Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Mata Kuliah : Kimia Lingkungan


Dosen : Sunarti, S.Pd., M.Sc
Waktu : 90 menit

1. Jelaskan mengapa terjadi fenomena seperti pada gambar 1,2, dan 3 di bawah ini

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


2. a. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam air
b. Jelaskan mengapa pada suhu yang sama kelarutan oksigen pada air sungai/tawar lebih tinggi
dari air laut seperti tampak pada tabel di bawah ini

3. a. Jelaskan kelebihan dan kekurangan tes BOD dan COD


b. Jelaskan mengapa pada tes COD oksidasi dilakukan dengan menggunakan kalium dikromat.
4. Jelaskan bagaimana kondisi unsur hara fosfor dalam tanah pada pH asam dan basa serta
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman
5. a. Jika terjadi subtitusi isomorfik Si4+ oleh Al3+ dan Si4+ oleh Mg2+, bagaimana keadaan muatan
pada lempung
b. Jelaskan bagaimana proses pengikatan ion pada lempung atau tanah liat pada ujung kristal
dan karena subtitusi isomorfik antara Si dan Al.
6. Jelaskan mekanisme reaksi pengikatan logam oleh asam fulvat dan asam humat lengkap dengan
reaksinya

Selamat bekerja
Jawaban

1. a. Pada kasus ini, air memilikikohesi yang cukup kuat antar partikel atau
molekul airnya, dan pada daun talas, terdapat lapisan lilin yang memiliki kohesi
yang kuat juga antar partikelnya, sehingga ketika air berada di lapisan daun
talas, mereka tidak akan bersatu karena kohesinya lebih sebar dibandingkan
adhesinya.
b. Air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi akan membentuk meniskus
cekung, hal ini disebabkan gaya kohesi antar partikel air lebih kecil daripada
gaya adhesi antara air dengan wadahnya.

c. air, seperti senyawa lainnya, terdiri dari molekul-molekul. Setiap molekul air
saling tertarik satu sama lain ke segala arah. Nah, molekul yang ada di
permukaan air tidak memiliki molekul air di atasnya, sehingga molekul di
permukaan air bisa saling tarik menarik lebih kuat ke bagian dalam.Gaya tarik
menarik ke dalam ini menghasilkan tegangan permukaan. Oleh karena itu,
bagian permukaan jadi seperti selaput yang meregang.

2. Suatu gas dikatakan dapat larut dalam sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor kepolarannya, faktor adanya ikatan atau jembatan hidrogen, faktor
Temperatur,faktor tekanan dan faktor adanya zat terkarut lainnya

Faktor kepolaran suatu zat

Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu


ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda,
sedangkan senyawa Non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang
sama/hampir sama. Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang
permanen ( dipol permanent ) sehingga antar molekul polar terjadi gaya tarik
dipol permanent. Jadi perbedaan senyawa polar dan Non polar lebih dititik
beratkan pada besarnya tingkat perbedaan keelektronegatifan. Seperti yang
telah di jelaskan sebelumnya, bahwa kelarutan suatu gas dalam cairan akan
besar jika ada kepolaran antara gas tersebut dengan cairan tersebut. Jadi
senyawa Polar jika bertemu dengan senyawa polar, maka akan mudah untuk
larut, sedangkan senyawa Non polar bertemu dengan senyawa polar maka akan
tidak atau sedikit saling melarutkan.

Faktor ikatan atau Jembatan Hidrogen


Ikatan hidrogen adalah sebuah interaksi tarik-menarik (dipol-dipol) antara
atom yang bersifat elektronegatif dengan atom hidrogen yang terikat pada atom
lain yang juga bersifat elektronegatif. Jadi, ikatan hidrogen tidak hanya terjadi
pada satu molekul, melainkan bisa antara molekul satu dengan molekul yang
lainnya. Ikatan hidrogen selalu melibatkan atom hidrogen. syarat suatu ikatan
atau jembatan hidrogen adalah adanya atom hidrogen dan adanya atom-atom
yang sangat keeletronegatifan sperti N, O dan F. Adanya ikatan atau jembatan
hidrogen, akan mempercepat kelarutan gas dalam cairan terutama antara suatu
senyawa yang mengandung atom N, O dan F dengan senyawa lain yang
mengandung unsur H pada senyawa air, kemungkinan akan cepat larut
dibanding senyawa senyawa yang tidak mengandung atom N, O dan F hal ini
karena ke tiga atom diatas sangat elektronegatif dan jika bertemu dengan atom
H pada senyawa air yg juga elektronegatif maka akan semakin mudah
kelarutannya.

Faktor Temperatur

Kelarutan suatu gas dalam cairan juga ditentukan oleh temperatur, dimana
jika temperaturnya tinggi, maka kelarutan gas dalam cairan akan semakin kecil
begitu pula jika temperatur suhunya diturunkan maka kelarutan suatu gas dalam
cairan makin mudah. Kenaikan temperatur atau suhu akan menyebabkan
kelarutan gas dalam cairan makin kecil hal ini terjadi karena pada temperatur
yang meningkat menyebabkan energi kinetik gas meningkat, molekul gas
bergerak semakin cepat sehingga mudah meninggalkan pelarutnya.

Faktor Tekanan

Kelarutan gas dalam cairan akan meningkat jika tekanan meningkat, begitupun
sebaliknya jika tekanannya menurun maka kelarutan suatu gas dalam cairan juga
menurun. Kelarutan gas dalam cairan ini meningkat karena jika tekanan di
tingkatkan berarti kita paksa gas tersebut masuk kedalam larutan, malah kelarutan
gas dalam cairan dinyatakan dalam satuan atm.

Faktor zat terlarut lain

Faktor zat terlarut lainnya adalah dalam liqiud atau cairan terdapat zat
terlarut lain selain gas. adanya faktor zat terlarut lainnya ada dua efek yaitu
dapat menaikan atau menurunkan kelarutan gas dalam larutan. Apabila zat
terlarut lain dapat bereaksi dengan gas terlarut, kelarutan gas naik. contoh CO2
dalam larutan NaOH. Pada contoh ini terjadi reaksi CO2 + NaOH yang terjadi
adalah NaCO2 (natrium carbonat). Natrium carbonat adalah garam juga, jadi
hasilnya garam, dimana adalah CO2 adalah oksida asam. Apabila zat terlarut
lain tidak bereaksi dengan gas terlarut, kelarutan gas berkurang. contohnya O2
dalam larutan Nacl (garam). Jika zat yang terlarut itu adalah garam-garaman
(jadi garam dilarutkan dalam air, dan didalam larutan garam tersebut larut O2)
misalnya pada air laut. Garam garam bersifat hidroskopis yaitu menarik air,
sehingga air yang dipakai untuk melarutkan O2 (zat terlarut) menjadi sedikit,
sehingga kelarutannya kecil.

3. a. Kelebi!an dan Kelema!an &etode Analisis OD

Kebutuhan oksigen Kimia jumlah oksidan yang bereaksi dengan )ontoh uji
dandinyatakan sebagai mg , untuk tiap 1!!! ml )ontoh uji$ +enya*a organikdan
anorganik% terutama organik dalam )ontoh uji dioksidasi oleh0r,/(-# dalam
refluks tertutup menghasilkan 0r("E#$ ?umlah oksidan yangdibutuhkan
dinyatakan dalam ekui6alen oksigen (, mg 3L# diukur se)araspektrofotometri
sinar tampak$ 0r,/(-# kuat mengabsorpsi pada panjanggelombang =!! nm dan
0r("E# kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang.!! nm$ Antuk nilai K,K 1!!
mg3L sampai dengan '!! mg3L ditentukankenaikan 0r("E# pada panjang
gelombang .!! nm$ Pada )ontoh uji dengannilai K,K yang lebih tinggi% dilakukan
pengen)eran terlebih dahulu sebelumpengujian$ Antuk nilai K,K lebih ke)il atau
sama dengan '! mg3L ditentukanpengurangan konsentrasi 0r,/(-# pada
panjang gelombang =! nm

b. Sumber Oksigen

4.

 Kisaran pH tanah yang optimum bagi

 ketersediaan P adalah 5,5 – 6,5.

 Pada tanah dg pH rendah (masam), fiksasi terjadi

 karena adanya reaksi fosfat dengan Fe, Al dan

 oksida hidrous, membentuk Fe-P atau Al-P.

 Al ³⁺ + H₃PO₄+ H₂O → Al(OH)₂H₂PO₄

 Pada tanah dengan pH tinggi (alkalin), fiksasi

 fosfat terjadi karena reaksi fosfat dengan Ca dan

 Mg dan karbonatnya membentuk Ca-P dan Mg-P

5. Substitusi Isomorfik, yaitu penggantian kation dalam struktur kristal oleh


kation lain yang mempunyai ukuran yang sama dengan muatan (valensi) berbeda.
Pada umumnya kation yang menggantikan mempunyai valensi lebih rendah
daripada yang digantikannya, unsur Mg2+ menggantikan Al3+ dalam Al-oktahedron
atau Al3+ menggantikan Si4+ dalam Si-tetrahedron, sehingga terjadi kelebihan
muatan unsur pada liat.

Anda mungkin juga menyukai