Anda di halaman 1dari 9

Apa yang dimaksud dengan ERP (Enterprise Resource Planning) dan berikan contoh pada

perusahaan yang rekan-rekan ketahui. Selanjutnya, jelaskan tahapan-tahapan dalam metode


SDLC.
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
Enterprise resource planning (ERP) adalah suatu perangkat lunak paket dengan aplikasi
yang terintegrasi untuk digunakan secara luas di organisasi. ERP, termasuk transaction
processing system (TPS), ditambah dengan sistem-sistem informasi fungsional yang terintegrasi.
Aplikasi ERP meliputi fungsi-fungsi akuntansi, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan
logistik.
Aplikasi ERP di fungsi akuntansi meliputi modul-modul, seperti buku besar, piutang dagang,
utang dagang, aktiva tetap, manajemen kas, dan akuntansi biaya. Aplikasi ERP di keuangan
diantaranya meliputi modul-modul analisis portofolio, analisis risiko, analisis kredit, manajemen
aktiva, sewa guna dan manajemen real estate. Aplikasi ERP di sumber daya manusia termasuk
modul-modul rekrutmen, penggajian, manajemen personel, pengembangan karyawan dan
manajemen kompensasi. Aplikasi ERP di pemasaran adalah manajemen relasi pelanggan,
pemasukan order dan pemrosesan order. Aplikasi ERP di logistik adalah perencanaan produksi,
manajemen material dan manajemen pabrik.
Paket ERP berbeda dengan paket-paket komersial yang lainnya. Perbedaannya sebagai berikut.
1. Modul-modul ERP terintegrasi lewat basis data yang umum. Misalnya, apabila terjadi
transaksi order penjualan di suatu tempat,hasil dari transaksi ini akan langsung berakibat
di basis data untuk modul yang lainnya, misalnya modul akuntansi, logistik atau
pengiriman.
2. Modul-modul ERP dirancang sesuai dengan proses bisnis yang mengikuti proses rantai
nilai (value chain) atau rantai penyediaan (supply chain).
Martin dkk (2002) membagi dua tujuan organisasi membeli paket ERP sebagai berikut.
1. Untuk menerapkan aktivitas-aktivitas mata rantai (value chain), yaitu aktivitas mulai dari
logistik bahan mentah, produksi, logistik bahan jadi, penjualan dan pemasaran, serta jasa
purnajual.
2. Untuk mendukung aktivitas bisnis fungsional, terdapat proses-proses akuntansi,
keuangan, sumber daya manusia dan fungsi-fungsi lainnya.
Cara Kerja Enterprise Resource Planning
Prinsip kerja perencanaan sumber daya perusahaan adalah menyederhanakan alur kerja
dan mengotomatiskan proses melalui database terpusat. ERP menggunakan dashboard yang
memudahkan pengguna melihat data real-time yang dihimpun dari proses bisnis di seluruh
departemen. Sebagai contoh, ketika ERP menerima pesanan pelanggan, maka secara
otomatis akan mengirimkan informasi ke pusat distribusi yang paling efisien memenuhi
pesanan tepat waktu. ERP dapat melihat tingkat inventaris, waktu pengiriman, dan faktor lain
untuk memutuskan pusat distribusi mana yang paling produktif dan hemat biaya dalam
menyelesaikan pesanan tersebut.
Cara kerja Enterprise Resource Planning memungkinkan data dari berbagai departemen
dibagikan dan diakses oleh semua orang di organisasi. Jadi, ERP menyatukan semua orang di
satu sumber. Ini tak hanya menyederhanakan proses dan mengurangi waktu kerja, tetapi juga
membuat bisnis memiliki keunggulan kompetitif. Beberapa ERP cloud dapat disesuaikan
dengan kebutuhan spesifik industri tertentu dengan menambahkan fitur-fitur khusus,
tergantung pada penyedia perangkat lunak. Atau perusahaan bisa menggunakan sistem
modular, yang memungkinkan mereka untuk memilih fitur yang digunakan dan menghapus
yang tidak perlu.
Manfaat ERP (Enterprise Resource Planning)
1. Sistem ERP ini akan mempermudah proses pengendalian serta pemantauan proses bisnis.
Selain dari itu, ERP ini akan memberikan wawasan yang luas bagi pembuat keputusan serta
membantunya di dalam melakukan prediksi serta mengambil keputusan yang lebih baik.
2. Fungsi otomatisasi yang dipunyai oleh ERP akan menjamin aliran informasi itu dapat
tersalurkan dengan baik.
3. Dengan begitu, maka proses bisnis tersebut dapat berjalan lebih sederhana serta responsif.
4. Sistem ERP ini dapat mempersatukan banyak unit di dalam ekosistem perusahaan. Dengan
begitu, maka ekosistem perusahaan ini dapat terintegrasi dengan baik.
5. Dengan adanya sistem ERP, maka perusahaan yang sedang berkembang itu dapat beradaptasi
serta lebih fleksibel dengan seluruh kebutuhan di masa mendatang.
Karakteristik ERP (Enterprise Resource Planning)
1. Sistem ERP merupakan suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan
pelanggan pengguna serve client-server berbasis desktop/web.
2. Sistem ERP bertugas mengintegrasikan sebagian besar dari proses bisnis yang ada.
3. Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan .
4. Sistem ERP menggunakan database skala enterprise yang secara tipikal menyimpan setiap
data sekali saja.
5. Sistem ERP mengizinkan pengguna untuk mengakses informasi secara real-time.
6. Dalam beberapa hal, sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan
perencanaan.
7. Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan multi bahasa, yang sangat diperlukan oleh
perusahaan internasional.
8. Sistem ERP memerlukan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan
pemrograman kembali
.

Contoh ERP
ERP tersedia dalam perangkat lunak gratis maupun berbayar. Beberapa pengembang yang
membuat ERP adalah SAP, Oracle, dan Microsoft. 

SAP ERP. Perusahaan ini punya pengalaman lebih dari 40 tahun dan hampir 50.000 pelanggan
perangkat lunak ERP. Software SAP ERP menyediakan solusi pengadaan, manufaktur, layanan,
penjualan, keuangan, dan SDM, untuk 25 jenis industri berbeda.

Oracle E-Business. Ini merupakan aplikasi terintegrasi dan lengkap untuk


mendukung organisasi membuat keputusan yang lebih baik, mengurangi biaya, dan
meningkatkan kinerja. Oracle membantu perencanaan sumber daya lintas industri untuk berbagai
kebutuhan, dari CRM hingga rantai pasok.

Microsoft Dynamics NAV. Perangkat lunak manajemen bisnis ini memiliki fungsi
komprehensif, dari keuangan, rantai pasok, hingga manufaktur. Microsoft Dynamics
memberikan visibilitas lebih baik dan kontrol atas semua aktivitas bisnis. 

Sage 100. ERP ini membantu perusahaan kecil atau menengah yang sedang berkembang untuk
mengelola seluruh bisnis dengan harga terjangkau. Sage 100 menghubungkan perusahaan ke
cloud serta memberikan akses ke web dan seluler untuk menjalankan bisnis lebih fleksibel.

Odoo. Ini merupakan perangkat lunak opensource yang terintegrasi penuh, dapat disesuaikan,


dan dikemas dengan ratusan aplikasi bisnis. Odoo mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan
bisnis, seperti CRM, penjualan, proyek, manufaktur, inventaris, dan akuntansi.

WorkWise. Aplikasi ini menggabungkan 8 unsur manajemen pelanggan dan 45 aplikasi kontrol
manufaktur, seperti konfigurasi produk, metrik seluler, dan Shop Floor Control (SFC).
WorkWise mudah digunakan dan dapat dioperasikan melalui smartphone.

Netsuit ERP. Ini merupakan aplikasi cloud yang lengkap dan scalable untuk bisnis menengah
dan besar. Netsuit membantu mengotomatiskan manajemen keuangan, pendapatan, aset tetap,
pesanan, penagihan, dan inventaris.

Sebagai contoh

Microsoft Dynamics NAV Menjadi ERP Terbaik untuk Usaha Kecil dan Menengah Merupakan
solusi perusahaan global yang membantu usaha kecil mendapatkan kontrol yang lebih baik atas
keuangannya. Ini membantu menyederhanakan struktur operasional perusahaan dan menawarkan
fitur yang cukup untuk mendukung ambisi pertumbuhan bisnis.
Microsoft Dynamics NAV menyatukan data, perangkat, dokumen dan aplikasi bisnis untuk
memberikan pengalaman lengkap, apa yang justru diharapkan dari ERP baik untuk Usaha Kecil.
Baik itu di server atau di atas awan, di ponsel atau pada desktop, itu otomatis bisnis selain
membantu melakukan lebih baik dalam penjualan, meningkatkan kolaborasi dan melakukan
yang terbaik dengan pelanggan dalam hal memberikan pelayanan yang baik.
Ada berbagai alasan mengapa Microsoft Dynamics NAV sering disebut Terbaik ERP untuk
pemilik Usaha Kecil. usahawan, pembisnis, meskipun berfungsi pada skala kecil, mendapatkan
akses ke kemampuan seperti manajemen keuangan, akuntansi, rantai pasokan, manufaktur,
operasi, pemasaran, penjualan, pelayanan, manajemen proyek, intelijen bisnis dan pelaporan
yang mumpuni. Menu multi-mata uang dan kemampuan multi-bahasa juga.
Semua ini membantu mengatasi berbagai kompleksitas fungsional yang berhubungan dengan
kas dan manajemen aset; perbankan; pelacakan dan mengelola produksi, persediaan, order dan
vendor; mengelola iklan, peluang penjualan, kontak dan kontrak layanan servis, menciptakan
perkiraan dan analisa, pelacakan proyek dan mengelola kapasitas; visibilitas real-time dan
analisis untuk bertindak dengan wawasan dan menyimpan ambisi untuk bersaing secara global.
Setiap usaha kecil bermimpi besar akan mendapatkan keuntungan terbaik dengan NAV. Pada
tahap tertentu, kebutuhan untuk memiliki ERP akan timbul dan merupakan tahap
ketika NAV dapat membantu membuat yang terbaik dari kesempatan yang tersedia selain
membantu mengidentifikasi perspektif udaha yang lebih baru.

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

Metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle (SDLC)
mempunyai beberapa tahapan. Sesuai dengan namanya, SDLC dimulai dari suatu tahapan
sampai tahapan terakhir dan kembali lagi ke tahapan awal untuk membentuk suatu siklus atau
daur hidup. Tahapan-tahapan dalam metode SDLC sebagai berikut.

1. Analisis Sistem Tahap awal dari SDLC adalah analisis sistem (system analysis). Tahap ini
dilakukan oleh analis sistem (system analyst). Analis sistem (system analyst) adalah orang yang
dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional. Penggunaan analis sistem di
metode SDLC beralasan bahwa metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi
informasi yang kompleks. STI yang kompleks perlu dianalisis oleh orang yang ahli di bidangnya
sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasi
dengan benar.n Tahap di analisis sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan berikut.

a. Studi pendahuluan

Kegiatan awal dari analisis sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan tentang jenis,
ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek pengembangan STI ini. Dari studi pendahuluan
ini, dapat diperoleh hasil pemahaman sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan
waktu yang diperlukan untuk pengembangan STI ini.

b. Studi kelayakan S
etelah studi pendahuluan dilakukan, langkah berikutnya yang diperlukan oleh analisis
sistem adalah melakukan studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan (feasibility study)
terdiri atas lima macam kelayakan yang disebut dengan TELOS, yaitu studi kelayakan teknologi,
studi kelayakan ekonomis, studi kelayakan legal, studi kelayakan operasi dan studi kelayakan
sosial. Studi kelayakan ini dimaksudkan bahwa secara teknologi, ekonomi, legal, operasi dan
sosial, pengembangan STI dapat dilakukan dan layak. Pengembangan STI layak secara teknologi
jika teknologi yang dibutuhkan dapat tersedia dan diperoleh. Pengembangan STI dikatakan layak
secara ekonomis jika manfaat yang diperolehnya lebih besar dari biaya yang dikeluarkannya dan
dana yang digunakan untuk membangunnya tersedia. Pengembangan STI dikatakan layak secara
legal jika tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Pengembangan STI dikatakan
layak secara operasi jika STI yang dihasilkan dapat dioperasikan dan dijalankan. Pengembangan
STI dikatakan layak secara sosial jika hasil dari STI tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap
lingkungan sosialnya.

c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai

Langkah selanjutnya jika STI layak dikembangkan mengidentifikasi masalah di sistem


lama supaya dapat diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan
mengidentifikasi penyebab masalahnya. Penyebab masalah merupakan sumber dari
permasalahan yang harus diperbaiki.

Setelah diketahui sumber dan tempat permasalahannya, langkah selanjutnya adalah


memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis permasalahannya.
Memahami sistem yang ada dapat dilakukan dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan
data tentang sistem yang adalah ada.

d. Menganalisis hasil penelitian

Setelah penelitian dilakukan dan hasil penelitian dikumpulkan, langkah selanjutnya


adalah menganalisis hasil penelitian ini. Menganalisis hasil penelitian terdiri atas menganalisis
kelemahan sistem yang lama dan menganalisis kebutuhan informasi pemakai.

Menganalisis kelemahan sistem yang lama dimaksudkan untuk menemukan penyebab


sebenarnya permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga sistem yang lama tidak berfungsi.
Sistem yang lama akan diganti dengan sistem yang baru. Permasalahan-permasalahan di sistem
yang lama perlu ditemukan dan diperbaiki dengan sistem yang baru. Jika sistem yang baru
merupakan sistem teknologi informasi, perbaikan dari sistem yang lama berupa perbaikan-
perbaikan dalam bentuk informasi yang disediakan oleh sistem yang baru. Supaya sistem yang
baru berhasil, informasi-informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Menganalisis kebutuhan informasi pemakai perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi yang
relevan.

2. Perancangan Sistem

Tahap berikutnya dari SDLC setelah tahap analisis sistem adalah tahap perancangan
sistem (system design). Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama sebagai berikut.
a. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai sistem
secara logika.

b. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya.

Tujuan perancangan sistem yang pertama lebih dikenal dengan istilah perancangan sistem
secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara umum (general system
design). Tujuan perancangan sistem yang kedua lebih dikenal dengan istilah perancangan sistem
secara teperinci (detail system design).

a. perancangan sistem secara umum

Tujuan dari perancangan sistem secara umum (general system design) atau perancangan
sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara konsep (conceptual
system design) adalah memberikan gambaran secara umum kepada pemakai sistem tentang
sistem teknologi informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan
dari perancangan sistem secara teperinci. Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan
pemakai sistem tidak menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang
lama untuk memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari
pemakai sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara
umum lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju terhadap
perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan dilakukan.

b. Perancangan sistem teperinci

Jika perancangan sistem secara umum untuk menjawab pertanyaan apa yang dibutuhkan
dari komponen-komponen sistem teknologi informasi, perancangan sistem secara teperinci
menjawab pertanyaan bagaimana dan seperti apa bentuk dari komponen-komponennya.
Perancangan sistem secara teperinci (detailed system design) atau perancangan sistem fisik
(physical system design) dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari
komponen-komponen STI yang akan dibangun oleh pemrogram dan ahli teknik lainnya.

3. Implementasi Sistem

Tahap berikutnya setelah sistem selesai dirancang dan dibangun adalah tahap
implementasi sistem. Implementasi sistem (system implementation) adalah tahap meletakkan
sistem supaya siap dioperasikan.

Tahap implementasi sistem terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Mempersiapkan rencana implementasi.

b. Melakukan kegiatan implementasi:


1) memilih dan melatih personel;

2) memilih dan mempersiapkan tempat dan lokasi sistem;

3) mengetes sistem;

4) melakukan konversi sistem.

c. Menindaklanjuti implementasi.

Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan sistem yang
lama dengan sistem yang baru. Untuk mengganti sistem yang lama dengan sistem yang baru,
diperlukan suatu pendekatan atau strategi supaya berhasil. Pendekatan atau strategi konversi
yang ada sebagai berikut.

a. Konversi paralel

Pendekatan atau strategi konversi paralel (parallel conversion) dilakukan dengan


mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem yang lama selama satu periode
waktu tertentu. Kedua sistem ini dioperasikan bersama-sama untuk meyakinkan bahwa sistem
yang baru telah benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem yang lama dihentikan.
Kebaikan sistem ini adalah risiko penerapan yang rendah, yaitu jika sistem yang baru gagal,
sistem yang lama masih tetap beroperasi. Kelemahan dari pendekatan ini adalah biaya yang
harus dikeluarkan. Oleh karena dua sistem berjalan bersama-sama, biaya operasi sistem-
sistemnya menjadi mahal. Pendekatan ini banyak digunakan untuk sistem yang kompleks dan
besar.

b. Konversi pilot

Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan konversi lokasi
(location conversion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi sebagai suatu percontohan dan jika
berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya. Pendekatan ini biasanya dilakukan apabila suatu
sistem yang sejenis akan diterapkan di banyak bagian atau lokasi atau departemen. Kebaikan dari
pendekatan ini adalah risiko kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu kegagalan sistem
mungkin terjadi hanya terletak pada lokasi konversi yang awal karena kesalahan pada lokasi
sebelumnya dapat dibetulkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi kesalahan pada lokasi
berikutnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi dapat menjadi lama karena
dilakukan tidak langsung untuk seluruh lokasi, tetapi bertahap untuk masing-masing lokasi.

c. Konversi bertahap

Pendekatan atau strategi konversi bertahap (phasing conversion, stepped conversion,


staged conversion, phase-inconversion atau phased cut-over conversion) dilakukan dengan
menerapkan masing-masing modul dari sistem secara bertahap dan urut. Pendekatan ini
dilakukan dengan menerapkan sebuah modul terlebih dahulu. Jika sukses,disusul oleh modul
lainnya sampại semua modul selesai diterapkan. Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko.
kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak pada
modul konversi yang awal karena kesalahan pada modul sebelumnya dapat dibetulkan terlebih
dahulu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi dapat menjadi lama karena
dilakukan tidak langsung untuk seluruh modul, tetapi bertahap untuk masing-masing modul.

d. Konversi langsung

Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion, direct cutover, cold turkey
conversion, atau abrupt cutover) dilakukan dengan mengganti sistem yang lama langsung dengan
sistem yang baru. Kebaikan dari pendekatan ini terletak pada biaya konversinya yang tidak
terlalu besar. Kelemahan dari pendekatan ini adalah risiko yang harus ditanggung besar karena
kegagalan sistem yang baru dapat berakibat fatal berhentinya kegiatan dari sistem karena sistem
yang lama juga sudah dihentikan.

4. Operasi dan Perawatan Sistem

Setelah sistem diimplementasikan dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan dirawat.
Tahap ini disebut dengan operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance).
Sistem perlu dirawat karena beberapa hal berikut.

a. Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi sehingga kesalahan-kesalahan


sistem perlu diperbaiki.

b. Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.

c. Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.

d. Sistem perlu ditingkatkan.


Sumber
Buku Materi Pokok sistem informasi manajemen jogiyanto Modul 4 Kegiatan belajar 1 Aplikasi
Sistem Informasi Di fungsi – fungsi Organisasi Hal 4.10 - 4.11
Buku Materi Pokok sistem informasi manajemen jogiyanto Modul 5 Kegiatan belajar 1 Siklus
hidup Pengembangan Sistem Hal. 5.3 -5. 10
https://sarjanaekonomi.co.id/erp/
https://employers.glints.id/resources/cara-kerja-dan-contoh-enterprise-resource-planning-erp/
https://www.hestanto.web.id/mengapa-microsoft-dynamics-nav-menjadi-erp-terbaik-untuk-
usaha-kecil-dan-menengah/

Anda mungkin juga menyukai