PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2022
Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional.
Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jati diri atau tanda yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain. Kata nasional
adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik
kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan hal itu,
setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan,
sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa
terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.
1. Mengetahui bahasa persatuan di Indonesia, yang merupakan bahasa nasional yang kita miliki
secar bersama yaitu bahasa Indonesia walaupun kita tahu ada bnayak bahsa daerah yang ada di
Indonesia.
2. Kita memiliki sebuah bendera yang melambangkan bangsa Indonesia yanitu Bendera
Merah Putih.
3. Kita memliki sebuah lagu terbaik dna merupakan lagu kebangsaan dari negara Indonesia
yaitu Indonesia Raya.
10. Kebudayaan nasional yang banyak yang diketahui pembagian dari kebudayaan daerah
1. Pada bidang ekonomi, Identitas nasional Indonesia yang bisa ditumbuhkan adalah dengan
ikut mendukung program perekonomian lokal Indonesia, turut mendukung pengembangan
produk lokal yang mencirikan keanekaragaman Indonesia.
2. Pada bidang teknologi, Identitas nasional Indonesia yang dapat diupayakan memiliki
keterkaitan dengan bidang ekonomi. Melalui bidang teknologi, seseorang dapat
menggunakan akses teknologi yang dimilikinya untuk menunjukkan setiap keunikan yang
dimiliki Indonesia, hal tersebut dapat disampaikan melalui media sosial berupa konten yang
mendukung nilai lokal Indonesia. Tidak saja sebagai cara mempromosikan produk lokal
daerah di Indonesia, namun juga dapat digunakan untuk mempromosikan cerita-cerita lokal
yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai bentuk Negara yang heterogen.
3. Pada bidang pengetahuan, identitas nasional Indonesia yang dapat dicontohkan pada
bidang pengetahuan adalah melestarikan pengetahuan lokal daerah yang umumnya masih
kental dengan alam lingkungan. Sebagai contoh; pada masyarakat di Suku Baduy, larangan
menggunakan bahan kimia untuk hidup sehari-hari guna menjaga ekosistem alam- sangat
patut dilestarikan guna menghindari pengrusakan alam akibat ulah manusia.
4. Pada bidang pendidikan, contoh identitas nasional Indonesia yakni dapat dilihat melalui
pendidikan yang mengajarkan anak didik atau masyarakat untuk menjaga sikap gotong-
royong serta melakukan musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan.
5. Pada bidang transportasi, contoh identitas nasional Indonesia yakni masih terdapatnya
moda transportasi tradisional seperti cikar, dokar, becak, sampan dan lainnya yang
mencirikan terdapat sumbangsih alam dalam transportasi masyarakat Indonesia. Nilai
keramahtamahan melalui percapakan dalam cikar ataupun jenis transportasi lainnya juga
diwakilkan melalui penggunaan moda transportasi tersebut.
6. Pada bidang sosial, contoh identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari aktivitas ronda
yang dilakukan sekelompok dari anggota masyarakat dalam sebuah desa sebagai bentuk
upaya solidaritas juga bentuk tanggung-jawab sosial antar masyarakat.
7. Pada bidang perdagangan, contoh identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari masih
membudayanya perdagangan minuman tradisional yang dikenal dengan nama jamu atau loloh
sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat Indonesia.
8. Pada bidang industri, identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari munculnya gerakan
glokalisasi untuk mendukung serta membeli produk lokal. Melalui gerakan tersebut
diharapkan identitas nasional Indonesia pada bidang industri turut mengembangkan dan
meningkatkan produktifitas produk lokal.
9. Pada bidang ideologi, Identitas nasional Indonesia dapat dilihat membudayanya sifat dan
sikap toleransi antar masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan Negara
heterogen yang terdiri dari beraneka suku, ras, agama, bahasa dan beraneka kebudayaan serta
tradisi yang patut dijaga bersama-sama.
10. Pada bidang pariwisata, identitas nasional Indonesia dapat dilihat berkembangnya jenis
pariwisata yang menyoroti desa tradisional dan menjadikan desa tersebut sebagai tempat
pariwisata. Tidak hanya desa tradisional yang kaya akan kearifan lokal daerah yang menjadi
tempat pariwisata, namun kebudayaan lokal pun banyak diminati oleh para wisata sehingga
sebuah tradisi lokal masyarakat juga kerap dijadikan sebagai obyek wisata.
11. Pada bidang agama, identitas nasional Indonesia dapat dilihat semakin membudayanya
konsep dalam toleransi beragama yang digerakkan melalui ciri khas bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan lokal.
12. Pada bidang hukum, Identitas nasional Indonesia dapat dilihat ditetapkannya UUD 1945
sebagai landasan hukum di Indonesia yang diberlakukan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
13. Pada bidang budaya, identitas nasional Indonesia dapat dilihat masih dapat diterimanya
kearifan lokal disetiap daerah di Indonesia sebagai keanekagaraman masyarakat Indonesia.
14. Pada bidang sejarah, identitas nasional Indonesia dapat dilihat nilai kesatuan yang
ditimbulkan dari perasaan senasib dan seperjuangan oleh masyarakat Indonesia sebagai
bagian dari persatuan atas dasar sejarah Indonesia.
15. Pada bidang politik, identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari upaya mengajegkan
nilai luhur musyarawah mufakat sebagai bentuk kearifan budaya Indonesia di biang politik,
hal tersebut dimaksudkan adalah menentukan sebuah keputusan berdasarkan keputusan
dengan mengutamakan kepentingan bersama.
16. Pada bidang kesenian, identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari beraneka motif atau
ukiran di setiap daerah di Indonesia yang menggambarkan kekayaan nilai kesenian pada
Negara Indonesia. Setiap motif ataupun ukiran tersebut berdiri bersama dengan filosopi lokal
yang diadopsi pada daerah tersebut. Hal ini mencitrakan keunikan yang terpancar di setiap
daerah Indonesia yang masih awet hingga zaman modern ini.
17. Pada bidang modernisasi, identitas nasional Indonesia dapat dilihat diterimanya
perkembangan modern guna mendukung penguatan identitas nasional Indonesia secara
menyeluruh. Contohnya melalui program HAKI (Hak kekayaan intelektual), sebuah seni,
usaha, produk dan lainnya dapat dijaga asal mula serta citranya yang adalah khas Indonesia.
18. Pada bidang globalisasi, identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari dimanfaatkannya
globalisasi untuk mempromosikan produk lokal Indonesia sampai ke mancanegara (luar
negeri). Hal tersebut sekaligus menjadi upaya Negara menambah devisa Negara serta
menggiring masyarakat asing mengunjungi Negara Indonesia guna mengetahui lebih lanjut
terkait produk Ekspor oleh Indonesia yang diminatinya.
19. Pada bidang bahasa, identitas nasional Indonesia dapat dilihat dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa kesatuan untuk masyarakat Indonesia.
20.Pada bidang partai politik, identitas nasional Indonesia dapat dilihat upaya partai politik
menjalankan fungsinya yang tidak saja menyoalkan perpolitikan namun turut memperhatikan
fungsi nilai sosial dalam contoh kearifan lokal pada suatu wilayah agar dapat menyesuaikan
dengan tempat di mana partai politik tersebut akan berdiri. Hal ini dimaksudkan agar kader
politik dari partai politik tersebut tidak saja berorientasi pada pusat atau ibukota namun
peduli dan memperhatikan lingkungan serta nilai luhur yang berkembang didalamnya.
21. Kehidupan Bermasyarakat, adapaun lain halnya dengan identitas nasional indonesia yang
membedakan dengan bangsa lainnya khususnya berhubungan dengan penerapan sopan dan
santun serta keramahtamahan. Pemahaman ini setidaknya mencerminkan bahwa Indonesia
sebagai masyarakat majemuk menunjung tinggi keberagaman dalam menjadi kehidupan
sehari-hari.
Ada dua faktor utama pembentuk identitas nasional yaitu faktor primordial dan faktor
kondisional. Berikut penjelasannya,
a. Faktor Primordial
Merupakan faktor bawaan yang secara alami ada dan melekat pada bangsa, seperti
geografi, ekologi, dan demografi. Contoh kondisi geografi dan ekologi di Indonesia yaitu
wilayah kepulauan dan iklimnya tropis. Indonesia juga ada di wilayah Asia Tenggara,
sehingga mempengaruhi perkembangan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya.
b. Faktor Kondisional
c. Faktor Sakral
Selain faktor utama, ada faktor sakral yang membentuk identitas warga negara. Faktor
sakral ini meliputi agama dan ideologi yang membentuk bangsa. Indonesia menganut
ideologi Pancasila, sehingga para tokoh dan pemimpin memakai faktor ini untuk menyatukan
bangsa negara.
1. Indonesia dapat dikenal dan dibedakan dengan bangsa lain. Hal ini menjelaskan bahwa
bangsa Indonesia dikenal dan melanjutkan perjuangan sebagai bangsa yang sesuai dengan
fitrahnya.
3. Identitas nasional penting untuk kewibawaan negara dan ciri khas Indonesia. Identitas
nasional akan memunculkan rasa saling hormat dan pengertian, sehingga tidak ada perbedaan
antar negara. Kedudukan yang sejajar ini karena setiap negara mengakui kedaulatan negara
lain.
TUGAS INDIVIDU
Identitas Nasional merupakan ciri khas yang melekat pada suatu bangsa dan
membentuk jati diri serta karakteristik yang membedakan suatu negara dengan negara lain.
Sebagai suatu negara yang terdiri dari latar belakang yang heterogen, identitas nasional
Bangsa Indonesia dihimpun dari kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
pada macam-macam aspek kehidupan, baik dari berbagai macam suku, agama, dan bahasa
menjadi satu kesatuan. Bagi Indonesia, identitas ini sangat ditentukan oleh ideologi yang
dianut serta norma dasar yang menjadi pedoman dalam berperilaku. Hal ini tersimpul dalam
Pancasila, sebagai ideologi negara serta UUD NRI 1945 yang merupakan konstitusi negara.
Secara Yuridis, identitas Bangsa Indonesia tercermin atas Bendera Negara Indonesia
yang merupakan Bendera merah putih (Pasal 35), Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
(Pasal 36), Lambang Negara Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika
(Pasal 36A), dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B). Penyelewengan terhadap
satu atau keseluruhan pasal tersebut sejatinya telah mencederai identitas nasional Bangsa
Indonesia. Hal ini terjadi antara lain ketika sang saka Merah Putih dimodifikasi dengan
penambahan ornamen keagamaan atau saat kaum muda lebih bangga menggunakan bahasa
asing ketimbang Bahasa Indonesia.
Lebih lanjut, Identitas nasional bangsa Indonesia terdiri atas identitas primer dan
identitas sekunder. Identitas primer yakni lebih dari 700 suku yang bersepakat membentuk
Bangsa Idonesia yang kemudian mengawali identitas sekunder. Identitas sekunder sendiri
terlahir dari sebuah kesepakatan bersama yang dibuat oleh masyarakat. Hal ini muncul
sebagai dampak dari politik etis.
Kendati demikian, terdapat beberapa hal yang membuat identitas nasional perlahan
luntur. Salah satu nya yaitu Globalisasi. Gencarnya arus globalisasi yang secara massive
memasuki berbagai sendi kehidupan berdampak signifikan pada pergesaran perilaku dan pola
pikir masyarakat Indonesia. Hal ini diamini oleh kemajuan teknologi dan arus informasi yang
kurang diimbangi dengan mental yang bermoral seta pemahaman yang mendalam mengenai
nilai-nilai Pancasila. Sebut saja budaya gotong royong yang mulai ditinggalkan oleh
masyarakat akibat meningkatnya sifat individualis hasil dari kemajuan teknologi, pergaulan
anak muda yang kian bebas, melaggar norma dan meninggalkan budaya ketimuran yang
sejatinya membentuk identitas bangsa, serta mudahnya penyebaran berita hoax yang
menghancurkan mentalitas bangsa. Contoh lain yang lebih sederhana namun sangat
mencolok adalah kebangaan menggunakan produk asing serta penggunaan nama-nama asing
dalam penamaan anak, perumahaan, dan istilah lainnya.
Tak berhenti disana, serangan terhadap identitas nasional pun datang dari dalam diri
bangsa Indonesia sendiri. Kurangnya wawasan mengenai sejarah bangsa dan rasa
nasionalisme mebuat masyarakat melupakan fakta bahwa kemerdekaan yang kita miliki saat
ini merupakan buah panjang perjuangan para pendahulu yang patut disyukuri dan diteruskan
perjuangannya. Selain itu, fakta bahwa Indonesia terbentuk dari berbagai macam latar
belakang SARA merupakan hal yang tidak mudah untuk diharmonisasikan. Hal ini semakin
diperparah dengan praktik licik para elite partai yang terus mempolitisasi agama dan SARA
demi mendulang suara saat pemilu. Alih-alih bersaing secara sehat, sentimen agama dan
ujaran kebencian digoreng sedemikian rupa hingga terbentuk polarisasi di masyarakat.
Polarisasi ini kian tajam sejak pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 yang diikuti
oleh dua calon, yaitu Basuki T. Purnama dan Anies Baswedan. Dalam pilkada tersebut, salah
satu paslon menggunakan doktrin agama besar-besaran untuk mengais simpati masyarakat
sekaligus menjatuhkan lawan politik. Alhasil, tak hanya perpecahan antar umat beragama
yang secara nyata terjadi, namun juga ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila
kembali hidup dan digaungkan dengan lantang oleh kaum ekstimis.
Hal ini sangat penting agar eksistesi negara yang susah payah diperjuangkan dengan
segenap tumpah darah rakyat Indonesia, dapat bertahan dan terus memncarkan
kewibawaannya dalam kancah global. Dengan demikian, kelangsungan hidup 267,7 juta
rakyat Indonesia pun dapat terjamin.