Anda di halaman 1dari 24

BAB I

KONDISI UMUM DAERAH

1.1 Lokasi dan Luas Daerah IUP

 Lokasi

Rencana kegiatan Pertambangan Bahan Galian Logam dilakukan pada


daerah pegunungan yang berada di Desa Batu Layar Barat, Kecamatan
Batu Layar, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hutan Pendidikan UMMAT
yang menjadi Lokasi Pengambilan data dan survey Pemetaan secara
administratif berada di Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar,
Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. (Gambar 1.1)

Gambar 1.1 Peta Administrasi PT. VERIKEL INDONESIA Kec. Batu


Layar
Berdasarkan Peta Administrasi PT. VERIKEL INDONEDSIA lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan Pertambangan Bahan Galian Logam PT.
VERIKEL INDONESIA di Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu
Layar, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki batas –batas wilayah
sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Pantai Senggigi
 Sebelah Timur : Desa Batu Layar
 Sebelah Selatan : Desa Bengkaung
 Sebelah Barat : Desa Senggigi
Pengambilan data dan survey Pemetaan berlokasi di Hutan Pendidikan
UMMAT di Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten
Lombok Barat dilakukan pada Hari Kamis, tanggal 17 Februari 2022
Sampai hari Kamis, tanggal 24 Februari 2022.

 Luas Daerah IUP

Secara geografis lokasi Bahan Galian Logam PT. VERIKEL


INDONESIA berada pada koordinat 080 29’ 51” LS dan 1190 03’ 56” BT .
Letak Wilayah Izin Usaha Pertambangan berdasarkaan letak geografis
dapat dilihat pada table 1.1 di bawah ini :
Tabel 1.1 Letak Geografis PETA IUP PT. VERIKEL INDONESIA
No. Koordinat X Koordinat Y
0
‘ “ 0
‘ “
1. 39 71 35 90 60 57
2. 39 71 82 90 60 57
3. 39 71 42 90 60 57
4. 39 71 59 90 60 57
5. 39 71 65 90 60 56
6. 39 71 65 90 60 56
7. 39 71 67 90 60 56
8. 39 71 67 90 60 55
9. 39 71 63 90 60 55
10. 39 71 63 90 60 55
11. 39 71 40 90 60 55
12. 39 71 40 90 60 55
13. 39 71 35 90 60 55
Sumber: Data Pengamatan dan Survey Lapangan
Peta Izin Usaha Pertambangan milik PT, VERIKEL INDONESIA ini
memiliki luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan seluas 63,1 Hektar yang
berada pada Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peta Izin Usaha
Pertambangan PT. VERIKEL INDONESIA dapat dilihat pada Gambar 1.2
di bawah ini. (Gambar 1.2)

Gambar 1.2 Peta IUP PT, VERIKEL INDONESIA Kec. Batu Layar

Gambar 1.2 Peta Izin Usaha Pertambangan PT. VERIKEL INDONESIA


1.2 Akses Lokasi

Akses menuju lokasi berawal dari jalan raya dengan kualitas aspal yang
baik dan di lalui oleh lalu lintas kendaraan roda empat dan roda dua.
Kemudian akses jalan menuju ke dalam lokasi daerah Wilayah IUP berupa
paving block dan cor beton yang kurang bagus karna terdapat banyak lubang-
lubang dari paving block yang rusak dan kondisi cor beton yang padat dan
ada yang berlubang. Lokasi daerah IUP Bahan Galian Logam PT. VERIKEL
INDONESIA berjarak kurang lebih 14 km kearah barat laut dari Kota
Mataram dan dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor
dalam waktu 28 menit dengan kondisi jalan raya beraspal baik. Akses lokasi
dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan 1.4 di bawah ini.

Gambar 1.3 Jalan Raya Menuju Lokasi


Gambar 1.4 Jalan Paving Block Menuju Wilayah IUP
1.3 Topografi dan Morfologi
 Topografi
Berdasarkan hasil Survey dan Pengolahan data lapangan di peroleh data
Peta Topografi untuk memberikan informasi letak dan elevasi ketinggian
tertinggi yaitu 49 m dan Elevasi terendah 30 m yang terdapat pada Desa
Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berikut Peta Topografi PT. VERIKEL
INDONESIA Kecamatan Batu Layar. Peta Topografi PT. VERIKEL
INDONESIA dapat dilihat pada gambar 1.5 di bawah ini. (Gambar 1.5)

Gambar 1.5 Peta Topografi IUP PT. VERIKEL INDONESIA Kec. Batu
Layar
 Morfologi

Daerah penelitian yang meliputi seluruh wilayah administrasi Desa


Batu Layar Barat dengan luas 1.20 Km2, secara geologi regional masuk
dalam Peta Geologi Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kajian
mengenai kondisi geologi daerah pemetaan terbagi atas geomorfologi,
stratigrafi dan struktur geologi. Desa Batu Layar Barat terdiri dari
pegunungan dan dataran rendah. Beberapa satuan pegunungan,
perbukitan dan pedataran yang mempunyai ketinggian puncak rata-rata
350-500 m di atas permukaan laut.
Menurut van Zuidam (l985), klasifikasi bentangalam dapat dibagi
menjadi satuan-satuan geomorfologi berdasarkan aspek relief
morphology, aspek genetic morpho-chronology dan aspek hubungan
antara lahan dengan proses yang bekerja morpho-arrangement. Pembagian
satuan bentang alam daerah penelitian di dasarkan pada aspek relief.
Aspek ini meliputi morfologi yang merupakan aspek deskriptif seperti
dataran, perbukitan dan pegunungan, dan aspek morfometri yang
merupakan aspek kuantitatif berupa besar kemiringan lereng, ketinggian
maupun kekasaran permukaan lahan. Pembagian relief daerah
penelitian diklasifikasikan berdasarkan ketinggian relief dari permukaan
laut dan beda tinggi. Kondisi morfometri daerah penelitian memiliki
titik ketinggian tertinggi yakni antara 350-500 mdpl, yang berada
di sebelah timur memanjang dari Utara ke Selatan bagian peta, sedangkan
di bagian Selatan daerah penelitian merupakan daerah perbukitan dan
pedataran, yang merupakan wilayah yang ditempati sebagai daerah
permukiman, meliputi seluruh Kelurahan di wilayah Desa Batu Layar
Barat, sedangkan di bagian utara daerah penelitian merupakan daerah
pedataran yang dilalui oleh Sungai Batu Bolong mengalir dari Utara ke
Selatan. Keadaan Lingkungan dan Kemasyarakatan
1.4 Keadaan Lingkungan dan Kemasyarakatan
1.4.1 Iklim
Kabupaten Lombok Barat termasuk wilayah yang beriklim tropis,
dengan dua musim, yakni musim kemarau (April – September) dan
musim hujan (Oktober – Maret) dengan temperatur / suhu rata - rata
berkisar antara 25,0-27,95 ° C dimana suhu maksimum terjadi pada
bulan oktober dan november dengan suhu 34,0 ° C serta suhu terendah
yang
Bulan Suhu/Temperatur (°C)
mencapai
Minimum Rata-Rata Maksimum
17,8 °C
Januari 22,2 27,8 33,4
ya ng terjadi
Februari 22,4 27,4 32,4
pada
Maret 21,0 27,2 33,4
bulan
April 20,4 26,8 33,2 juli.
Mei 20,5 27,1 33,7 Berikut
Juni 20,2 26,7 33,2
Juli 17,8 25 32,2
Agustus 19,8 26,3 32,8
September 20,6 26,75 32,9
Oktober 20,0 27 34,0
November 21,8 27,9 34,0
Desember 22,4 27,95 33,5
penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1.4 di bawah ini :
Tabel 1.4 Suhu/Temperatur setiap bulan
Sumber : BMKG Provinsi NTB 2021

1.4.2 Air Permukaan

Rata-rata curah hujan di Kecamatan Batu Layar sebesar 85 mm rata-


rata hari hujan 8. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan januari
dengan curah hujan 361 mm dan hari hujan sebanyak 19 sedangkan
curah hujan terendah pada bulan juni. Curah hujan pada bulan juni yaitu
sebesar 1 Mm dengan hari hujan sebanyak 1. Wilayah Kabupaten
Lombok Barat dilalui oleh banyak aliran sungai dan anak sungai, tetapi
tidak semua sungai memiliki air sepanjang tahun. Di Desa batu layar
terdapat 1 (Satu) aliran sungai yang mengalir dan masuk ke dalam
daerah IUP PT. VERIKEL INDONESIA. Jalur aliran sungai tersebut
dapat dilihat pada Peta Sungai PT. VERIKEL INDONESIA dibawah
ini. (Gambar 1.6)
Gambar 1.6 Peta Sungai PT. VERIKEL INDONESIA Wilayah Batu
Layar Barat

Jumlah mata air yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Barat


terdapat sekitar 146 sumber mata air yang airnya mengalir ke sungai-
sungai Meniting, Dodokan, Jangkuk, Babak dan Sekotong. Berikut data
Tabel Analisa dan jumlah sungai tiap-tiap Kecamatan :

Tabel 1.5 Analisa Sungai Tiap-Tiap Kecamatan

No Kecamatan Banyaknya Nama Sungai


Sungai
1 Sekotong 2  Kelep Pelangan
2 Kuripan 2  Sulin/Lendang
LekongDalem/Batu
Kumbung
3 Gerung 1  Dodokan
4 Labuapi 1  Babak
5 Kediri 1  Paku Keling
6 Narmada 1  Jangkok
7 Gunung Sari 2  MenintingMidang
8 Lingsar 3  MidangJangkokAncar
9 Batu Layar 1  Meninting
10 Lembar 1  Jelateng
Jumlah 15
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB 2020
1.4.3 Air Tanah

Air tanah sebagian besar berasal berasal dari resapan air hujan ke
dalam tanah dan menjadi bagian dari air tanah. Secara perlahan, air
hujan mengalir ke laut. Dalam perjalanannya menuju ke laut, air hujan
meresap ke dalam tanah atau bergabung dengan aliran sungai di
permukaan tanah Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan
mengalami pergerakan ke bawah. Pergerakan air akan berhenti saat
mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-
sangat sempit. Kondisi ini membuat air tertahan dan terkumpul. Air
tanah di Pulau Lombok mengalir melalui antara butir, celahan, rekahan,
dan saluran. Sistem akuifer umumnya memiliki produktivitas tinggi (>
10 L/dt), sedang (5 – 10 L/dt), setempat sedang (> 5L/dt) dan hanya
beberapa daerah saja di bagian selatan dan puncak gunung yang
tergolog daerah air tanah langka serta produktivitas kecil. Kondisi dan
keadaan air tanah tersebut dapat dilihat pada Peta Hidrogeologi PT.
VERIKEL INDONESIA di bawah ini. (Gambar 1.7)
Dijumpai puluhan mata air dengan debit kurang dari 10 L/dt sampai
lebih besar 9 dari 500 L/dt. Mata air lebih banyak ditemukan pada tekuk
lereng batuan vulkanik di bagian tengah utara pulau dan pinggir pantai.
Dusun Batu Bolong, tepatnya di Desa Batu Layar, Kecamatan Batu
layar,Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang
potensi akuifernya cukup besar, Berdasarkan peta hidrogeologi, daerah
penelitian terletak pada daerah akuifer produktif besar. Umumnya
keterusan sangat besar, setempat airtanah sangat banyak dalam jumlah
yang cukup besar dapat diperoleh pada zona pelapukan batuan padu
(Sudadi, dkk 2000).

Gambar 1.7 Peta Geohidrologi PT. VERIKEL INDONESIA Kec. Batu


Layar

1.4.4 Vegetasi

Desa Batu Layar, Kecamatan Batu layar,Kabupaten Lombok Barat


Struktur dan Komposisi Vegetasi di Desa Batu Layar, Kecamatan Batu
layar,Kabupaten Lombok Barat ditemukan total 32 spesies pohon yang
termasuk ke dalam 18 suku (famili) , Analisis Struktur Vegetasi di Desa
Batu Layar, Kecamatan Batu layar,Kabupaten Lombok Barat. Berikut
data Tabel 1.8 Nama-nama dari spesies tersebut :

Tabel 1.8 Jenis Vegetasi daerah Batu Layar

No. Nama Spesises Nama Lokal Family


1 Justicia gendarusa Gandarusa Acanthaceae
2 Annona squamosa Srikaya Annonaceae
3 Annona muricata Sirsak -
4 Colocasia esculenta Talas Araceae
5 Cocos nucifera Kelapa Arecaceae
6 Salacca edulis Salak -
7 Durio zibethinus Durian -
8 Carica papaya Pepaya Caricaceae
9 Ipomea batatas Ubi Jalar Convolvulaceae
(Ketela rambat)
10 Manihot utilisima Singkong Euphorbiaceae
11 Leucaena glauca Lamtoro -
12 Spondias dulcis Kedondong Anacardiaceae
13 Gnetum gnemon Melinjo Gnetaceae
14 Tectona grandis Jati Lamiaceae
15 Persea americana Alpukat Lauraceae
16 Hibiscus tiliaceus Waru Malvaceae
17 Switenia mahagoni Mahoni -
18 Artocarpus Nangka Moraceae
heterophyllus
19 Artocarpus altilis Sukun -
20 Passiflora edulis Markisa -
21 Musa paradisiaca Pisang Musaceae
22 Psiduim guajava Jambu Biji Myrtaceae
23 Syzygium cumini Duwet -
24 Zea mays Jagung Poaceae/Graminae
25 Coffea arabica Kopi -
26 Pouteria Sawo Mentega Sapotaceae
campechiana
27 Capsicum frustesens Cabe Rawit Solanaceae
28 Zingiber officinale Jahe Zingiberaceae
29 Alpinia purpurata Lengkuas Merah -
30 Arenga Pinnata. pohon enau atau -
aren.
31 Bambusa sp bambu -
32 Pennisetum Rumput gajah -
purpureum
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB 2020

Hasil pengamatan di lapangan serta analisis kuantitatif terhadap


vegetasi pohon menunjukkan bahwa lokasi penelitian banyak
didominasi oleh tanaman pangan. Hal ini terlihat dari tumbuhan yang
paling banyak ditemukan di beberapa titik di lokasi penelitian adalah
tanaman pangan seperti Kopi, jagung, dan pisang.

1.4.5 Demografi

Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya


melalui pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas
insan dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan sumber
daya manusia dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan
penduduk dan pengembangan kualitas penduduk melalui perwujudan
keluarga kecil yang berkualitas. Jumlah Penduduk Kecamatan Batu
Layar sebesar 58.404 jiwa (2021) dengan luas wilayah 34,11 Km 2.
Kepadatan penduduk Kecamatan Batu Layar mencapai 1.712
jiwa/Km2, dimana Desa Bengkaung merupakan Desa tertinggi
kepadatan penduduknya yakni 7.827 jiwa/Km2 disusul Desa Meninting
7.232 jiwa/Km2 dan terendah Desa Lembah Sari sebesar 438 jiwa/Km.
Berikut data Tabel 1.9 Kepadatan Penduduk Kecamatan Batu Layar
pada tiap-tiap Desa :

Tabel 1.9 Kepadatan Penduduk Kecamatan Batu Layar pada tiap-tiap


Desa

No Desa Luas Jumlah Kepadatan Penduduk


Wilaya
h Penduduk (jiwa/km2)
1 Sandik 7,00 16.220 2.317
2 Meninting 1,02 7.377 7.232
3 Batu layar 7,14 7.769 1.088
4 Lembah Sari 6,84 2.933 438
5 Senteluk 2,88 5.852 2.032
6 Senggigi 6,87 5.833 849
7 Batu Layar Barat 1,20 6.877 5.731
8 Bengkaung 0,52 4.091 7.867
9 Pusuk Lestari 0,64 1.392 2.175
Jumlah / Total 34,11 58.404 1.712
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB 2020
1.4.6 Sosial Ekonomi

Morfologi pada daerah Dusun Batu Bolong, Desa Batu Layar Barat,
Kecamatan Lombok Barat memiliki daerah pegunungan. Bagian barat
dan pantai utara-timur laut Pulau Lombok didominasi oleh dataran
rendah dengan jenis tanah alluvium, batuan gunung api formasi
lekopiko dan formasi kalibabak. Daerah ini sebagian besar
dimanfaatkan untuk pertanian dan permukiman. Pembangunan ekonomi
sektor pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dan
pendapatan petani. Kecamatan Batulayar sebagian besar penduduknya
bekerja di sector pertanian, sehingga peningkatan pembangunan di
sector ini akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya menjadi
lebih baik. Untuk meningkatkan produksi pertanian tidak cukup hanya
diperlukan tanah yang subur, tetapi teknologi yang tepat, pengetahuan
yang baik, teknik pengolahan, pengairan dan pemeliharaan juga
diperlukan. Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat
merupakan daerah yang berdekatan dengan kawasan hutan dan pantai.
Kondisi geografis tersebut telah membentuk pola perekonomian rumah
tangga masyarakat. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Batu Layar
Kabupaten Lombok Barat bermata pencaharian pola nafkah ganda.
Selain bermata pencaharian utama sebagai petani, berkebun, berternak
bahkan sampai menjadi nelayan . Pola kegiatan perekonomian rumah
tangga dan lokasi kegiatan usaha masyarakat Kecamatan Batu Layar
Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada Tabel 1.10 berikut ini :

Tabel 1.10 Kegiatan Usaha Masyarakat Kecamatan Batu Layar

Kegiatan
No Komoditi Lokasi Usaha
Usaha
Jagung, Ubi Kayu, Kelapa ,
Kopi, Kapuk, Kemiri,
Bertani dan
1 Cengkeh, Kakao, Jambu Kawasan hutan
Berkebun
Mete, Asam , Pinang, Tebu,
Wijen, Vanili, Jarak, Kapas
Sapi, Kambing, Kuda, Babi, Kawasan hutan
2 Berternak
Ayam, Itik, Merpati dan rumah warga
3 Nelayan - Pantai

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB 2021

 Data Pertanian Warga Desa Batu Layar


Desa Batu Layar memiliki luas tanam sebesar 550,93 Ha dan mampu
memproduksi pertanian sebesar 650,93 Ton. Komoditas ataupun
jenis tanaman yang dihasilkan paling banyak adalah Kelapa dengan
jumlah produksi 413,72 Ton. Dan komoditas ataupun jenis tanaman
yang paling sedikit di hasilkan adalah Ubi Kayu sebesar 12,00 Ton.
Data hasil Pertanian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.11 di bawah
ini :

Tabel 1.11 Data Hasil Pertanian Warga Kecamatan Batu Layar


N0. Nama Tanaman Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)

1. Kelapa 353,15 413,72


2. Kopi 89,60 34,70
3. Kapuk 8,00 2,18
4. Kemiri - -
5. Cengkeh 5,00 0,66
6. Kakao 6,40 1,10
7. Jambu Mete 70,50 17,46
8. Asam 1,00 152,51
9. Pinang 10,60 7,18
10. Tebu - -
11. Wijen - -
12. Vanili 51,28 6,60
13. Jarak - -
14. Kapas - -
15. Jagung 3,00 14,80
16. Ubi Kayu 2,00 12,00
Jumlah Total 550,93 650,93

Sumber: Dinas LHK 2020


 Data Peternakan Desa Batu Layar Barat

Warga Desa Batu Layar Barat memiliki pola pencaharian ganda


selain Bertani juga salah satunya berternak. Jenis Ternak yang
memiliki jumlah yang paling banyak adalah Sapi dengan jumlah 406
ekor, dan jenis ternak yang paling sedikt jumlahny adalah Kuda
dengan jumlah 14 Ekor. Data Peternakan Desa Batu Layar Barat
dapat dilihat pada Tabel 1.12 di bawah ini :
Tabel 1.12 Jenis Peternakan Warga Desa Batu Layar Barat

No. Jenis Ternak Jumlah


1 Sapi 406
2 Kambing 428
3 Kuda 14
4 Babi 85
5 Ayam 15
6 Itik -
7 Merpati 234
Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

1.4.7 Sosial Budaya


Kehidupan sosial budaya mayarakat Desa Batu Layar Barat sangat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi fisik lingkungan setempat,
yaitu dengan adanya kepariwisataan terdapat sarana pariwisata yang
menyebabkan timbulnya beragam mata pencaharian sehingga
meningkatkan pendapatan masyarakat yang terserap bekerja di
kawasan wisata. Kehidupan masyarakat Desa Batu Layar dalam
mengikuti tradisi kebudayaan islam seperti adanya kegiatan-kegiatan
keagamaan misalnya Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’Mi’raj,
perkawinan, dan dalam perayaan hari-hari besar agama, di mana
dalam kenyataannya menunjukan bahwa di Desa Batu Layar Barat
masih memegang teguh nilai-nilai adat istiadat atau kebudayaan
masyarakat setempat yang tinggal di daerah kawasan wisata. Penduduk
masyarakat Batu Layar Barat sebagian kecil sekitar 25% bekerja di
sektor pariwisata sedangkan sebagian besar sebagai petani. Penduduk
masyarakat Desa Batu Layar Barat sebagian kecil bekerja di kawasan
wisata. Hal yang menjadi daya tarik pariwisata di Desa Batu Layar
Barat yaitu Keindahan pantainya yang dapat dinikmati atau dilihat dari
bukitbukit yang ada disekitarnya. Masyarakat Desa Batu Layar Barat
sebelum adanya kawasan pariwisata tidak ada yang meminum-
minuman beralkohol dan sekarang dengan adanya pari-wisata sebagian
biasa meminum-minuman beralkohol. Telah terjadi pergeseran nilai
sosial budaya di Desa Batu Layar Barat. Dari segi sosial telah nampak
pergeseran seperti Masyarakat yang bekerja di kawasan pariwisata
dengan lapangan kerja semakin terbuka sehingga peningkatan
pendapatan masyarakat dapat meningkat. Dari segi budaya telah terjadi
pergeseran dalam perilaku dan gaya hidup masyarakat mulai berubah.
Dengan adanya kawasan wisata di Desa Batu Layar Barat sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat kesenjangan
ekonomi mas-yarakat di Desa Batu Layar Barat yaitu menengah ke
bawah.Bentuk keterlibatan perempuan dalam kawasan pariwisata
adalah sebagai karyawan hotel.

1.4.8 Pemanfaat Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Barat menurut data dari BPS


dikategorikan kedalam penggunaan lahan berdasarkan sawah, bukan
sawah dan lahan bukan pertanian dengan jumlah lahan seluas 86.182
Ha, meliputi : sawah 17. 326 Ha, bukan sawah 41.275 Ha dan lahan
bukan sawah seluas 27.581 Ha.Penggunaan lahan sawah terluas berada
di Kecamatan Sekotong dengan luas 3.040 Ha dan terkecil di
Kecamatan Batu layar seluas 204 Ha. Berdasarkan data lapangan dan
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat di peroleh 6 kelas
Penggunaan Lahan, yaitu, Non Agri Hutan Kering, Non Agri Hutan
Kering, Agri Kebun, Agri Ladang, Non Agri Semak Belukar, dan
Pemukiman. Klasifikasi Penggunaan Lahan dapat dilihat pada Gambar
1.8 Peta Penggunaan Lahan PT. VERIKEL INDONESIA Kecamatan
Batu Layar. (Gambar 1.8)
Gambar 1.8 Peta Penggunaan Lahan PT. VERIKEL INDONESIA Kec.
Batu Layar

 Data Penggunaan Lahan Kecamatan Batu Layar

Penggunaan Lahan di Kecamatan Batu Layar yang paling banyak


penggunaan lahan yaitu Desa Sandik dengan jumlah Tanah Sawah
70,27 Ha, kemudian lahan seluas 31,587 Ha dan bangunan/pekarangan
yang luasnya sebesar 230,33 Ha. Kemudian lahan lainnya sebesar 65,59
Ha sehingga jumlah keseluruhannya berjumlah 700,05 Ha. Kemudian
Desa yang paling kecil penggunaan lahan yaitu Desa Pusuk Lestari
dengan jumlah lahan seluas 1,946 Ha dan luas bangunan/pekarangan
sebesar 9,69 Ha serta lahan lainnya sebesar 1,61 Ha sehingga jumlah
keselurahan penggunaan lahan Desa Pusuk Lestari sebesar 64,13 Ha.
Rincian data Penggunaan Lahan Kecamatan Batu Layar dapat dilihat
pada Tabel 1.13 di bawah ini:
Tabel 1.13 Data Luas Lahan Kecamatan Batu Layar menurut tiap-tiap
Desa

No Desa Tanah Lahan Bangunan/ Lainnya Jumlah


Sawah Pekaranga (Ha) (Ha)
(Ha) n (Ha)

1 Sandik 70,27 31.587 230,33 65,59 700,05


2 Meninting 36,65 31.123 22,22 10,01 102,01
3 Batulayar - 48.253 429,76 3,89 714,09
4 Lembah 21,12 44.417 103,45 19,50 684,02
Sari
5 Senteluk 82,96 17.655 22,96 2,32 288,02
6 Senggigi - 21.214 53,00 - 686,97
7 Batulayar - 7.953 72,01 0,65 120,05
Barat
8 Bengkaun - 3.723 7,89 1,31 52,14
g
9 Pusuk - 1.946 9,69 1,61 64,13
Lestari
Jumlah 21.1 179.871 951,31 104,88 3.411,4
8
Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

1.4.9 Infrastruktur dan Layanan

Menghadapi era globalisasi, sumber daya manusia yang berkualitas


sangat diperlukan. Selain untuk meningkatkan daya saing, sumber daya
manusia yang baik dapat menunjang keberhasilan pembangunan. Salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah
melalui pendidikan. Pendidikan yang memadai dan tepat sasaran sejak
dini akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Pada infrakstruktur dan layanan di Kecamatan Batu layar ini memiliki
beberapa Fasilitas antara lain Sekolah Dasar, Masjid, Musholla dan
lainnya. Fasilitas Infrastruktur Kecamatan Batu Layar dapat dilihat pada
Peta Infrastruktur PT. VERIKEL INDONESIA di bawah ini. (Gambar

Gambar 1.9 Peta Infrastruktur PT. VERIKEL INDONESIA Kec. Batu


Layar

Pada aspek infrastruktur dan layanan di Kecematan Batu Layar ada 9


infrastruktur yang telah dibangun, Adapun infrastruktur yang dibagun
antara lain, Ada 2 bangunan Sekolah Negeri kemudian ada 3 sekolah
swasta, 3 Madrasah Aliyah, 6 posyandu, 1 tempat Praktek Dokter, 1 dukun
bayi, 6 Masjid untuk ibadah kaum Islam, Musholla 6 juga untuk tempat
ibadah kaum Islam dan yang terakhir Pure untuk ibadah kaum Hindu.
Jumlah Total keseluruhan infastruktur yang dibangun sejumlah 31
bangunan. Data Infrastruktur tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.14 di

No
. Jenis Bangunan Jumlah
1 Sekolah negeri 2
2 Sekolah swasta 3
3 Madrasah aliyah 3
4 Posyandu 6
5 Tempat praktek dokter 1
6 Dukun bayi 1
7 Masjid 6
8 Musholla 6
9 Pura 3
Total 31

bawah ini:

Tabel 1.14 Data Infrastruktur di Kecamatan Batu Layar

Sumber: Badan Pusat Statistik 2021

1.5 Perizinan dan Perpajakan


 Perizinan
Menurut Undang – undang Nomor 3 Tahun 2020 (tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara), Nikel termasuk dalam bahan galian Logam. Untuk
dapat berjalannya suatu usaha pertambangan, maka harus memperbaharui
dengan IUP operasi produksi dan juga dibutuhkan perizinan yang sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Logam). Dasar
hukum yang lainnya mengenai tata cara perizinan pertambangan antara
lain:

1. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


2. UU No. 32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. PP No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
4. PP No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Logam).
5. PP No. 7 tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

Perizinan yang akan dilakukan untuk memenuhi segala legalitas


sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya adalah:
a. Persetujuan warga Desa Batu Layar Barat
b. Surat Keterangan Domisili Perushaan
c. Rekomendasi Kecamatan Batu Layar
d. Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL)
e. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
f. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Eksplorasi)
g. Rekomendasi UKL-UPL
h. Izin Lingkungan
i. Rekomendasi Andal lalin
j. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Operasi Produksi)
 Perpajakan
Presiden telah menandatangani aturan baru untuk mengatur pajak
perusahaan tambang yakni Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2018
Tentang Perlakuan Perpajakan dan atau Penerimaan Negara Bukan Pajak
di Bidang Usaha Pertambangan Mineral (PP No 37 Tahun 2018).
Peraturan ini dibuat untuk mengatur perlakuan perpajakan dan atau
penerimaan negara di bidang usaha pertambangan mineral. Peraturan
tersebut diberlakukan bagi perusahaan pemegang izin pertambangan agar
memiliki kepastian hukum yang lebih jelas, adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :

1. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).


2. Pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) di wilayah izin
usaha pertambangan khusus.
3. Pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dalam wilayah
pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
4. Pemegang IUPK Operasi Produksi yang merupakan perubahan bentuk
Usaha Pertambangan dari Kontrak Karya yang belum berakhir
kontraknya.
5. Pemegang Kontrak Karya yang dalam kontraknya diatur ketentuan
kewajiban Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan UU PPh.
6. Pemegang Kontrak Karya yang dalam kontraknya diatur ketentuan
kewajiban PPh berdasarkan Kontrak Karya dimaksud, di bidang
Usaha Pertambangan.

Operasi Produksi yang dimaksud di atas adalah tahapan kegiatan


usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta
sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi
kelayakan. Perusahaan pemegang izin tersebut wajib melaksanakan
pemenuhan kewajiban pemotongan dan atau pemungutan PPh sesuai
dengan UU PPh.

Anda mungkin juga menyukai