Makalah Kel 13 - Systemic Desensitization
Makalah Kel 13 - Systemic Desensitization
Systematic Desensitization
Kelompok 13
Kelas : 6 Peminatan
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kepada Allah SWT yang telah memberikan
kami nikmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas
mata kuliah Modifikasi perilaku yang berjudul “Systematic Desensitization” dengan tepat
waktu. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai berbagai sumber yang terkait dengan materi, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua hal itu, kami selaku pemakalah sadar atas segala keterbatasan dan
kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini. Terutama dari segi pemahaman. Oleh
karena itu, untuk membantu kami menjadi lebih baik kedepannya, kami sangat menghargai
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Khususnya kepada dosen mata
kuliah Modifikasi perilaku kami, yaitu Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi. Akhir kata, kami
selaku pemakalah mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan atas makalah ini. Kami
harap dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Desensitisasi Sistematis 5
2.2 Contoh Kasus 6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Desensitisasi Sistematis 8
BAB III 10
PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Terapi tingkah laku atau yang disebut sebagai behavioral therapy merupakan
kumpulan berbagai ragam teknik dan metode dalam belajar yang tujuannya untuk
memodifikasi tingkah laku agar dapat menjadi adaptif terhadap suatu situasi dalam
lingkungan hidup.
Modifikasi perilaku ini sangat bermanfaat khususnya dalam lapangan pendidikan
terutama pada anak-anak yang mengalami permasalahan dalam belajar dan juga terhadap
individu yang mengalami kesulitan dalam memberi respon secara psikomotorik terhadap
situasi hidupnya. Perubahan tingkah laku yang diarahkan secara sistematis dapat
dievaluasikan secara objektif sehingga dapat dengan jelas memberi spesifikasi dan
pembaharuan prosedur"prosedur agar dapat digunakan sebagai teknik yang bekerja dengan
baik. Dalam terapi tingkah laku terdapat beberapa jenis teknik yang dapat dilaksanakan.
Desensitisasi sistematik ini dapat menjadi salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam
mengendalikan tingkah laku individu yang merugikan dirinya sendiri atau lingkungan dan
mengubahnya menjadi lebih baik lagi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi mereka tidak bisa karena ketakutan itu
secara otomatis ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Ketakutan yang intens,
irasional, dan melumpuhkan terhadap kelas stimulus disebut fobia spesifik. Fobia
spesifik diklasifikasikan sebagai jenis hewan (misalnya, takut anjing, burung, laba-
laba), jenis lingkungan alam (misalnya, takut ketinggian, badai), darah-cedera-jenis
injeksi (misalnya, takut melihat darah, menjalani operasi), jenis situasional (misalnya,
ruang tertutup, terbang), dan jenis lainnya.
6
tetap ada dan akan bisa berkembang. Contoh nyatanya selalu berusaha
untuk menghindari berinteraksi dengan kucing baik melalui bentuk
gambar kucing atau kucing secara nyata.
7
5. Bisa diterapkan secara efektif pada berbagai situasi penghasil kecemasan,
mencakup situasi interpersonal, ketakutan menghadapi ujian, ketakutan-
ketakutan yang digeneralisasi, kecemasan-kecemasan neurotik.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik
desensitisasi sistematis ini merupakan teknik spesifik dalam pendekatan behavioristik
yang dimana klien diberikan perlakuan atau pelatihan agar tetap merasa tenang
meskipun sedang berada dekat dengan objek yang membuat dirinya merasa takut
ataupun cemas. Namun, dengan menggunakan teknik ini, klien dapat merasa lebih
tenang dengan melakukan beberapa langkah yang dilakukan secara bertahap. Salah
satunya dengan klien diminta untuk membayangkan suatu hal yang membuat dirinya
takut terhadap objek tersebut namun klien diminta untuk tetap tenang atau rileks sampai
pada kondisi yang paling membuatnya merasa cemas.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Martin, G., & Pear, J. (2015). Behavior modification: What it is and how to do it (Tenth
edition). Pearson Education.
Martin, G., & Pear, J. (2015). Behavior modification: What it is and how to do it (2 edition).
New Jersey : Prentice Hall.
11