Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL KAJIAN LITERATUR

PRINSIP KESYARIAHAN YANG SEHARUSNYA DIAPLIKASIKAN DI


DALAM PEMBIAYAAN SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester 3

Dosen pengampu
Dr. Luqman, S.Pd.,M.si

Disusun Oleh:
Riska Nur Widya
NIM: 20070925004

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PASCASARJANA S2 PENDIDIKAN EKONOMI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT, yang senantiasa


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
kajian literatur yang berjudul : “ PRINSIP KESYARIAHAN DALAM
PEMBIAYAAN SYARIAH ” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan guna
untuk memenui tugas ujian akhir semester. Dalam proses penyusunan kajian
artikel ini penulis telah mengumpulkan dari beberapa literasi seperti buku,
modul, internet dan lain sebagainya.

Penulis sadar bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan ataupun
kesalahan oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari ibu dosen
agar dapat membantu penulis dalam menyusun makalah selanjutnya. semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi referensi bagi yang
membacanya

Surabaya, 18 Desember 2021

Penyusun,

Riska Nur Widya,


NIM: 20070925004
Abstrak

Perkembangan perbankan syariah dalam periode tahun 2007-2013 terus


menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Berbagai indikator keuangan seperti total nilai
aset dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun terus mengalami peningkatan.
Begitu juga dengan tingkat kinerjanya yang digambarkan dari perolehan laba yang
dibukukan oleh perbankan dan unit-unit pembiayaan syariah juga mengalami
pertumbuhan yang positif. Menggeliatnya kegiatan perbankan syariah di Indonesia tidak
terlepas dari meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat untuk mengakses jasa
layanan perbankan syariah. Hal ini setidaknya juga dapat digambarkan dari keberadaan
kantor perbankan syariah dan unit-unit pembiayaan syariah yang tersebar di hampir
seluruh wilayah tanah air hingga ke pelosok. Dibandingkan dengan perbankan
konvensional, praktek perbankan syariah memiliki perbedaan yang sangat mendasar yaitu
tidak menempatkan uang sebagai komoditas perdagangan, penetapan suku bunga dalam
transaksi perbankan sangat dilarang karena riba, tidak ada unsur time- value of money
dan balas jasa atas penggunaan dana menerapkan prinsip bagi hasil. Untuk memberikan
edukasi dan perlindungan kepada nasabah (masyarakat) perlu adanya analisa prinsip-
prinsip kesyariahan pada praktek perbankan syariah.

Kata Kunci : Perbankan Syariah, Prinsip Syariah, Bagi Hasil, Riba

Pendahuluan

Dinamika kegiatan pembiayaan pihak ketiganya. Pada tahun 2007,


berbasis syariah di Indonesia terus nilai outstanding dana pihak ketiga
menunjukkan perkembangan yang (DPK) perbankan dan unit-unit
sangat signifikan. Berdasarkan data pembiayaan syariah sebesar Rp
Bank Indonesia, jumlah jaringan 28.012 miliar, kemudian hingga
kantor perbankan dan unit-unit tahun 2013 telah mencapai sebesar
pembiayaan syariah selama periode Rp. 183.534 miliar.
tahun 2007 hingga tahun 2013
Secara akuntansi peningkatan
mengalami pertumbuhan yang
DPK ini akan berimplikasi pada total
menakjubkan. Pada tahun 2007,
nilai asetnya, dan seperti dalam
jumlah kantor perbankan dan unit-
perkembangan DPK, total asset
unit pembiayaan syariah sebanyak
perbankan dan unit-unit pembiayaan
782 kantor, dan tahun 2013 telah
syariah di Indonesia juga tumbuh
bertambah menjadi 2.990 kantor.
cukup tinggi. Pada tahun 2007, total
Indikator lain yang juga patut
nilai aset perbankan dan unit-unit
dicermati adalah pertumbuhan dana
pembiayaan syariah sebesar Rp Tabel 1
36.538 miliar, dan tahun 2013 telah Perkembangan Jumlah kantor dan
indikator keuangan perbankan
berubah menjadi sebesar Rp. 242.276
dan unit usaha syari’ah tahun
miliar. Dari sisi operasional, 2007- Agustus 2013 (BI: 2014)
meskipun mengalami siklus yang
fluktuatif namun secara keseluruhan Sumber: Statistik Perbankan
selama periode yang sama kinerja Keteranga 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
n
perbankan dan unit-unit pembiayaan
syariah di Indonesia tiap tahunnya Kantor
(unit)
782 1.024 1.223 1.763 2.101 2.012 2.013

terus membukukan laba yang


Dana 28.01 36.85 52.27 76.03 115.41 147.51 183.534

signifikan serta mengalami Pihak 2 2 1 6 5 2


Ketiga

pertumbuhan laba positif. Pada tahun (miliar Rp)

2007 perolehan laba yang berhasil Laba 540 432 791 1.051 1.475 2.541 3.278
(miliar Rp)
dibukukan perbankan dan unit-unit
Total aset 36.53 49.55 66.09 97.51 145.46 195.01 242.276
pembiayaan syariah sebesar Rp 540 (miliar Rp) 8 5 0 9 7 8

miliar. Syariah-Bank Indonesia,

Perolehan laba ini memang Apabila mencermati ilustrasi


bisa dikatakan masih relatif kecil bila data-data indikator di atas, maka
dibandingkan dengan jumlah cukup jelas geliat potensi syariah di
lembaganya. Tetapi seiring indonesia memiliki peluang untuk
meningkatnya kepercayaan terus tumbuh. Atau bila ditarik lebih
masyarakat kepada lembaga dalam pengertian derivatif dari
keuangan berbasis syariah, laba yang perspektif dua pihak yaitu
berhasil dibukukan perbankan dan masyarakat selaku pengguna jasa
unit-unit pembiayaan syariah hingga layanan dan industri keuangan
tahun 2013 telah mencapai sebesar syariah selaku pelaku pengguna jasa
Rp 3.278 miliar. layanan dan industri keuangan selaku
pelaku operatornya maka
peningkatan permintaan jasa layanan
keuangan syariah (pasar) akan
direspon perbankan dan unit-unit
pembiayaan syariah dengan terus
menambah unit-unit layanan (pelaku hanya sekedar menjadi pilihan
pasar) alternatif berbasis syariah tetapi
menjadi pilihan utama. Pendapat ini
Begitu dinamisnya
bukan tanpa dasar mengingat
perkembangan industri perbankan
indonesia merupakan negara dengan
syariah di indonesia, terdapat
jumlah penduduk muslim terbesar di
beberapa faktor pendorong yang
dunia, namun terlepas dari
mendukungnya, salah satu faktor
argumentasi tersebut, apabila
pendorong menuru Deputi Gubernur
mencermati pola perkembangan yang
Bank Indonesia, halim Alasmsyah,
terjadi sampai saat ini dimana
adalah adanya beberapa produk
kederadaan lembaga keuangan
perundangan yang memberikan
syariah begitu banyak jumlahnya
kepastian hukum dan meningkatkan
dalam berbagai skala tingkatan
aktivitas pasar keuangan syariah,
pelayanan dan hampir tersebar di
seperti: (i) UU No.21 tahun 2008
semua wilayag indinesia. Maka ada
tentang perbankan syariah; (ii) UU
satu hal yang tetap perlu menjadi
No. 19 Tahun 2008 tentang surat
perhatian dan pertanyaan mendasar
berharga syariah negara (sukuk); dan
adalah apakah perbankan dan unit-
(iii) UU No. 42 tahun 2009 tentang
unit pembiayaan syariah tersebut
Amandemen ketiga UU No. 8 tahun
telah menerapkan prinsip syariah
1983 tentang PPN barang dan jasa.
secara benar. Hal ini setidaknya
Lahirnya UU perbankan syariah
menjadi dasar perenungan awal atau
mendorong peningkatan jumlah BUS
kasar mengingat masih cukup banyak
dari sebanyak 5 BUS menjadi 11
bank yang memiliki unit layanan
BUS dalam kurun waktu kurang dari
perbankan syariah tetapi bisnis
dua tahun (2009-2010).
intinya tetap mengandalkan layanan

Dengan semakin besarnya perbankan konvensional (non

perhatian dan dukungan syariah). Karenanya atas kondisi ini

pemerintahan terhadap sejumlah pihak mempertanyakan

perkembangan lembaga keuangan dinamika perkembangan perbankan

syariah maka buka tidak mungkin syariah di inodnesia yang begitu

lembaga keuangan syariah tidak


menggairahkan, ini sebenarnya lebih 1. Akidah: komponen ajaran
merupakan fenomena apa ? islam yang megatur tentang
keyakinan atas keberadaan dan
Satu hal harus dijaga atas
kekuasaan Allah sehingga
wacana ini adalah tetap mengkritisi
harus menjadi keimanan
dengan nilai-nilai ukruan kebenaran.
seorang muslim manakala
Oleh karena itu hal yang paling
melakukan berbagai aktivitas
obyektif dan mendasar agar
dimuka bumi semata-mata
kebenaran itu tetap terjaga adalah
untuk mendapatkan keridhaan
dengan melakukan analisis prinsip.
Allah SWT sebagai khalifah
Kesyariahan dari layanan
yang mendapat amanah.
pembiayaan berbasis syariah. Dalam
2. Syariah: komponen ajaran
kajian literatur ini penulis ingin
islam yang mengatur tentang
membahas prinsip-prinsip nilai dan
kehidupan seorang muslim
dasar yang harus dipenuhi dalam
baik dalam bidang ibadah
menjalankan atau melaksanakan
maupun dan bidang muamalah,
kegiatan pembiayaan berbasis
yang merupakan aktualisasi
syariah.
dari akidah yang menjadi

KONSEP DAN PRINSIP DASAR keyakinanya. Sedangkan

EKONOMI ISLAM muamalah sendiri meliputi


berbagai bidang kehidupan
Agama islam memiliki antara lain yang menyangkut
konsepsi nilai sebagai dasar ekonomi atau harta dan
kebenaran yang mengatur semua perniagaan disebut muamalah
bidang kehidupan manusia secara maliyah.
komprehensif dan uniersal, baik itu 3. Akhlak: landasan perlaku dan
dalam hubungan vertikal dengan kepribadian yang akan
sang pencipta (hubl min Allah) mencirikan dirinya sebagai
maupun hubungan secara horizontal seorang muslim yang taat
(hubl min an-nas). Adapun tiga nilai berdasarkan syariah dan aqidah
dalam ajaran islam tersebut meliputi: yang menjadi pedoman
hidupnya sehinggadisebut khalifah yang menerima
memiliki akhlaqul karimah amanah dari allah sebagai
pemilik mutlak segala yang
Dari ketiga nilai tersebut, di dalam
terkandung di dalam bumi dan
islam terdapat cukup banyak
tugas manusia untuk
ketentuan yang menjadi acuan dalam
menjadikannya sebesar-besar
melakukan kegiatan ekonomi antara
kemakmuran dan kesejahteraan
lain meliputi sebagai berikut:
manusia.

a. Islam menempatkan fungsi d. Bekerja dan atau mencari

uang semata-mata sebagai alat nafkah adalah ibadah dan wajib

tukar, bukan sebagai dilakukan sehingga tidak

komoditass yang seorangpun tenpa bekerja yang

diperdagangkan apalagi untuk berarti siap menghadapi resiko

kegiatan spekulatif. dapat memperoleh keuntungan

b. Riba dalam segala bentuknya atau manfaat

dilarang bahkan dalam al-quran e. Dalam berbagai bidang

tentang pelarangan riba. kehidupan termasuk dalam

c. Harta harus berputar kegiatan ekonomi harus

(diniagakan) sehingga tidak dilakukan secara trasparan dan

boleh hanya berpusat pada adil atas dasar suka sama suka

segelintir orang dan Allah tidak tanpa paksaan dari pihak

suka terhadap orang yang manapun.

menimbun harta sehingga tidak


FUNGSI BANK DALAM
produktif dan oleh karenanya
PRINSIP SYARIAH
bagi mereka yang memiliki
harta yang tidak produktif akan Fungsi bank dalam konsepsi syariah
dikenakan zakat yang lebih menurut muhammad syafi’i Antonio
besar dibanding jika meliputi; fungsi bank syariah sebagai
diproduktifkan. Hal ini juga manajemen investasi, fungsi bank
dilandasai ajaran yang syariah sebagai investasi, fungsi
menyatakan bahwa kedudukan bank syariah sebagai jasa-jasa
manusia dibumi sebagai keuangan, dan fungsi bank syariah
sebagai jasa sosial. Keempat fungsi berdasarkan hukum islam antara
bank tersebut diatas apabila bank dan pihak lain untuk
diuraikan secara operasional adalah: penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha atau
 Sebagai penerima amanah
kegiatan lainnya yang dinyatakan
untuk melakukan investasi atas
sesuai dengan syariah. Sedangkan
dana-dana yang dipercayakan
perbankan syariah adalah sistem
oleh pemegang rekening
pelayanan perbankan yang
investasi/deposan atas dasar
erdasarkan syariah (hukum islam).
prinsip bagi hasil sesuai
Dimana untuk emmulainya perlu
dengan kebijakan investasi
dilandasi sebuah kesepakatan (akad)
bank.
yang merupakan keterikatan antara
 Sebagai pengelola investasi
bank syariah dan nasabahnya yang
atas dana yang dimiliki oleh
merupakan dasar untuk melakukan
pemilik dana/sahibul mal
transaksi di bank syariah.
sesuai dengan arahan investasi
yang dikehendaki oleh pemilik Akad keterkatan yang
dana dimaksud dalam prinsip syariah
 Sebagai penydia jasa lalu lintas disini adalah menempatkan posisi
pembayaran dan jasa-jasa bank syariah dan nasabah bank
lainnya sepanjang tidak syariah dalam relasi azaz kemitraan,
bertentangan dengan prinsip keadilan, dan gtransparan, buka
syariah relasi antara peminjam dann pemberi

 Sebagai pengelola fungsi sosial pinjaman. Selanjutnya beramgkat

seperti pengelolaan dana zakat dari prinsop ekonomi berdasarkan

dan penerima serta penyaluran islam dan asas kemitraan maka

dana kebijakan transaksi perbankan syariah harus


memenuhi sejumlah unsur sebagai
ASPEK KELEMBAGAAN BANK berikut :
DALAM PRINSIP SYARIAH
a. Tidak mengandung unsur
Pengertian syariah (UU No. riba
10/1998) adalah aturan perjanjian b. Tidak mengenal konsep
c. Tidak memiliki potensi prinsipprinsip produk layanan
mencelakai/membahayakan perbankan syariah adalah sebagai
pihak lain maupun diri berikut :
sendiri
a) Penghimpunan Dana
d. Tidak ada unsur penipuan
1. Prinsip wadia’ah dalam produk giro
e. Tidak ada unsur judi
dan tabungan adalah akad titipan
murni dari pihak pemilik
barang/dana kepada pihak penerima
PRINSIP PRODUK LAYANAN
kepercayaan untuk menjaga
PERBANKAN SYARIAH
keselamatan, keamanan dan

Secara umum produk jasa keutuhan. Dalam prinsip ini : (1!)

layanan perbankan terdiri atas pihak yang menerima titipan tidak

kegiatan penghimpunan dana dan boleh menggunakan dan

penyaluran dana (kredit). Hal yang memanfaatkan uang atau barang

sama juga dilakukan oleh bank yang dititipkan (2) pihak penerima

syariah dimana terdapat produk giro, titipan dapat membebankan biaya

tabungan dan deposito untuk layanan kepada penitip sebagai penitipan.

simpanan dan produk pembiayaan Aplikasi dalam perbankan syariah

untuk layanan penyaluran dana. adalah simpanan giro wadi’ah dan

Perbedaan mendasar produk-produk tabungan wadiah dengan ketentuan

layanan perbankan syariah bila  Sifatnya merupakan


dibandingan dengan bank simpanan
konvensional adalah terletak pada  Simpanan bisa diambil
prinsip ketentuan yang ditetapkan. kapan saja atau sesuai
kesepakatan
Dalam sistem syariah
 Tidak ada imbalan yang dari
kegiatan penghimpunan dana
bank yang dipersyaratkan
menerapkan prinsip wadi’ah dan
kecuali dalam bentuk
prinsip mudharabah. Sementara
pemberian (athaya) yang
untuk penyaluran dana menganut
ersifat sukarela dari bank.
prinsip jual beli dan prinsip bagi
hasil. Uraian analisa dari
Namun apabila berdasarkan degan pihak lain (3) modal
kewenangannya prinsip wadiah harus dinyatakan dengan
dibedakan dalam 2 jenis yaitu jumlahnya, dalam bentuk tunai
menjadi wadi’ah yad dhamanah dan bukan piutang (4)
yang berarti penerima titi[pan berhak pembagian keuntungan harus
mempergunakan dana/barang titipan dinyatakan dalam bentuk
untuk di dayagunakan tanpa ada nisbah dan dituangkan dalam
kewajiban penerima titipan untuk akad pembukaan rekening (5)
memberikan imbalan kepada penitip mudharib Mudhārib menutup
dengan tetap pada kesepakatan dapat biaya operasional
diambil setiap saat diperlukan, tabungan/deposito dengan
sedang sisi lain wadi’ah yad amanah menggunakan nisbah
tidak memberikankewenangan keuntungan yang menjadi
kepada penerima titipan untuk haknya.
memberdayakan barang/dana yang Prinsip mudharabab berdasarkan
diitipkan. kewenangannya dibedakan menajdi 2
jenis yaitu mudhārabah mutlaqah
2. Prinsip Mudharabah dalam
dimana mudharib diberikan
produk tabungan dan deposito
kewenangan sepenuhnya untuk
adalah akad penyimpanan dana
menentukan pilihan investasi yang
dengan nisbah yang disepakati
dikehendaki. Berdasarkan prinsip ini
pada awal akad untuk bagi
tidak ada pembatasan bagi bank
hasilnya. Dalam prinsip ini (1)
dalam menggunakan dana yang
nasabah bertindak sebagai
dihimpun. Sedangkan jenis yang lain
sahib al-mal atau pemilik dana
adalah mudhārabah muqayyaddah
dan bank bertindak sebagai
dimana arahan investasi ditentukan
mudharib atau pengelola dana
oleh pemilik dana sedangkan
(2) bank dapat melakukan
mudharib bertindak sebagai
berbagai macam usaha yang
pelaksana/pengelola.
tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan
b) Penyaluran Dana
mengembangkannya termasuk
di dalamnya mudharabab
1. Pengertian prinsip Jual kepada nasabah sebesar harga pokok
Beli di sini menekankan ditambah dengan keuntungan yang
bahwa dalam perbankan disepakati. Produk layanan
syariah mengandung perbankan syariah yang menerapkan
beberapa kebaikan, prinsip ini adalah pembiayaan untuk
antara lain tujuan keperluan investasi.
pembiayaan selalu
diberikan kepada sektor Salam
riil karena yang menjadi Adalah pembelian barang dengan
dasar nilai adalah barang penyerahan dilakukan kemudian
yang diperjual-belikan. setelah ada pembayaran di awal.
Begitu juga dengan harga Secara operasional prinsip salam
yang disepakati tidak adalah : (1) akad jual beli barang
berubah/tetap sampai pesanan (muslam fīh) antara pembeli
akhir akad. Jenis prinsip (muslam) dengan penjual (muslam
jual beli terdiri atas ilaih), (2) spesifikasi (jenis, macam
Murābahah, Salam dan ukuran, jumlah, mutu) dan harga
Istishnā’. barang disepakati diawal akad dan
pembayaran dilakukan dimuka
Murābahah secara penuh, (3) apabila bank
Adalah akad jual beli barang tertentu bertindak sebagai pembeli, kemudian
antara penjual dan pembeli dimana memesan kepada pihak lain untuk
dalam transaksi jual beli tersebut menyediakan barang (Salam Paralel).
penjual menyebutkan jenis barang Produk layanan perbankan syariah
yang akan dijual termasuk harga dengan prinsip Salam adalah untuk
pembelian ditambah keuntungan produksi agribisnis atau industri
yang diambil penjual Murābahah sejenis lainnya.
dapat dilakukan secara tunai dan
secara angsuran. Secara operasional Istishna
prinsip murabahah ini adalah bank Adalah akad pembelian barang
membeli barang terlebih dahulu yang melalui pesanan dan diperlukan
dibutuhkan nasabah dan menjual proses untuk pembuatannya sesuai
dengan pesanan pembeli dan Akad untuk usaha patungan untuk
pembayaran dilakukan di muka membiayai usaha yang halal dan
sekaligus atau secara bertahap. Jadi produktif. Pembayaran kembali atas
perbedaan dengan Salam hanya pada dana dari pihak-pihak yang terlibat
metode pembayarannya. Salam dalam pembiayaan proyek tersebut
pembayarannya harus dimuka berikut bagi hasil yang disepakati
sedangkan Istiṣna tidak harus di dapat dilakukan secara bertahap
muka. ataupun sekaligus setelah proyek
selesai. Produk layanan perbankan
2. Prinsip Bagi Hasil
syariah yang sesuai prinsip

Adalah akad bersama kegiatan usaha musyārakah adalah pembiayaan

yang didalamnya diperjanjikan proyek.

adanya pembagian hasil atas


keuntungan yang akan didapat antara
kedua belah pihak atau lebih. Jenis Tabel.2
Perbedaan bank syariah dan bank
bagi hasil terdiri atas Mudhārabah konvensional
dan Musyarakah.

Bank syariah Bank


 Mudhārabah konvensional

Fungsi dan Manajer, investasi, investor, Intermediary


Akad antara pemilik modal dan
kegiatan sosial, jasa, keuangan unit, jasa
pengelola modal untuk memperoleh bank keuangan

keuntungan dengan kesepakatan Mekanism Maisir, gharar, riba, bathil Maisir, gharar,
e dan objek dilarang riba, bathil tidak
bahwa pembagian hasil keuntungan usaha dilarang

dibagi sesuai nisbah yang disepakati


Ubungan Kemitraan Pinjam
awal akad. Prinsip pembagian hasil dengan meminjam
nasabah
usaha adalah revenue sharing atau
profit sharing. Secara operasional Prinsip Organisasi Perbankan
pemilik modal di sini adalah bank Syari’ah
dan pengelola modal adalah nasabah.
Salah satu prinsip yang harus mutlak
 Musyārakah ada di dalam organisasi perbankan
syariah adalah terdapatnya Dewan
Pengawas Syariah (DPS) dalam harus dipenuhi terlebih dahulu dalam
struktur organisasinya. Karena tugas praktek perbankan syariah yaitu
dari DPS adalah mengawasi kegiatan apakah terdapat penerapan
usaha bank agar tidak menyimpang kesyariahan yang sesuai menurut
dari ketentuan atau prinsip syariah hukum Islam. Aspek ini untuk
yang telah difatwakan. Fungsi melindungi nasabah (masyarakat)
Dewan Pengawas Syariah adalah : mengingat prosentase terbesar
nasabah perbankan syariah adalah
1. Sebagai penasehat dan pemberi
memang masyarakat yang berniat
saran pada direksi, unit usaha
menggunakan jasa layanan
syariah dan pimpinan kantor
perbankan berbasis syariah.
cabang syariah mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan syariah Analisa prinsip-prinsip syariah dalam
2. Sebagai mediator antara bank dan praktek perbankan syariah
pihak-pihak terkait dalam merupakan upaya penulis untuk
mengkomunikasikan usul dan memberikan edukasi tentang
saran pengembangan bank bagaimana karakteristik dari
syariah. perbankan/lembaga keuangan syariah
3. Sebagai perwakilan dalam yang sesuai menurut hukum Islam.
forum Dewan Syariah Nasional Hal ini diharapkan dapat menjadi
panduan teknis karena ada perbedaan
Penegakan Prinsip Syariah dalam
yang sangat mendasar dibandingkan
Praktek Perbankan Syariah
dengan praktek perbankan

Seperti halnya pada bank konvensional. Lebih dari itu apabila

konvensional salah satu bentuk pemahaman tentang pengetahuan

perlindungan kepada nasabah, Bank prinsipprinsip praktek perbankan

Indonesia (sekarang OJK) membuat syariah telah melembaga, masyarakat

ketentuan tentang indikator penilaian dapat menjadi bagian dari kelompok

kesehatan bank. Hal yang sama pun pendorong agar perbankan/lembaga

juga berlaku pada perbankan syariah. syariah dapat menerapkan good

Namun diluar indikator teknis corporate governance (tata kelola

tentang ukuran kesehatan bank bank) sebagai wujud jaminan dan

tersebut ada satu hal pokok yang keamanan atas kualitas layanan.
Karena dari sisi masyarakat sebagai Sementara dari sisi bank, bahwa agar
pengguna jasa layanan berkeyakinan keyakinan nasabah ini direspon
penuh bahwa dalam konsepsi sebagai pemberian amanah maka
perbankan syariah terdapat nilai-nilai kualitas sumber daya manusia yang
: terlibat dalam operasional perbankan
syariah maka harus memiliki
1. Islam memandang harta yang
kualifikasi yang shidiq (benar dan
dimiliki oleh manusia adalah
jujur), tablīgh (mengembangkan
titipan/amanah Allah SWT
lingkungan/bawahan menuju
sehingga cara memperoleh,
kebaikan), amānah (dapat dipercaya),
mengelola dan
fathānah (kompeten dan profesional)
memanfaatkannya harus sesuai
dan memiliki komitmen dalam
ajaran Islam
pengembangan SDM secara
2. ,Bank syariah mendorong
berkelanjutan.
nasabah untuk mengupayakan
pengelolaan harta nasabah Penutup
(simpanan) sesuai ajaran Islam
Aspek lain yang perlu menjadi
3. Bank syariah menempatkan
pencermatan guna mengetahui
karakter/sikap baik nasabah
apakah satu bank syariah telah
maupun pengelolaan pada
menerapkan prinsip kesyariahan
posisi yang sangat penting dan
secara benar adalah dengan
menempatkan sikap akhlakul
mencermati prinsip dasar akuntansi
karimah sebagai sikap dasar
yang digunakan. Sebagaimana dalam
hubungan antara nasabah dan
produk dan skema jasa layanannya,
bank
prinsip akuntansi antara perbankan
4. Ikatan emosional yang kuat
syariah dan perbankan konvensional
didasarkan prinsip keadilan,
juga berbeda. Perbankan syariah
prinsip kesederajatan dan
menerapkan prinsip dasar akuntansi
prinsip ketentraman antara
bank Islam. Hanya saja pemahaman
Pemegang Saham, Pengelola
soal pengetahuan ini merupakan
Bank dan Nasabah atas
pengetahuan yang bersifat sangat
jalannya usaha bank syariah
teknis sekali dimana tidak semua
masyarakat awam bisa komoditas yang
memahaminya. Bagi masyarakat diperdagangkan
yang ingin mengetahui satu bank 2. Bank tersebut tidak
syariah tertentu sudah menerapkan menerapkan suku bunga atas
prinsip dasar akuntansi bank Islam balas jasa layanan
dapat dilihat dari laporan pembiayaan, tetapi dengan
keuangannya untuk kemudian bagi hasil atau nisbah marjin
dikonsultasi kepada yang dapat yang disepakati di awal
membaca, menganalisa, memahami 3. Adanya akad sebagai bentuk
dan memberikan penilaian. Untuk keterikatan berdasarkan azas
memperoleh laporan keuangan dari kemitraan, keadilan, dan
bank syariah tertentu masyarakat transparan,
dapat mengakses secara on line 4. Tidak mengenal konsep
melalui layanan informasi yang “time-value of money”
disediakan oleh OJK, atau 5. Tidak memiliki potensi
melihatnya di papan informasi di mencelakai/membahayakan
kantor bank syariah yang dimaksud. pihak lain maupun diri
Upaya edukasi tentang aspek teknis sendiri,
prinsip dasar akuntansi bank Islam
Jika kelima karakteristik tersebut
memang tidak bisa dilakukan secara
diyakini ada dan telah diterapkan,
generik karena untuk memahaminya
Insya Allah bank tersebut sudah
perlu pendidikan khusus. Meskipun
menerapkan prinsip dasar akuntansi
demikian hal ini bukan berarti
bank Islam.
menjadi kendala masyarakat untuk
mengurungkan niatnya mengakses DAFTAR PUSTAKA
jasa layanan perbankan syariah.
Beberapa hal yang tetap dan harus Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan
Syariah di Indonesia, Yogyakarta:
menjadi penekanan dalam Gadjah Mada University Press, 2007
mengakses jasa layanan perbankan
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank
syariah adalah : Syariah: Dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Gema Insani Press, 2001
1. Bank tersebut tidak
menempatkan uang sebagai
Arifin, Zainul, Konsep Operasional Alamsyah, Halim, “Perkembangan
Bank Syariah, Jakarta: Rafa dan Prospek Perbankan Syariah
Consulting. Indonesia: Tantangan Dalam
Menyongsong MEA2015”, Makalah
Bank Indonesia, Statistik Perbankan yang disampaikan dalam Ceramah
Syariah - Agustus 2013, Jakarta: Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Bank Indonesia, 2013 (IAEI), Milad ke-8, Jakarta, 2012

Baraba, Ahmad, Prinsip Dasar


Operasional Perbankan Syariah,
Jakarta: Bank Indonesia, 1999

Puspitaningsih, Dewi, “Analisis


Aplikasi Prinsip-Prinsip Perbankan
Syariah Terhadap Aspek
Penghimpunan Dana dan Aspek
Penyaluran Dana (Studi Kasus Pada
Bank Muamalat Indonesia Cabang
Malang)”, Skrispsi, Malang: Fakultas
Ekonomi Universitas Malang, 2010

Anda mungkin juga menyukai