Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................. 2


DAFTAR GAMBAR ....................................................................... 4
BAB I ..................................................................................... 5
MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI.................................................. 5
1.1. Manajemen Risiko ........................................................... 5
1.1.1. Definisi Manajemen Risiko............................................. 5
1.1.2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko ............................. 5
1.1.3. Jenis Manajemen Risiko ............................................... 6
1.1.4. Prinsip Manajemen Risiko ............................................. 7
1.1.5. Langkah-langkah Manajemen Risiko ................................. 9
1.2. Asuransi ..................................................................... 11
1.2.1. Defenisi Asuransi ...................................................... 11
1.2.2. Tujuan Asuransi ....................................................... 12
1.2.3. Prinsip Asuransi ....................................................... 12
1.2.4. Jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia ........................ 13
1.2.5. Risiko yang Dihadapi Perusahaan Asuransi ........................ 15
1.2.6. Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko ........................... 17
1.3. Hubungan Antara Manajemen Risiko dan Asuransi .................... 18
BAB II MARINE INSURANCE .......................................................... 20
2.1 Definisi Marine Insurance ................................................. 20
2.2 Tujuan dan Manfaat Marine Insurance .................................. 20
2.3 Hak dan Kewajiban Pihak – Pihak dalam Marine Insurance .......... 20
2.4 Prinsip Marine Insurance.................................................. 21
2.5 Jenis – Jenis Marine Insurance ........................................... 23
2.6 Perusahaan Marine Insurance ............................................ 24
BAB III MARINE CARGO INSURANCE................................................ 27
3.1. Definisi Marine Cargo Insurance ......................................... 27
3.2. Tujuan dan Manfaat Marine Cargo Insurance.......................... 28
3.3. Jenis – Jenis Marine Cargo Insurance ................................... 29

2 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


3.4. Luas Jaminan atau Scope of Cover ...................................... 30
3.5. Klaim Marine Cargo Insurance ........................................... 32
BAB IV STUDI KASUS MARINE CARGO INSURANCE ................................ 37
4.1. Studi Kasus I (Asuransi Sinar Mas Melakukan Pembayaran Klaim
Marine Cargo kepada PT. Arhadi Fajar Perkasa) ............................. 37
4.2. Studi Kasus II (Kapal X Press Pearl Terbakar di Lepas Pantai
Kolombo, Sri
Lanka)................................................................................38
4.3. Studi Kasus III (Tanggung Jawab PT. Jasaraharja Putera Pekanbaru
Terhadap Ganti Rugi Asuransi Pada Pengangkutan Barang) ................ 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 41
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS ..................................................... 43

3 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Langkah – langkah Manajemen Risiko ............................................ 11


Gambar 2. 1 Skema Prinsip Marine Insurance ..................................................... 21
Gambar 2. 2 Perusahaan Marine Insurance di Indonesia ................................... 26
Gambar 3. 1 Ilustrasi Periode Pertanggungan Marine Cargo Insurance .......... 28
Gambar 3. 2 Jenis – Jenis Klaim pada Marine Cargo Insurance ....................... 33
Gambar 4. 1 Sinar Mas Melakukan Klaim Asuransi.............................................. 37
Gambar 4. 2 Terbakarnya Kapal X Press Pearl .................................................... 38

4 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


BAB I
MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

1.1. Manajemen Risiko

1.1.1. Definisi Manajemen Risiko

Risiko secara umum diartikan sebagai peluang terjadinya sesuatu di


masa depan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Risiko timbul
karena ketidakmampuan kita mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi
di masa depan. Setiap berhadapan dengan ketidakpastian saat itulah risiko
muncul. Sehingga apabila diartikan, manajemen risiko adalah suatu proses
identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari atau
meminimalisir risiko tersebut.

1.1.2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko

Setelah kita mengetahui definisi dari manajemen risiko, kita dapat


mengetahui tujuan dari manajemen risiko itu sendiri. Secara umum
terdapat enam tujuan risk management diantaranya:

1. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat


pencapaian tujuan perusahaan.
2. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas
risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
3. Mendorong manajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko
kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan
bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.
4. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan
nilai perusahaan.
5. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai
risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.
6. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi
tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang
berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan
proses manajemen risiko secara terus menerus dan berkesinambungan

Setelah mengetahui definisi kemudian tujuannya, dapat diketahui


manfaat dari penerapan manajemen risiko. Secara umum ada tiga manfaat
risk management diantaranya:

5 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1. Membantu perusahaan menghindari semaksimal mungkin biaya-biaya
yang terpaksa harus dikeluarkan.
2. Membantu manajemen untuk memutuskan apakah risiko yang dihadapi
perusahaan akan dihindari atau diambil.
3. Jika penaksiran risiko dilakukan secara akurat maka dapat
memaksimalkan keuntungan perusahaan.

1.1.3. Jenis Manajemen Risiko

Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko terbagi


dalam beberapa jenis, diantaranya:

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen risiko ini berkaitan dengan risiko yang timbul akibat gagal
fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem,
faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional,
ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem
dan kejadian eksternal.

2. Manajemen Risiko Hazard

Manajemen risiko hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang


mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas
hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa
yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam
hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard
dan moral hazard. Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau
pengabaian peraturan bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan,
seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang akhirnya
berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah
tua dan menimbulkan resiko kerugian saat produksi.

3. Manajemen Risiko Finansial

Manajemen risiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan


perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha.
Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi,
evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang
mengancam keberlangsungan organisasi. Menejemen ini juga tidak lepas
dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan perubahan
inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.

6 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


4. Manajemen Risiko Strategik

Manajemen risiko strategik berkaitan dengan pengambilan keputusan.


Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi
kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.
Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset
impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).

1.1.4. Prinsip Manajemen Risiko

Prinsip manajemen risiko terdapat pada standar implementasi


yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization
pada tanggal 13 November 2009 yaitu standar ISO 31000. Standar ini
ditujukan untuk dapat diterapkan dan disesuaikan untuk semua jenis
organisasi dengan memberikan struktur dan pedoman yang berlaku
generik terhadap semua operasi yang terkait dengan manajemen risiko.
Menurut ISO 31000, manajemen risiko suatu organisasi harus mengikuti
11 prinsip dasar agar dapat dilaksanakan secara efektif, diantaranya:

1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (creates value)

Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian nyata


objektif dan peningkatan, antara lain, kesehatan dan keselamatan
manusia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, penerimaan publik,
perlindungan lingkungan, kinerja keuangan, kualitas produk, efisiensi
operasi, serta tata kelola dan reputasi perusahaan.

2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an


integral part of organizational processes)

Manajemen risiko adalah bagian tanggung jawab manajemen dan


merupakan suatu bagian integral dalam proses normal organisasi seperti
juga merupakan bagian dari seluruh proses proyek dan manajemen
perubahan. Manajemen risiko bukanlah merupakan aktivitas yang berdiri
sendiri yang terpisah dari aktivitas-aktivitas utama dan proses dalam
organisasi.

3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of


decision making)

Manajemen risiko membantu pengambil keputusan mengambil


keputusan dengan informasi yang cukup. Manajemen risiko dapat

7 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


membantu memprioritaskan tindakan dan membedakan berbagai pilihan
alternatif tindakan. Pada akhirnya, manajemen risiko dapat membantu
memutuskan apakah suatu risiko dapat diterima atau apakah suatu
penanganan risiko telah memadai dan efektif.

4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian


(explicitly addresses uncertainty)

Manajemen risiko menangani aspek-aspek ketidakpastian dalam


pengambilan keputusan, sifat alami dari ketidakpastian itu, dan
bagaimana menanganinya.

5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu


(systematic, structured and timely)

Suatu pendekatan sistematis, tepat waktu, dan terstruktur terhadap


manajemen risiko memiliki kontribusi terhadap efisiensi dan hasil yang
konsisten, dapat dibandingkan, serta andal.

6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based


on the best available information)

Masukan untuk proses pengelolaan risiko didasarkan oleh sumber


informasi seperti pengalaman, umpan balik, pengamatan, prakiraan, dan
pertimbangan pakar. Meskipun demikian, pengambil keputusan harus
terinformasi dan harus mempertimbangkan segala keterbatasan data
atau model yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat antar
pakar.

7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored)

Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal


organisasi serta profil risikonya.

8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes


human and cultural factors into account)

Manajemen risiko organisasi mengakui kapabilitas, persepsi, dan


tujuan pihak- pihak eksternal dan internal yang dapat mendukung atau
malah menghambat pencapaian tujuan organisasi.

9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif (transparent and


inclusive)

8 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Pelibatan para pemangku kepentingan, terutama pengambil keputusan,
dengan sesuai dan tepat waktu pada semua tingkatan organisasi,
memastikan manajemen risiko tetap relevan dan mengikuti perkembangan.
Pelibatan ini juga memungkinkan pemangku kepentingan untuk cukup
terwakili dan diperhitungkan sudut pandangnya dalam menentukan kriteria
risiko.

10. Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap


perubahan (dynamic, iterative and responsive to change)

Seiring dengan timbulnya peristiwa internal dan eksternal, perubahan


konteks dan pengetahuan, serta diterapkannya pemantauan dan
peninjauan, risiko-risiko baru bermunculan, sedangkan yang ada bisa
berubah atau hilang. Karenanya, suatu organisasi harus memastikan
bahwa manajemen risiko terus menerus memantau dan menanggapi
perubahan.

11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan


berkelanjutan organisasi (facilitates continual improvement and
enhancement of the organization)

Organisasi harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi


untuk memperbaiki kematangan manajemen risiko mereka bersama
aspek-aspek lain dalam organisasi mereka.

1.1.5. Langkah-langkah Manajemen Risiko

Dalam menangani risiko yang ada dapat dilakukan manajemen


sebuah risiko. Berikut adalah langkah-langkah dalam manajemen
risiko:

1. Identifikasi Risiko (Identify the Risk)

Tahapan ini merupakan tahapan mengidentifikasi kemungkinan risiko


yang terjadi atas aktivitas usaha. Membuat identifikasi risiko yang akurat
merupakan tahapan paling penting dalam manajemen risiko. Pada
tahapan identifikasi risiko, anda dapat membuat daftar kemungkinan
risiko yang dapat terjadi sebanyak mungkin. Beberapa cara yang dapat
anda gunakan untuk mengidentifikasi risiko diantaranya, survey,
wawancara, brainstorming, informasi, dan lain-lain.

2. Menganalisis Risiko (Analysis the Risk)

9 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Tahapan selanjutnya setelah melakukan identifikasi risiko adalah
melakukan analisa risiko dengan cara melihat melihat kemungkinan risiko
tersebut terjadi dan besarnya kerugian yang ditimbulkan. Dengan
mengukur risiko tersebut maka anda bisa mengetahui cara untuk
mengatasinya risiko tersebut atau meminimalisai potensi risiko tersebut
terjadi. Untuk menentukan kemungkinan risiko terjadi memang tergolong
subyektif dan lebih berdasarkan pada pengalaman dan intuisi. Walaupun
beberapa risiko dapat diukur tapi memastikan potensi risiko terjadi
terbilang sangat sulit. Sehingga pada tahapan ini sangat penting untuk
menentukan risiko yang paling berpotensi terjadi sehingga kita dapat
menentukan risiko yang akan diprioritaskan dalam manajemen risiko.

3. Menanggapi Risiko (Response the Risk)

Tahapan ini juga disebut dengan Risk Response Actions atau Tindakan
Respon Risiko. Setelah memperhitungkan setiap risikonya, kita perlu
memutuskan bagaimana merespon setiap risiko. Ada beberapa tanggapan
risiko yang dapat kita ambil, diantaranya:

•Mengambil tindakan untuk menghentikan semua kegiatan yang


dapat menyebabkan terjadinya risiko (Risk Avoidance).
• Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau
dampaknya (Risk Reducation).
• Mengambil tindakan untuk memindahkan beberapa risiko atau
semua risiko ke pihak lain seperti melalui asuransi atau outsourcing
(Risk Sharing atau Risk Transfer).
• Menerima Risiko tersebut terjadi atau tidak, lalu mengambil
tindakan apapun untuk menanggulangi risikonya (Risk Acceptence).
4. Memantau Risiko (Documentation the Risk)

Tidak semuanya berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan.


Oleh karena itu, diperlukan peninjauan ulang dan pemantauan terhadap
kemungkinan terjadinya perubahan faktor lainnya yang akan
menyebabkan berubahnya risiko yang akan dihadapi sehingga
mengharuskan kita untuk merubah perencanaan manajemen risiko kita
lagi.

10 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Gambar 1. 1 Langkah – langkah Manajemen Risiko

1.2. Asuransi

1.2.1. Defenisi Asuransi

Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan (insured)


dan perusahaan asuransi (insurer), dimana insurer bersedia memberikan
kompensasi atas kerugian yang alami pihak yang diasuransikan dan pihak
pengasuransi (insurer) memperoleh premi asuransi sebagai balasannya. Pasal
1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 mendefinisikan asuransi
sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan dirinya kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita pihak
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Perjanjian adalah sejumlah kesepakatan antara pihak penanggung


dengan pihak tertanggung dengan tujuan memberikan perlindungan atau
proteksi. Sedangkan Perjanjian asuransi merupakan sebuah kontrak yang

11 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


bersifat legal. Sahnya sebuah perjanjian harus memenuhi syarat-syarat yang
disebut untuk suatu perjanjian sebagaimana diatur oleh Pasal 1320 KUHP.
Adapun syarat-syarat itu adalah :

1. Adanya kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian


2. Mengenai sesuatu hal tertentu
3. Sesuatu sebab/causa/isi yang halal/diperbolehkan.

1.2.2. Tujuan Asuransi


Berikut adalah tujuan adanya asuransi yaitu:

• Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang


diderita satu pihak.
• Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
• Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank
memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh
peminjam uang.
• Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya
yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar
sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak
pasti
• Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi
akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus
berlaku untuk asuransi jiwa.

1.2.3. Prinsip Asuransi

Berikut adalah prinsip-prinsip dalam asuransi:

• Insurable interest

12 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


• Indemnity
• Subrogation
• Contribution
• Utmost Good Faith
• Proximate Cause

1.2.4. Jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia

Berikut jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia:

a. Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah sebuah layanan asuransi yang digunakan sebagai


bentuk perlindungan terhadap timbulnya kerugian finansial atau
hilangnya pendapatan seseorang atau keluarga akibat adanya
kematian anggota keluarga (tertanggung) yang biasanya menjadi
sumber nafkah bagi keluarga tersebut.

b. Asuransi Kesehatan

Asuransi kesehatan merupakan sebuah jenis pertanggungan asuransi


yang mencakup pembayaran biaya medis, bedah, atau perawatan
kesehatan lainnya. Polis asuransi diterbitkan oleh perusahaan
asuransi untuk mengganti biaya tertanggung untuk membayarkan
biaya karena sakit atau mengalami cedera.

c. Asuransi Kendaraan

Asuransi kendaraan adalah jenis asuransi khusus kendaraan, di mana


risiko yang kemungkinan terjadi pada kendaraan dialihkan kepada
perusahaan asuransi.

d. Asuransi kepemilikan Rumah Dan Properti

13 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Asuransi ini memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan
yang mungkin terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi
tertanggung.

e. Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan ini merupakan produk gabungan antara proteksi


asuransi jiwa ditambah dengan instrumen pasar uang. Asuransi akan
menjamin biaya pendidikan anak bila nantinya orang tua tidak dapat
lagi mencari nafkah karena meninggal dunia, atau cacat total.

f. Asuransi Bisnis

Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan,


kehilangan, maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin
terjadi pada bisnis seseorang. Asuransi ini memberikan penggantian
dari kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran, ledakan, bencana
alam, tabrakan, hingga kerusuhan.

g. Asuransi Umum

Asuransi umum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,


diantaranya:

• Social Insurance (Jaminan Sosial)

Jenis asuransi ini merupakan asuransi yang wajib dimiliki oleh


setiap orang atau penduduk dengan tujuan setiap orang
memiliki jaminan hari tua. Pembayaran premi dilakukan dengan
paksa, salah satu contohnya dengan memotong gaji seseorang
setiap bulan.

• Voluntary Insurance (Asuransi Sukarela)

Asuransi ini dijalankan dengan sukarela. Jenis asuransi sukarela


dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu :

14 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1. Government insurance merupakan asuransi yang dijalankan
oleh pemerintah
2. Commercial insurance merupakan asuransi yang ditujukan
untuk memberikan proteksi kepada seseorang atau
keluarga serta perusahaan dari risiko yang mungkin muncul
akibat unexpected events.
h. Asuransi Kelautan

Jenis asuransi satu ini khusus ada di bidang kelautan yang fungsinya
memastikan pengangkut serta pemilik kargo. Risiko yang mungkin
terjadi sehingga terbentuknya asuransi ini adalah kerusakan kargo,
kerusakan kapal, dan melukai penumpang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi premi asuransi angkutan laut adalah barang yang
diasuransikan, pengepakan barang, risiko yang diasuransikan,
pengangkutan, dan perjalanan.

i. Asuransi Kredit

Asuransi kredit merupakan proteksi atas risiko kegagalan debitur untuk


melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja,
kredit perdagangan, dan lain-lain.

j. Asuransi Perjalanan

Perlindungan yang akan didapat dari memiliki asuransi perjalanan


antara lain mendapat proteksi dan penanggungan biaya untuk
kecelakaan yang menimpa pembeli premi, santunan kecelakaan
pribadi, tanggungan biaya pengobatan darurat, pemulangan jenazah,
evakuasi medis, hingga proteksi terhadap barang-barang bawaan yang
memiliki risiko hilang atau rusak.

1.2.5. Risiko yang Dihadapi Perusahaan Asuransi

15 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian
usaha pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut:

a. Risiko Murni; Artinya adalah bahwa ada ketidakpastian terjadinya


sesuatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi
dan bukan suatu peluang keuntungan. Contohnya rumah mungkin
akan terbakar, atau mobil yang dikendarai mungkin akan terbakar
atau kapal dan muatannya mungkin akan tenggelam, jadi dalam hal
ini kerugian akan terjadi.
b. Risiko Spekulatif; Artinya adalah risiko dengan terjadinya dua
kemungkinan, yaitu peluang untuk mengalami kerugiam keuangan
atau memperoleh keuntungan. Dalam hal ini kemungkinan terjadi
kerugian atau keuntungan.
c. Risiko Individu

Risiko individu dibagi menjadi tiga macam antara lain:

➢ Risiko Pribadi

Risiko pribadi adalah risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh


keuntungan akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan
atau mati.

➢ Risiko Harta

Risiko Harta adalah risiko kehilangan harta apakah dicuri, hilang, rusak
yang menyebabkan kerugian keuangan.

➢ Risiko Tanggung Gugat

Risiko Tanggung Gugat adalah risiko yang disebabkan apabila kita


menanggung kerugian seseorang dan kita harus membayarnya.

Terdapat beberapa jenis risiko yang dapat diasuransikan yaitu:

16 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1. Risiko yang dapat diukur dengan uang (Financial Value) adalah
obyek risiko dan dampak kerugian yang mungkin timbul, harus
dapat diukur atau dinilai dengan uang.
2. Risiko homogen adalah risiko yang sama dan cukup banyak
dijamin oleh pihak asuransi.
3. Risiko Murni adalah risiko yang tidak mendatangkan
keuntungan.
4. Risiko Partikular adalah risiko yang berasal dari sumber
individu.
5. Risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental) adalah risiko
yang terjadi bukan karena direncanakan atau disengaja, tetapi
murni karena kecelakaan atau musibah, misalnya meninggal
karena kecelakaan.
6. Insurable Interest adalah risiko dimana tertanggung memiliki
kepentingan atas obyek pertanggungan.
7. Risiko yang terjadi secara kebetulan (Fortuitous) adalah
Kerugian atau kerusakan yang diakibatkannya terjadi dari
suatu peristiwa yang bersifat kebetulan(Fortuitous) dan
merupakan suatu hal yang bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi.
8. Risiko yang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan (Not
Against Public Policy) adalah Risiko yang bukan suatu hal yang
bertentangan dengan kebijaksanaan umum atau kebijaksanaan
Pemerintah (Not Against Public Policy). Misalnya Risiko
terkena denda tilang karena melanggar peraturan lalu lintas,
tidak dapat diasuransikan.

1.2.6. Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko

Bedasarkan pengertian tersebut asuransi mengandung empat unsur


yaitu :

a. Pihak tertanggung

17 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


b. Pihak penangung
c. Sesuatu peristiwa yang tak tantu
d. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tentu.

Ada beberapa manfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau
intuisi masuk ke asuransi yaitu:

1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko


2. Sebagai pihak penganti kerugian
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung
4. Menghasilkan tingkat produksi
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil

Menurut Harman Darmawi ada enam syarat – syarat suatu risiko dapat
di asuransikan, syarat yang harus di tempuh tersebut yaitu:

1. Kerugian potensial cukup besar


2. Probabilitas potensial cukup besar
3. Keugian bersifat kebetulan
4. Kerugian tertentu.
5. Terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama

1.3. Hubungan Antara Manajemen Risiko dan Asuransi


Hubungan antara risiko dan asuransi adalah hubungan langsung yang
substansial dan strategis. Motivasi utama masyarakat untuk membeli asuransi
adalah karena keberadaan risiko yang penuh ketidakpastian. Proteksi asuransi
merupakan salah satu sarana efisien dalam pengendalian risiko secara
finansial melalui mekanisme pengalihan risiko ke asuransi (Risk Transfer
Mechanism).

Hubungan yang ada tersebut untuk risiko-risiko yang dapat


diasuransikan (insurable risk) yang mempunyai karakter khusus. Risiko

18 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


mengimplikasikan beberapa bentuk ketidakpastian akan suatu hasil pada
situasi tertentu di masa yang akan datang dan cenderung tidak dikehendaki.
Berbeda dengan kata kesempatan, yang mengimplikasikan keraguan akan
suatu hasil di masa yang akan datang, namun umumnya menyenangkan atau
disukai. Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan
datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya
pinjaman kredit bank atau resiko laiinnya, maka diperlukan perusahaan yang
mau menanggung rediko tersebut adalah perusahaan asuransi yang mau
menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun
badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan
yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan
dihadapi oleh nasabahnya.

Setiap orang pasti tidak mau mengalami kerugian, begitu juga dengan
perusahaan. Sebagai entitas bisnis, tentunya perusahaan ingin mendapat
keuntungan yang maksimal dengan kerugian yang seminimal mungkin. Namun
nyatanya ditengah ketidakpastian hidup ini, baik individu maupun perusahaan
sering dihadapkan pada resiko yang berujung pada kerugian. Resiko-resiko ini
dapat diminimalisir dengan polis asuransi.

19 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


BAB II
MARINE INSURANCE
2.1 Definisi Marine Insurance
Marine Insurance adalah perjanjian atau kontrak dari perusahaan
asuransi yang akan mengganti kerugian tertanggung dengan cara dan
sebanyak nilai yang sudah di sepakati diawal apabila terjadi kerugian atas
terjadinya insiden saat berlayar. Asuransi seperti ini diperlukan dalam banyak
proses perdagangan ekspor-impor. Sebagai persyaratan ekspor-impor, kedua
belah pihak bertanggung jawab atas pembayaran barang di bawah asuransi.
Aturan yang dipakai pada Marine Insuranse menggunakan hukum MIA (Marine
Insurance Art) 1906 dan diperbarui dengan hukum IA (Insurance Art) 2015.
Peraturan tersebut digunakan oleh perusahaan asuransi seluruh dunia sebagai
pedoman hukum (Insurance Art 2015).

2.2 Tujuan dan Manfaat Marine Insurance


Tujuan dan manfaat dari Marine Insurance diantaranya sebagai berikut.

1. Penyebaran Risiko merupakan usaha untuk mengatasi apabila terjadi


kerugian, sehingga tertanggung akan dikembalikan ke posisi keuangan
yang sama seperti sebelum kerugian. Tertanggung tidak boleh
mengambil keuntungan dari kerugian tersebut.
2. Bantuan untuk Keamanan merupakan bantuan untuk menghilangkan
atau mengurangi ketidakpastian potensi kerugian finansial. Sehingga
Individu dan badan bisnis bisa lebih leluasa melakukan ekspansi tanpa
perlu menyisihkan cadangan untuk masa depan atau untuk mengatasi.
3. Bantuan untuk Kredit merupakan pinjaman tidak dimajukan kecuali
barang yang dibiayai diasuransikan yaitu asuransi melindungi investasi
kreditur.

2.3 Hak dan Kewajiban Pihak – Pihak dalam Marine Insurance


1. Pihak-pihak, yaitu penanggung dan tertanggung.

20 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


2. Status pihak-pihak. Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan
berbadan hukum dapat berbentuk perseroan terbatas (PT), Perusahaan
perseroan koperasi, tertanggung dapat berstatus sebagai perse-
orangan, persekutuan atau badan hukum.
3. Obyek asuransi, dapat berupa benda hak atau kepentingan yang
melekat pada benda, dan sejumlah yang disebut premi atau ganti
kerugian.
4. Peristiwa asuransi, yaitu perbuatan hukum (legal Act) berupa
persetujuan atau kesepakatan tertanggung mengenai obyek asuransi
peristiwa tidak pasti (evenement) yang mengancam benda asuransi
dan syaratsyarat yang berlaku dalam asuransi.
5. Hubungan asuransi, adalah keterikatan (legality bound) yang timbul
karena kesepakatan bebas

2.4 Prinsip Marine Insurance

Gambar 2. 1 Skema Prinsip Marine Insurance

Prinsip dasar dari Marine Insurance:

21 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1. Insurable Interest atau kepentingan yang diasuransikan adalah pihak
tertanggung harus memiliki kepentingan (interest) atau harta benda
yang dapat diasuransikan (insurable). Kepentingan atau harta benda
tersebut harus legal dan equitable (tidak melawan hukum dan layak).
Terpenuhnya hal tersebut dapat membuat pihak tertanggung
mendapatkan ganti rugi saat mengalami musibah yang menimbulkan
kerugian atau kerusakan pada objek terasuransi. Namun apabila
terjadi musibah yang merugikanan pihak tertanggung akan tetapi
objek tidak memiliki kepentingan, maka pihak tertanggung tidak
menerima ganti rugi.
2. Utmost Good Faith (itikad terbaik) adalah pihak Tertanggung
berkewajiban memberitahu kepada perusahaan asuransi sejelas-
jelasnya dan teliti mengenai segala fakta penting obyek yang
diasuransikan. Sedangkan pihak perusahaan asuransi berkewajiban
menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang tidak dijamin,
segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas kepada
tertanggung.
3. Indemnity (ganti rugi indemnitas) adalah pihak tertanggung apabila
terjadi musibah akan dikembalikan sesaat pada posisi sebelum terjadi
kerugian untuk dijamin polis. Sehingga obyek yang diasuransikan
apabila terkena musibah yang menimbulkan kerugian maka perusahaan
asuransi akan memberi ganti rugi sama dengan sesaat sebelum terjadi
musibah.
4. Subrogation (subrogasi) adalah pengalihan hak (subrogasi) dari
Tertanggung kepada perusahaan asuransi yang telah membayar ganti
rugi kepada Tertanggung. Prinsip subrogasi terdapat pada pasal 284
Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi: “Apabila seorang
penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada
tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan

22 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah
menimbulkan kerugian pada Tertanggung.
5. Contribution (kontribusi) adalah pihak tertanggung
mempertanggungkan objek asuransi kepada banyak parusahaan
asuransi. Apabila perusahaan asuransi telah membayar penuh ganti
kerugian yang menjadi hak tertanggung. Perusahaan-perusahaan
asuransi lain yang terlibat dalam suatu pertanggungan wajib untuk
membayar pertanggungannya masing-masing.
6. Proximate Cause (kausa proksimal) adalah kepentingan yang
diasuransikan ketika mengalami musibah atau kecelakaan, maka
pertama-tama perusahaan asuransi akan mencari sebab-sebab yang
aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa
terputus sehingga dapat mengetahui terjadinya musibah atau
kecelakaan tersebut.

2.5 Jenis – Jenis Marine Insurance


2.5.1 Marine Hull and Machinery (H&M) Insurance

Marine Hull and Machinery (H&M) Insurance adalah bertujuan


untuk memberikan perlindungan asuransi menyeluruh untuk
kapal atau mesin kapal dan bagian-bagian mesin kapal
contohnya yaitu pada bagian batang piston, blok silinder dan
tabung silinder atau menjamin pada kondisi jika terjadi
kebakaran, kecelakaan, dan perompakan.
2.3.1. Protection and Indemnity (P&I) Insurance
Protection and Indemnity (P&I) Insurance merupakan asuransi
yang memberikan jaminan hukum terhadap tuntunan pihak
ketiga kepada pemilik kapal dan pihak terkait lainnya dalam
pengoperasian kapal tersebut. Karena asuransi Hull and
Machinery tidak cukup memadai untuk memproteksi bagian
pihak ketiga, seperti menjamin pada saat kondisi tabrakan kapal,
keselamatan kru, dan pencemaran lingkungan.
2.3.2. Marine Cargo Insurance
Marine Cargo Insurance merupakan asuransi yang menjamin
kerusakan atau kerugian barang yang diangkut dari satu tempat

23 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


ke tempat lain yang melalui laut, darat maupun udara atau
dapat memberikan jaminan pada kondisi kerusakan barang, dan
kehilangan barang.
2.3.3. Freight, Demurrage & Defence (FD&D) Insurance
Freight, Demurrage & Defence (FD&D) Insurance merupakan
asuransi yang memberikan jaminan kepada Tertanggung
bantuan biaya hukum dan penanganan klaim sehubungan
dengan berbagai sengketa, dimana sengketa tersebut berada di
luar lingkup jaminan asuransi H&M atau P&I. Jaminan yang
diajukan dapat diklaim pada saat timbul masalah sehubungan
dengan kontrak pengangkutan, kontrak pembangunan atau
perbaikan kapal, dan kontrak jual beli kapal.
2.3.4. Increased Value (IV) Insurance
Increased Value (IV) Insurance adalah asuransi properti yang
menjamin nilai penuh dari kapal dan atau biaya tambahan
penggantian kapal tersebut, bisa disebut sebuah langkah
antisipatif agar Tertanggung tidak mengalami kerugian pada
saat terjadi klaim.
2.3.5. Builder Risk Insurance
Builder Risk Insurance merupakan asuransi yang menjamin
segala risiko yang mungkin terjadi pada saat pembuatan kapal
tahap peletakan lunas sampai selesai. Risiko yang dapat dijamin
pada saat tahapan pembangunan, peluncuran, percobaan, dan
pengiriman kapal.
2.3.6. Wreck Removal Insurance dan Reinsurance
Wreck Removal Insurance merupakan asuransi yang memberikan
perlindungan dari biaya atas penyingkiran kerangka kapal
(Wreck Removal) oleh otoritas pelabuhan seperti biaya
pengangkutan kapal, dan pemindahan kapal. Kemudian
Reinsurance adalah ketika perusahaan asuransi memanfaatkan
Reasuransi untuk mengalihkan ketidakmampuan finansialnya
kepada perusahaan asuransi lain (reasuradur). Dengan demikian,
beban yang ditanggung perusahaan asuransi tersebut dapat
diminimalkan.

2.6 Perusahaan Marine Insurance


➢ Asuransi Sinarmas
Sinarmas adalah asuransi yang menyediakan pengcoveran resiko
terhadap barang melalui suatu sarana pengangkutan/alat angkut baik

24 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


darat, udara maupun laut. Fasilitas di asuransi ini adalah Asuransi
Marine Cargo atau disebut SIMAS Cargo.
➢ Asuransi Raksa
Asuransi marine cargo dari Asuransi Raksa terdiri atas tiga jenis
perlindungan, yaitu Institute Cargo Clauses/ICC (C), ICC (B) dan ICC
(A). Untuk lingkup penutupan atau perlindungan yang paling luas
adalah ICC (A) atau dikenal sebagai Asuransi Pengangkutan All Risk.
ICC (A) akan menjamin seluruh kerugian atau kerusakan terhadap
barang yang diangkut, sepanjang tidak dikecualikan di dalam polis.
➢ Asuransi Tokio Marine
Untuk menjamin sasaran mutu, asuransi marine cargo dari Asuransi
Umum Tokio Marine menetapkan akan membayar uang tuntutan ganti
rugi dalam tempo enam hari kerja, terhitung sejak dicapainya
kesepakatan tertulis mengenai jumlah uang ganti rugi antara
penanggung dan tertanggung dengan syarat tertanggung sudah
memenuhi kewajiban saat mengajukan ganti rugi.
➢ Lippo Insurance
Asuransi marine cargo dari Lippo Insurance cukup lengkap. Pertama,
perlindungan dari bahaya-bahaya yang berhubungan dengan sifat
alam di darat, laut dan udara (peril of the sea), seperti cuaca buruk,
badan dan lain-lain. Kedua, bahaya yang mungkin timbul atau terjadi
saat perjalanan, baik di laut, darat atau udara, misalnya alat angkut
karam, tenggelam, tabrakan dan lai-lain. Ketiga, extraneous risk atau
bahaya di luar dua kategori tersebut, seperti pencurian,
pembongkaran, dan lain-lain.

25 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Gambar 2. 2 Perusahaan Marine Insurance di Indonesia

26 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


BAB III
MARINE CARGO INSURANCE
3.1. Definisi Marine Cargo Insurance

Marine Cargo Insurance (Asuransi Pengangkutan Laut) adalah suatu


asuransi berupa pemberian jaminan atas kerugian yang ditimbulkan karena
adanya bahaya laut (Maritime Perils) dan bahaya kecelakaan di laut yang
mungkin terjadi selama pengangkutan barang dari tempat asal (origin) ke
tempat tujuan (destination), dalam hal ini dari gudang awal menuju gudang
tujuan (warehouse to warehouse). Dalam Marine Cargo Insurance terdapat 2
(dua) macam tanggungan, yaitu tanggungan kehilangan barang (Loss) serta
tanggungan kerusakan barang (Damage) (dieselship, 2018).

Kehilangan serta kerusakan barang yang ditanggung oleh Marine Cargo


Insurance adalah:

- Kehilangan dan kerusakan muatan yang disebabkan oleh kapal yang


menabrak batu karang atau bangkai kapal.
- Kehilangan dan kerusakan muatan yang disebabkan karena kapal
terguling atau tubrukan.
- Kehilangan atau kerusakan biji – bijian karena masuknya uap air
saat kapal berlayar melalui cuaca buruk.
- Kehilangan atau kerusakan biji – bijian karena pemanasan
kompartemen kapal.
- Kerusakan kargo yang disebabkan masuknya air dalam kapal.

Adapun pengecualian risiko yang tidak dapat diasuransikan, yaitu:

- Kerusakan akibat perbuatan yang disengaja oleh tertanggung.


- Kebocoran yang wajar.
- Kemasan tidak sesuai dengan peraturan.
- Kerusakan akibat sifat alami barang.
- Kerugian karena keterlambatan.
- Kerugian karena finansial operator kapal.
- Penghancuran muatan yang disengaja.
- Kerugian karena penggunaan senjata perang.

Adapun jenis – jenis dari bahaya laut atau yang disebut Maritime Perils
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Perils of the Sea

27 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Perils of the Sea atau bahaya di laut yang timbul atau terjadi
karena sifat dari laut itu sendiri, seperti gelombang besar dan angin
topan laut. Perils of the Sea dapat mengakibatkan kapal tenggelam
(sinking), terbalik (capsize), terdampar (stranding), kandas
(grounding), dan tubrukan dengan objek lain.

2. Perils on the Sea

Perils on the Sea atau bahaya di laut adalah bahaya yang bukan
diakibatkan oleh faktor cuaca seperti keganasan gelombang laut atau
angin laut, seperti kebakaran (fire), pembajakan (pirates), perang
(war perils), perampokan (rovers), pencurian (thieves), penahanan
oleh pejabat berwenang, pemberontakan awak kapal, dan bahaya –
bahaya yang dapat terjadi dilaut lainnya.

Marine Cargo Insurance memiliki periode pertanggungan barang


dari mulai barang berada di gudang awal, lalu barang diangkut dengan
transportasi darat ke pelabuhan awal, kemudian diangkut dengan
kapal menuju pelabuhan tujuan untuk barang dibongkar dan dimuat,
kemudian barang diangkut dengan transportasi darat menuju gudang
tujuan akhir, maka disitulah selesainya masa pertanggungan barang
dalam Marine Cargo Insurance. Apabila diilustrasikan maka periode
pertanggungan Marine Cargo Insurance adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 1 Ilustrasi Periode Pertanggungan Marine Cargo Insurance


3.2. Tujuan dan Manfaat Marine Cargo Insurance

28 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Pada tanggal 31 Oktober 2017 pemerintah Indonesia telah
mengundangkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 82
Tahun 2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi
Nasional (CNBCIndonesia, 2018). Asuransi pertama kali diberlakukan untuk
Ekspor dan Impor barang tertentu yang mewajibkan kegiatan ekspor Crude
Palm Oil (CPO) dan Batubara, serta kegiatan impor beras dan pengadaan
barang-barang pemerintah lainnya untuk menggunakan angkutan laut dan
asuransi nasional yang telah efektif dan berlaku pada April 2018.

Tujuan dari diberlakukannya Marine Cargo Insurance adalah untuk


mengurangi atau menghilangkan beban finansial pada saat terjadi hal – hal
yang bersifat merugikan, dalam hal ini kerugian yang dialami berupa kerugian
pada barang atau kargo yang diangkut. Dalam Marine Cargo Insurance ketika
tertanggung mengalami bahaya yang menyebabkan kerugian pada barang
yang diangkut, baik kerusakan maupun kehilangan barang, penanggung akan
mengalihkan risiko tersebut dari tertanggung. Pengalihan risiko ini dimulai
sejak pembayaran premi kepada perusahaan asuransi dari tertanggung.

Manfaat yang didapatkan apabila pihak pelayaran atau pemilik muatan


menggunakan Marine Cargo Insurance adalah adanya polis atau perjanjian –
perjanjian asuransi pengangkutan laut akan menjamin kerugian – kerugian
yang diakibatkan oleh kejadian – kejadian yang dapat merugikan yang datang
dari luar. Dalam polis Marine Cargo Insurance juga menyebutkan risiko – risiko
yang dijamin dalam Institute Cargo Clause, sehingga apabila kerugian terjadi
akibat risiko yang telah tercantum, maka pihak asuransi dapat memberikan
penggantian.

3.3. Jenis – Jenis Marine Cargo Insurance

Jenis – jenis Marine Cargo Insurance dibagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Pengangkutan barang ke luar negeri (Export) ditujukan untuk


barang – barang yang akan dikirim dari Indonesia ke luar negeri.
2. Pengangkutan barang – barang kedalam negeri (Import) ditujukan
untuk barang – barang yang dikirim dari luar negeri ke Indonesia.
3. Pengangkutan antar pulau (Inter-insular) ditujukan untuk barang –
barang yang dikirim antar pulau dalam satu negara.

Adapun jenis – jenis kargo yang dapat diasuransikan, antara lain:

- Container Cargo
- General Cargo

29 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


- Bulk Cargo (solid, liquid, gass)
- Specialized Cargo
- Dangerous Cargo

3.4. Luas Jaminan atau Scope of Cover

Kondisi pertanggungan atau luas jaminan (scope of cover) dalam


Marine Cargo Insurance terdiri dari 6 (enam) kondisi, yakni:

1. Total Loss Only (TLO)

Kondisi ini memberikan jaminan dalam hal barang atau objek yang
dipertanggungkan mengalami kerugian total, yang berupa:

• Musnah atau rusak seluruhnya, tidak berbentuk sama sekali.


• Hilangnya hak atau kepentingan atas barang tersebut.
• Apabila biaya pemulihan atau pengembalian barang yang
dipertanggungkan lebih besar dari harga barang tersebut ditempat
tujuan, maka kerugian tersebut dapat dikatakan kerugian total
(total loss).

Kondisi total loss ini dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu:

a) Kerugian pada barang muatan (Total loss of the goods).


b) Kerugian pada barang muatan dan pada kapal (Total loss of the
goods following total loss of the vessel).
2. Institute Bulk Oil Clauses
3. Institute Coal Clauses
4. Land and Air Transit Cover A
5. Land and Air Transit Cover B

6. Institute Cargo Clauses 1/1/82

Institute Cargo Clauses 1/1/82 adalah klausula yang lazim


dipergunakan dalam pengangkutan melalui laut (Marine Cargo
Insurance), klausula ini berlaku secara International, termasuk
Perusahaan Asuransi di Indonesia juga mempergunakan klausula ini
dalam setiap penutupan Asuransi Pengang-kutan melalui laut. Klausula
ini terdiri dari 19 pasal, perbedaan antara klausula “A”, “B” dan “C”
hanya terletak pada Pasal I-III mengenai Risiko yang dijamin. Adapun
Klausula ini terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:

30 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1) Institute Cargo Clause “A” 1/1/82

Memberikan jaminan kerugian/kepentingan atas muatan terhadap


segala jenis risiko, selama risiko tersebut tidak dicantumkan pada
risiko-risiko yang dikecualikan.

2) Institute Cargo Clause “B” 1/1/82

Memberikan jaminannya hanya untuk risiko – risiko sebagai berikut:

a) Kebakaran atau ledakan.


b) Kapal atau perahu kandas, karam, tenggelam, atau terbalik.
c) Tabrakan antara kapal dengan kapal atau tabrakan antara kapal
perahu atau alat angkut dengan benda dari luar selain kapal
kecuali air.
d) Pembongkaran barang di pelabuhan darurat.
e) Gempa bumi, letusan gunung berapi, atau petir.
f) Pengorbanan kerugian umum.
g) Pembuangan barang dari kapal ke laut dalam upaya
penyelamatan kapal atau saat barang tersapu ombak hingga
jatuh ke laut.
h) Masuknya air laut danau atau sungai kedalam kapal, perahu,
palka, alat angkut kontainer, mobil boks, atau tempat
penimbunan.
i) Kerugian total, barang hilang, terlempar atau jatuh selama
dimuat ke dan dibongkar dari kapal atau perahu.
3) Institute Cargo Clause “C” 1/1/82
a) Kebakaran atau ledakan.
b) Kapal atau perahu kandas karam tenggelam atau terbalik.
c) Alat angkut darat terbalik atau keluar dari rel.
d) Tabrakan antara kapal dengan kapal atau tabrakan antara kapal
perahu atau alat angkut dengan benda dari luar selain kapal
kecuali air.
e) Pembongkaran barang di pelabuhan darurat.

Dari risiko - risiko yang dijamin terdapat pengecualian umum dalam


peraturan atau polis Institut Cargo Clause “A”, “B” dan “C” Marine
Cargo Insurance diantaranya:

31 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


• Dilakukan dengan sengaja oleh tertanggung atau pegawainya.
• Bocor, berat kurang, susut atau keausan yang wajar atas barang.
• Packing yang kurang baik, kurang memadai termasuk dalam peti
kemas.
• Kerusakan karena sifat alamiah barang, karat.
• Kerugian karena sebab keterlambatan.
• Kapal pengangkut tidak laik laut, overload.
• Akibat risiko nuklir dan sejenisnya.
• Akibat risiko nuklir, perang, huru – hara, dan kerusuhan
(tersedia jaminan operasional).

3.5. Klaim Marine Cargo Insurance

Klaim asuransi adalah tuntutan dari pihak tertanggung karena adanya


kontrak perjanjian dengan pihak asuransi untuk menjamin pembayaran ganti
rugi selama pembayaran premi telah dilakukan oleh pihak tertanggung.

Adapun klaim pada Marine Cargo Insurance harus memenuhi 2 (dua)


persyaratan utama, yaitu:

1. Kerugian telah terjamin dalam perjanjian atau polis

Kerugian yang mendapat klaim adalah kerugian yang terjadi


sebagai akibat dari risiko – risiko yang dipertanggungkan atau
merupakan risiko yang dijamin oleh pihak asuransi. Sebaliknya, apabila
penyebab kerugian tersebut merupakan salah satu dari pengecualian
polis, maka kerugian termasuk kehilangan atau kerusakan tidak
mendapatkan jaminan asuransi atau dengan kata lain tidak dapat
melakukan klaim.

2. Kerugian terjadi dalam jangka waktu pertanggungan (period of


cover)

Kerugian yang mendapat klaim juga harus terjadi pada waktu


pertanggungan berlaku. Untuk itu perlu diketahui waktu terjadinya
kerugian baik kehilangan maupun kerusakan masih dalam waktu
pertanggungan asuransi atau tidak (date of loss). Masa berlakunya
waktu pertanggungan atau disebut “Duration Clause” dalam ICC
1/1/82 disebutkan bahwa jangka waktu pertanggungan mulai berlaku
sejak barang diangkat untuk diangkut dari gudang pengirim atau
tempat yang disebutkan didalam polis, dibawa ke pelabuhan

32 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


pengiriman sampai di pelabuhan tujuan, lalu diturunkan dan
diserahkan kesalah satu gudang baik gudang alokasi, gudang distribusi
atau tempat yang ditunjuk oleh tertanggung dan disebutkan dalam
polis, dengan batas waktu 60 hari setelah pembongkaran terakhir
dipelabuhan tujuan (Port of Discharge).

Terdapat jenis - jenis klaim dalam Marine Cargo Insurance yaitu Total
Loss, Partial Loss, dan Collison Liability yang apabila diilustrasikan adalah
sebagai berikut.

Actual Total Loss


Total Loss
Constructive Total
Loss

Shortage
Claim
Particular Average
Partial Loss Damage
General Average
Collosion
Liabilities

Gambar 3. 2 Jenis – Jenis Klaim pada Marine Cargo Insurance


Berdasarkan Gambar 3.2 diatas maka dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Total Loss

Suatu kerugian dikatakan Total Loss apabila barang tersebut


hancur total, tidak berbentuk, musnah, dan kegunaannya hilang. Total
Loss dibagi dalam 2 (dua) kondisi, yaitu:

• Actual Total Loss

Actual Total Loss adalah kondisi dimana keadaan barang hancur


total, tidak berbentuk sama sekali, musnah secara keseluruhan, yang
berarti bahwa kerugian tersebut 100% disebabkan oleh perils yang
dijamin dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya.

• Constructive Total Loss

Constructive Total Loss adalah kondisi dimana biaya perbaikan


atau pemulihan barang melebihi harga barang tersebut dipasaran.

33 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Constructive Total Loss dapat dikatakan kerugian barang ditambah
dengan biaya penyelamatan (salvage charges) lebih besar dari 100%
nilai barang tersebut dipasaran.

2. Partial Loss

Partial Loss adalah kerugian sebagian atau kerugian yang timbul


lebih kecil daripada nilai barang tersebut. Klaim dalam Partial Loss ini
dibagi dalam 2 (dua) kelompok berdasarkan pihak yang terlibat, yaitu
Particular Average dan General Average sebagai berikut ini:

• Particular Average

Particular Average merupakan kerugian sebagian atas barang –


barang yang disebabkan oleh suatu bahaya yang dijamin dalam polis.
Kerugian ini tidak melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam
pengangkutan tersebut, hanya beberapa pihak saja seperti pemilik
kapal, pemilik kargo, atau pemilik third party (freight forwarder).

Particular Average dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu:

• Shortage (Kekurangan)

Apabila terjadi kekurangan barang, maka penyelesaian dilakukan


berdasarkan harga pertanggungan dari barang yang kurang diserahkan
tersebut.

• Damage (Kerusakan)

Apabila terjadi kerusakan barang, maka penyelesaian kerugian


dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara, yaitu mengganti nilai kerugian
atas barang – barang yang mengalami kerusakan atau memperbaiki
barang yang mengalami kerusakan dan mengembalikan ke posisi
semula.

• General Average

General Average adalah suatu kerugian yang dipikul bersama oleh


pihak – pihak yang terlibat atau mempunyai kepentingan dalam
pengangkutan tersebut. Dalam General Average kerugian dipikul
bersama antar pihak pemilik kapal, pemilik barang, dan pemilik third
party (freight forwarder).

34 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


Persyaratan suatu kerugian dapat dikatakan sebagai kerugian
umum atau General Average adalah sebagai berikut:

• Adanya bahaya.
• Bahaya mengancam seluruh pihak.
• Adanya pengorbanan yang sengaja dilakukan, baik pada kapal
maupun barang.
• Pengorbanan dilakukan demi kepentingan semua pihak yang
terlibat.
• Pengorbanan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.
• Usaha penyelamatan yang dilakukan dengan adanya pengorbanan
tersebut haruslah berhasil.
Adapun 2 (dua) macam kerugian dalam General Average, yaitu:

• Sacrifice (Pengorbanan)

Sacrifice atau pengorbanan adalah kondisi dimana sebagian dari


kapal atau sebagian dari kargo/barang sengaja dirusak atau
dikorbankan untuk penyelamatan lain. Contoh kondisi pengorbanan
dari bagian kapal maupun barang adalah:

➢ Membuang barang ke laut untuk penyelamatan (Jettison).


➢ Dengan sengaja merusak bagian kapal untuk penyelamatan.
➢ Kerusakan barang demi penyelamatan, seperti barang – barang
terkena air saat memadamkan api yang terjadi diatas kapal.

• Expenditure (Biaya yang Dikeluarkan)

Expenditure merupakan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk


kepentingan penyelamatan. Contoh penerapan Expenditure adalah
biaya – biaya yang dikeluarkan pada saat:

➢ Biaya bongkar muat barang karena kapal kandas.


➢ Biaya sewa gudang sewaktu adanya perbaikan kapal yang rusak.
➢ Biaya penarikan atau penolongan kapal yang memuat barang dalam
keadaan bahaya.

3. Collision Liability

Collision Liability merupakan pertanggungan dalam asuransi yang


diberikan tidak hanya pada nilai kapal, tetapi termasuk juga kaminan

35 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


tanggung jawab terhadap pihak ketiga dan jaminan akan biaya – biaya
yang timbul sebagai akibat terjadinya kecelakaan kapal. Kerugian yang
timbul akibat adanya tabrakan kapal, hal ini tertuang dalam clause 3
dari ICC 1/1/82 baik untuk kondisi ICC “A”, “B”, maupun “C”. Klausa
tersebut berbunyi “Asuransi ini diperluas untuk memberikan ganti rugi
kepada tertanggung terhadap proporsi tanggung jawab tersebut
berdasarkan kontrak pengangkutan dengan kalusula “Tabrakan dimana
kedua pihak bersalah” sehubung dengan kerugian yang dapat
dipulihkan berdasarkan perjanjian ini. Dalam hal terjadinya klaim oleh
pemilik kapal dalam klausula ini Tertanggung setuju untuk
memberitahukan Perusahaan Asuransi yang akan mempunyai hak atas
biaya mereka sendiri dan membela kepentingan Tertanggung
mengenai klaim (DATAPOLIS, 2018).

Klausa ini memberikan penggantian untuk:

• Kerugian kerusakan pada kapal yang ditabrak.


• Harta benda yang rusak yang berada di atas kapal yang ditabrak.
• Keterlambatan atau biaya yang timbul akibat kerugian yang timbul
akibat kapal atau harta benda terebut tidak dapat digunakan.
• Biaya pengadilan.

Tabrakan yang dimaksud haruslah antara dua kapal (kapal aktif


maupun bangkai kapal). Tabrakan dengan objek yang tetap (fixed)
seperti rig atau objek yang mengapung seperti buoy atau rambu–rambu
laut tidak termasuk dalam definisi tabrakan pada klausa ini.

36 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


BAB IV
STUDI KASUS MARINE CARGO INSURANCE

4.1. Studi Kasus I (Asuransi Sinar Mas Melakukan Pembayaran Klaim Marine
Cargo kepada PT. Arhadi Fajar Perkasa)

Gambar 4. 1 Sinar Mas Melakukan Klaim Asuransi

Dalam studi kasus ini tertera bahwa PT. Arhadi Fajar Perkasa sebagai
tertanggung mengajukan klaim kepada PT. Asuransi Sinar Mas sebesar Rp.
308.022.000,-. Hal ini disebabkan karena PT. Arhadi Fajar Perkasa mengalami
kerugian akibat unit LBS (Load Break Switch) yang telah diasuransikan
mengalami kerusakan akibat goncangan saat perjalanan dari Semarang ke
Palangkaraya. Proses pembayaran klaim kasus ini berlangsung dalam waktu
empat belas hari kerja sejak semua data pendukung klaim telah dilengkapi
oleh tertanggung yaitu PT. Arhadi Fajar Perkasa.

37 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


4.2. Studi Kasus II (Kapal X Press Pearl Terbakar di Lepas Pantai Kolombo,
Sri Lanka)

Gambar 4. 2 Terbakarnya Kapal X Press Pearl


Pada tanggal 21 Mei 2021, kapal X-Press Pearl terbakara di daerah
Pelabuhan Sri Lanka, Kolombo. Peristiwa terbakarnya kapal ini berlangsung
selama delapan hari, dimana pada tanggal 21 Mei terjadi dua ledakan yang
membakar kapal hingga tanggal 26 Mei api sudah menyebar keseluruh bagian
kapal dan api sudah kian menyusut pada tanggal 28 Mei. Kebakaran ini
berlangsung lama karena sebagian container pada kapal X-Press Pearl
membawa Asam Nitrat dan bahan kimia lainnya yang berkode IMDG.
Berdasarkan perkiraan oleh Perusahaan Crawford & Co. total kerugian
kargo akibat kecelakaan kapal tersebut sebesar $30 Juta hingga $50 Juta. Hal
ini didapat dari kapasitas muatan kapal X-Press Pearl yaitu 2.700 petikemas
dengan asumsi setiap petikemas membawa barang dengan kisaran harga dari
$15.000 hingga $20.000. Dari total kerugian tersebut, tentu akan tersebar
pada beberapa perusahaan asuransi di London, Eropa, dan Asia, dan kerugian
tersebut akan ditanggung oleh setiap polis asuransi kargo di setiap
perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi The London P&I Insurance Company (Europe) Ltd.
mengkonfirmasi bahwa mereka menyediakan Protect & Indemnity Insurance
dan hanya mencakup cedera dari kru dan dampak lingkungan yang
diakibatkan. Meskipun demikian, P&I Insurance bisa menyebabkan klaim

38 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


hingga ratusan juta dollar ketika kapal X-Press Pearl tenggelam, apabila tidak
maka juga akan memakan biaya lebih bagi perusahaan The London P&I
Insurance Company (Europe) Ltd. karena membawa kapal ke Pelabuhan dan
melakukan perbaikan.
Perusahaan asuransi The London P&I Insurance Company (Europe) Ltd.
akhinya memilih untuk biaya kargo dan penyelamatan. Apabila situasi adalah
kerugian total, perusahaan asuransi kargo diharapkan bisa memulihkan
kerugian yang dialaminya dari pemilik kapal. Peristiwa kecelakaan ini
menyebabkan ancaman kerugian bagi perusahaan asuransi terkait kecelakaan
kapal container akibat kecelakaan. Hingga saat ini masih belum pasti terkait
klaim dari kecelakaan kapal X-Press Pearl di dekat Pelabuhan Sri Lanka.

4.3. Studi Kasus III (Tanggung Jawab PT. Jasaraharja Putera Pekanbaru
Terhadap Ganti Rugi Asuransi Pada Pengangkutan Barang)

PT. Asuransi Jasaraharja Putera adalah sebuah perusahaan yang


memberikan layanan asuransi. Perusahaan ini telah berdiri sejak 27
November 1993. Asuransi Jasaraharja Putera menyediakan marine cargo
insurance, marine hull insurance dan carries liability insurance.
Pada tanggal 9 September 2013, pihak tertanggung menyepakati dan
menandatangai perjanjian asuransi dengan pihak PT. jasaraharja Putera
dengan nomor polis 116000301091500035 dan objek pertanggungan berupa
bahan bakar minyak (BBM) yang terditi dari Premium, Pertamax Plus dan Solar
dengan nilai pertanggungan sebanyak Rp1.675.000.000 (satu milyar enam
ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Perjanjian Asuransi berlaku selama 8 hari,
mulai dari 20 September 2013 sampai dengan 28 September 2013.
Bahan bakar tersebut diangkut dari Sungai Duku menuju Selat Panjang
pada tanggal 20 September 2013. Sayangnya, kapal tersebut mengalami
kerusakan di bagian mesin yang mana kamar mesin mengalami kebocoran
sehingga menyebabkan kapal yang terbuat dari kayu tersebut miring dan
miring, kemasukkan air dan kemudian tenggelam sehingga menyebabkan
hilangnya barang milik perusahaan dan tertanggung.
Sesuai dengan polis yang menerangkan bahwa pemberitahuan klain
kepada pihak asuransi paling lama 10 hari dari waktu kerugian, maka pihak
tertanggung mengajukan klaim kepada PT. Jasaraharja Putera 3 hari setelah
kecelakaan terjadi. Selanjutnya, Pemberian dan penyelesaian ganti rugi itu
dilakukan selama 20 hari sejak klaim diterima dan sejak adanya persetujuan
mengenai biaya ganti rugi.Biaya ganti rugi tersebut sejumlah Rp

39 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


1.256.250.000 yang dihitung berdasarkan polis yang digunakan yaitu Institute
Cargo Clauses.

40 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


DAFTAR PUSTAKA

Akademiasuransi, 2021. Klaim dalam Asuransi Marine cargo. [Online]


Available at: https://www.akademiasuransi.org/2012/10/klaim-dalam-
asuransi-marine-cargo.html
[Accessed 14 September 2021].
BadanStandardisasiNasional, 2018. MANAJEMEN RISIKO BERBASIS SNI ISO
31000. [Online]
Available at:
https://perpustakaan.bsn.go.id/repository/ca09e618c360ecd38f4f0ccfc828a
2ff.pdf
[Accessed 13 September 2021].
CNBCIndonesia, 2018. Peluang Marine Cargo Insurance. [Online]
Available at: https://www.cnbcindonesia.com/opini/20180207100537-14-
3721/peluang-marine-cargo-insurance-dan-ketahanan-keuangan
[Accessed 13 September 2021].
DATAPOLIS, 2018. Institute Cargo Clauses (A) - 1/1/82 - Cl. 252. [Online]
Available at: https://datapolis.id/database/institute-cargo-clauses-a-1-1-
82-cl-252/
[Accessed 10 September 2021].
dieselship, 2018. Marine Insurance. [Online]
Available at: https://dieselship.com/management/marine-insurance/
[Accessed 08 September 2021].
Dyson, B., 2021. X-Press Pearl loss will add to insurers' container ship
headaches. [Online]
Available at: https://www.spglobal.com/marketintelligence/en/news-
insights/latest-news-headlines/x-press-pearl-loss-will-add-to-insurers-
container-ship-headaches-64571553
[Accessed 13 September 2021].
keuangan.kontan.co.id, 2019. Asuransi Sinar Mas bayar klaim Marine Cargo
Rp 308,02 juta ke Arhadi Fajar Perkasa. [Online]
Available at: https://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-sinar-mas-
bayar-klaim-marine-cargo-rp-30802-juta-ke-arhadi-fajar-perkasa
[Accessed 13 September 2021].
pusatasuransi, n.d. Marine Cargo Insurance Brocure. [Online]
Available at: https://pusatasuransi.com/wp-

41 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


content/uploads/2015/12/MARINE-CARGO-BROSUR.pdf
[Accessed 14 September 2021].
Ulfa, G. F., 2016. TANGGUNG JAWAB PT. JASARAHARJA PUTERA
PEKANBARU TERHADAP GANTI RUGI ASURANSI PADA PENGANGKUTAN
BARANG MELALUI JALUR LAUT BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 40
TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN. [Online]
Available at: https://media.neliti.com/media/publications/186549-ID-
tanggung-jawab-pt-jasaraharja-putera-pek.pdf
[Accessed 14 September 2021].

42 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4


LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS
Nama Penugasan Bobot
• Studi Kasus Marine
Bernadus Satrio W.
Cargo Insurance 14,51%
(04411840000022)
• Membuat PPT
Rizal Faris
Marine Insurance 13,81%
(04411840000028)
Azzahra Paramanindhita • Marine Cargo
Z. Insurance 14,54%
(04411840000030) • Membuat Laporan
Ryanditya Nabil P. Studi Kasus Marine
14,42%
(04411840000037) Cargo Insurance
Anton Oki Pradana
Marine Insurance 14,39%
(04411840000038)
Reihard Mahulae Manajemen Risiko &
14,20%
(04411840000052) Asuransi
Bernard M. Nazara Manajemen Risiko &
14,13%
(04411840007001) Asuransi

43 | Marine Cargo Insurance – Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai