Anda di halaman 1dari 9

Modul-Modul ERP (Enterprise Resource Planning)

1).Sekilas tentang ERP

Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server
baik berbasis dekstop ataupun berbasis web yang mengintegrasikan seluruh proses
bisnis yang ada serta memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan dengan
menggunakan database skala enterprise sebagai tempat penyimpanan datanya.

2). Modul-modul ERP

Secara modular, ERP terdiri atas tiga modular utama yaitu : modul operasi , modul
akunting dan finansial serta modul sumber daya manusia. Berikut ini penjelasan dari
setiap modulnya :

a). Modul Operasi, terdiri atas :

General Logistik, adalah proses aliran pendistribusian yang efisien dalam


pemnyimpanan barang dari titik asal / titik prosuksi ke titik konsumsi. Modul ini
juga terintegrsi dengan modul lainnya,misalnya production & planning,
enterprise controlling, dll.
Sales and Distribution, merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Sales lebih menitikberatkan pada pencarian
pasar dan produk. Sedangkan distribution difokuskan pada penggunaan strategi
yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar.
Material and Management, merupakan modul yang bertujuan untuk
mengoptimasi semua proses yang terkait dengan perencanaan, pengadaan,
pembelian, sampai penyimpanan material.
b). Financial Accounting Module, merupakan inti/core atau dasar dari
kebanyakan sistem software ERP. Karena Modul Finasial ini mampu untuk
mengumpulkan data keuangan dari berbagai departemen fungsional, dan mampu untuk
menghasilkan laporan keuangan yang sangat berharga . Beberapa fungsifinancial
accounting module :

Menghandle semua account yang berhubungan dengan masukan atau entri dan
menghandel dampak dari entri tersebut terhadap system secara keseluruhan.
Mencatat semua proses keuangan yang masuk dan juga mencatat semua bagaimana
keuangan tersebut digunakan.
Dengan adanya Modul ini, maka para pemilik perusahaan akan diberikan gambaran
mengenai posisi keuangan meraka dan akan sangat membantu mereka dalam mengambil
keputusan yang sifatnya sangat strategis.
Dengan adanya software finasial ini pula, manajemen dapat mengetahui kondisi finansial
perusahaan mereka kapan saja dan dimana saja.
Modul Financial Accounting,terdiri atas beberapa submodul sebagai berikut :

General Accounting adalah sebuah modul yang ditujukan untuk menyediakan


pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan. dan juga modul
ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pada
data transaksi internal maupun eksternal.
CO-Controlling berfungsi dalam Cavital Invesment , aktivitas keuangan
perusahaan, pendanaan terhadap pembelian, pengadaan, penggunaan dana
untuk setiap area dan pengendalian terhadap biaya serta profit yang
berdasarkan semua aktivitas perusahaan.
Invesment Management adalah modul yang digunakan untuk menganalisis
kebijakan investasi jangka panjang dan fixxed assets dari perusahaan dan
membantu menajemen dalam membuat keputusan.
Enterprise Controlling berfungsi dalam memberikan akses bagi enterprise
controoller mengenai hal-hal seperti; kondisi keuangan perusahaan, hasil dari
perencanaan pengendalian perusahaan, investasi, maintenance aset
perusahaan, dll.
Treasury , modul ini berfungsi untuk mengintegrasikan atara cash management
dan cast forecasting dengan aktivitas logistic dan transaksi keuangan.

c). Human Resources Module, merupakan perluasan dari ERP module. HR modul
memetakan secara tegas tentang managerial sumber daya manusia dan juga
meletakkan tenaga kerja itu sebagai asset atau capital. HR modul secara rutin akan
memaintain secara lengkap database kepegawaian termasuk diantaranya informasi
informasi mengenai detail penggajian, data krhadiran pegawai, data evaluasi
performance karyawan, dan data promosi karyawan. Pada dasarnya Modul ERP ini
memiliki sebuah software khusus yang mengintegrasikan semua informasi dari berbagai
macam aplikasi yang disatukan kedalam sebuah database.

A. SAP

SAP merupakan Perusahaan terkemuka penyedia solusi softwaree-bisnis. Solusi SAP


didesain sesuai dengan kebutuhan perusahaan di segala tingkatan, mulai dari SMB (small and
midsize businesses) hingga ke enterprise global. Diperkuat
denganplatform aplikasi dan integrasi terbuka SAP NetWeaverT, guna mengurangi
kompleksitas dan biaya kepemilikan, serta memperkuat perubahan bisnis dan inovasi, solusi
mySAPT Business Suite membantu perusahaan di seluruh dunia meningkatkan hubungan
dengan customer, kolaborasi mitra dan menciptakan efisiensi di seluruh supply chain dan
operasional bisnis mereka. Saat ini, SAP telah memiliki berbagai solusi untuk sejumlah
industri, mulai dari penerbangan hingga utilities, didukung lebih dari 25 solusi industri
spesifik SAP. Saat ini, SAP telah memiliki customer lebih dari 22.600 perusahaan dan 76.100
instalasi SAP software di lebih dari 120 negara. SAP mempunyai kantor-kantor cabangnya di
lebih dari 50 negara dan SAP terdaftar di Bursa Frankfurt Stock Exchange, NYSE dengan
simbol "SAP".

B. Oracle

Oracle (NASDAQ: ORCL) adalah perusahaan piranti lunakenterprise terbesar di


dunia yang menyediakan piranti lunak enterprise kepada perusahaan dan
organisasi terbesar dan paling sukses di dunia. Oracle menyediakan produk-
produk database,application server, collaboration selain enterprise business
applications dan perangkat application development. Oracle adalah perusahaan
piranti lunak pertama yang mengembangkan dan 100 persen menggunakan
piranti lunak enterprise diatas Internetdiseluruh lini produknya. Sejak
diluncurkannya database relationalpertama di dunia pada tahun 1977, Oracle
telah menjadi bagian penting dalam revolusi teknologi yang secara nyata
mengubah bisnis modern. PT Oracle Indonesia adalah anak perusahaan dari
Oracle Corporation, yang didirikan pada tahun 1995

A.Sejarah Singkat Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II
sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang
berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani
proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois
dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu
mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource


Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam
manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor
penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an.
Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.
Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai
perusahaan.

1.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20%


tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden
bidang penjualan menjelaskan, Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-
saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan
tepat waktu.

2.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam


mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan
daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, ERP
menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil
dengan data yang akurat dan dengan proses yang menghubungkan demand dan
supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini bernilai miliaran bagi kami
dalam penjualan di seluruh dunia.
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi
buruk. ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi
jaminan berhasil di perusahaan yang lain. Perencanaan harus dilakukan untuk
menyeleksi ERP yg tepat.

B.Pengertian ERP

Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi yang
dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa
sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem
maintenance dan sistem human resource.

ERP(Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang


diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan
aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara
optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti
biaya inventory (slow moving part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat machine
fault dan lain-lain. Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh
infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT
(Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan
hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku
cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah
terjadinya machine fault, inventory.

C.Beberapa variasi ERP

Di sistem manufaktur sendiri bisa terdapat beberapa variasi:

1.make-to-stock (diproduksi untuk dijadikan stok)

2.assemble-to-order (dirakit berdasarkan permintaan)

3.assemble-to-stock (dirakit untuk dijadikan stok)

4.make-to-order (diproduksi berdasarkan permintaan).

Contoh make-to-stock misalnya: pabrik kertas dimana kertas itu sudah menjadi
suatu komoditi yang bisa dijual kapan saja. Sebuah contoh assemble-to-stock
misalnya: pabrik TV yang mendatangkan komponennya secara knockdown yang
kemudian di rakit untuk dijadikan TV siap jual.

Pada dasarnya, semakin kompleks suatu industri, maka sistem manufaktur


tersebut juga makin menuju ke sistem assemble-to-order atau make-to-order.
Sebagai contoh, industri pesawat nyaris tidak mungkin memakai sistem make to
stock karena komponennya saja perlu di rancang khusus. Untuk industri seperti
itu, beberapa vendor sistem ERP juga menyediakan sistem Project Management
sebagai ganti dari sistem produksi.

D.Proses dalam ERP

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap best practice
proses umum yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang
sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang
dan sebagainya.

Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka


industri kita juga harus mengikuti best practice process (proses umum terbaik)
yang berlaku. Di sini banyak timbul masalah dan tantangan bagi industri kita di
Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses kerja kita
menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistem ERP, atau
merubah sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita. Management
sebagai ganti dari sistem produksi sebelumnya.

Apa itu ERP? ERP (Enterprise Resource Planning) sebuah akronim yang memang
belum menggambarkan makna yang sebenarnnya. Agar mudah memahaminya,
abaikan kata Planning dan Resource, tapi perhatikan kata Enterprise. Di kata
Enterprise itulah letak makna ERP yang sebenarnya.

ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi


suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua
kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau
keuangan. Meski kebutuhannya berbeda, ERP harus mampu memenuhinya. Satu
syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi adalah terintegrasi, yang
menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical
database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan
berkomunikasi.

Sebagai contoh, order penjualan yang dicatat di departemen penjualan akan


secara otomatis diketahui kapan harus dikirim oleh bagian gudang. Begitu juga,
bagian keuangan akan mengetahui kapan kas akan masuk dari pelanggan.
Berkurangnya jumlah barang di gudang secara otomatis akan diketahui pula oleh
bagian perencanaan produksi. Jika jumlah barang mencapai kondisi tertentu,
sistem akan membuat permintaan produksi. Saat itu, informasi mengenai bahan
baku yang dibutuhkan telah pula disajikan oleh sistem.

Setelah bagian perencanaan produksi me-review informasi dan menyetujuinya,


secara otomatis informasi akan mengalir ke bagian pembelian, yang
memungkinkannya menghubungi pemasok untuk negosiasi harga dan
pengiriman. Saat itu, bagian pembelian juga mendapatkan berbagai informasi
berharga mengenai kinerja para pemasoknya.

Setelah kesepakatan diperoleh, order pembelian dibuat dengan menekan satu


tombol dan informasi rencana kedatangan barang telah sampai di bagian
penerimaan barang. Sementara itu, bagian keuangan akan memperoleh
informasi berapa jumlah uang yang harus disiapkan untuk order pembelian.
Demikian seterusnya, sehingga keseluruhan alur proses bisnis di perusahaan
tersebut menjadi sangat efisien. Perubahan-perubahan yang terjadi di satu
bagian dapat diantisipasi dengan baik oleh bagian terkait lainnya.

Meski banyak analis dan vendor perangkat lunak mendefinisikan berbeda-beda,


namun maknanya relatif sama. Ada yang menyebutnya ERP, karena merupakan
evolusi dari MRP Material Requirement Planning menjadi MRP II Manufacturing
Resource Planning, yang kemudian menjadi ERP Enterprise Resource Planning.
Ada juga yang menyebut ERM Enterprise Resource Management, sekedar
mendekatkan makna dan akronimnya. Suatu sistem yang mengelola seluruh
sumber daya perusahaan.

ERM ini yang kemudian mendorong munculnya jargon baru TI, seperti CRM
(Customer Relationship Management), SCM (Supply Chain Management), PLM
(Product Lifecycle Management) dan SRM (Supplier Relationship Management).
Jargon-jargon baru itu, pada intinya, adalah pemanfaatan lebih lanjut suatu
sistem yang fokus utamanya adalah customer untuk CRM, rantai pergerakan
barang untuk SCM, daur hidup produk untuk PLM serta supplier untuk SRM. Posisi
ERM ada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh CRM, SCM, PLM dan SRM.

ERP akan berkembang terus sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas
perkembangan ERP pada masa depan ini akan dititik-beratkan pada beberapa
hal, yaitu, lebih mendukung customer service, lebih mendukung vertical industri
spesifik (vertical industry), dan juga lebih mendukung proses pengambilan
keputusan

Langkah-langkah yang diperlukan dalam proyek ERP implementasi adalah:

1. Pemilihan ERP sistem (Software Selection)


sebelum kita memulai proyek ini menjadi sangat penting untuk memutuskan sistem ERP apa
yang akan dipergunakan? beberapa pertimbangan dalam phase ini adalah: (a) Apakah kita akan
membuat (custom made) atau membeli sistem ERP yang sudah tersedia dipasar?. (b) Apabila
akan membeli sistem ERP yang sudah tersedia, apakah kita akan membeli sistem yang
disediakan oleh vendor lokal atau vendor internasional?.
Pertanyaan di atas kelihatan mudah, namun mencari jawabannya mempunyai tantangan
tersendiri. Kami sering melihat kegagalan penggunaan sistem ERP terjadi di langkah ini. Hal ini
dikarenakan Perusahaan atau Calon Pengguna tidak mengerti dengan pasti apa yang mereka
ingini dari sistem ERP. Di lain sisi kami sering melihat keinginan yang kurang pas dari
perusahaan atau pengguna, seakan-akan dengan menggunakan sistem ERP yang baru maka
segala persoalan / tantangan yang terjadi selama ini dapat diselesaikan oleh sistem ERP.
Karenanya sebelum kita dapat menentukan sistem ERP mana yang akan kita gunakan hal
pertama yang harus kita pikirkan adalah? apa target perusahaan dan pengguna (user) dari
penggantian sistem ini. Dengan memikirkan dengan seksama kebutuhan perusahaan dan
pengguna maka akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan dalam memilih sistem ERP.
pada phase ini kita melihat bagaimana pentingnya menentukan Ekspektasi dari Perusahaan
dan Pengguna setelah penggunaan sistem baru.
Kekeliruan yang sering terjadi juga, manajemen perusahaan melihat bahwa proyek ERP ini lebih
kepada team MIS/EDP/IT sehingga, proses pemilihan vendor ini diserahkan kepada team
tersebut dengan pertimbangan teknis. Hal ini berakibat kepada pemilihan ERP sistem berujung
kepada keuntungan-keuntungan teknis seperti penggunaan teknologi yang lebih baru, ketimbang
keuntungan fungsional secara sistem untuk perbaikan proses bisnis.

Tips dalam Software Selection Process :


(a) Buat daftar / check list dari tantangan operasional yang saat ini dihadapi perusahaan, dari
tingkat manajemen dan check list dari tiap-tiap bagian atau divisi.
(b) Buat daftar / check list dari kebutuhan perusahaan akan penggantian sistem. Bisa saja
perusahan saat ini tidak mengalami kendala operasional, namun sesuai visi perusahaan akan
berkembang pada tahun-tahun mendatang, dan sistem yang ada saat ini tidak dapat lagi
mendukung perkembangan tersebut.
(c) Beri Bobot kedua check list diatas agar kita dapat mengetahui kepentingan dari tiap kendala
operasional yang terjadi dan kebutuhan, sehingga memudahkan untuk menetukan prioritas.
(d) Proses seleksi vendor apakah untuk pembuatan (custom made) atau membeli produk ERP
yang sudah jadi menjadi lebih mudah dengan check list di atas, dimana kita dapat
membandingkan suatu produk ERP dengan yang lainnya bukan karena banyaknya fungsi
yang tersedia pada suatu sistem ERP, melainkan kepada apakah cocok dengan kebutuhan
kita.
(e) Proses seleksi merupakan suatu aktifitas yang harus melibatkan seluruh lini manajemen dan
setiap bagian/departemen/divisi. Hal ini dikarenakan pengguna dari sistem ERP nantinya adalah
setiap divisi yang ada, bukan divisi MIS/EDP/IT

Harus dihindari :
(a) Kesalahan paling umum pada phase ini adalah, Manajemen dan calon Pengguna tidak
membuat check list dari kebutuhan mereka. Hal yang umum dilakukan adalah departemen
MIS/EDP/IT langsung mempertemukan manajemen dan pengguna dengan ERP softwarevendor
untuk melihat presentasi produk. Akhirnya setelah melihat beberapa aplikasi, keputusan yang di
ambil tidak terdokumentasi namun hanya berdasarkan intuisi semata. Selain hasil keputusan
yang kurang terukur, ekspektasi dari manajemen dan pengguna dari penggunaan sistem ERP
baru juga sulit dapat diketahui yang pada akhirnya sulit untuk diukur apakah implementasi dapat
dikatakan berhasil atau tidak.
(b) Persepsi umum Manajemen yang menganggap implementasi ERP adalah masalah IT,
sehingga proses seleksi diserahkan kepada team MIS/EDP/IT.

Setelah melalui Langkah Pertama (memilih ERP produk/software), selanjutnya adalah


melakukan pemilihanpartner dalam melakukan implementasi. Pada umumnya perusahaan
memerlukan bantuan pihak luar dalam melakukan implementasi ERP sistem, yang dalam hal ini
bertindak sebagai Implementor atau Consultant untuk produk ERP yang akan kita gunakan.
Sering juga kami mendapatkan pertanyaan apakah mungkin melakukan implementasi dengan
menggunakan sumber daya internal perusahaan? atau selalu harus menggunakan konsultant
dari pihak luar perusahaan. Semuanya sangat mungkin dengan mempertimbangkan beberapa
hal berikut.

Dalam proses implementasi ERP paling sedikit ada 3 perubahan yang terjadi.

1. Perubahan Teknologi
Penggunaan sistem baru tentu saja akan merubah adaptasi teknologi yang akan dipergunakan
perusahaan, hal ini harus menjadi perhatian dengan melihat apakah team internal sudah
memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam teknologi baru yang akan
dipergunakan? misalnya perusahaan berencana menggunakan SAP sebagai sistem ERP baru,
dan dari 5 team IT/MIS, tidak ada satu orangpun yang menguasai SAP maka perusahaan akan
memerlukan bantuan pihak luar dalam proses implementasi.

2. Perubahan Bisnis Proses


Pada umumnya impementasi ERP sistem akan menyentuh hampir seluruh bagian/departemen,
karena itu biasanya akan terjadi perubahan dari cara kerja operasional perusahaan (lihat
bahasan mengenai apa itu ERP dan kegunaannya). Perubahan cara kerja / business proses
kadang minimal, namun pada umumnya terjadi perubahan yang cukup banyak. Hal ini membuat
perusahaan harus mempertimbangkan apakah kebutuhan pihak luar yang akan membantu
implementasi ERP hanya membantu sisi teknologi (point 1) atau perusahaan sebenarnya
membutuhkan pihak luar juga yang dapat membantu memperbaiki Bisnis Proses yang ada saat
ini.

3. Perubahan Kultur Perusahaan (Culture)


Kedua perubahan di atas, terutama perubahan Bisnis Proses akan berakibat pada perubahan
cara kerja, yang pada akhirnya akan memaksa terjadinya perubahan kultur kerja perusahaan.
Misalnya sebelumnya masing-masing departmen hanya fokus kepada kepentingan departemen
mereka masing-masing, maka dengan sistem yang terintegrasi, terlihat semua harus bekerja
sebagai team dan harus memikirkan kepentingan perusahaan dibanding kepentingan satu
departemennya semata. Perubahan kultur dalam implementasi ERP sistem menjadi hal yang
paling banyak tantangan dibanding perubahan lainnya, kadang apabila tidak ditangani secara
serius dapat berakibat fatal. Contoh pihak pengguna/user tidak mendukung perubahan sistem
karena dianggap lebih sulit digunakan.

Dengan melihat perubahan yang akan terjadi pada saat implementasi sistem ERP, maka setelah
memilih produk ERP, perusahaan harus mempertimbangkan 3 hal diatas, apakah perusahaan
dapat melakukan ke tiga perubahan di atas menggunakan sumberdaya internal atau
membutuhkan bantuan pihak luar / konsultan.

Apabila kita membutuhkan bantuan konsultan, maka kita dengan jelas mengerti bantuan
konsultan untuk bidang apa saja dari 3 bidang diatas. Langkah selanjutnya adalah proses
seleksi konsultan. Proses seleksi konsultan menurut hemat kami tidak kalah penting dibanding
seleksi ERP sistem. Pada studi-studi mengenai implementasi ERP yang gagal atau menghadapi
banyak tantangan, biasanya pihak calon pengguna (client) adalah yang paling sering disebut
sebagai alasan gagalnya implementasi seperti pihak managemen tidak mendukung
implementasi, atau user yang tidak mendukung.

Namun berdasarkan pengalaman kami, pihak konsultan juga tidak jarang menjadi penyebab dari
kegagalan implementasi. Detail dari penyebab kegagalan akan kami coba bagikan dalam bagian
khusus. Tentunya dengan segala hormat kepada rekan-rekan konsultan, kami tidak bermaksud
untuk menuduh apalagi menjelek-jelekkan siapapun, namun biarlah ini menjadi pelajaran agar
kita sebagai konsultan dapat selalu belajar dari setiap proyek yang kita kerjakan.

Mengingat hal diatas berikut tips dari kami dalam memilih konsultan:

1. Pastikan konsultan ERP tersebut menguasai Produk ERP yang diwakilinya, biasanya ini dapat
dilakukan dengan cara interview dengan team yang akan memimpin proyek, atau mencari
informasi pengalaman dari team dalam mengerjakan proyek ERP dari produk yang diwakilinya.

2. Pastikan konsultan tersebut mengerti industri dari perusahaan anda, misalnya konsultan yang
selama ini menangani perusahan Bank atau finansial, kemungkinan tidak memahami proses
retail bisnis anda. Dengan begitu rasanya kurang bijaksana memilih konsultan yang tidak
memahami industri anda, karena biasanya mereka tidak mengerti apa yang menjadi tantangan
industri anda, sehingga tidak jarang mereka akan menemui kesulitan untuk memberikan
rekomendasi.

3. Komitmen perusahaan konsultan, apabila kedua point di atas sudah terpenuhi, pastikan anda
dapat mendapatkan komitmen team konsultan yang anda interview akan terlibat didalam proyek.

4. Point berikut ini bisa valid atau sangat tergantung dari masing-masing konsultan. Kita harus
benar-benar memikirkan dengan seksama apabila anda memilih produk ERP yang secara lokal
hanya diwakili satu institusi. Kita harus melihat dengan seksama kelanjutan institusi tersebut,
karena perusahaan akan berhubungan dengan konsultan dalam jangka waktu yang cukup lama,
selama kita menggunakan aplikasi tersebut.

5. Karena hubungan dengan konsultan akan menjadi sangat lama, maka menjadi suatu hal yang
penting untuk membangun hubungan baik secara institusi maupun personal dengan konsultan.
Apabila kita merasakan suatu kendala, anda benar-benar harus mempertimbangkan pemilihan
tersebut.

Setelah memilih produk ERP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dan menentukan
pihak konsultan yang akan membantu. Langkah terakhir adalah Proses Implementasi ERP itu
sendiri. Apabila pada langkah pertama dan kedua kita membuat keputusan yang benar, maka
proses implementasi kemungkinan besar akan berjalan dengan lancar.

Proses Implementasi ERP dapat terdiri dari beberapa phase dan setiap produk ERP biasanya
memiliki metode atau cara implementasi sendiri-sendiri. Misalnya pada SAP A1 kita mengenal
ASAP (Accelerate SAP), Oracle kita mengenal AIM (Application Implementation Methodology)
dan pada Microsoft ERP mempunyai SureStep. Pada dasarnya semua metode tersebut
disiapkan oleh pemilik aplikasi untuk menjaga kualitas dari setiap proyek agar mencapai suatu
standar yang ditetapkan, dan meminimalisasikan kegagalan proyek.
Secara umum phase-phase dalam implementasi suatu sistem ERP sebenarnya memiliki
kemiripan yang meliputi

1. Persiapan Proyek, meliputi penjadwalan, alokasi sumber daya, persiapan organisasi

2. Diskusi Penentuan Scope, Penentuan Proses yang saat ini berjalan dan perbaikan proses
yang akan dijalankan setelah sistem digunakan.

3. Pengerjaan atau Realisasi, meliputi konfigurasi sistem, pembuatan laporan.

4. Persiapan sebelum sistem baru Go Live, meliputi Persiapan user manual, Testing, Traning,
persiapan data-data untuk sistem live.

5. Sistem Go Live, dan prosedur support setelah sistem baru berjalan.

Dengan tersedianya berbagai metodologi dalam implementasi sistem ERP, hal ini akan
menambah sukses rate untuk proyek-proyek implementasi.

Sumber: http://sterling-team.com/blog

Anda mungkin juga menyukai