Anda di halaman 1dari 28

PEMANTAUAN KUALITAS AIR

BERSIH SECARA FISIK

NO.Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :½
UPTD PUSKESMAS MUHAMMAD NATSIR,SKM
PATTIRO MAMPU NIP: 19670427 198803 1 004

Satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa di manfaatkan
oleh manusia untuk dikomsumsi atau dalam melakukan aktivitas fisik mereka
1. Pengertian sehari-hari. Diantaranya adlah sanitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat yaitu untuk minum , mencuci, dan lain-lain.

2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas air bersih secara fisik

SK.Kepala Puskesmas Nomor tentang Pemantauan Kualitas Air Bersih


3. Kebijakan
Secara Fisik.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 13 Tahun 2015
4. Referensi
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No
907/MENKES/SK/VII/2002

5. Prosedur 1. Pemakaian APD dan menyiapkan format pengisian data Pemantauan


Langkah- kualitas air bersih.
Langkah
2. Menentukan waktu Pelaksanaan dengan memperhatikan jarak desa yang
akan dituju
3. Meminta izin ke perangkat desa.
4. Mendatangi rumah masyarakat kemudian memantau
kualitas air bersih secara fisik apakah memenuhi syarat
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Bagan Alir
Pemakaian APD dan menyiapkan format pengisian data Pemantauan kualitas air bersih.

Persiapan waktu Permintaan Izin kepada


pelaksanaan pihak Kecamatan

Permintaan pendampingan
kepada Dinas Kesehatan

Meminta izin kepada pihak


desa untuk melaksanakan
kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
PEMANTAUAN TPM

NO.Dokumen :1
04/UKM/I/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 07/01/2020
SOP Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP: 19670427 198803 1 004

Pemantauan secara terus –menerus terhadap rumah makan, depot warung atas
1. Pengertian perkembangan tindakan atau kegiatan persyaratan sanitasi makanan dan keadaan
yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dan pemeriksaan

Untuk Mengetahui persyaratan sanitasi pengolahan makanan dan mampu


2. Tujuan menerapkan persyaratan dan tehnik pembersihan atau pemeliharaan diruangan
tempat pengolahan makanan (TPM) agar terhindardari resiko pencemaran.

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 tentang Pengelola Program Pelayanan Tahun


3. Kebijakan
2017.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4. Referensi No 1096/MENKES/PER/VI/2016 tentang hygiene sanitasi jasa boga

5. Prosedur/ 1. Pemakaian APD dan menyiapkan format pemantauan TPM


Langkah- 2. Mempersiapkan waktu pelaksanaan
Langkah 3. Meminta izin kepada pihak setempat
4. Mendatangai tempat-tempat pengolahan makanan dan memantau kondisi
sanitasi dalam melaksanakan wawancara serta memberikan pengetahuan
tentang kondisi sanitasi yang memenuhi syarat
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Bagan Alir

Memakai APD dan menyiapkan format Pemantauan TPM

Mempersiapkan waktu
Meminta izin kepada pihak
pelaksanaan
setempat

Mendatangi tempat
pengolahan makanan dan
memantau kondisi sanutasi
dan melakukan wawancara
serta memberikan
penyuluhan

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
MONITORING STBM

NO.Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : ½

PEMERINTAH MUHAMMADNATSIR,SKM
KAB.BONE NIP: 19670427 198803 1 004

Memantau perilaku masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan melihat


1. Pengertian
perubahan untuk BAB pada tempatnya

Untuk mengetahui perubahan perilaku masyarakat supaya BAB pada


2. Tujuan
tempatnya

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang Monitoring STBM.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4. Referensi
No 3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat

5. Prosedur/ 1. Memakai APD dan menyiapkan format pemantauan


Langkah- Monitoring
Langkah
2. Mempersiapkan waktu pelaksanaan
3. Meminta izin kepada pihak setempat
4. Mendatangi masyarakat yang telah melaksanakan
Pemicuan
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Bagan Alir
Memakai APD menyediakan format Pemantauan Monitoring

Mempersiapkan waktu
Meminta izin kepada pihak setempat
pelaksanaan

Mendatangi masyarakat yang sudah


pemicuan

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
KONSULTASI SANITASI

NO.Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :


Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP: 19670427 198803 1 004

Hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan dengan pasienyang


1. Pengertian bertujuan mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang
dihadapi

Untuk meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat melalui upaya


2. Tujuan
preventif dan promotif dilaksanakan secara terpadu dan terus-menerus

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor tentang Konsultasi Sanitasi.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4. Referensi
No 3 Tahun 2015

5. Prosedur/ 1. Persiapan dengan memakai APD dan menyiapkan alat tulis


Langkah-
Langkah 2. Pasien datang

3. Pendaftaran dan rekam medis

4. Pemeriksaan umum

5. Konsultasi

6. Pencatatan dan pelaporan


6. Bagan Alir
Persiapan dengan memakai APD dan menyiapkan alat tulis

Pasien Datang Pendaftaran dan rekam


medis

Pemeriksaan umum

Konsultasi

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
INSPEKSI SARANA AIR MINUM

NO.Dokumen :
107/UKM/I/2017

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 11/01/2020

Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP: 19670427 198803 1 004

Suatu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan
oleh manusia untuk dikomsumsi atau dalam melakukan aktifitas fisik mereka
1. Pengertian
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi untuk kebutuhan hidup
masyarakat yaitu untuk minum, memasak, mencuci, mandi ,dan lain-lain

2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi sarana air minum

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 tentang Pengelola Program Pelayanan Tahun


3. Kebijakan
2017

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No 13 tahun 2015 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
4. Referensi
907/MENKES/SK/VII/2002

5. Prosedur/ 1. Pemakaian APD dan mengisi format pengisian data inspeksi saranaa air
Langkah- minum
Langkah 2. Mempersiapkan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan jarak tempuh ke
desa yang ingin dituju
3. Meminta izin kepada perangkat desa melakukan kunjungan rumah untuk
melihat saran air minum
4. Pencatatan dan pelaporan
6. Bagan Alir
Pemakaian APD dan mengisi format pengisian data inspeksi sarana air minum

Mempersiapkan waktu
pelaksanaan dengan Meminta izin kepada perangkat
memperhatikan jarak desa
tempuh ke desa yang ingin
di tuju

melakukan kunjungan rumah


untuk melihat saran air minum

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
MONITORING HASIL PEMICUAN

NO.Dokumen :106/UKM/I/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 09/01/2020
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMADNATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004

1.Pengertian Agar penyelenggaraan pelayanan dapat di pantau / dimonitoring dengan baik.

2.Tujuan Untuk mengetahui hasil kegiatan dan mengetahui hambatan.

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 tentang Pengelola Program


3.Kebijakan
PelayananTahun 2017

Diklat teknis manajemen kesling modul 4 dinkesprop Tahun 2011.


4.Referensi

5.Prosedur 1. Petugas memakai APD


Langkah-Langkah 2. Petugas melihat hasil kesepakatan masyarakat yang membuat jamban.
3. Petugas melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sector.
4. Petugas menemui petinggi/perangkat desa.
5. Petugas menuju rumah masyarakat yang sepakat membuat jamban.
6. Petugas menanyakan apakah masyarakat sudah membuat jamban.
7. Petugas menanyakan kemudahan dan hambatan pembuatan jamban.
8. Petugas mengevaluasi ,memberikan saran.
9. Pencatatan dan pelaporan.
6. Bagan Alir
Memakai APD

melihat hasil kesepakatan melakukan koordinasi dengan lintas


masyarakat yang membuat program dan lintas sector
jamban.

menemui petinggi/perangkat desa

menuju rumah masyarakat yang


sepakat membuat jamban

menanyakan apakah masyarakat


sudah membuat jamban

menanyakan kemudahan dan


hambatan pembuatan jamban

mengevaluasi ,memberikan saran

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes/Pustu/Polindes
 Lintas Sektor
PEMANTAUAN TTU

NO.Dokumen :
103/UKM/I/2017

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 06/01/2020
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004

Tempat-tempat umum adalah suatu tempat yang bersifat umum (semua orang)
1. Pengertian dan semua orang diperbolehkan ketempat tersebut untuk berkumpul untuk
melaksanakan kegiatan baik secara bertahap maupun terus-menerus

2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi sanitasi TTU

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 tentang Pengelola Program Pelayanan


3. Kebijakan
Tahun 2017.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4. Referensi
6. No 11 Tahun 2015

7. Prosedur/ 1. Pemakaian APD dan mempersiapkan format pengisian data pemantauan


Langkah- kualitas TTU
Langkah
2. Mempersiapkan waktu pelaksanaan
3. Meminta izin kepada pihak setempat
4. Mendatangi tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah, dll dengan
mengisi format pemantauan kondisi sanitasi dengan memperhatikan
apakah kondisi memenuhi syarat atau tidak
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Bagan Alir
Pemakaian APD dan mempersiapkan format pengisian data pemantauan TTU

Mempersiapkan waktu Meminta izin kepada perangkat desa


Pelaksanaan

Mendatangi tempat-tempat umum


dan memperhatika kondisi sanitasi
TTU

Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
CUCI TANGAN PAKAI SABUN

NO.Dokumen :
108/UKM/I/2017

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 12/01/2020
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004

Cuci tangan pakai sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun
1. Pengertian
dan air bersih yang mengalir.

Melindungi diri dari berbagai penyakit menular yang ditularkan lewat tangan
2. Tujuan
yang tidak bersih.

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 tentang Pengelola Program Pelayanan Tahun


3. Kebijakan
2017.

4. Referensi

5. Prosedur/ 1. Menggosok telapak tangan secara bersamaan


Langkah- 2. Menggosok punggung kedua tangan
Langkah
3. Jalinkan kedua telapak tangan kemudian digosok-gosokkan
4. Tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan
5. Gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara jari
telunjuk dan ibu jari secara bergantian
6. Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan dengan arah memutar ,bilas dengan air
mengalir dan keringkan.
6. Bagan Alir Menggosok telapak tangan secara bersamaan

Menggosok punggung kedua Jalinkan kedua telapak tangan


tangan kemudian digosok-gosokkan

Tautkan jari-jari antara kedua telapak


tangan secara berlawanan

Gosok ibu jari secara memutar


dilanjutkan dengan daerah antara
jari telunjuk dan ibu jari secara
bergantian

Gosok ujung jari pada telapak


tangan secara bergantian

Gosok kedua pergelangan tangan dengan arah memutar ,bilas dengan air mengalir dan keringkan.
Pencatatan dan pelaporan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
 Sekolah
PEMICUAN CLTS/STBM

NO.Dokumen :10
5/UKM/I/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 08/01/2020
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004

Strategi dalam pencapaian STBM melalui pendekatan perubahan perilaku


1. Pengertian hygiene dan sanitasi secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metoda pemicuan.

Meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak diluar
komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
2. Tujuan
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapinya.

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 Tentang Pengelola Program Pelayanan


3. Kebijakan
Tahun 2017.

- Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


4. Referensi
- Permenkes No 3 Tahun 2014 tentang STBM.

5. Prosedur/ 1. Petugas memakai APD dan melakukan perkenalan.


Langkah- 2. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
Langkah
3. Petugas melakukan Pencairan Suasana
4. Petugas minta ijin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar
5. Petugas memimpin pelaksanaan pemetaan
6. Petugas mengajak masyarakat melakukan penelusuran lokasi pilar
STBM,jika kondisi memungkinkan.
7. Petugas memainkan alur kontaminasi
8. Petugas melakukan simulasi kontaminasi
9. Petugas melakukan diskusi kelompok dengan masyarakat yang
dipicu
10. Petugas mencatat hasil pemicuan,bagi yang mau berubah dibuat
kesepakatan pelaksanaan pembuatan jamban /sarana STBM lainnya.
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut
pemicuan.
12. Penutup
Memakai APD dan melakukan perkenalan
6. Bagan Alir

menyampaikan maksud dan melakukan Pencairan Suasana


tujuan

minta ijin ke masyarakat bahwa kita


boleh belajar

memimpin pelaksanaan pemetaan

mengajak masyarakat melakukan


penelusuran lokasi pilar STBM,jika
kondisi memungkinkan.

memainkan alur kontaminasi

melakukan simulasi kontaminasi

melakukan diskusi kelompok dengan


masyarakat yang dipicu

mencatat hasil pemicuan,bagi yang


mau berubah dibuat kesepakatan
pelaksanaan pembuatan jamban
/sarana STBM lainnya

Membentuk komite dan merumuskan


Penutup rencana tindak lanjut

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes/Pustu/Polindes
 Lintas Sektor
PENGAWASAN DEPOT AIR MINUM

NO.Dokumen :1
01/UKM/I/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 05/01/2020
Halaman : 1/2
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004
 Depot air minum adalah usaha industry yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen.
 Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
 Air baku adalah air yang sudah diperoses atau belum diperoses menjadi

1. Pengertian air bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai peraturan Mentri
Keseatan untuk diolah menjadi produk air minum.
 Sampel air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium.
 Pengelolaan air minum adalah badan usaha yang mengelola air minum
untuk keperluan masyarakat.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pengusaha pengelola air minum


dapat lebih memahami dan menerapkan cara produksi yang baik,sehingga
2. Tujuan
masyarakat tidak dirugikan oleh beredarnya air minum dari Depot Air minum
yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.

SK Kepala Puskesmas Nomor 093 Tentang Pengelola Program Pelayanan


3. Kebijakan
Tahun 2017.

Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor :


4. Referensi 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan
perdagangannya.
5. Prosedur/ 1. Petugas memakai APD kemudian melakukan pemeriksaan lokasi
Langkah- Depot Air Minum,apakah terbebas dari :
Langkah
 Pencemaran yang berasal dari debu disekitar Depot
 Daerah tempat pembuangan kotoran / sampah
 Tempat penumpukan barang bekas
 Tempat bersembunyi /berkembangbiak
serangga,binatang kecil dan binatang pengerat lainnya.
2. Petugas memeriksa ruang proses produksi,apakah menyediakan
tempat yang cukup untuk penempatan peralatan proses
produksi,karena area produksi harus dapat dicapai untuk
inspeksi dan pembersihan setiap waktu.
3. Petugas memeriksa dan mengamati kontruksi lantai,dinding dan
plafon area produksi harus baik dan selalu bersih.
4. Petugas memeriksa penerangan di area proses produksi,tempat
pencucian pembilasan sterilisasi,pengisian gallon harus cukup
terang untuk mengetahui adanya kontaminasi produk.
5. Petugas memeriksa keadaan ventilasi harus cukup untuk
meminimalkan bau,gas atau uap berbahaya dalam ruang proses
produksi.
6. Petugas memberikan masukan bahwa semua bagian luar yang
terbuka harus dilindungi dengan layan screen atau pelindung lain
guna untuk menghindari dan mencegah serangga,burung dan
binatang kecil lainnya masuk kedalam Depot.
7. Petugas mencatat dan melaporkan kepada pimpinan Puskesmas.
6. Bagan Alir
Memakai APD kemudian melakukan pemeriksaan lokasi Depot Air Minum.

memeriksa ruang proses memeriksa dan mengamati


produksi kontruksi lantai,dinding dan plafon
area produksi harus baik dan selalu
bersih.

memeriksa penerangan di area


proses produksi,tempat pencucian
pembilasan sterilisasi,pengisian
gallon harus cukup terang untuk
mengetahui adanya kontaminasi
produk.

memeriksa keadaan ventilasi harus


cukup untuk meminimalkan bau,gas
atau uap berbahaya dalam ruang
proses produksi.

memberikan masukan bahwa semua


bagian luar yang terbuka harus
dilindungi dengan layan screen atau
pelindung lain guna untuk
menghindari dan mencegah
serangga,burung dan binatang kecil
lainnya masuk kedalam Depot.

Pencatatan dan pelaporan

7.Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
KESEHATAN LINGKUNGAN

NO.Dokumen
:

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004
Kesehatan lingkungan adalah salah satu upaya penyehatan lingkungan

1. Pengertian pemukiman untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan


dengan memadukan upaya pengobatan penyakit yang berbasis lingkungan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui


2. Tujuan
peningkatan prepektif pada lingkungan masyarakat.

Keputusan Kepala Puskesmas Pattiro Mampu Nomor Tahun


3. Kebijakan
2017 Tentang Kesehatan Lingkungan.

4. Referensi Makalah Kesehatan Lingkungan

5. Prosedur/ 1. Dinas Kesehatan Kabupaten untuk berkordinasi dengan lintas


Langkah- sektoral ( Kantor Camat,Dinas Pendidikan/Sekolah)
Langkah
2. Adanya quisioner yang berkaitan dengan masalah kesling yang diisi
oleh tenaga kesehatan.
3. Melakukan pendataan dari rumah kerumah / door to door sekaligus
memberikan penyuluhan dan motivasi.
4. Tenaga kesehatan merekap quisioner menurut urutan permasalahan
yang ditemukan / pemetaan.
5. Kepala Puskesmas mengadakan pertemuan dengan Geuchik serta
lintas terkait dan dengan lintas sektoral Kecamatan.
6. Memberikan penyuluhan langsung pada masyarakat,penyuluhan
dapatdilakukan di mensah,tempat-tempat umum,lingkungan
pemukiman,lingkungan kerja,lingkungan sekolah dan lingkungan
lainnya.
7. Pemantauan lingkungan disekitar dan meliputi penyehatan
air,udara,pengamatan limbah padat ,dan limbah cair.
6. Bagan Alir berkordinasi dengan lintas sektoral

Adanya quisioner yang Melakukan pendataan dari rumah


berkaitan dengan masalah kerumah
kesling

Tenaga kesehatan merekap quisioner

Pertemuan dengan Geuchik serta


lintas terkait dan dengan lintas
sektoral Kecamatan.

Memberikan penyuluhan langsung


pada masyarakat

Pemantauan lingkungan

7. Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
 Sekolah
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI ( APD )

NO.Dokumen :
/UKM/I/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : /01/2020
Halaman :½
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004
 Merupakan pelindung barier yang umumnya disebut Alat
Pelindung Diri yang terdiri dari : sarung tangan,masker,kaca
mata,topi,gaun/apron yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
1.Pengertian
bahaya dan resiko kerjauntuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiridan orang disekelilingnya .

Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan penggunaan alat pelindung diri
2.Tujuan
(APD)

SK Kepala Puskesmas Nomor 430/ /III/2020 Tentang Pelaksanaan


3.Kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di Puskesmas Pattiro Mampu.

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063).
 .Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014,tentang Puskesmas,
 Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015,tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
4.Referensi  Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota,
 Surat Keputusan Mentri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang
Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes lainnya,
 Surat Keputusan Mentri Kesehatan No382/MENKES/2007 tentang
Pedoman PPI di RS dan Fasyankes Lainnya.

5.Prosedur/  Jenis APD


Langkah-
A. Sarung Tangan
Langkah
1. Jenis sarung tangan : sarung tangan steril,sarung tangan tidak
steril,sarung tangan tebal.
2. Digunakan saat kemungkinan ada kontak tangan dengan darah atau
cairan tubuh lain,membrane mukosa atau kulit yang terlepas.
3. Melakukan Prosedur Medis yang bersifat invasive,misalnya
pemasangan
B. Hazmat
C. Masker
6. Bagan Alir

melakukan pemeriksaan lokasi Depot Air Minum.

memeriksa ruang proses memeriksa dan mengamati


produksi kontruksi lantai,dinding dan plafon
area produksi harus baik dan selalu
bersih.

memeriksa penerangan di area


proses produksi,tempat pencucian
pembilasan sterilisasi,pengisian
gallon harus cukup terang untuk
mengetahui adanya kontaminasi
produk.

memeriksa keadaan ventilasi harus


cukup untuk meminimalkan bau,gas
atau uap berbahaya dalam ruang
proses produksi.

memberikan masukan bahwa semua


bagian luar yang terbuka harus
dilindungi dengan layan screen atau
pelindung lain guna untuk
menghindari dan mencegah
serangga,burung dan binatang kecil
lainnya masuk kedalam Depot.

Pencatatan dan pelaporan

7.Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes
INVENTARISASI
PENGELOLAAN,PENYIMPANAN
DAN PENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA

NO.Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
PEMERINTAH MUHAMMAD NATSIR,SKM
KAB.BONE NIP. 19670427 198803 1 004
Inventarisasi pengelolaan,penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
1.Pengertian Puskesmas merupakan kebijakan dan prosedur
inventarisasi,pengelolaan ,penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya.

Sebagaimana acuan penerapan langkah-langkah Petugas Puskesmas untuk


2.Tujuan
mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan limbah berbahaya.

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pattiro Mampu No. tentang


3.Kebijakan
Inventarisasi,Pengelolaan,Penyimpanan dan Penggunaan bahan berbahaya.

Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI Nomor : Kep.187/MEN/1999 tentang


4.Referensi
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

5.Prosedur/ Langkah- 1. Penanggung jawab Inventarisasi bahan berbahaya mengundang Tim


Langkah Inventarisasi pengelola,penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya.
2. Penanggung jawab dan anggota tim menginventarisasi bahan – bahan
yang berbahaya yang ada disetiap ruangan.
3. Petugas mengelola bahan berbahaya dengan penggolongan bahan
berbahaya untuk memudahkan pengenalan dan cara penanganan
bahan berbahaya.
4. Petugas menempatkan bahan – bahan yang berbahaya pada tempat
yang telah ditentukan.
5. Petugas menggunakan bahan-bahan berbahaya sesuai dengan
peruntukannya.
6. Petugas melakukan pencatatan bila menggunakan bahan berbahaya.
7. Petugas meletakkan kembali bahan-bahan berbahaya yang telah
digunakan pada tempatnya.
8. Petugas melakukan pemantauan secara berkala sekurang-kurangnya 6
bulan sekali.
9. Petugas melakukan pencatatan terhadap bahan-bahan berbahaya yang
telah habis masa berlakunya.
10. Petugas melaporkan hasil pengelolaan,penyimpanan dan penggunaan
bahan-bahan berbahaya kepada Kepala Puskesmas.
6. Bagan Alir Undang tim inventarisasi Bahan Berbahaya Inventarisasi Bahan-
bahan Berbahaya

Lakukan pencatatan Gunakan bahan- Tempatkan Bahan-


bila menggunakan bahan bahan yang
Bahan Berbahaya berbahaya berbahaya
sesuai
peruntukkannya

Letakkan kembali Catat Bahan-bahan


Bahan-bahan berbahaya yang telah habis
Berbahaya

Pantau secara berkala


sekurang-kurangnya 6 bulan
sekali

Laporkan hasil Pengelolaan,Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan-bahan berbahaya Kepada Kepala Pus

7.Unit Terkait  Puskesmas


 Puskesdes

Anda mungkin juga menyukai