BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bahan tambahan makanan yang akan dibahas pada makalah ini
adalah bahan penyedap atau flavoring. Bahan penyedap atau flavoring adalah
suatu zat atau komponen yang dapa tmemberikan rasa dan aroma tertentu pada
bahan makanan. Penyedap rasa merupakan gabungan dari semua rasa yang
terdapat dalam mulut, termasuk mouth – feel. Suatu pangan mepunyai rasa
asin, manis, asam atau pahit dengan aroma liat, dan cair-kental.
1
konsumen yang mengonsumsinya. Maka dari itu sebagai konsumen yang
cerdas kita harus lebih berhati-hati lagi dalam memilih maupun membeli
makanan. Oleh karena itu saya menyusun makalah ini untuk membantu para
pembaca ataupun dijadikan sebagai pengetahuan bagi kita semua supaya lebih
mengetahui lagi tentang karakteristik kimia senyawa yang dikandung bahan
penyedap alami maupun sintetis serta untuk mengetahui pemanfaatannya
apabila ditambahkan dalam bahan makanan.
1.3 TujuanPenulisan
1. Mengetahui penyedap rasa lebih dalam.
2. Menjelaskan/memeparkan/mendeskripsikan penyedap rasa kepada para
pembaca.
3. Mengetahui klasifikasi penyedap rasa.
4. Mengetahui penyedap rasa kimiawi dan risiko penggunaannya
1.4 ManfaatPenulisan
1.4.1 Manfaatteoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan
dan sumber referensi tentang hubungan kimia dengan penyedap rasa
serta menjadi acuan dalam aplikasi ilmu kimia pangan.
1.4.2 Manfaatpraktis
a. Penulis diharapkan mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu
yang telah dibuat dalam makalah ini
b. Masyarakat diharapkan makalah ini menjadi tambahan wawasan
dan ilmu pengetahuan tentang bahan penyedap rasa dan lebih bijak
2
dalam memilih dan menggunakan penyedap rasa serta mengetahui
risiko penggunaan penyedap rasa kimiawi
3
3
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Food Flavor dan TujuanPemberianya
3
4
tanaman. Bersifat larut dalam alkohol atau eter, sedikit larut dalam air
dan mudah. Zat aromatik dalam bumbu dan herba besar berupa minyak
essensial yang dohasilkan dari tanaman seperti bunga(minyak neroli),
tunas (cengkeh), biji (merica,ketumbar) dan sebagainya. Minyak
essensil terdiri dari dua komponen yaitu hidrokarbon dan komponen
teroksidasi. Penyimpanan minyak essensial dilakukan dalam botol kaca
yang bewarna gelap untuk menhindari oksidasi, pengisian dalam botol
wadah yang penuh, ditutup rapat, dan disimpan dalam suhu rendah.
Apabila penyimpanan baik dapat disimpan dalam waktu lama misal
minyak buah limau dapat bertahan hingga 50 tahun.
C. Oleorisin
Oleorisin dibuat dari proses perkolasi zat pelarut yang bersifat
volatil terhadap bumbu atau herba yang telah digiling. Oleorisin
merupakan cairan kental ,berwarna dan memiliki sfat pelarutan yang
berbeda pada pengolahan pangan. Secara normal penggunaan oleorisin
dalam pangan sebear 1/5-1/20 dan total bumbu kering dan bersifat lebih
tahan terhadap suhu tinggi, misalnya pada penggorengan da
pemanggangan. Keuntungan menggunakan oleorisin antara lain aroma
yang dihasilkan seragam, bersifat lebih stabil, non volatil termasuk zat
anti oksidan yang mencegah kehilangan aroma, penyimpanan lebih
mudah, taha terhadap kontaminan mikroba, dan memiliki aroma yan
lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk kering.
D. Isolat penyedap
Isolat penyedap memiliki daya aromatik lebih baik, biasanya
diisolasi dari bagian minyak essensial tanaman dengan cara destilasi,
kristalisasi dan ekstraksi. Komponen penyedap tertentu seperti
felandren, santalol dan vetiverol tidak dapat dibuat secara sintetis tetapi
hanya dengan cara isolasi dari bahan asalnya.
E. Penyedap dari Sari Buah
Sari buah sebagian besar adalah air yang mempunyai komponen
arma asam, warna dan bahan seperti gula, pektin, dan mineral. Oleh
8
a. Sari gandum
b. Malt Flavoring
c. Broth
d. Stock
e. Natural Flavor
f. Natural Beef or Chicken flavoring
g. Seasoning
h. Spices
Penyedap yang mungkin berisi MSG :
a. Karagenan
b. Enzim
c. Soy protein cencentrate
d. Soy protein isolate
Whey protein consentrate
12
Pembuatan
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami
melalui fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10 % dari produksi
asam asetat yang dihasilkan melalui jalur alami. Asam asetat yang
diproduksi oleh industri kimia, 75 % diantaranya diproduksi
melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-
metode alternatif.
Penggunaan
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan
berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45 %) dari asam asetat
dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil
asetat (vynil acetate monomer (VAM). Selain itu asam asetat juga
digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester.
Penggunaan asam asetat lainnya termasuk penggunaan dalam cuka
relatif kecil.
Dampak
a. Iritasilambung
b. Iritasiusus
c. Merusak enamel gigi
d. Asamdarahmeningkat
e. Mengganggukinerjajantung
14
D. ASAM SITRAT
Rumus Molekul : CH2(COOH) atau C6H8O7
Pembuatan
Dalam proses produksi asam sitrat menggunakan kapang
Aspergillus niger, yang diberi sukrosa agar membentuk asam sitrat.
Setelah kapang disaring dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat
diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan kalsium hidroksida
membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat diregenerasikan dari
kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat. Cara lain
pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah dengan
ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa organik
trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organik
tersebut denga air.
Penggunaan
Penggunaan utama asam sitrat adalah sebagai zat pemberi
cita rasa dan pengawet maknan dan minuman, terutama minuman
ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan adalah E330.
Garam sitrat dengan bebagai jenis logam digunakan untuk
menyediakan logam tersebut dalam banyak suplemen makanan.
Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai
pengendali Ph dalam larutan pembersih rumah tangga dan obat-
obatan.
Dampak
Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan.
Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk
16
b. Zat yang diisolasi dari bahan penyedap alami seperti benzaldehid dari
minyak pahit almond, sinamat aldehid dari minyak cassia.
c. Zat yang dibuat secara sintetis
d. Zat-zat sintetis yang terdapat secara alami, misal allyl kaproat dan etil
fenil glisidat.
Semua bahan –bahan dia atas kecuali minyak essensial terdapat alami
sebagai zat kimia aromatik. Sebagaia bahan aromatik kimia, masing-
masing berfungsi sebagai gugus fungsional dalam penyedap
ater,asam,alkohol,keton,lakton,merkaptan dan lain-lain. Beberapa
komponen penyedap sintetis berperan sebagai penguat aroma pada
penyedap alami, sebagai mempunyai kesetimbangan untuk pembentukan
aroma yang diterima yaitu adanya kesetimbangan antara senyawa
aromatik dan bahan pelarutnya, demikian pula pelarut tidak
menimbulkan aroma yang baru bila dicampur, dan selam penyimpanan
tidak terjadi perubahan aroma.
b. Mempertahankan flavor.
c. Memperkuat aseptabilitas produk.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilahan bahan
pencampur flavor adalah sebagai berikut :
a. Sifat kelarutan dalam air,bahan pencampur harus bersifat mudah
larut dalam air, seperti etanol,propilen glikol dan polisorbat 80.
b. Sifat kelarutan dalam minyak, beberapa bahan pencampur brsifat
larut dalam minyak, seperti lemak, lemak nabati, adan benzil
alkohol.
c. Bersifat sebagai pelapis seperti gula, garam, dan gum nabati.
d. Mudah dipergunakan dan muda tercampur dengan komponen
flavornya.
e. Harga ekonomis, karena dipergunakan dalam jumlah yang lebih
besar daripada komponen flavornya.
f. Tahan terhadap penyimpanan
g. Dapat berperan ganda, misalnya dapat dimanfaatkan sebagai
pewarna atau pengawet.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan penyedap atau flavoring adalah suatu zat atau komponen yang
dapat memberikan rasa dan aroma tertentu pada bahan makanan. Bahan
penyedap ini dibagi menjadi 2 yaitu penyedap alami dan penyedap sintetis.
Penyedap alami ini terdiri dari bumbu, herba, dan daun, minyak essensial dan
turunannya, oleorisin ,lada hitam dan putih ,kayu manis dan lain-lain.
Sedangkan ynag termasuk dalam penyedap sintetis adalah asam glutamat,
asam butirat , asam sitrat, asam asetat dan lain-lain. Asam glutamat sendiri
terdapat pada makanan berprotein tinggi. Asam glutamat dan MSG
mempunyai sifat kimia yang sama, yaitu berbentuk tepung kristal putih
mudah larut dalam air dan tidak berbau Tujuan penambahan penyedap rasa
dalam pengolahan makanan adalah untuk mengubah aroma hasil olahan
dengan penambahan aroma tertentu, modifikasi, pelengkap atau penguat rasa,
dan untuk menutupi atau menyembunyikan aroma bahan pangan yang tidak
disukai.
3.2 Saran
20
Daftar Pustaka
Angio, M. 2011. Bahan Kimia dalam Makanan. Gorontralo: Universitas
Gorontalo.
Ani, Suci. 2013. “Zat Aditif pada Makanan”, diambil dari http://disini-ada-
suci-zataditifmakanan.html. Diakses pada 18 Mei 2019.
21
http://media.isnet.org/islam/Etc/MSG.html , diakses pada 19 Mei
2019
22