang lain siswa kelas IV SDN 004 Pagaran Tapah
dan saling membantu dalam proses belajar. Darussalam, tahun pelajaran 2014/2015
Slavin dalam Solihatin dan Rahardjo dengan jumlah murid sebanyak 18 orang.
(2007) berpendapat bahwa “Pembelajaran Sedangkan yang menjadi objek dalam
kooperatif adalah suatu model pembelajaran penelitian ini adalah penerapan model
dimana siswa belajar dan bekerja dalam pembelajaran kooperatif think pair share
kelompok-kelompok kecil secara untuk meningkatkan kemampuan membaca
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 pemahaman siswa kelas IV SDN 004
orang, dengan struktur kelompoknya yang Pagaran Tapah Darussalam. Penelitian
bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 004
pula, keberhasilan belajar dari kelompok Pagaran Tapah Darussalam. Adapun waktu
tergantung pada kemampuan dan aktivitas penelitian ini direncanakan Juli hingga
anggota kelompok, baik secara individual Oktober 2014. Teknik pengumpulan data
maupun secara kelompok. ada;lah tes, observasi dan dokumentasi
Lebih lanjut Kunandar (2007)
menjelaskan tentang langkah-langkah tipe HASIL DAN PEMBAHASAN
think pair share adalah sebagai berikut: Kegiatan Siklus I
a. Berfikir (Thinking), yaitu guru Perencanaan Tindakan
mengajukan pertanyaan atau isu yang Dalam tahap perencanaan atau
terkait dengan pelajaran dan siswa persiapan tindakan ini, langkah-langkah
diberi waktu satu menit untuk berfikir yang dilakukan adalah sebagai berikut:
sendiri mengenai jawaban atau isu 1) Menyusun rencana pembelajaran,
tersebut. dengan standar kompetensi 7.1.
b. Berpasangan (Pairing), yakni guru memahami teks melalui membaca
meminta kepada siswa untuk intensif, membaca nyaring, dan
berpasangan dan mendiskusikan membaca pantun. Sedangkan
mengenai apa yang telah dipikirkan. kompetensi dasarnya adalah menemukan
Interaksi selama periode ini dapat kalimat utama pada tiap paragraf melalui
menghasilkan jawaban bersama jika membaca intensif
suatu isu khusus telah diidentifikasi. 2) Guru mempersiapkan alat atau media
Biasanya guru mengizinkan tidak lebih yang dapat mendukung proses
dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. pembelajaran
c. Berbagi (Sharing), yakni guru meminta 3) Guru mempersiapkan teks bacaan atau
pasangan pasangan tersebut untuk cerita yang akan dipahami peserta didik.
berbagi atau bekerja sama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang Pelaksanaan Tindakan
telah mereka bicarakan. Langkah ini Siklus pertama dilaksanakan pada
akan menjadi efektif jika guru 04, 07 dan 11 Agustus 2014. Pada saat
berkeliling kelas dari pasangan yang proses pembelajaran diikuti oleh seluruh
satu ke pasangan yang lain sehingga siswa kelas IV. Pelaksanaan pembelajaran

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
93

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

dilakukan berpedoman pada Silabus dan Selain langkah-langkah di atas pada


rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan ketiga peneliti memberikan
yang telah dipersiapkan sebelumnya. evaluasi kepada siswa sebagai instrumen
Adapun langkah-langkah pelaksanaan untuk mengetahui tingkat kemampuan
tindakan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: membaca pemahaman siswa pada pelajaran
kegiatan awal (10 menit), kegiatan inti (45 bahasa Indonesia dengan cara memberikan
menit), dan kegiatan akhir (15 menit). Agar cerita kemudian meminta siswa mencari 4
lebih jelas tentang langkah-langkah aspek yang menjadi indikator kemampuan
tindakan tersebut dapat peneliti jabarkan membaca pamahaman.
sebagai berikut:
1) Kegiatan awal : (10 Menit) Observasi
a) Guru memulai pelajaran dengan salam Guru dalam pelaksanaan
dan do’a pembelajaran dengan penerapan model
b) Melakukan absensi Siswa pembelajran kooperatif think pair share.
c) Guru memberikan apersepsi tentang setelah dibandingkan dengan standar
materi pelajaran klasifikasi yang telah ditetapkan. Aktivitas
2) Kegiatan inti : ( 45 Menit) guru pada siklus I yaitu dengan skor 23
a) Guru menjelaskan mengenai materi berada pada interval 19.2 – 23.8 dengan
pelajaran yang akan dibahas. kategori cukup sempurna.
b) Guru mengajukan pertanyaan atau isu Aktivitas siswa dalam proses
yang terkait dengan pelajaran pada pembelajaran diperoleh skor 318 dengan
siswa. rata-rata persentase 26%. Skor 318 ini
c) Guru memberikan waktu kepada berada pada interval 316 - 410. Interval ini
siswa untuk berfikir sendiri mengenai berada pada kategori rendah. Secara rinci,
jawaban atau isu tersebut selam satu dapat dijelaskan bahwa pada indikator
menit. pertama, siswa mendengar guru dalam
d) Guru meminta kepada siswa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran khusus
berpasangan dalam mendiskusikan dengan baik.
mengenai apa yang telah dipikirkan. Kemampuan membaca pemahaman
e) Guru meminta pasangan-pasangan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia
siswa tersebut untuk berbagi atau Indonesia siswa secara klasikal tergolong
bekerja sama dengan kelas secara sedang dengan perolehan rata-rata
keseluruhan mengenai apa yang telah persentase 76.6 berada pada interval 71 -
mereka bicarakan. 85, pada kategori sedang.
f) Guru sebagai fasilitator berkeliling
memberikan bimbingan kepada Refleksi
pasangan yang belum mengerti Untuk melakukan refleksi siklus
dengan apa yang telah mereka pertama diperoleh berdasarkan hasil analisis
kerjakan. data untuk tiap-tiap langkah pelaksanaan
g) Guru menyimpulkan berkaitan materi tindakan yang akan dideskripsikan peneliti
yang telah dipelajari. pada tahap ini. Selanjutnya didiskusikan
3) Kegiatan akhir : (15 Menit) dengan observer, yang berperan sebagai
a) Guru memberi Follow Up kepada observer yaitu teman sejawat. Adapun
siswa refleksi siklus pertama adalah sebagai
b) Menutup pembelajaran dengan doa berikut:
dan salam (a) Pada tahap perencanaan, guru telah
melakukan persiapan pembelajaran

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
94

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

dengan matang. Kegiatan pembelajaran Pada siklus berikutnya, peneliti


telah tergambar jelas pada RPP yang berusaha untuk meningkatkan kinerja
telah dipersiapkan. Dengan demikian, dalam melaksanakan aktivitas
pada siklus berikutnya guru tidak akan pembelajaran. Sehingga aktivitas siswa
melakukan perubahan pada RPP, hanya meningkat, dan kemampuan membaca
lebih mengoptimalkan proses pemahaman siswa pun dapat meningkat.
pembelajaran sesuai dengan prosedur
untuk mencapai tujuan yang maksimal. Kegiatan Siklus II
(b)Pada kegiatan inti pelaksanaan tindakan Perencanaan Perencanaan Tindakan
untuk siklus pertama, guru akan Dalam tahap perencanaan atau
menjelaskan lebih rinci lagi mengenai persiapan tindakan ini, langkah-langkah
materi pelajaran serta prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
pembelajaran. Tujuannya agar siswa 1) Menyusun rencana pembelajaran,
memiliki konsep dasar dan dapat dengan standar kompetensi 7.1.
memahami tentang materi yang memahami teks melalui membaca
dipelajarinya, agar siswa memiliki intensif, membaca nyaring, dan
semangat yang tinggi dalam belajar membaca pantun. Sedangkan
dalam mambaca pemahaman pada kompetensi dasarnya adalah menemukan
pelajaran Bahasa Indonasia. kalimat utama pada tiap pragraf melalui
(c) Rata-rata aktivitas guru pada siklus membaca intensif
pertama dikategorikan cukup sempurna, 2) Guru mempersipakan alat atau media
oleh karena itu perlu adanya tindakan yang dapat mendukung proses
perbaikan pada siklus berikutnya pembelajaran
terutama pada aspek: Guru mengajukan 3) Guru mempersiapkan teks bacaan atau
pertanyaan atau isu yang terkait dengan cerita yang akan dipahami peserta didik.
pelajaran pada siswa. Guru memberikan
waktu kepada siswa untuk berfikir Pelaksanaan Tindakan
sendiri mengenai jawaban atau isu Siklus kedua dilaksanakan tanggal
tersebut selam satu menit. Guru meminta 18, 25, 28 Agustus 2014. Seluruh siswa
kepada siswa untuk berpasangan dalam hadir dan mengikuti proses pembelajaran.
mendiskusikan mengenai apa yang telah Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
dipikirkan. Guru meminta pasangan- rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
pasangan siswa tersebut untuk berbagi yang berpedoman pada silabus. Langkah-
atau bekerja sama dengan kelas secara langkah pelaksanaan tindakan ini terdiri
keseluruhan mengenai apa yang telah atas tiga tahap, yaitu: (1) kegiatan awal, (2)
mereka bicarakan. Guru sebagai kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Agar
fasilitator berkeliling memberikan lebih jelas dapat dijabarkan sebagai berikut:
bimbingan kepada pasangan yang belum
mengerti dengan apa yang telah mereka 1) Kegiatan awal : (10 Menit)
kerjakan. a) Guru memulai pelajaran dengan salam
(d)Sedangkan untuk kemampuan membaca dan do’a
pemahaman siswa secara klasikal berada b) Melakukan absensi Siswa
pada katagori sedang, akan tetapi masih c) Guru memberikan apersepsi tentang
perlu tindakan perbaikan agar materi pelajaran
kemampuan siswa dapai tercapai lebih
maksimal.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
95

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

2) Kegiatan inti : ( 45 Menit) yang dilakukan oleh guru dengan


a) Guru menjelaskan mengenai materi penggunaan model pembelajaran kooperatif
pelajaran yang akan dibahas. think pair share sangat sempurna dan tidak
b) Guru mengajukan pertanyaan atau isu perlu diadakan tindakan atau siklus
yang terkait dengan pelajaran pada selanjutnya. Aktivitas siswa dalam proses
siswa. pembelajaran secara klasikal diperoleh skor
c) Guru memberikan waktu kepada siswa 415, dengan rata-rata persentase 47%, skor
untuk berfikir sendiri mengenai jawaban ini berada pada interval 411-504. Interval
atau isu tersebut selam satu menit. ini berada pada kategori sangat tinggi.
d) Guru meminta kepada siswa untuk Kemampuan membaca pemahaman siswa
berpasangan dalam mendiskusikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia
mengenai apa yang telah dipikirkan. Indonesia siswa secara klasikal tergolong
e) Guru meminta pasangan-pasangan siswa tinggi dengan perolehan rata-rata persentase
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama secara klaasikal 86.8, berada pada interval
dengan kelas secara keseluruhan 86 - 95. Dengan demikian, peneliti tidak
mengenai apa yang telah mereka akan mengadakan siklus selanjutnya karena
bicarakan. kemampuan membaca pemahaman siswa
f) Guru sebagai fasilitator berkeliling tergolong tinggi dan telah mencapai kriteria
memberikan bimbingan kepada ketuntasan minimal (70).
pasangan yang belum mengerti dengan
apa yang telah mereka kerjakan. Refleksi
g) Guru menyimpulkan berkaitan materi Berdasarkan data perolehan nilai
yang telah dipelajari. observasi terhadap kemampuan membaca
3) Kegiatan akhir : (15 Menit) pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa
a) Guru memberi Follow Up kepada siswa Indonesia Indonesia siswa melalui metode
b) Menutup pembelajaran dengan doa dan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
salam Share kelas IV SDN 004 Pagaran Tapah
Darussalam secara klasikal tergolong
Selain langkah-langkah di atas pada tinggi, artinya dalam proses pembelajaran,
pertemuan ketiga peneliti memberikan kemampuan membaca pemahaman siswa
evaluasi kepada siswa sebagai instrumen telah mencapai target yang telah diharapkan
untuk mengetahui tingkat kemampuan yaitu tergolong tinggi.
membaca pemahaman siswa pada pelajaran Aktivitas siswa termasuk dalam
Bahasa Indonesia dengan cara memberikan kategori sangat tinggi, perolehan skor 415
cerita kemudian memintas\ siswa mencari 4 skor ini berada pada interval 411-504
aspek yang menjadi indikator kemampuan terlihat pada rata-rata persentase yang
membaca pamahaman terutama pada aspek diperoleh, yaitu 47. Aktivitas guru juga
yang belum tercapai dengan maksimal pada mengalami peningkatan, yaitu 2 aspek
siklus sebelumnya. aktivitas dapat terlaksana dengan sangat
sempurna, dan 5 aspek terlaksana dengan
Observasi sempurna. Sedangkan hasil tes kemampuan
Aktifitas guru pada siklus II ini membaca pemahaman siswa diperoleh rata-
berada pada klasifikasi “sangat sempurna” rata klasikal pada siklus II 87.3.
yaitu dengan skor 30 berada pada interval
30.4-35.0 dengan kategori sangat sempurna.
Selanjutnya hasil observasi pada tabel di
atas juga diketahui pelaksanaan tindakan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
96

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

Pembahasan interval ini tergolong kategori sangat


1. Aktivitas Guru tinggi.
Dari hasil observasi pada siklus
pertama yang menunjukkan bahwa tingkat 3. Kemampuan Membaca Pemahaman
aktivitas guru pada siklus I hanya Berdasarkan hasil observasi pada
mencapai skor 23 berada pada interval gejala awal kemampuan membaca
19.2-23.8 dengan kategori cukup sempurna. pemahaman siswa diperoleh rata-rata
Sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru persentase 64.0 dengan kategori rendah.
pada siklus II terjadi peningkatan dengan Kemudian berdasarkan hasil observasi pada
mencapai skor 30 berada pada interval siklus pertama yang menunjukkan bahwa
30.4-35.0 dengan katagori sangat tingkat kemampuan membaca pemahaman
Sempurna. siswa mencapai dengan rata-rata klasikal
76.6, dengan kategori sedang. Sedangkan
2. Aktivitas Siswa pada siklus II terjadi peningkatan mencapai
Berdasarkan hasil observasi pada kemampuan membaca pemahaman siswa
siklus pertama yang menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata persentase 86.8 dengan
tingkat aktivitas belajar siswa secara kategori tinggi.
klasikal hanya mencapai skor 318 berada Perbandingan tingkat kemampuan
pada interval 316-410 interval ini tergolong membaca pemahaman siswa pada sebelum
kategori rendah. Sedangkan hasil tindakan, siklus satu dengan kemudian
pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus dua juga dapat dilihat pada gambar
siklus II terjadi peningkatan yaitu mencapai grafik garis berikut ini:
skor 415 berada pada interval 411-504,

Gambar 1. Kemampuan Membaca Pemahaman Individual Siswa


pada Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar di atas dapat dengan rata-rata persentase secara klasikal


diketahui peningkatan kemampuan 86.8.
membaca pemahaman siswa sebelum
tindakan diperoleh rata-rata persentase
secara klasikal 64.0, terjadi peningkatan SIMPULAN DAN REKOMENDASI
pada siklus I menjadi 76.6%. Sedangkan Hasil pembahasan dan analisis di
peningkatan juga terjadi pada siklus II atas, dapat disimpulkan bahwa melalui
model pembelajaran kooperatif think pair

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
97

Membaca Pemahaman, Kooperatif Tipe TPS


Sri Iriani

share dapat meningkatkan kemampuan Ibrahim dan Nur. 2000. Pembelajaran


membaca pemahaman pada pelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 004 Unesa University Press
Pagaran Tapah Darussalam. Berdasarkan Isjoni. 2007. Cooperative Learning
hasil penelitian diketahui bahwa Efektifitas Pembelajaran
kemampuan membaca pemahaman siswa Kelompok. Bandung: Alfabeta
sebelum tindakan diperoleh rata-rata Kunandar. 2007. Guru Profesional
klasikal 64.0, pada siklus I terjadi Implementasi Kurikulum Tingkat
peningkatan 76.6, sedangkan pada siklus II Satuan Pendidikan (KTSP) dan
terjadi peningkatan dengan rata-rata Persiapan Menghadapi Sertifikasi
klasikal 86.8. Keberhasilan ini disebabkan Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
penggunaan model pembelajaran kooperatif Persada
think pair share, aktivitas siswa menjadi Razak, Abdul. 2003. Bahasa Indonesia
lebih aktif. Pemahaman siswa akan Versi Perguruan Tinggi.
meningkat dan pada gilirannya dapat Pekanbaru: Autografika
meningkatkan kemampuan membaca Solihatin, Etin. 2007. Cooperatif Learning
pemahaman siswa. Analisis Pembelajaran IPS.
Bertolak dari kesimpulan dan Jakarta: Bumi Aksara
pembahasan hasil penelitian, berkaitan Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Belajar.
dengan model pembelajaran kooperatif Bandung: Remaja Rosda Karya
think pair share yang telah dilaksanakan,
peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Agar penerapan model pembelajaran
kooperatif think pair share tersebut
dapat berjalan dengan baik, maka
sebaiknya guru lebih sering
menerapkannya dalam proses
pembelajaran, khususnya pada materi
membaca pemahaman pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Guru perlu melakukan upaya pada
proses pembelajaran untuk
mempertahankan kemampuan membaca
pemahaman siswa demi tercapainya
hasil belajar yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Tingkat SD dan
MI. Pekanbaru: Dispora

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |

Anda mungkin juga menyukai