Anda di halaman 1dari 17

1 / 17

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DI SUSUN OLEH : Mochammad Dony Prasetyo

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka saya

dapat

menyelesaikan

makalah

yang

berjudul
“NEGARA

DAN

KONSTITUSI”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

Makalah ini berisi tentang negara dan konstitusi, makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai
pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang
menjelaskan Negara dan Konstitusi , penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari
makalah saya. Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan
referendi bahan dalam penyusunan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Bandar Lampung,

September 2019

Penulis

2 / 17

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i KATA
PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR
ISI .....................................................................................................iii

BAB

BAB

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................ 1

1.3

Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

II
PEMBAHASAN

2.1

Pancasila dalam Konteks Ketatangeraan RI .................................... 3

2.2

UUD¬/Konstitusi, Kedudukan, Sifat Serta Fungsinya .................... 4

2.3

Undang-Undang Dasar 1945 ........................................................... 7

2.4

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ........................................ 8

3 / 17

2.5

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 ........................ 12

2.6
Kelembagaan Negara menurut UUD 1945 .................................... 13

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan .................................................................................... 16

3.2

Saran .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat pemerintahan
yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam
suatu negara minimal terdapat unsurunsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat
serta pengakuan dari negara lain.

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang
ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia
mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan
Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik
Indonesia.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan disebut
sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische Sronslag).

4 / 17

Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik Indonesia.
Konsekuensinya seluruh peraturan peraturan perundang-undangan serta pernjabarannya senantiasa
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI. Dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami perubahan
yang sangat mendasar mengenai system ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut Secara umum
dapat kita katakan bahwa perubahan mendasar setelah empat kali amandemen UUD 1945 ialah
komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya,

berubah menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD 1945, yang semula ada
dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus
1945, dihapuskan. Materi yang
dikandungnya, sebagian dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan kembali ke dalam pasal-
pasal amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah empat kali amandemen, juga berkaitan
dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-lembaga negara. Sebelum
amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat, dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Majelis yang terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan dari
daerah-daerah dan golongan-golongan itu, demikian besar dan luas kewenangannya. Antara lain
mengangkat dan memberhentikan Presiden, menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara, serta
mengubah Undang-Undang Dasar.

1.2

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :

1.3

a.

Apa pengertian dari pancasila sebagai konteks ketatanegaraan NKRI?

b.

Apakah definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara?

c.

5 / 17
Bagaimana UUD 1945 itu ?

d.

Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945?

e.

Bagaimanakah sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945?

f.

Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945?

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu : a. Mengetahui pengertian pancasila dalam
kontek ketatanegaraan NKRI b. Mengetahui definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara c.
Mengetahui UUD 1945? d. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945 e.
Menegtahui sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 f. Mengetahui kelembagaan negara
menurut UUD 1945

BAB II PEMBAHASAN

2.1
Pengertian Pancasila dalam Konteks Ketatangeraan RI Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan
dalam buku Sutasoma

karangan Mpu Tantular yang ditulis pada zaman majapahit (abad ke-14). Dalam buku tersebut, istilah
Pancasila diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama), yang berisi lima larangan sebagai
berikut : a.

Melakukan kekerasan

b.

Mencuri

c.

Berjiwa dengki

d.

6 / 17

Berbohong

e.

Mabuk akibat minuman keras


Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara. Dalam hal tersebut,
Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara, tatanan
kehidupan bangsa Indonesia. Segala

sesuatu

yang

berhubungan

dengan

pelaksanaan

suatu

system

ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berdasarkan Pancasila. Hal ini diartikan
bahwa semua peraturan yang ada dan berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
berpedoman pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara, dengan artian Pancasila dijadikan sebagai
dasar untuk dapat mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 merupakan “sumber hukum dasar nasional”. Pancasila sebagai dasar negara dapat
diartikan juga sebagai paradigm pembangunan bangsa. Yang dimaksudkan dengan paradigm
pembangunan bangsa ialah Pancasila sebagai sebuah kerangka berpikir ataupun sebuah model
mengenai bagaimana hal-hal yang sangat esensial dilakukan. Pembangunan dalam perspektif Pancasila
adalah pembangunan yang sarat akan nilai yang berfungsi sebagai dasar pengembangan visi dan
menjadi referensi kritik terhadap pelaksanaan pembangunan. Pancasila sebagai dasar negarapun
menjadi nilai-nilai dasar referensi kritik social budaya. Yang dimaksud di sini ialah untuk proses
perubahan social budaya
3

yang cepat akibat oleh perkembangan ilmu dan teknologi tetap didasari dari nilainilai Pancasila. Kritik
sebagai bahan dialog dalam proses mencapai pembangunan yang diperlukan sehingga terciptanya
pembangunan yang dinamis dan kontekstual dalam menghadapi tantangan zaman dan dengan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

7 / 17

Pancasila adalah dasar falsafat Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Oleh sebab itu, setiap warga Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan
mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang arti
kata Pancasila, sebaiknya kita membaca beberapa pengertian Pancasila menurut para tokoh pendiri
bangsa berikut: a. Muhammad Yamin. Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang
berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. b.
Notonegoro. Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan
hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai
pertahanan bangsa dan negara Indonesia. c. Ir. Soekarno. Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia
yang turuntemurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian,
Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam suatu sistem perundang-undangan.
Dalam pengertian inilah maka Negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi atau UUD Negara.
Pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga tinggi Negara, hak dan kewajiban warga

Negara, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara. Hal inilah yang
dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.

2.2 Defenisi UUD¬/Konstitusi, Kedudukan UUD 1945, Sifat Serta Fungsinya A.


Defenisi UUD¬/Konstitusi Dalam ketatanegaraan, istilah UUD sering digunakan pula dengan istilah

konstitusi dalam pengertian yang berbeda atau untuk saling menggantikan. Secara harfiah, istilah
konstitusi dari bahasa Perancis “konstituer” yang berarti membentuk, dan diartikan sebagai “pembentuk
suatu negara”. Sedangkan Indonesia menggunakan istilah UUD yang disejajarkan dengan istilah
Grondwet dari belanda yang mempunyai pengertian suatu undang-undang yang menjadi dasar (Grond)
dari segala hukum dalam suatu negara. Istilah konstitusi dan UUD di Indonesia sering disejajarkan,
namun istilah konstitusi dimaknai dalam arti yang luas (materiil) yang lebih luas dari UUD. Konstitusi
yang dimaksudkan adalah hukum dasar, baik yang tertulis (UUD) maupun yang tidak tertulis (convensi).
Dengan demikian konstitusi memuat peraturan pokok yang fundamental mengenai sendi-sendi yang
pertama dan utama dalam menegakan bangun yang disebut “negara”.

8 / 17

B.

Kedudukan UUD 1945

Undang-Undang dasar mempunyai peranan penting sebab merupakan landasan structural dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara. Sebagai landasan structural dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang berisi aturan atau ketentuan pokok ketatanegaraan, bahkan lebih dari itu,
yaitu untuk menjamin suatu system atau bentuk Negara serta cara penyelenggaraannya beserta hak-hak
dan kewajiban rakyatnya maka UUD harus merupakan hukum Negara tertinggi. Dalam pembahasan ini
tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan UUD 1945, yang merupakan deklarasi bangsa dan
Negara Republik Indonesia, yang memuat pancasila sebagai dasar Negara, tujuan Negara serta bentuk
Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pembukaan UUD 1945 dalam konteks

ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan
staasfundamentalnorm (kaidah Negara yang fundamental), dan berada pada hierarki tertib hukum
tertinggi di Negara Indonesia.
C.

Sifat UUD 1945

UUD 1945 merupakan hukum tertinggi, norma dasar dan norma sumber dari semua hukum yang berlaku
dalam negara di Indonesia, ia berisikan pola dasar dalam berkehidupan di Indonesia. Negara dengan
segala fungsi dan tujuannya berusaha untuk dapat mewujudkannya dengan berbagai cara, oleh karena
itu sebagai pengintegrasian dari kekuatan politik, negara mempunyai bermacammacam sifat, seperti
memaksa, memonopoli, dan mencakup semuanya. Dengan sifat memaksa, negara dapat menggunakan
kekerasan fisik secara sah untuk ditaatinya semua keputusan. Walaupun alasannya untuk mewujudkan
tujuan bersama, sifat memaksa yang dimiliki oleh negara dapat disalahgunakan ataupun melampaui
batas yang mungkin dapat menyengsarakan rakyatnya. Untuk mencegah adanya kemungkinan tersebut,
konstitusi atau UUD disusun dan ditetapkan. Dalam teori konstitusi (UUD) dikenal sifat dari UUD yaitu
luwes atau (fleksibel) atau kaku (rigid), tertulis dan tidak tertulis. Untuk menentukan apakah setiap UUD
itu luwes atau kaku dipakai ukuran sebagai berikut: 1) Cara mengubah konstitusi Ada dua cara
mengubah UUD, pertama, UUD diubah dengan cara prosedur yang biasa, sebagaiman mengubah dan
membuat UU biasa. dalam hal ini UUD itu memiliki sifat luwes (fleksibel). Seperti konstitusi inggris.
Kedua, perubahan UUD yang memerlukan prosedur istimewa, maka sifat UUD itu adalah kaku (rigid).
Seperti orde baru telah menjadi sakral atau suci dengan memberi yang sangat sulit untuk diubah dengan
mengeluarkan ketetapan MPR tentang Referendum.

9 / 17

2) Tertulis dan tidak tertulis Suatu konstitusi disebut tertulis apabila iya tertulis dalam suatu naskah atau
beberapa naskah. Sedangkan suatu konstitusi disebut tidak tertulis, karena ketentuan-ketentuan yang
mengatur suatu pemerintahan tidak tertulis dalam suatu naskah tertentu, melainkan dalam banyak hal
dalam konvensi-konvensi atau UU biasa.

Dalam teori hukum, sifat konstitusi dibedakan atas fleksibel dan rigid, yang dalam bahasa Indonesia,
diterjemahkan dengan luwes dan kaku. Ada dua kriteria tolak ukurnya yaitu cara pembuatan/perubahan
dan kemampuan dalam mengikuti perkembangan zaman (Kusnardi, dan Ibrahim, 1983:75). Suatu
konstitusi disebut luwes apabila pembuatan dan perubahannya sama dengan pembuatan dan
perubahan undang-undang biasa. Kriteria kedua dilihat dari kemampuan dalam mengikuti
perkembangan zaman. Apabila konstitusi masih tetap mampu menampung dinamika perkembangan
masyarakat, konstitusi tersebut dapat dikatakan bersifat luwes, dan apabila sebaliknya maka konstitusi
tersebut disebut kaku.

D.

Fungsi UUD 1945

Sebagaimana fungsi konstitusi pada umumnya, fungsi Undang-Undang Dasar 1945

pada umumnya dapat disebutkan antara lain: membatasi kekuasaan

penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang, untuk melindungi hak asasi manusia, dan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan agar pemerintahan berjalan dengan tertib dan lancar.
Di samping itu, apabila dilihat dari substansi materi, Undang-Undang Dasar 1945 mengatur kehidupan
nasional yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dapat dibedakan atas:
1) Pasal-pasal yang berisi materi pengaturan system pemerintahan Negara, di dalamnya termasuk
pengaturan system pemerintahan Negara, didalamnya termasuk pengaturan system tentang
kedudukan, wewenang, dan saling hubungan antara kelembagaan Negara.

2) Pasal-pasal yang berisi materi hubungan antara Negara dan warga Negara dan penduduknya serta
berbagi konsepsi berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, social budaya, dan hokum.

2.3

Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


10 / 17

Tahun 1945, atau

disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini. Naskah UUD 1945 sebelum mengalami amandemen terdiri dari
Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan. Naskah tersebut secara resmi dimuat dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946. UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Antara Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasannya merupakan satu
kebulatan yang utuh, dimana antara satu bagian dengan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan. Yang
dimaksud dengan UUD 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri atas : a. Pembukaan yang terdiri
atas 4 alinea, b. Batang tubuh yang terdiri atas 37 pasal yang dikelompokkan dalam 16 bab, 4 pasal
aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan c. Serta penjelasan yang terdiri dari atas penjelasan umum
dan penjelasan khusus, yaitu penjelasan pasal demi pasal. d. UUD merupakan hukum dasar tertulis yang
bukan satu-satunya hukum dasar, disampingnya masih ada hukum dasar yang tidak tertulis. UUD
bersifat singkat, sifat singkatnya itu dikarenakan : 1.

UUD itu sudah cukup, apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-gars besar
sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk melakukan tugasnya.

2.

UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia yang masih harus berkembang,
harus hidup secara dinamis, dan masih akan terus mengalami perubahan.

e. Semangat para penyelenggara negara dalam menyelenggarakan UUD 1945 sangat penting, oleh
karena itu setiap penyelenggara negara, selain mengetahui teks UUD 1945, juga harus menghayati
semangat UUD 1945. Dengan semangat penyelenggara yang baik, pelaksanaan dari aturanaturan pokok
yang tertera dalam UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud ketentuannya.

2.4
Hubungan UUD dengan Pancasila Perkataan Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari 2
suku

kata yaitu : Panca berarti lima, Sila berarti dasar atau azas. Jadi Pancasila berarti lima dasar atau lima
azas. Diatas kelima dasar inilah berdirinya Negara Republik Indonesia. Pancasila bagi Negara Indonesia
adalah sama halnya dengan fundamen bagi sebuah gedung. Kalau kita ingin mendirikan sebuah gedung
haruslah gedung itu kita dirikan di atas fundamen yang kuat dan kokoh. Akan demikian pulalah halnya
kalau kita ingin mendirikan suatu negara Indonesia

11 / 17

yang kekal dan abadi, maka haruslah bangunan Negara Indonesia itu kita dirikan di atas suatu dasar
(fundamen) yang kuat dan kokoh pula. Kita telah meletakkan bangunan Negara Indonesia diatas suatu
fundamen yaitu Pancasila. Kita telah memilih Pancasila sebagai dasar yang

fundamental

bagi negara kita. Mengapa kita harus memilih Pancasila ? Jawabannya adalah karena Pancasila itu sesuai
dengan alam kejiwaan bangsa kita sendiri, seperti apa yang pernah dikatakan oleh Bung Karno. Dalam
Pancasila pengertian ini sering disebut dasar falsafah negara (dasar negara). Dalam hal ini Pancasila
dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksudkan di atas sesuai dengan bunyi pembukaan
UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan : “....., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu

undang-undang dasar negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada .....”.
A.

Pancasila Masa Reformasi

Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah pemerintahan sebelumnya,
akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1990-an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu
memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi
dari sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu UUD 45 sebagai penjabaran Pancasila dan sekaligus
merupakan kontrak sosial di antara sesama warga negara untuk mengatur kehidupan bernegara
mengalami perubahan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman. Karena itu pula orde yang
oleh sementara kalangan disebut sebagai Orde Reformasi melakukan aneka perubahan mendasar guna
membangun tata pemerintahan baru. Namun upaya untuk menyalakan pamor Pancasila -setelah
ideologi tersebut di mata rakyat tidak lebih dari rangkaian kata-kata bagus tanpa makna karena
implementasinya diselewengkan oleh pemimpin selama lebih kurang setengah abad- tidak mudah
dilakukan. Bahkan, ada kesan bahwa sejalan dengan runtuhnya pemerintahan Orde Baru yang selalu
gembar-gembor mengumandangkan Pancasila, masyarakat terutama elit politiknya terkesan sungkan
meskipun hanya sekedar menyebut Pancasila. Hal itu juga menunjukkan bahwa Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara tidak hanya pamornya telah meredup, melainkan sudah mengalami
degradasi kredibilitas

Anda mungkin juga menyukai