Dalam melaksanakan tugasnya, guru dituntut untuk dapat menggunakan alat atau bahan
pendukung proses pembelajaran, mulai dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Bahkan mingkin lebih dari itu, guru diharapkan
mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran sendiri.
Oleh kerena itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran. Guru harus kreatif dalam melaksanakan pembelajaran karena peran guru dalam
memilih strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kesuksesan tujuan pembelajaran.
Guru yang kreatif akan memicu keberhasilan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa
jenuh dalam pembelaran, dan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Dengan demikian salah
satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif adalah strategi pembelajaran
active debate. Karena strategi ini mengajak siswa untuk berinteraksi dalam memecahkan suatu
masalah, dan berani dalam mengemukakan pendapatnya.
Strategi berasal dari bahasa Latin yakni “Strategia” yang artinya seni penggunaan rencana dalam
meraih suatu tujuan. Pada mulanya, istilah itu sering digunakan dalam dunia militer tetapi
sekarang istilah ini sudah sering dipakai pada berbagai bidang termasuk pembelajaran.
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Jadi, Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu strategi yang menjelaskan
tentang komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan
prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Tipe Active Debate adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan berani untuk
berkomunikasi secara baik, karena siswa dalam hal ini saling mengungkapkan argumentasi untuk
menetapkan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh beberapa pihak yang disebut
pro (pendukung) dan ditolak/disangkal oleh pihak kontra (penyangkal).
1) Kembangkan sebuah pernyataan yang controversial atau isu-isu actual yang berkaitan dengan
pembelajaran
2) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro yang lainnya kontra.
3) Kelompok yang terpilih masing-masing menentukan siapa juru bicara (ketua kelompok).
4) Guru membuat aturan berupa: bahwa selain juru bicara (ketua kempompok) siapa saja anggota
kelompok dapat memberikan argumentasinya.
7) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membaca materi yang akan didebatkan
oleh kedua kelompok di atas
8) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota dari kelompok pro untuk
berbicara dan kemudian ditanggapi atau dibalas oleh ketua kelompok kontra demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
9) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti atau ide-ide dari setiap
pembicara dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
10) Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap.
11) Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau rangkuman
yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
12) Akhiri debat jika merasa cukup (sesuaikan dengan alokasi waktu)
Menurut Mel Silberman variasi metode active debate adalah sebagai berikut :
1) Tambahkan satu atau lebih kursi kosong di barisan juru bicara. Biarkan peserta menmpati kursi
kosong tersebut saat mereka ingin bergabung dalam debat.
2) Mulailah aktivitas dengan segera menggunakan argument pembuka debat. Lanjutkan dengan
debat konensional, tetapi gantilah para pedebat sesering mungkin.
3) Buatlah dua kelompok pro dan kontra. Mintalah kelompok pro mendebat kelompok kontra.
Tipe Pembelajaran Active Debate memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
5) Suasana kelas menjadi bergairah, di mana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran
mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
6) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan
yang berlangsung dalam diskusi.
2) Membutuhkan waktu yang cukup lama karena siswa harus memahami materi terlebih dahulu
sebelum melakukan debat.
3) Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
4) Siswa yang pandai berargumen akan selalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya
diam dan pasif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat: HAJA Mandiri, 2014), 2.
4. Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), 26.