Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TAHAPAN PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Bab ini mengemukakan materi tentang tahapan yang harus dilalui seorang peneliti
dalam merencanakan, melakukan, dan melaporkan sebuah penelitian. Pada
setiap tahapan akan diberikan penjelasan dan contoh yang relevan dengan
penelitian pendidikan matematika.
2. Relevansi
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian pembelajaran
pada matakuliah Penelitian Pendidikan Matematika. Materi ini akan membantu
mahasiswa memahami tahapan penelitian secara umum dan mengaplikasikannya
dalam penelitian pendidikan matematika untuk keperluan penulisan tugas akhir.
3. Capaian Pembelajaran
Kemampuan akhir yang harus dicapai mahasiswa mempelajari bab ini adalah
mahasiswa memahami tahapan penelitian dan dapat menjelaskan tahapan
penelitian secara lisan atau tertulis serta mengaplikasikannya dalam penelitian
pendidikan matematika.

B. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang langkah-langkahnya juga harus
memenuhi kaidah ilmiah. Rangkaian langkah-langkah dilakukan secara terencana
dan sistematis yang bertujuan untuk memecahkan masalah penelitian sehingga
diperoleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pada bagian ini
langkah-langkah penelitian akan dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yaitu
kegiatan sebelum penelitian, kegiatan pada saat penelitian, dan kegiatan sesudah
penelitian. Langkah-langkah sebelum penelitian merupakan langkah-langkah yang
harus dilakukan peneliti dalam mempersiapkan penelitiannya. Kegiatan pada saat
penelitian merupakan pelaksanaan dari semua yang telah direncanakan, sedangkan
kegiatan sesudah penelitian merupakan kegiatan menyusun laporan dan
mempublikasikan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya tahapan penelitian tersebut
dapat digambarkan pada diagram berikut.

25
Gambar 1. Tahapan Penelitian

1. Langkah-langkah Sebelum Penelitian


a. Identifikasi Masalah Penelitian
Penelitian pada umumnya selalu berawal dari masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah yang baik memiliki
karakteristik: (1) peneliti memiliki keahlian dalam bidang yang dikaji; (2) tingkat
kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat kemampuan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah; (3) peneliti memiliki sumber daya yang diperlukan; dan
(4) peneliti telah mempertimbangkan kendala waktu, dana, dan lainnya dalam
pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
Masalah penelitian dapat ditemukan secara aktif dan pasif. Penemuan
masalah secara aktif merupakan upaya peneliti secara mandiri mengeksplorasi
fenomena-fenomena yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan. Misalnya
setelah mengamati proses pembelajaran matematika terlihat kreativitas belajar
siswa rendah sehingga harus dicarikan cara mengatasinya. Sedangkan penemuan
masalah penelitian secara pasif merupakan masalah yang datang berdasarkan

26
autoritas. Misalnya permintaan penelitian yang datang dari guru bidang studi
matematika atau penelitian pesanan dari pakar pendidikan matematika. Untuk hal
semacam itu masalah penelitian sudah ada dengan sendirinya, sehingga peneliti
hanya merumuskan obyeknya dan meneruskan tahap-tahap penelitian selanjutnya.
Masalah dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah dengan
cara: (1) mempelajari dokumen, jurnal, buku teks, majalah, laporan hasil penelitian
atau penemuan sebelumnya; (2) melakukan wawancara atau diskusi dengan para
ahli atau orang-orang yang ada pada lokasi penelitian; (3) pengamatan lapangan; (4)
mengikuti seminar, lokakarya, dan diskusi; dan (5) pengalaman pribadi. Semakin
banyak pengalaman peneliti maka akan semakin banyak permasalahan yang
didapatkan untuk penelitian.
Penelitian dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan terhadap fenomena
yang muncul dan perlu ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, tahap awal yang harus
dilakukan adalah identifikasi masalah. Tahap ini merupakan penentu dari seluruh
tahapan penelitian karena kesalahan dalam mengidentifikasi akan bermuara pada
kesalahan dalam melakukan penelitian secara keseluruhan. Identifikasi masalah
dilakukan dari permasalahan umum yang berhubungan dengan keahlian yang
dipunyai dan menarik untuk dipecahkan. Kemudian dari permasalahan umum yang
telah ditentukan diambil suatu permasalahan spesifik dan lebih memungkinkan untuk
diteliti. Identifikasi masalah memerlukan kreativitas, pengetahuan, pengalaman, dan
kadang-kadang juga keberuntungan. Identifikasi masalah dilakukan dimulai dengan
membaca fenomena atau fakta.
Fakta merupakan sinyal bahwa ada masalah yang perlu ditindaklanjuti.
Misalnya pada sebuah kelas siswa tidak mau bertanya ketika mereka tidak
memahami penjelasan guru, pada waktu diskusi kelompok tidak semua anggota aktif
memberikan kontribusi, dan pada pemberian tugas mengerjakan latihan siswa lebih
cenderung menunggu hasil pekerjaan temannya. Hal diatas ada fakta, sinyal bagi
guru bahwa ada masalah atau ada yang tidak berjalan normal dikelasnya. Guru
yang peduli tentunya akan mempertanyakan “ada apa, kenapa ini terjadi, apa yang
salah” atau pertanyaan lainnya. Berangkat dari fakta maka perlu ditentukan masalah
yang ada dibalik fakta dan penyebab munculnya masalah. Dari satu fakta yang
ditemukan, mungkin saja terdapat satu atau lebih dari masalah yang dihadapi.
Demikian juga hal yang menjadi penyebab permasalahan juga mungkin lebih dari

27
satu. Pada sebuah penelitian kita akan menentukan atau memilih satu penyebab
utama yang akan diteliti atau biasa dikenal dengan akar permasalahan.
Contoh:

Ketika seorang guru matematika ditanya tentang permasalahan yang


dihadapi dalam kelas matematika yang diasuhnya, jawaban guru
diantaranya hasil belajar siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), siswa pasif dalam belajar, siswa tidak mau mengerjakan tugas, dan
siswa tidak mau bertanya meskipun tidak memahami penjelasan guru. Pada
dasarnya yang dikemukan guru tersebut bukan masalah, melainkan masih
berupa fakta atau sinyal adanya masalah. Seorang peneliti perlu melihat
lebih teliti dan kritis untuk menemukan masalah yang sebenarnya.
Penemuan masalah dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
melakukan observasi proses pembelajaran atau mewawancarai siswa
maupun guru lainnya. Salah satu kemungkinan masalah yang dihadapi
adalah siswa tidak mengerti materi yang disajikan guru sehingga mereka
menjadi pasif dan tidak dapat mengerjakan soal pada ulangan. Peneliti perlu
menggali lagi apa penyebab siswa tidak memahami materi dan tidak bisa
mengerjakan soal. Peneliti bisa saja mendapatkan lebih dari satu jawaban,
misalnya bahasa guru yang tidak jelas, penyajian materi yang sulit
dimengerti siswa, bahan yang disajikan terlalu berat dan tidak sesuai dengan
tingkat pemahaman siswa, pengetahuan awal siswa tidak digali di awal
pembelajaran sehingga tidak terjadi proses asimilasi dan akomodasi dalam
proses berpikir siswa, atau model pembelajaran yang digunakan guru tidak
cocok dengan kondisi siswa. Dari beberapa penyebab masalah diatas
peneliti harus menetapkan satu dari sekian penyebab yang akan diteliti lebih
lanjut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
masalah yang diteliti seperti urgensi dari masalah tersebut, kesanggupan
peneliti untuk melakukannya baik dari sisi waktu, finansial ataupun biaya
pelaksanaan.

b. Studi Pustaka Awal


Dari masalah yang telah teridentifikasi peneliti perlu melakukan kajian
pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis yang

28
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Misalnya peneliti mempelajari buku-buku
tentang karakteristik siswa, teori belajar, desain pembelajaran, kurikulum yang
berlaku, media pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Selain itu peneliti juga
membaca dan mencermati laporan hasil penelitian terdahulu yang dituangkan pada
skripsi, tesis, disertasi , dan jurnal. Pada tahap awal ini kajian pustaka baru
dilakukan secara sederhana untuk mendapatkan data pendukung dan temuan
penelitian sebelumnya. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk
memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka
berpikir ilmiah.

c. Merumuskan Pertanyaan Penelitian


Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya sebuah masalah.
Secara umum dapat dikatakan munculnya masalah disebabkan karena adanya
kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Masalah yang telah diidentifikasi,
selanjutnya perlu dipilih satu masalah yang paling layak, penting, dan mendesak
untuk diteliti dan dirumuskan masalahnya. Rumusan masalah terkait langsung
dengan masalah yang akan diteliti dan merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Perumusan masalah ini penting
karena akan memberikan petunjuk untuk menentukan teknik pengumpulan data,
pengolahan, dan analisis data serta simpulan hasil penelitian.
Ada beberapa saran dalam merumuskan masalah penelitian, yaitu: (1)
masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya; (2) rumusan padat dan jelas; dan
(3) rumusan memberi petunjuk tentang teknik pengumpulan data. Rumusan masalah
dapat dikelompokkan menjadi tiga , yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif,
dan asosiatif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi situasi sosial secara menyeluruh, luas, dan
mendalam. Rumusan masalah terkait dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel secara mandiri pada satu variabel atau lebih. Peneliti tidak membuat
perbandingan atau hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Contoh
masalah deskriptif adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil soft skills mahasiswa program studi Pendidikan


Matematika? 29
2. Seberapa tinggi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII
SMPN 1 Pekanbaru?
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalah komparatif
adalah sebagai berikut.
Rumusan masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif/timbal
balik/resiprocal.
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama-sama. Contoh hubungan simetris adalah
sebagai berikut.

1. Adakah hubungan minat dan kraeativitas siswa dalam belajar matematika?


2. Adakah hubungan antara kemampuan awal matematis dan hasil belajar
matematika siswa?

1. Adakah perbedaan hasil belajar matematika siswa yang mendapat


pembelajaran melalui penerapan problem based learning dan discovery
learning?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran melalui problem based learning dan
project based learning?
3. Adakah kesamaan hasil belajar mata kuliah Kalkulus Diferensial mahasiswa
yang diterima melalui jalur PBUD, SNMPTN, dan SBMPTN?

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Pada


penelitian ini terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Contoh hubungan kausal adalah
sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student


Team Achievement Division) terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa Kelas X?
2. Seberapa besar pengaruh jadwal belajar matematika (pagi, siang, dan sore)
30
terhadap kemampuan pemecahan matematis siswa?
Hubungan timbal balik adalah hubungan yang saling mmempengaruhi. Dalam
hal ini tidak diketahui variabel dependen dan independen. Contohnya adalah
sebagai berikut.

1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi dan prestasi belajar matematika?


2. Adakah hubungan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan
komunikasi matematis siswa?

d. Menentukan Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan ungkapan sasaran yang akan dicapai dalam
suatu penelitian. Tujuan penelitian akan memberi arah kegiatan penelitian. Tujuan
penelitian harus dinyatakan dengan konkret, jelas, dan ringkas. Tujuan penelitian
biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Isi dan rumusan tujuan
penelitian harus mengacu pada rumusan masalah penelitian. Tujuan penelitian
dapat berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti untuk
mengetahui, menghitung, menganalisis, dan membedakan. Tujuan penelitian
berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian
pustaka. Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain: (1)
mengeksplorasi, misalnya mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar matematika; (2) mendeskripsikan, misalnya mendeskripsikan pola kreativitas
belajar siswa; (3) menguji hipotesis, misalnya: menguji hipotesis bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi dan hasil belajar matematika; (4) mengevaluasi, misalnya
mengevaluasi ketepatan pemilihan model pembelajaran dengan hasil belajar yang
diperoleh siswa. Sebaiknya tujuan penelitian dirumuskan untuk setiap pertanyaan
penelitian.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan,
misalnya rumusan masalah: “apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas X?”, maka tujuannya adalah “ingin mengetahui
apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

31
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas X dan kalau ada seberapa besar
pengaruhnya”. Memperhatikan beberapa contoh rumusan masalah penelitian yang
telah dikemukakan di atas maka pembaca dapat menentukan tujuan penelitian yang
tepat. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada
kesimpulan penelitian.

e. Menetapkan Manfaat Penelitian


Pada langkah ini harus dijelaskan manfaat, kegunaan atau kontribusi dari
hasil penelitian. Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan
penelitian. Jika tujuan penelitian dapat tercapai dan rumusan masalah terjawab
dengan akurat maka perlu dinyatakan terhadap apa dan bagi siapa hasil penelitian
tersebut bermanfaat. Manfaat yang dikemukakan sesuai dengan perkiraan
penggunaan hasil penelitian. Manfaat dapat terdiri dari manfaat buat peneliti, buat
sekolah, buat guru, siswa atau pengembangan bidang keilmuan. Manfaat ini ditulis
sesuai dengan ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan.
Setidaknya penelitian bermanfaat untuk kegunaan teoritis untuk
mengembangkan ilmu dan kegunaan praktis membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan penelitian
merupakan uraian tentang manfaat dari hasil atau temuan penelitian. Misalnya
sebuah penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa maka penelitian ini
bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti dalam rangka meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar matematika terutama dalam hal meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis siswa.

f. Studi Pustaka Lanjutan


Setelah peneliti menetapkan pertanyaan penelitian/rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian maka peneliti harus menetapkan judul penelitian.
Judul penelitian yang dipilih harus mampu menggambarkan tujuan dari penelitian,
menarik, menggambarkan isi, lokasi, atau subjek penelitian, dan periode
pengamatan. Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup: (1) sifat dan jenis

32
penelitian; (2) objek yang diteliti; (3) subjek penelitian; (4) lokasi/daerah penelitian;
dan (5) tahun/waktu terjadinya peristiwa.
Tahap selanjutnya perlu dilakukan studi pustaka lanjutan. Studi pustaka
bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang
dikerjakan. Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengkajian teori-teori, konsep-
konsep, dan hasil-hasil penelitian terdahulu (empirik) yang relevan dengan masalah
penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperluas, dan memperdalam wawasan
keilmuan bagi peneliti serta mencari informasi aspek masalah yang belum diteliti
sebelumnya. Tinjauan pustaka atau studi literatur merupakan langkah penting di
dalam penelitian. Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen
yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara
sistematis. Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku, data statistik, dan
laporan penelitian yang relevan. Melalui langkah ini penyusunan hipotesis juga lebih
baik karena pemahaman permasalahan yang diteliti akan lebih mendalam. Dengan
mengetahui berbagai penelitian yang sudah ada, peneliti akan menjadi lebih tajam
dalam melakukan interpretasi hasil penelitian.
Teori-teori dan konsep-konsep yang ditemukan dalam kajian pustaka dapat
dijadikan landasan teoretis penelitian. Bahasan pada kajian pustaka ini disesuaikan
dan harus sinkron dengan judul yang sudah ditetapkan. Teori merupakan suatu
kumpulan konstruk atau konsep, defenisi, dan preposisi yang menggambarkan
fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel dengan
tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam. Uraian teori merupakan
uraian sistematis tentang teori yang diambil berdasarkan pendapat pakar atau
penulis buku, dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel penelitian.
Langkah-langkah penyusunan uraian teori adalah sebagai berikut. (1)
menetapkan variabel: tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya;
(2) baca buku dan hasil penelitian: cari sumber-sumber bacaan yang relevan
diantaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian,
skripsi, tesis, dan disertasi; (3) deskripsi teori: cari defenisi setiap variabel pada
berbagai sumber bacaan, bandingkan antara suatu sumber dengan sumber lain,
pilih defenisi yang sesuai dengan penelitian, juga cari uraian rinci tentang ruang
lingkup setiap variabel dan kedudukan antara variabel yang satu dengan yang lain
dalam penelitian itu; (4) analisa kritis teori: lakukan analisa kritis, renungkan, dan
buat rumusan dengan bahasa sendiri; (5) analisis komparatif terhadap teori dan hasil

33
penelitian: membandingkan, memadukan, dan mereduksi antara satu teori dengan
teori lainnya; dan (6) Sintesa/kesimpulan dari teori: dari analisa kritis diperoleh
kesimpulan yang sifatnya sementara.

g. Merumuskan Hipotesis
Setelah peneliti melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai
sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah
merumuskan hipotesis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang pada
tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu yang benar dan bertitik tolak pada
pertanyaan penelitian. Untuk menjawab pertanyaan itu, disusun suatu jawaban
sementara yang kemudian dibuktikan melalui penelitian empiris. Oleh karena itu,
sebelum mencari jawaban secara faktual, terlebih dahulu pertanyaan penelitian
dijawab secara teoritis. Jawaban sementara secara teoretis inilah yang disebut
hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya
penelitian kuantitatif. Hipotesis yang dirumuskan harus bisa menjawab masalah
penelitian, sehingga antara hipotesis dan rumusan masalah terlihat keterkaitannya
secara konsisten.
Karakteristik hipotesis yang baik: konsisten dengan penelitian sebelumnya,
penjelasan masuk akal, perkiraan yang tepat dan dapat terukur, dapat diuji.
Hipotesis diklasifikasikan sebagai hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif),
sedangkan hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H 0) dan hipotesis alternatif
(Ha) serta biasanya diikuti dengan simbol-simbol statistik. H0 bersifat netral dan Ha
bersifat tidak netral. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang disusun dalam
bentuk pernyataan atau proposisi. Hipotesis ini muncul sebagai produk dari
kerangka pemikiran yang telah disusun oleh peneliti. Oleh karena itu, hipotesis
penelitian ini biasanya dimunculkan setelah peneliti menguraikan kerangka
pemikiran. Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis,
seperti misalnya penelitian deskriptif. Hipotesis penelitian disajikan setelah kajian
pustaka karena jawaban sementara ini dibuat berdasarkan hasil kajian pustaka.
Penjelasan lebih lanjut mengenai masalah hipotesis akan dibahas pada masing-
masing jenis penelitian.

34
Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau
tujuan penelitian. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu untuk menguji
teori, mendorong munculnya teori, menerangkan fenomena sosial, sebagai
pedoman untuk mengarahkan penelitian, memberikan kerangka untuk menyusun
kesimpulan yang akan dihasilkan. Agar fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif,
maka ada faktor-faktor yang harus diperhatikan pada penyusunan hipotesis, yaitu:
(1) hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif, yaitu kalimat tersebut bersifat positif
dan tidak normatif; (2) variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel
yang operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur; dan (3) hipotesis menunjukan
hubungan antara variabel-variabel.
Misalnya peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar matematika, simbol statistik yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang hendak mengkaji hubungan antarvariabel adalah rho (ρ).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa hipotesis statistik merupakan
terjemahan operasional dari hipotesis penelitian, agar hipotesis penelitian ini bisa
diuji kebenarannya.
Contoh:

Rumusan masalah : Apakah ada hubungan antara motivasi dan hasil


belajar matematika?
Hipotesis penelitian : Ada hubungan antara motivasi dan hasil belajar
matematika.
Hipotesis statistik :
H0 : ρ = 0, artinya tidak ada hubungan antara motivasi dan hasil belajar
matematika.
H0 : ρ ≠ 0, artinya ada hubungan antara motivasi dan hasil belajar matematika.

h. Menentukan Jenis Penelitian


Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan kealamiahan objek
yang diteliti. Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dikalsifikasikan menjadi penelitian
dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian
pengembangan (research and development). Sedangkan berdasarkan tingkat
kealamiahan penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, survey,
dan naturalistik. Jenis penelitian lebih rinci diuraikan pada Bab 4, sedangkan

35
penelitian pengembangan, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan kelas
akan diuraikan secara mendalam pada bab tersendiri.

i. Menetapkan Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat, fungsi, dan jenis data (tingkat hasil pengukuran). Berdasarkan sifat, variabel
dapat dikelompokkan menjadi variabel pasif dan variabel aktif. Berdasarkan fungsi,
variabel dapat dikelompokkan menjadi variabel bebas/independen/mempengaruhi,
tak bebas/dependen/terikat/tergantung/dipengaruhi, dan variabel antara. Sesuai
dengan jenis data, maka variabel dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu :
(a) variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses
penggolongan, (b) variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas
peringkat dalam atribut tertentu. Jarak antara peringkat kesatu ke peringkat
berikutnya tidak harus sama, (c) variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari
pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit)
pengukuran yang sama dan (d) variabel rasio, yaitu variabel yang dalam
kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.
Melakukan identifikasi dan menamai variabel merupakan salah satu tahapan
yang penting karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang
peneliti dapat memahami hubungan dan makna variabel-variabel yang sedang
diteliti. Memanipulasi variabel ialah memberikan suatu perlakuan pada variabel
bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya bagi variabel tergantung atau
variabel yang dipengaruhinya. Sedang yang dimaksud dengan mengontrol variabel
ialah melakukan kontrol terhadap variabel tertentu dalam penelitian agar variabel
tersebut tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung.

j. Menentukan Populasi dan Sampel

36
Populasi adalah ruang lingkup yang akan diteliti dimana temuan penelitian
akan digeneralisasi, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang secara
langsung diambil datanya mewakili populasi. Penelitian dapat menggunakan
sebagian dari populasi yang diambil secara representatif dan sesuai dengan
karakteristik populasi. Pengambilan sampel (sampling) dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu random sampling dan non-random sampling. Besarnya sampel
bergantung dari homogenitas karakteristik populasi.
Secara umum jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu studi
tergantung dari jenis studi yang dilakukan. Beberapa pedoman yang dianjurkan
adalah: 1) Untuk studi deskriptif, sampel 20 % dari populasi dianggap merupakan
jumlah yang sanagat minimal. Untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya 20 %
mungkin diperlukan . 2) Untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel
untuk menguji ada tidaknya hubungan. 3) Untuk studi kausal komparatif, minimal 30
subjek pergrup umumnya dianjurkan. 4) Untuk studi eksprimen minimal 15 subjek
pergrup umumnya dianjurkan.
Metode pengambilan sampel secara acak terstratifikasi (stratified random
sampling) adalah metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke
dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, dan kemudian
sampel diambil secara acak dari strata tersebut.

k. Merancang Teknik Pengumpulan Data


Sebelum melakukan data peneliti perlu untuk menentukan teknik
pengumpulan data yang akan digunakan sehingga proses pengumpulan data dapat
dilakukan secara efesien dan effektif. Teknik pengumpulan data akan ditentukan
oleh jenis data yang akan dikumpulkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan diantaranya observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi. Uraian lebih rinci untuk teknik pengumpulan data disajikan pada bab 7.

l. Menyusun Instrumen Pengumpul Data


Peneliti harus melakukan identifikasi instrumen yang sesuai untuk
mengumpulkan data dalam hubungannya dengan tujuan penelitian. Pada penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti menggunakan
kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis Ex Post Facto. Instrumen
adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau

37
alat pengumpul data harus sesuai dengan tujuan penelitian. Uraian lebih rinci
tentang instrumen pengumpul data disajikan pada bab 6.

m.Menentukan dan Merancang Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan. Data
dapat diolah secara deskriptif kualitatif atau secara kuantitatif menggunakan
berbagai ukuran statistik yang sesuai. Data kuantitatif dapat diolah menggnakan
statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial dapat dikelompokkan menjadi
statistik parametrik dan non parametrik.

2. Langkah-langkah pada Saat Penelitian

a. Mengurus Izin Penelitian


Izin penelitian sangat penting sebagai bukti bahwa penelitian telah dilakukan.
Pengurusan izin penelitian mengikuti prosedur yang berlaku.
b. Mengumpulkan Data
Sesuai dengan rencana yang sudah disusun maka pengumpulan data
dilakukan sesuai dengan rancangan. Pelaksanaan pengumpulan data harus
memperhatikan prinsip-prinsip objektivitas, akurasi data, waktu, etika, dan surat-
surat formal. Jika kondisi membutuhkan maka peneliti harus mengurus surat izin
penelitian dan menghubungi subjek penelitian. Instrumen pengumpulan data harus
sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan sebelumnya, baik dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung.

3. Langkah-langkah Sesudah Penelitian


Setelah data terkumpul dan dinyatakan lengkap, maka data siap untuk diolah.
Pengolahan data juga harus memperhatikan bentuk rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Pengolahan data dilakukan dalam dua tahapan seperti berikut.
a. Evaluasi dan Pensortiran Data
Tahap awal dari pengolahan data adalah pemilahan dan pensortiran data
seperti layaknya seseorang yang akan membuat makanan, bahan yang akan diolah
harus dipilih dulu untuk memastikan bahan yang dipakai hanya bahan yang bagus
saja. Data diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Dalam proses
pensortiran data ini mungkin saja ada data yang tidak dapat dipakai, misalnya ketika

38
ada pilihan jawaban a,b,c dan d pada kuesioner dan responden melingkari semua
pilihan tersebut.
b. Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian maka dilakukan pengolahan dan
interpretasi hasil olahan data. Secara umum data dapat diolah secara deskriptif
kualitatif atau secara kuantitatif. Pemilihan cara pengolahan data disesuaikan
dengan jenis data yang dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian. Dalam
penelitian yang menggunanakan pendekatan kuantitatif dilakukan analisa statistik.
Analisis statistik digunakan untuk membantu peneliti mengetahui makna hubungan
antar variabel. Analisis statistik merupakan alat yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menghitung besarnya hubungan antar
variabel, untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung,
untuk melihat besarnya pesentase atau rata-rata besarnya pengaruh suatu variabel
yang diukur.
Analisis statistik terdiri dari analisa statistik deskriptif dan inferensial. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Statistik inferensial (statistik induktif atau statistik probabilitas) adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Teknik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil
dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan
secara random.
Statistik inferensial terdiri dua yaitu statistik parametrik dan non parametrik.
Statistik parametrik digunakan untuk menguji populasi melalui statistik atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel. Pada statistik parametrik, data harus
berdistribusi normal, dan homogen serta digunakan untuk menganalisis data interval
dan rasio. Pada statistik nonparametrik, data tidak harus berdistribusi normal dan
digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal.

c. Interpretasi Olahan Data untuk Menjawab Pertanyaan Penelitian


Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan
atau dibahas dan kemudian ditarik simpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang
peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti benar. Dalam

39
pembahasan hasil penelitian biasanya peneliti akan memberikan komparasi hasil
temuannya dengan teori atau temuan peneliti sebelumnya untuk bidang yang sama.
Pada akhir sebuah laporan penelitian peneliti menyajikan simpulan yang
mencerminkan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Peneliti harus
memperlihatkan benang merah antara rumusan masalah, tujuan penelitian,
landasan teori, hipotesis (jika ada), data, analisis data, dan simpulan. Hal ini juga
akan membantu pembaca laporan untuk memahami hasil penelitian dengan mudah
dan terstruktur. Setelah penarikan simpulan, kemudian dirumuskan implikasi dari
temuan penelitian dan saran untuk berbagai pihak yang terkait dengan hasil
penelitian.

d. Menulis Laporan sesuai Panduan Penulisan


Tahap akhir sebuah penelitian adalah publikasi. Publikasi diperlukan untuk
menyebarluaskan hasil temuan penelitian. Laporan dari sebuah penelitian dapat
berupa skripsi, tesis, disertasi, ataupun artikel ilmiah. Penyusunan laporan harus
disesuaikan dengan sistematika yang ditentukan. Untuk kebutuhan akademik
seperti skripsi, tesis maupun disertasi laporan disesuaikan dengan panduan
penulisan yang dikeluarkan oleh institusi tempat mengikuti pendidikan.
Penyusunan laporan penelitian perlu memperhatikan berbagai faktor, antara
lain: format dan sistematika laporan, bahasa, teknik pengutipan, dan tata cara
pengetikan. Selain itu agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan dan
penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa hal
yang berkaitan dengan penelitian, seperti instrumen (pedoman wawancara,
pedoman observasi, angket, tes hasil belajar, dan lain-lain.), hasil kerja peserta
didik, data hasil penelitian, print-out hasil analisis data, daftar hadir, izin penelitian,
serta bukti lain yang dipandang perlu. Hasil penelitian harus mempunyai nilai
kemanfaatan baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi orang lain dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.

e. Menyampaikan Hasil melalui Laporan, Seminar, dan Jurnal


Tahap akhir dari sebuah penelitian adalah menyampaikan hasil atau temuan
dari penelitian kepada berbagai pihak yang terkait. Penyampaian hasil penelitian
akan memperluas manfaat dari temuan penelitian untuk publik. Publikasi hasil
penelitian dapat dilakukan melalui penyampaian artikel pada seminar, konferensi

40
nasional ataupun nasional, pada jurnal baik cetak maupun elektronik. Penyampaian
hasil penelitian melalui berbagai publikasi ini tidak hanyak memperluas hasil
penelitian tetapi juga meningkatkan keprofesiaonalan penelitinya.
Sebuah laporan penelitian secara umum biasanya memuat:

Latar belakang sebagai dasar untuk melakukan penelitian


Masalah dan tujuan penelitian
Manfaaat atau kontribusi penelitian terhadap berbagai pihak.
Kajian teoretis yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian
Kerangka pikir dalam melakukan riset
Asumsi atau hipotesis yang akan diuji melalui penelitian
Metode penelitian menyangkut sumber dan pengolahan data
Analisis Data dan temuan penelitian
Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
Lampiran

Artikel Ilmiah yang disampaikan pada seminar ataupun jurnal, penulisannya


biasanya tidak selengkap dan detail seperti pada laporan penelitian untuk keperluan
pendidikan yang sudah dibicarakan sebelumnya. Pada sebuah artikel ilmiah secara
umum biasanya hanya disajikan sebanyak 8-20 halaman sesuai dengan permintaan
penerbitnya dengan memuat:

Abstrak
Pendahuluan
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Implikasi
Daftar Pustaka

4. Rangkuman
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai sebuah kegiatan ilmiah,
penelitian perlu dilakukan sesuai dengan kaidah ilmiah dengan tahapan yang jelas
dan terstruktur. Secara garis besar tahapan penelitian dibagi atas tiga bagian utama

41
yaitu sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan sesudah penelitian. Sebelum
penelitian ada dua tahapan yaitu merumuskan ide penelitian dan merancang metode
penelitian. Pada saat penelitian dilakukan pengumpulan data, sedangkan pada
tahap setelah penelitian kegiatannya adalah menulis laporan dan melakukan
publikasi.

5. Latihan/Tugas/Lembar Kerja
Tugas Kelompok
Diskusikanlah tahapan penelitian yang sudah Saudara pahami dan jawablah
pertanyaan berikut.
a. Nyatakanlah tiga tahapan utama dalam melakukan penelitian.
b. Jelaskanlah urgensi tahapan identifikasi masalah pada sebuah penelitian.
c. Jelaskan tahapan penelitian dimana peneliti membuat pernyataan tentang
prediksi terhadap hasil penelitiannya.
Tugas individu
a. Berdasarkan tahapan penelitian yang sudah dipaparkan diatas, silakan
Saudara sebagai calon peneliti mencoba mengidentifikasi masalah penelitian
berdasarkan fenomena yang Saudara amati. Selanjutnya tuliskan rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
b. Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan pada tahapan merumuskan hipotesis
dan penulisan laporan penelitian.
c. Jelaskan fungsi dari publikasi hasil penelitian.

Pustaka
Asrori., M dan Ali., M. 2014. Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta. Bumi
Aksara
Borg.,W.R and Gall.,M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York:
Longman Inc.
Bungin.,M. B. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, EKonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Prenada Media
Group.
Creswell., J.W. 2010. Research Design: Quaitative, Quantitative and Mixed Method
Approaches. California. Sage Publication
Emzir. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif &Kualitatif. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Lestari., K.E. dan Yudhanegara. M.R. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung. Refika Aditama.

42
Setyosari., P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukardi.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya.Yogyakarta: Bumi Aksara.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

C. PENUTUP
1. Tes Formatif
Soal 1:
Langkah-langkah penelitian berikut termasuk langkah yang dilakukan peneliti
sebelum penelitian, kecuali....
A. Merumuskan hipotesis
B. Evaluasi dan pensortiran data
C. Menetapkan variabel penelitian
D. Menentukan populasi dan sampel
E. Menyusun instrumen pengumpul data

Soal 2:
Seorang mahasiswa menemukan masalah ketika mengamati proses pembelajaran
matematika. Penemuan masalah seperti ini termasuk penemuan secara....
A. Intuitif
B. Inisiatif
C. Mandiri
D. Aktif
E. Pasif

Soal 3:
Sebuah rumusan masalah: ”Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran berdasarkan masalah
dan discovery learning?”. Rumusan masalah tersebut termasuk rumusan masalah....
A. Komparatif
B. Assosiatif
C. Kausal

43
D. Interaktif
E. Deskriptif

Soal 4:
Jika tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui
penerapan discovery learning, maka rumusan masalah yang tepat adalah....
A. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar matematika siswa
melalui penerapan discovery learning?
B. Apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui
penerapan discovery learning?
C. Apakah penerapan discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
D. Apakah ada kesamaan peningkatan hasil belajar matematika siswa
melalui penerapan discovery learning?
E. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui
penerapan discovery learning?

Soal 5:
Jawaban sementara dari rumusan masalah yang perlu diuji kebenarannya melalui
sebuah penelitian, disebut....
A. Fenomena
B. Teori
C. Fakta
D. Hipotesis
E. Sinyal

Soal 6:
Hipotesis yang dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif adalah....
A. Hipotesis nol
B. Hipotesis assosiatif
C. Hipotesis statistik
D. Hipotesis alternatif
E. Hipotesis penelitian

44
Soal 7:
Penelitian pengembangan termasuk jenis penelitian yang diklasifikasikan
berdasarkan....
A. Tingkat kealamiahan
B. Tujuan
C. Fungsi
D. Manfaat
E. Produk

Soal 8:
Variabel hasil belajar bila ditinjau dari jenis data, termasuk variabel....
A. Ratio
B. Ordinal
C. Nominal
D. Dependen
E. Interval

Soal 9:
Bagian dari ruang lingkup yang akan diteliti disebut....
A. Populasi
B. Variabel
C. Sampel
D. Responden
E. Personil

Soal 10:
Data penelitian dapat dikumpulkan melalui teknik berikut, kecuali....
A. Observasi
B. Wawancara
C. Kuesioner
D. Dokumentasi

45
E. Monitoring

2. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci jawaban Tes Formatif yang
terdapat di bagian akhir buku ajar ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
saudara dalam materi Bab III ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Saudara yang benar
Tingkat Penguasaan (TP)= ×100 %
10

Arti tingkat penguasaan yang Saudara capai:

90% ≤ TP≤ 100% : baik sekali


80% ≤ TP < 90% : Baik
70% ≤ TP < 80% : Sedang
< 70% : Kurang

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan lebih dari 80%, berarti
Saudara sudah dapat melanjutkan mempelajari Bab IV, jika belum maka Saudara
harus mempelajari kembali materi yang belum Saudara kuasai.

46

Anda mungkin juga menyukai