PEDOMAN, PANDUAN,
KERANGKA ACUAN, SOP
DAN SK
No. Revisi :
PAND
Tanggal Terbit :
UAN
Halaman : 1 dari 13
I. DEFINISI
1. Pedoman
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah
yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.
2. Panduan
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/
panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
3. Kerangka acuan
Kerangka acuan adalah Petunjuk dalam melakukan program/kegiatan yang memuat dengan jelas
tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), cara melaksanakan kegiatan, tujuan yang dicapai,
penjadualan yang jelas dan evaluasi serta pelaporan
4. SOP
Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
a. Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah, (Kepmenpan No.021
tahun 2008).
b. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci, spesifik dan
bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan (Susilo, 2003).
c. Langkah didalam penyusunan instruksi kerja sama dengan penyusunan prosedur, namun
ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang melibatkan satu bagian/unit/
profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/
profesi. Prinsip dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang
ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
d. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah
yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Istilah ini digunakan di
Undang-undang No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No.
44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit,
5. Surat Keputusan
Surat Keputusan adalah surat yang berisi suatu keputusan yang dibuat oleh pimpinan suatu
organisasi atau lembaga pemerintahan berkaitan dengan kebijakan organisasi atau lembaga
tersebut. Surat Keputusan memiliki dua bagian pokok, yaitu :
a. Konsideran : landasan atau dasar hukum dibuatnya keputusan tersebut.
b. Diktum keputusan : isi keputusan tersebut.
6. Nomor urut penomoran diurutkan untuk tiap masing-masing dokumen, misal untuk dokumen
diurutkan mulai dari nomor 1, untuk panduan diurutkan dari nomor 1, dan seterusnya.
7. Penulisan naskah pedoman, panduan, kerangka acuan dan SOP menggunakan kertas F4 70 gsm,
jenis hurus Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 margin 2.5 cm.
8. Penulisan naskah SK menggunakan kertas F4 70 grm jenis huruf Bookman Old Style ukuran 12
spasi 1,5 margin 2,5 cm.
b. Penjelasan
1) Kepala Surat Keputusan, terdiri dari Logo Pemerintah Kabupaten Kab. Banggai
2) Kata keputusan berada di tengah-tengah dan dituliskan nama jabatan Kepala UPTD
Puskesmas Kampung Baru. Semuanya ditulis dengan huruf kapital.
3) Penulisan Nomor dengan ketentuan :
Contoh penomoran SK : NOMOR :
Keterangan :
440 : Kode Derajat Pengaman Surat Dinas
004 : Nomer Urut, sesuai yang diterbitkan per tahun
SK : Surat Keputusan
PKM KB : Instansi
II : Bulan
2019 : Tahun penetapan Surat Keputusan
7) No. Revisi : diisi dengan status revisi menggunakan: Ref.A
dokumen revisi pertama diberi Ref.A dan seterusnya.
Contoh : NOMOR :
4) Hal atau Tentang, bagian ini berisi intisari keputusan secara ringkas dan jelas ditulis
dengan huruf kapital.
5) Nama jabatan Kepala UPTD Puskesmas Kampung Baru ditulis dengan huruf kapital.
6) Konsideran, Konsideran berasal dari kata Considere (bahasa latin) yaitu merupakan
alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar atau
dikeluarkannya surat keputusan.
a) Diawali dengan kata menimbang, yang diikuti oleh pertimbangan, tujuan atau
alasan mengapa surat keputusan perlu dikeluarkan.
b) Mengingat, yang diikuti oleh peraturan-peraturan, oleh undang-undang atau
keputusan-keputusan dari pejabat yang lebih tinggi atau berwenang, sehingga
maksudnya surat keputusan tersebut dapat dipertanggungajawabkan dan
mempunyai landasan hukum yang kuat.
7) Diktum, berisi rumusan tentang keputusan yang diambil oleh pejabat yang berwenang
berdasarkan konsideran. DIKTUM diambil dengan kata MEMUTUSKAN (ditulis
dalam huruf kapital), disusul sebelah kirinya oleh kata Menetapkan: selanjutnya
disebutkan apa yang diputuskan itu dengan kalimat-kalimat yang diawali oleh kata-
kata pertama; kedua; ... ketiga; .... keempat, .... dan seterusnya.
8) Kaki surat keputusan, yang berfungsi sebagai salam penutup yang terdiri dari;
a) Tempat dikeluarkannya surat keputusan yang didahului dengan kata misalnya
Ditetapkan di Sindang Sari;
b) Tanggal, bulan dan tahun yang didahului dengan kata-kata pada tanggal ....
misalnya, pada tanggal 05 Oktober 2017;
c) Tanda tangan pejabat yang berwenang.
d) Nama jelas pejabat yang berwenang;
e) Nomor Induk Pegawai (NIP);
f) Cap dinas atau instansi yang bersangkutan.
9) Distribusi, adalah tembusan yang memuat daftar pihak-pihak yang menerima salinan
tersebut, karena ada kaitan dengan isi surat keputusan tersebut.
10) Lampiran, berisi hal-hal yang perlu dilampirkan dalam surat keputusan tersebut,
contoh lampiran jenis-jenis pelayanan untuk SK jenis-jenis pelayanan.
11) Catatan:
a) Dalam surat keputusan ada yang dibuat salinan dan kutipan. Salinan adalah yang
dikirimkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan isi surat keputusan tersebut,
maka pada waktu ditulis dibuat beberapa rangkap. Rangkap yang kedua dan
ketiga inilah yang dikirimkan. Sedangkan Kutipan dikirimkan kepada pegawai
atau orang yang terkena atau mendapat keputusan tersebut. Dalam kutipan tidak
memuat konsideran secara keseluruhan atau lengkap cukup dengan:
(1) Menimbang : dan seterusnya
(2) Mengingat : dan seterusnya
kecuali kalau memang penting sekali dan perlu diketahui oleh pegawai atau
orang yang bersangkutan, surat keputusan yang asli pada pejabat yang
bersangkutan.
b) Setiap kalimat dalam konsideran dan diktum diakhiri dengan titik koma (;),
misalnya: Mengingat : Undang-undang No. 2;
c) Subjek dalam surat keputusan adalah orang ketiga, maka tidak memakai kata
ganti, kami, saya, dia, atau kita karena subjek dalam surat keputusan adalah
pejabat yang berwenang membuat dan mengeluarkan surat keputusan tersebut
maka yang dicantumkan nama jabatan pejabat tersebut, yaitu Kepala UPTD
Puskesmas Kampung Baru
IV. DOKUMENTASI
Semua Dokumen yang ada di UPTD Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Luwuk Kabupaten
Banggai yaitu Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan, SOP dan SK yang terdiri dari dokumen induk,
dokumen terkendali, dokumen tidak terkendali dan dokumen kadaluarsa.
1. Dokumen Induk
Dokumen Induk adalah dokumen asli yang telah disahkan oleh UPTD Puskesmas Kampung
Baru Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai di simpan oleh kepala Sub Bagian Tata Usaha
UPTD Puskesmas Kampung Baru
2. Dokumen Terkendali
Dokumen terkendali adalah salinan dokumen asli yang distempel “TERKENDALI” yang
didistribusikan ke Unit pelaksana sebagai acuan. Dokumen terkendali dapat ditarik apabila ada
revisi.
3. Dokumen tidak terkendali
Dokumen tidak terkendali adalah salinan dokumen asli yang distempel “ TIDAK
TERKENDALI” yang keluarkan dari organisasi puskesmas oleh Kepala Sub bagian Tata Usaha
UPTD Puskesmas Kampung Baru dengan dibuktikan dalam buku tanda terima.
4. Dokumen Kadaluarsa
Dokumen Kadaluarsa adalah Semua Dokumen yang ada di UPTD Puskesmas Kampung Baru
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai yaitu Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan, SOP dan
SK yang terdiri dari dokumen induk, Dokumen Terkendali, Dokumen Tidak terkendali yang
sudah tidak terpakai (Kadaluarsa) dan distempel “ KADALUARSA”