Contoh ERP
ERP tersedia dalam perangkat lunak gratis maupun berbayar. Beberapa pengembang yang
membuat ERP adalah SAP, Oracle, dan Microsoft.
SAP ERP. Perusahaan ini punya pengalaman lebih dari 40 tahun dan hampir 50.000 pelanggan
perangkat lunak ERP. Software SAP ERP menyediakan solusi pengadaan, manufaktur, layanan,
penjualan, keuangan, dan SDM, untuk 25 jenis industri berbeda.
Microsoft Dynamics NAV. Perangkat lunak manajemen bisnis ini memiliki fungsi
komprehensif, dari keuangan, rantai pasok, hingga manufaktur. Microsoft Dynamics
memberikan visibilitas lebih baik dan kontrol atas semua aktivitas bisnis.
Sage 100. ERP ini membantu perusahaan kecil atau menengah yang sedang berkembang untuk
mengelola seluruh bisnis dengan harga terjangkau. Sage 100 menghubungkan perusahaan ke
cloud serta memberikan akses ke web dan seluler untuk menjalankan bisnis lebih fleksibel.
WorkWise. Aplikasi ini menggabungkan 8 unsur manajemen pelanggan dan 45 aplikasi kontrol
manufaktur, seperti konfigurasi produk, metrik seluler, dan Shop Floor Control (SFC).
WorkWise mudah digunakan dan dapat dioperasikan melalui smartphone.
Netsuit ERP. Ini merupakan aplikasi cloud yang lengkap dan scalable untuk bisnis menengah
dan besar. Netsuit membantu mengotomatiskan manajemen keuangan, pendapatan, aset tetap,
pesanan, penagihan, dan inventaris.
Sebagai contoh
Microsoft Dynamics NAV Menjadi ERP Terbaik untuk Usaha Kecil dan Menengah Merupakan
solusi perusahaan global yang membantu usaha kecil mendapatkan kontrol yang lebih baik atas
keuangannya. Ini membantu menyederhanakan struktur operasional perusahaan dan menawarkan
fitur yang cukup untuk mendukung ambisi pertumbuhan bisnis.
Microsoft Dynamics NAV menyatukan data, perangkat, dokumen dan aplikasi bisnis untuk
memberikan pengalaman lengkap, apa yang justru diharapkan dari ERP baik untuk Usaha Kecil.
Baik itu di server atau di atas awan, di ponsel atau pada desktop, itu otomatis bisnis selain
membantu melakukan lebih baik dalam penjualan, meningkatkan kolaborasi dan melakukan
yang terbaik dengan pelanggan dalam hal memberikan pelayanan yang baik.
Ada berbagai alasan mengapa Microsoft Dynamics NAV sering disebut Terbaik ERP untuk
pemilik Usaha Kecil. usahawan, pembisnis, meskipun berfungsi pada skala kecil, mendapatkan
akses ke kemampuan seperti manajemen keuangan, akuntansi, rantai pasokan, manufaktur,
operasi, pemasaran, penjualan, pelayanan, manajemen proyek, intelijen bisnis dan pelaporan
yang mumpuni. Menu multi-mata uang dan kemampuan multi-bahasa juga.
Semua ini membantu mengatasi berbagai kompleksitas fungsional yang berhubungan dengan
kas dan manajemen aset; perbankan; pelacakan dan mengelola produksi, persediaan, order dan
vendor; mengelola iklan, peluang penjualan, kontak dan kontrak layanan servis, menciptakan
perkiraan dan analisa, pelacakan proyek dan mengelola kapasitas; visibilitas real-time dan
analisis untuk bertindak dengan wawasan dan menyimpan ambisi untuk bersaing secara global.
Setiap usaha kecil bermimpi besar akan mendapatkan keuntungan terbaik dengan NAV. Pada
tahap tertentu, kebutuhan untuk memiliki ERP akan timbul dan merupakan tahap
ketika NAV dapat membantu membuat yang terbaik dari kesempatan yang tersedia selain
membantu mengidentifikasi perspektif udaha yang lebih baru.
Metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle (SDLC)
mempunyai beberapa tahapan. Sesuai dengan namanya, SDLC dimulai dari suatu tahapan
sampai tahapan terakhir dan kembali lagi ke tahapan awal untuk membentuk suatu siklus atau
daur hidup. Tahapan-tahapan dalam metode SDLC sebagai berikut.
1. Analisis Sistem Tahap awal dari SDLC adalah analisis sistem (system analysis). Tahap ini
dilakukan oleh analis sistem (system analyst). Analis sistem (system analyst) adalah orang yang
dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional. Penggunaan analis sistem di
metode SDLC beralasan bahwa metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi
informasi yang kompleks. STI yang kompleks perlu dianalisis oleh orang yang ahli di bidangnya
sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasi
dengan benar.n Tahap di analisis sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan berikut.
a. Studi pendahuluan
Kegiatan awal dari analisis sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan tentang jenis,
ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek pengembangan STI ini. Dari studi pendahuluan
ini, dapat diperoleh hasil pemahaman sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan
waktu yang diperlukan untuk pengembangan STI ini.
b. Studi kelayakan S
etelah studi pendahuluan dilakukan, langkah berikutnya yang diperlukan oleh analisis
sistem adalah melakukan studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan (feasibility study)
terdiri atas lima macam kelayakan yang disebut dengan TELOS, yaitu studi kelayakan teknologi,
studi kelayakan ekonomis, studi kelayakan legal, studi kelayakan operasi dan studi kelayakan
sosial. Studi kelayakan ini dimaksudkan bahwa secara teknologi, ekonomi, legal, operasi dan
sosial, pengembangan STI dapat dilakukan dan layak. Pengembangan STI layak secara teknologi
jika teknologi yang dibutuhkan dapat tersedia dan diperoleh. Pengembangan STI dikatakan layak
secara ekonomis jika manfaat yang diperolehnya lebih besar dari biaya yang dikeluarkannya dan
dana yang digunakan untuk membangunnya tersedia. Pengembangan STI dikatakan layak secara
legal jika tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Pengembangan STI dikatakan
layak secara operasi jika STI yang dihasilkan dapat dioperasikan dan dijalankan. Pengembangan
STI dikatakan layak secara sosial jika hasil dari STI tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap
lingkungan sosialnya.
2. Perancangan Sistem
Tahap berikutnya dari SDLC setelah tahap analisis sistem adalah tahap perancangan
sistem (system design). Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama sebagai berikut.
a. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai sistem
secara logika.
b. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya.
Tujuan perancangan sistem yang pertama lebih dikenal dengan istilah perancangan sistem
secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara umum (general system
design). Tujuan perancangan sistem yang kedua lebih dikenal dengan istilah perancangan sistem
secara teperinci (detail system design).
Tujuan dari perancangan sistem secara umum (general system design) atau perancangan
sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara konsep (conceptual
system design) adalah memberikan gambaran secara umum kepada pemakai sistem tentang
sistem teknologi informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan
dari perancangan sistem secara teperinci. Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan
pemakai sistem tidak menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang
lama untuk memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari
pemakai sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara
umum lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju terhadap
perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan dilakukan.
Jika perancangan sistem secara umum untuk menjawab pertanyaan apa yang dibutuhkan
dari komponen-komponen sistem teknologi informasi, perancangan sistem secara teperinci
menjawab pertanyaan bagaimana dan seperti apa bentuk dari komponen-komponennya.
Perancangan sistem secara teperinci (detailed system design) atau perancangan sistem fisik
(physical system design) dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari
komponen-komponen STI yang akan dibangun oleh pemrogram dan ahli teknik lainnya.
3. Implementasi Sistem
Tahap berikutnya setelah sistem selesai dirancang dan dibangun adalah tahap
implementasi sistem. Implementasi sistem (system implementation) adalah tahap meletakkan
sistem supaya siap dioperasikan.
3) mengetes sistem;
c. Menindaklanjuti implementasi.
Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan sistem yang
lama dengan sistem yang baru. Untuk mengganti sistem yang lama dengan sistem yang baru,
diperlukan suatu pendekatan atau strategi supaya berhasil. Pendekatan atau strategi konversi
yang ada sebagai berikut.
a. Konversi paralel
b. Konversi pilot
Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan konversi lokasi
(location conversion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi sebagai suatu percontohan dan jika
berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya. Pendekatan ini biasanya dilakukan apabila suatu
sistem yang sejenis akan diterapkan di banyak bagian atau lokasi atau departemen. Kebaikan dari
pendekatan ini adalah risiko kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu kegagalan sistem
mungkin terjadi hanya terletak pada lokasi konversi yang awal karena kesalahan pada lokasi
sebelumnya dapat dibetulkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi kesalahan pada lokasi
berikutnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi dapat menjadi lama karena
dilakukan tidak langsung untuk seluruh lokasi, tetapi bertahap untuk masing-masing lokasi.
c. Konversi bertahap
d. Konversi langsung
Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion, direct cutover, cold turkey
conversion, atau abrupt cutover) dilakukan dengan mengganti sistem yang lama langsung dengan
sistem yang baru. Kebaikan dari pendekatan ini terletak pada biaya konversinya yang tidak
terlalu besar. Kelemahan dari pendekatan ini adalah risiko yang harus ditanggung besar karena
kegagalan sistem yang baru dapat berakibat fatal berhentinya kegiatan dari sistem karena sistem
yang lama juga sudah dihentikan.
Setelah sistem diimplementasikan dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan dirawat.
Tahap ini disebut dengan operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance).
Sistem perlu dirawat karena beberapa hal berikut.