Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DIGITAL MANUFACTURING MERANGKUM

MENGENAI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING DAN


STANDAR ISA 95

Disusun untuk memnuhi tugas mata kuliah digital

manufacturing Dosen Pengampu :

Dr. -Ing. Ir. Paryanto, ST., MT., IPM

Disusun oleh :

Nama : Adit Rizqi Suarno Putera

NIM : 21050120120005

PROGRAM STUDI SARJAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO
ERP

 Pengertian ERP

Enterprise Resource Planning merupakan suatu metode bagi industri dalam


mengupayakan proses bisnis yang lebih efisien dengan membagi informasi di dalam dan
antar bisnis proses dan menjalankan bisnis secara elektronik. Enterprise Resource
Planning juga dapat diartikan sebagai sistem informasi yang mengintegrasikan dan
mengotomisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi
maupun distribusi perusahaan. Proyek sistem informasi memiliki enam tahap
metodologi pelaksanaan yaitu tahap perencanaan, analisis, desain, kosntruksi,
penerapan, dan pasca penerapan. Menggunakan sistem ERP memfasilitasi perencanaan
hingga sistem manajemen. ERP memungkinkan semua divisi dari perusahaan untuk
terhubung ke sistem yang sama. Ini memfasilitasi perencanaan dan manajemen lintas
departemen. Menerapkan sistem ERP bisa menjadi pekerjaan besar yang membutuhkan
waktu bertahun-tahun. Karena kompleksitas dan skala sistem ERP, hanya sedikit
organisasi yang mau atau mampu menggunakan berbagai sumber daya fisik dan
keuangan dan mengambil risiko mengembangkan sistem ERP di rumah (secara
internal). Hanya sedikit. Jadi pada prinsipnya semua sistem ERP adalah produk
komersial. Produk yang diakui sebagai pemimpin pasar seperti contohnya adalah SAP,
Oracle, Baan, dan J.D. Edwards & Co. dan PeopleSoft Inc. Paket-paket ERP dijual ke
berbagai organisasi klien dalam bentuk modul-modul yang mendukung berbagai proses
standar. Beberapa modul ERP yang umum antara lain :

 Asset Managament (Manajemen aset)


 Financial Accounting (Fico atau keuangan)
 Human Resources (SDM)
 Industry-Spesific Solutions
 Plant Maintenance
 Production Planning (Perencanaan produksi)
 Quality Management (Manajemen mutu)
 Sales and Distribution (Penjualan dan distribusi)
 Inventory Management (Manajemen persediaan)
Gambar 1. Konsep ERP

 Fungsi Sistem ERP


1. Integrasi antar departemen
Penerapan sistem ERP dapat mengintegrasikan berbagai proses bisnis yang ada di
perusahaan. Sehingga proses bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien.
2. Meningkatkan akurasi proses bisnis

Dengan sistem perusahaan yang terpusat, memungkinkan informasi antar


departemen dapat disajikan secara realtime. Dengan cepatnya pertukaran informasi
ini, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan akurasi proses bisnis.

3. Memudahkan dalam melakukan monitoring

Monitoring antar departemen akan mudah dilakukan dengan sistem ERP. Sistem
ERP merupakan sistem terpusat. Sehingga, ketika perusahaan akan melakukan
monitoring. Maka perusahaan hanya perlu menggunakan satu sistem saja

 Tingkaran ERP

Di bawah ini adalah beberapa tingkatan Enterprise Resource Planning (ERP) yang perlu
Anda ketahui :
 Tier I
ERP Tier I akan berupaya untuk mendukung perusahaan global yang bisa
mengatasi seluruh permasalahan yang terjadi dalam skala nasional. Di dalamnya
termasuk permasalahan mata uang, bahasa, kode pos, alfabet, dan lainnya.
 Government Tier I
Pada level Government Tier, sistemnya lebih banyak mendukung agensi
pemerintahan yang besar. Maka, vendor ERP pada level ini juga ditingkatkan agar
bisa mendukung segala teknis tentang asuransi, SDM, hingga pengadaan di
pemerintahan.
 Government Level (Tier) II
Jika sudah berada di level government, maka pengembangan software Enterprise
Resource Planning juga akan dikhususkan bagi kebutuhan pemerintah. Mulai dari
instansi daerah, instansi negara bagian, atau instansi federal.
 Software ERP Tier (Level) III
Pada tingkatan satu ini, software ERP yang dikembangkan memang ditujukan
untuk mendukung perusahaan pada skala menengah ke atas. Sebagian besar materi
ERP pada level ini menangani beberapa bahasa dan mata uang hanya dengan satu
alfabet saja.
 ERP Software Tier IV
Pada tingkat IV ERP berbeda dengan tingkat ke III karena software ini dirancang
untuk bisnis dengan skala kecil. Sistem Enterprise Resource Planning untuk usaha
mikro satu ini, secara umum lebih difokuskan pada akuntansi dan IT saja, sehingga
kerap dianggap sebagai sistem yang tidak lengkap.
 Jenis Erp
Terdapat beberapa jenis ERP berdasarkan kegunaan atau implementasi dalam
perusahaan. Masing-masing jenis tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Berikut beberapa jenis sistem ERP, diantaranya:
1. ERP On Premise
Ini adalah software ERP yang digunakan secara langsung dalam perangkat di
perusahaan. Sistem ini dirancang untuk semua ukuran perusahaan, meskipun
mungkin lebih sesuai untuk perusahaan kecil dan menengah.
2. Open Source ERP
Seperti halnya software open source lainnya, jenis ERP ini memungkinkan
perusahaan untuk memeriksa, memodifikasi, dan meningkatkan kode sumber ERP.
Adanya ERP open source, perusahaan mampu menyesuaikan aplikasi agar lebih
sesuai dengan tempat kerja.
3. ERP Berbasis Cloud
Jenis ERP ini tersedia melalui layanan hosting Cloud. Opsi ini memungkinkan
perusahaan untuk mengakses data secara real-time selama perusahaan memiliki
akses internet. Software ERP berbasis cloud umumnya cocok digunakan dalam
perusahaan besar.
4. Hybrid ERP
ERP ini merupakan sistem perencanaan sumber daya perusahaan yang memadukan
penyebaran on-premise dan berbasis Cloud.
 Manfaat Sistem ERP
Ada beberapa manfaat dari penggunaan ERP dalam perusahaan. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Visibilitas dan Efektifitas Alur Kerja
Sebelum menggunakan sistem ERP, koordinasi antara beberapa tempat kerja
membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga. Jika ingin memperbarui bagian
tertentu dari perusahaan, kamu harus menelepon atau mengunjungi kantor pihak
terkait. Sekarang, dengan sistem ERP, perusahaan mampu merevolusi visibilitas
alur kerja dalam perusahaan. Perusahaan dapat membuka database umum dari ERP
untuk mendapatkan detail tentang apa yang terjadi secara real-time.
2. Analisis Data
Untuk menjalankan perusahaan, pengambilan keputusan perlu dipandu oleh data
yang akurat. Nah, ERP jadi solusi untuk menyediakan metode pengumpulan data,
analitik, dan pelaporan. Bahkan ada cara untuk menganalisis data secara real-time
untuk membuat perubahan instan pada proses produksi perusahaan.
3. Solusi Penjadwalan
Manfaat selanjutnya adalah mempermudah perusahaan dalam hal penjadwalan.
Perusahaan dapat mengatur shift kerja karyawan, kapan inventaris dikirim, dan
kapan waktunya perusahaan menjalani pemeliharaan.
4. Kolaborasi Lintas Departemen
Semakin banyak departemen yang dimiliki perusahaan, semakin penting untuk
mengelola komunikasi internal untuk menghindari terjadinya miskomunikasi. Oleh
karena itu, ERP hadir sebagai alat komunikasi yang berfungsi mengatur segala
dokumen yang dipindai, file, email, teks, dan rekaman panggilan telepon. Bahkan
ada saluran internal pribadi untuk komunikasi instan, seperti aplikasi sales crm
untuk komunikasi dengan pelanggan.
5. Manajemen Risiko dan Keamanan Data Sistem ERP
Bermanfaat untuk melindungi perusahaan dari praktik penipuan di era digital. Jika
bisnis suatu perusahaan beroperasi secara online maka perusahaan dapat
memberikan keamanan tambahan dengan melakukan audit otomatis dan
pemantauan penipuan. Apalagi jika perusahaan menangani banyak data sensitif.
Penggunaan sistem ERP dapat memberikan keamanan dengan menyimpan semua
dokumentasi dan komunikasi penting. Perusahaan juga dapat mengurangi duplikasi
data dengan menyimpan semua informasi dalam satu sistem yang kohesif.
6. Dapat Disesuaikan dengan Kebutuhan Perusahaan
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan beberapa variabel unik dalam kegiatan
bisnis mereka. Untuk mempermudah perusahaan, ada software ERP dengan modul
khusus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Seperti
contohnya software akuntansi yang dapat Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan
bisnis dengan pengelolaan keuangan terintegrasi
ISA-95

ISA-95 adalah standar internasional untuk integrasi perusahaan dan sistem kontrol. ISA-95
terdiri dari model dan terminologi. Nama resminya adalah “ANSI/ISA-95 Enterprise-Control
System Integration” (dikenal secara internasional sebagai IEC/ISO 62264). Tetapi judul
standar tidak banyak memberikan informasi mengenai nilainya. Memanfaatkan standar ini
dapat membawa perspektif seluruh perusahaan ke integrasi sistem yang memungkinkan untuk
mengambil ribuan tindakan dan poin data dan merangkumnya dalam kerangka kerja yang
dapat dimengerti. Ini berfokus pada aktivitasa dan ini dimaksudkan untuk mendefinisikan dan
mengintegrasikan aktivitas antara bisnis dan ERP (Enterprise Resource Palnning) di satu sisi
dan MES (Manufacturing Execution System), MOM (Manufacturing Operations
Management), dan manajemen operasi di sisi lain. Standar ini bahkan mencakup tingkat
detail sensor dan proses fisik.

Model-model ini dapat digunakan untuk menentukan informasi mana yang harus
dipertukarkan antara sistem penjualan, keuangan, dan logistik, dan sistem untuk produksi,
pemeliharaan, dan kualitas. Informasi ini disusun dalam model UML (Unified Modelling
Language), yang merupakan dasar untuk pengembangan antarmuka standar antara sistem
ERP (Enterprise Resource Palnning) dan MES (Manufacturing Execution System). Standar
ISA-95 dapat digunakan untuk beberapa tujuan, misalnya sebagai panduan untuk definisi
kebutuhan pengguna, untuk pemilihan pemasok MES (Manufacturing Execution System),
atau sebagai dasar untuk pengembangan sistem dan database MES (Manufacturing Execution
System.)

ANSI/ISA-95, atau ISA-95 seperti yang lebih sering disebut, adalah standar internasional dari
International Society of Automation untuk mengembangkan antarmuka otomatis antara
perusahaan dan sistem kontrol. Standar ini telah dikembangkan untuk produsen global. Ini
dikembangkan untuk diterapkan di semua industri, dan di semua jenis proses, seperti proses
batch, proses berkelanjutan dan berulang.

Tujuan ISA-95 adalah untuk menyediakan terminologi yang konsisten yang merupakan dasar
untuk komunikasi pemasok dan produsen, menyediakan model informasi yang konsisten, dan
untuk menyediakan model operasi yang konsisten yang merupakan dasar untuk memperjelas
fungsionalitas aplikasi dan bagaimana informasi akan digunakan. Ada 5 bagian dari standar
ISA-95.
 ANSI/ISA-95.00.01-2000, Integrasi Sistem Kontrol Perusahaan Bagian 1: Model dan
Terminologi terdiri dari terminologi standar dan model objek, yang dapat digunakan untuk
memutuskan informasi mana yang harus dipertukarkan. Model membantu menentukan
batasan antara sistem perusahaan dan sistem kontrol. Mereka membantu menjawab
pertanyaan seperti tugas mana yang dapat dijalankan oleh fungsi mana dan informasi apa
yang harus dipertukarkan antar aplikasi.
 ANSI/ISA-95.00.02-2001, Integrasi Sistem Kontrol Perusahaan Bagian 2: Atribut Model
Objek terdiri dari atribut untuk setiap objek yang didefinisikan di bagian 1. Objek dan
atribut Bagian 2 dapat digunakan untuk pertukaran informasi antara sistem yang berbeda,
tetapi objek dan atribut ini juga dapat digunakan sebagai basis - basis data relasional.
 ANSI/ISA-95.00.03-2005, Integrasi Sistem Kontrol Perusahaan, Bagian 3: Model
Manajemen Operasi Manufaktur berfokus pada fungsi dan aktivitas di level 3 (Lapisan
Produksi / MES). Ini memberikan pedoman untuk menggambarkan dan membandingkan
tingkat produksi situs yang berbeda dengan cara standar.
 ISA-95.00.04 Model & Atribut Objek Bagian 4 dari ISA-95: "Model objek dan atribut
untuk Manajemen Operasi Manufaktur" Komite SP95 masih mengembangkan bagian 4
dari ISA- 95, yang berjudul "Model Objek dan Atribut Operasi Manufaktur Pengelolaan".
Spesifikasi teknis ini mendefinisikan model objek yang menentukan informasi mana yang
dipertukarkan antara aktivitas MES (yang didefinisikan di bagian 3 oleh ISA-95). Model
dan atribut dari bagian 4 adalah dasar untuk desain dan implementasi standar antarmuka
dan memastikan selang kerja sama dan pertukaran informasi yang fleksibel antara aktivitas
MES yang berbeda.
 ISA-95.00.05 Transaksi B2M Bagian 5 dari ISA-95: "Transaksi bisnis ke manufaktur"
Juga bagian 5 dari ISA-95 masih dalam pengembangan. Spesifikasi teknis ini
mendefinisikan operasi antara kantor dan sistem otomasi produksi, yang dapat digunakan
bersama dengan model objek di bagian 1 & 2. Operasi menghubungkan dan mengatur
objek dan aktivitas produksi yang ditentukan melalui bagian standar sebelumnya. Operasi
semacam itu terjadi di semua tingkatan dalam bisnis, tetapi fokus dari spesifikasi teknis ini
terletak pada antarmuka antara perusahaan dan sistem kontrol. Berdasarkan model, operasi
akan dijelaskan dan menjadi pemrosesan operasi yang dijelaskan secara logis.

Di dalam area produksi, aktivitas dijalankan dan informasi diteruskan bolak-balik. Standar
tersebut memberikan model referensi untuk aktivitas produksi, aktivitas kualitas, aktivitas
pemeliharaan, dan aktivitas inventaris.
ISA-95 menggabungkan model lapisan teknologi dan proses bisnis untuk perusahaan
manufaktur sebagai tingkat standar. Level-level ini adalah:

 Tingkat 0
Mendefinisikan proses fisik yang sebenarnya.
 Tingkat 1
Mendefinisikan kegiatan yang terlibat dalam penginderaan dan memanipulasi proses fisik.
 Level 2
Mendefinisikan kegiatan pemantauan dan pengendalian proses fisik.
 Level 3
Mendefinisikan aktivitas alur kerja untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan.
 Level 4
Mendefinisikan aktivitas terkait bisnis yang diperlukan untuk mengelola operasi
manufaktur.

Sistem Manajemen Operasi Manufaktur berada di Level 3 model. Dari perspektif komponen
atau perangkat lunak, Level 1 hingga 4 dapat dilihat seperti ini:

 Level 1: Perangkat cerdas


 Level 2: Sistem kontrol (misalnya., PLC, DCS)
 Level 3: Sistem operasi manufaktur (misalnya., MES)
 Level 4: Sistem logistik bisnis (misalnya., ERP)

Sistem MOM menangani fungsi manufaktur penting berikut: kualitas, keamanan, keandalan,
efisiensi, dan kepatuhan terhadap peraturan. ISA-95 Bagian 3 mendefinisikan aktivitas yang
terjadi dalam sistem Manajemen Operasi Manufaktur sebagai berikut:

 Manajemen operasi produksi


 Manajemen operasi pemeliharaan
 Manajemen operasi laboratorium (kualitas)
 Penanganan material dan manajemen penyimpanan (termasuk pengendalian persediaan)
Aktivitas pendukung, termasuk pengelolaan keamanan, informasi, konfigurasi,
dokumentasi, kepatuhan terhadap peraturan, dan insiden/penyimpangan

Sistem MOM saat ini memungkinkan produsen untuk menstandarisasi dan mengoptimalkan
proses di seluruh perusahaan, meminimalkan waktu tunggu, mengoptimalkan pemanfaatan
aset, mempercepat waktu ke pasar, dan meningkatkan visibilitas produksi dan kemampuan
kolaboratif. Di pasar global - tersebar di geografi yang luas, semakin bergantung pada
jaringan manufaktur - sistem MOM mengambil peran yang semakin sentral dalam
memungkinkan produsen untuk bersaing secara efisien dan menguntungkan. ISA-95 Bagian
3 mendefinisikan MOM sebagai “aktivitas, fungsi, dan pertukaran dalam level 3 dari fasilitas
manufaktur yang mengoordinasikan personel, peralatan, dan material dalam manufaktur.” Ini
termasuk manajemen operasi produksi, manajemen operasi pemeliharaan, manajemen operasi
kualitas, dan manajemen operasi persediaan.

Anda mungkin juga menyukai