Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Tunas Cendekia ISSN 2622-0849 (Media Cetak)

ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/tunascendekia ISSN 2654-6051 (Media Online)

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE BERMAIN


PLASTISIN KELOMPOK B TK DARUL FALAH SAMARINDA KALIMANTAN
TIMUR
Kartika Fajriani¹ dan Yeni Aslina²
1
Prodi PAUD Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim│email: fajrianikartika111@unukaltim.ac.id
2
Prodi PAUD Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim │email: yeniaslina112@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui apakah
metode bermain plastisin dapat meningkatkan kreativitas anak, khususnya di TK Darul Falah
Samarinda Kalimantan Timur. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B TK Darul Falah
Samarinda Kalimantan Timur dengan jumlah peserta didik 21 orang dengan rentang usia 5-6 tahun.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & MC Taggart dengan
pertimbangan model penelitian ini adalah model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana
kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu dalam dua siklus dan pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi untuk menilai kreativitas dan keterlibatan anak Data hasil observasi
dianalisis secara deskriptif dengan pendektan kualitatif dan data skor pencapaian kreativitas dan
keterlibatan anak dalam kegiatan bermain plastisin kelompok B tidak hanya terfokus pada angka tapi
pada gambaran kejadian yang berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
kreativitas ana dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 70,2 dan pada siklus II menjadi 80,95. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bermain plastrisin bagi anak kelompok
B TK Darul Falah Samarinda Kalimantan Timur dapat meningkatkan kreativitas anak.
Kata Kunci: Kreativitas Anak, Metode Bermain Plastisin

Abstract: This research is a classroom action research which aims to determine whether the method of
playing plasticine can improve children's creativity, especially in TK Darul Falah Samarinda, East
Kalimantan. The subjects of this study were students of group B TK Darul Falah Samarinda, East
Kalimantan, with 21 students aged 5-6 years. This research is a Classroom Action Research (PTK)
model of Kemmis & MC Taggart with the consideration that this research model is a model that is easy
to understand and in accordance with the activity plan that the researcher will carry out, namely in two
cycles and data collection is done using observation sheets to assess creativity and involvement.
Children Observation data were analyzed descriptively with a qualitative approach and score data on
the achievement of creativity and children's involvement in group B plasticine play activities not only
focused on numbers but on the description of the events that took place. The results showed an increase
in children's creativity from the average value in the first cycle of 70.2 and in the second cycle to 80.95.
From the results of the study it can be concluded that by applying the plastic play method for group B
children in TK Darul Falah Samarinda, East Kalimantan, can increase children's creativity.
Keywords: Children's creativity, Playdough Play Methods

PENDAHULUAN kecerdasan, tanggung jawab pendidik


Salah satu amanat luhur yang untuk memupuk dan mengembangkan
tercantum dalam UUD 1945 adalah, secara sistematis.
"Mencerdaskan Kehidupan Bangsa." Langkah pemerintah untuk
Setiap manusia memiliki potensi/bakat mewujudkan UUD1945 tersebut adalah

JURNAL TUNAS CENDEKIA


©
Corresponding Autor Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Adress: Kalaimantan Timur Institut Agama Islam Negeri Palopo
Phone: +622393232829 Alamat: Jl Agatis Balandai Kota Palopo.Tel / fax: 0471 22076 / 0471 325195

122
TUNAS CENDEKIA
Volume 3, Edisi 1, April 2020

dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 dibantu Guru, hal ini berarti kreativitas
tentang SISDIKNAS pasal 1 butir 14 siswa masih sangat rendah.
yang bunyinya : “Pendidikan Anak Usia Dari berbagai aktivitas yang dilakukan
Dini”(PAUD) adalah pembinaan untuk di dalam kelas, guru belum pernah
anak usia 0 – 6 tahun yang dilakukan mencoba metode yang dapat digunakan
dengan stimulasi pendidikan untuk secara multi-purpose seperti metode
membantu pertumbuhan jasmani dan bermain plastisin. Plastisin sendiri dikenal
rohani agar anak siap untuk mengikuti dengan sifatnya yang lentur, casual, dan
pendidikan selanjutnya. bahan dasarnya dapat dijadikan apapun
Pada usia 0 – 6 tahun sesuai dengan sesuai dengan kedalaman dan keluwesan
UU. No. 20 tahun 2003 atau usia 0 – 8 imajinasai dan kreativitas anak.
tahun merupakan usia Golden Age karena Belum pernah digunakan dan juga
pada rentang usia dini perkembangan otak sifatnya yang elastis (multi-purpose)
mencapai puncaknya yaitu sekitar 80% dari membuat peneliti merasa perlu untuk
keseluruhan perkembangan otak orang menerapkan metode tersebut di dalam
dewasa. Ini berarti potensi kecerdasan dan kelas. Dari penelitia ini peneliti berharap
perilaku terbentuk maksimal pada perode dapat mengetahui apakah metode bermain
tersebut. plastisin dapat meningkatkan kreativitas
Fakta neurologis tersebut anak melalui metode bermain plastisin
mengharuskan adanya suatu pendidikan kelompok B TK Darul Falah Samarinda.
dini yang dimulai secara professional Hal ini di atas dilakukan peneliti
seperti lembaga-lembaga TK/RA/PAUD karena ditinjau dari berbagai aspek
dan sederajat. Lembaga pendidikan ini kehidupan, pengembangan kreativitas
dapat menjadi wadah ideal bagi anak-anak sangatlah penting. Banyak permasalahan
khususnya pada rentang usia dini (0-6 tahun serta tantangan hidup menuntut
atau 0-8 tahun) untuk memaksimalkan kemampuan adaptasi secara kreatif dan
seluruh aspek perkembangannya melalui kepiawaian dalam mencari pemecahan
aktivitas yang terstruktur (dengan masalah yang imajinatif. Kreativitas yang
kurikulum yang jelas) serta para pendidikan berkembang dengan baik akan
yang profesional sesuai dengan bidangnya. melahirkan pola pikir yang solutif yaitu
Meski demikian, seringkali hasil dari ketrampilan dalam mengenali
proses pendidikan yang baik dari lebaga permasalahan yang ada, serta
PAUD tidak maksimal. Berbagai upaya kemampuan membuat perencanaan-
telah dilakukan guru dalam perencanaan dalam mencari pemecahan
meningkatkan kreativitas anak didik, masalah.
seperti menggambar di halaman, Menurut Munandar (1999: 6)
mewarnai gambar yang sudah ada, dll. kreativitas adalah kemampuan seseorang
Akan tetapi belum didapat peningkatan untuk melahirkan sesuatu yang baru baik
kreativitas pada anak didik secara berupa gagasan maupun karya nyata yang
signifikan. Dari 21 anak didik hanya 3 relatif berbeda dengan apa yang telah
siswa yang dapat mengerjakan tugas tanpa ada sebelumnya.
bantuan Guru, sedangkan yang lain masih Menurut Nursisto (1999: 37)

123
Meningkatkan Kreatifitas,,,
Kartika Fajriani dan Yeni Aslina

kreativitas adalah kemampuan untuk METODOLOGI


berhayal. Misalkan anak berhayal Penelitian ini adalah Penelitian
merayakan hari ulang tahunnya, maka Tindakan Kelas (PTK), sedangkan model
dengan sendirinya pikiran yang terbayang PTK yang digunakan dalam penelitian ini
adalah roti ulang tahun yang cantik. adalah model Kemmis & MC Taggart
Hasil penelitian beberapa ahli di atas dalam Arikunto (2006:97) dengan
menunjukkan bahwa faktor – factor dalam pertimbangan model tersebut mudah
kreativitas meliputi : daya imajinasi, rasa dipahami dan sesuai dengan rencana
ingin tahu dan orisinalitas (kemampuan kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu
menciptakan sesuatu yang baru dan tidak satu siklus tindakan identik dengan satu kali
pembelajaran. Meneliti kelompok B TK
biasa) dapat mengimbangi kekurangan
Darul Falah Samarinda dengan desain
dalam daya ingat, daya tangkap, penalaran,
penelitian melalui beberapa tahapan
pemahaman terhadap tugas dan factor lain
pelaksanaan, antara lain perencanaan,
dalam intelegensi. Jadi, pendidikan yang pelaksanaan tindakan, observasi, dan
berorientasi pada pengembangan refleksi yang dilakukan secara berulang.
kreativitas sangatlah penting untuk Tujuannya adalah untuk memecahkan
menghasilkan ssuatu yang baru sesuai masalah yang ada dalam memperbaiki
imajinasi atau khayalannya. proses belajar mengajar yang kurang tepat
Plastisin dapat meningkatkan serta meningkatkan prestasi belajar siswa
kecerdasan ruang dan gambar karena khususnya dan mutu pendidikan pada
plastisin bisa membuat bentuk sesuai umumnya.
khayalan anak- anak. Menurut Teori Penelitian ini dilaksanakan di TK
Darul Falah Samarinda. Subjek penelitian
Primary Mental Abilities yang
adalah kelompok B rentang usia 5-6 tahun
dikemukakan oleh Thurstone dalam
pada semester genap tahun ajaran
Yuliani Nurani Sujiono,dkk (2008: 1.7)
2018/2019, yang terdiri dari 21 peserta
berpendapat bahwa kognitif merupakan didik. Instrumen penelitian merupakan
penjelmaan dari kemampuan primer yang sebuah alat ukur dalam proses
salah satunya adalah pemahaman ruang pengumpulan data. Dalam penelitian
(spatial factors). tindakan kelas ini, instrumen yang
Ki Hajar Dewantara 1965 dalam digunakan adalah: Lembar observasi
Slamet Suyanto (2008: 11) menyatakan penilian hasil belajar dan lembar observasi
bahwa anak usia dini belajar paling baik keterlibatan anak dalam setiap kegiatan.
dengan “Indria” (indranya). Dengan Penelitian ini dilaksanakan sesuai
menyentuh, meremas, memukul, atau dengan prosedur yang dirancang dalam dua
siklus, dan pada setiap siklus terdiri dari
memegang plastisin anak akan dapat
tiga (3) pertemuan yang harus dilaksanakan
membuat berbagai bentuk apapun yang
berupa proses pembelajaran meliputi
sering dijumpainya, bahkan mereka dapat
perencanaan, pelaksanaan tindakan,
memanipulasinya menjadi berbagai bentuk observasi, dan satu (1) pertemuan untuk
yang diinginkan. pelaksanaan tes sebagai refleksi.

124
TUNAS CENDEKIA
Volume 3, Edisi 1, April 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN berkembang sangat baik, sehingga tidak


Kegiatan pembelajaran pada siklus I perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
masih perlu dilakukan tindakan lanjut yaitu Berdasarkan pada permasalahan yang
melanjutkan ke siklus II untuk mencapai dihadapi oleh siswa dalam Peningkatan
hasil yang lebih maksimal dan untuk kreativitas, berbagai penyebab munculnya
mencapai indikator yang telah ditetapkan permasalahan, sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya. pada bagian pendahuluan, dilakukan
Hal ini dapat dilihat dari peserta didik serangkain tindakan untuk mengatasi
yang belum berkembang dan baru mulai permasalah tersebut. Tindakan penelitian
berkembang masih mencapai 52,38 persen ini terdiri dari dua siklus, dengan prosedur
dan anak yang berkembang sesuai harapan penelitian meliputi: penyusunan rencana
dan berkembangan sangat baik hanya tindakan, pelaksanaan, pengamatan atau
mencapai 47,62 persen sehingga observasi, dan refleksi.
pembelajaran dengan metode bermain Pandangan Jean Piaget dan Lev
plastisin masih perlu dilanjutkan ke siklus Vigotsky (pandangan konstruktivis) dalam
berikutnya karena belum mencapai Badru Zaman (2009: 1.11) memiliki asumsi
indikator yang telah ditetapkan. bahwa, anak adalah pembangun
Demikian pula data tentang pengetahuan yang aktif. Anak membangun
keterlibatan anak dalam proses pengetahuannya berdasarkan
pembelajaran khususnya pada aspek pengalamannya. Pengetahuan tersebut
keaktifan dan ketertarikan/ perhatian anak diperoleh anak dengan cara membangun
dalam proses pembelajaran masih perlu sendiri secara aktif melalui interaksi yang
ditingkatkan. dilakukannya dengan lingkungan.
Hasil belajar anak didik pada Misalkan dengan cara bermain plastisin.
kelompok B TK Darul Fallah Samarinda Pada tahap ini tim observasi /pengamat
dalam upaya meningkatkan kreativitas anak melakukan observasi terhadap pelaksanaan
didik melalui metode bermain plastisin tindakan dengan menggunakan lembar
secara umum mengalami kemajuan. observasi kreativitas anak.
Melihat tabel distribusi frekuensi pada Disamping observasi kreativitas anak,
Siklus II di atas diperoleh jumlah anak yang peneliti menggunakan observasi
belum berkembang sebanyak 1 orang atau keterlibatan anak yang digunakan kepada
4,76 persen, jumlah anak yang mulai anak didik untuk mengetahui hambatan
berkembang sebanyak 3 orang atat 14,29 yang dialami anak didik selama proses
persen, jumlah anak 65 yang berkembang pembelajaran berlangsung, dan untuk
sesuai harapan sebanyak 7 orang atau 33,33 mengetahui kemampuan anak dalam
persen sedangkan jumlah anak yang membuat berbagai macam bentuk sesuai
berkembang sangat baik sebanyak 10 orang dengan keinginan anak.
atau 47,64 persen, hal ini menunjukkan Setelah dilakukan pengamatan pada
bahwa perkembangan kreativitas anak siklus I, peneliti mendapatkan hasil
sudah mencapai 70 % secara klasikal yang observasi kondisi anak berubah setelah
berkembang sesuai harapan dan dilakukan siklus I, peneliti melakukan

125
Meningkatkan Kreatifitas,,,
Kartika Fajriani dan Yeni Aslina

penelitian selama 3 kali pertemuan pada meningkatkan kreativitas pada anak


siklus I. kelompok B TK Darul Fallah
Dari paparan di atas dapat disimpulkan Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa kreativitas siswa sudah mulai tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa :
nampak dan berkembang meskipun Terjadi peningkatan perkembangan
hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu kreativitas anak didik dari siklus I ke siklus
masih ada perlu perbaikan pada siklus II, peningkatan tersebut dapat dilihat pada
berikutnya. Berikut dapat dilihat siklus I jumlah anak yang berkembang
perbandingan frekuensi dan persentase sesuai harapan dan berkembang sangat
perkembangan kreativitas anak didik dari baik/optimal sebanyak 10 orang atau 47,62
siklus I ke siklus II. persen meningkat pada siklus menjadi 17
Tahap BB MB BSH BSB orang atau 80,95 persen jumlah anak yang
F % F % F % F % berkembang sesuai harapan dan
14,2
Siklus I 2 9,52 9 42,26 7 33,33 3
9 berkembang sangat baik/optimal, berarti
Siklus 47,6
1 4,76 3 14,29 7 33.33 10 terjadi peningkatan sebesar 33,33 % dari
II 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siklus I ke siklus II.


perkembangan kreatitas anak didik dalam Saran
proses pembelajaran melalui bermain Pembelajaran menggunakan metode
plastisin mengalami peningkatan. Dari bermain plastisin dapat digunakan pada
siklus I jumlah anak yang berkembang pembelajaran di kelas khususnya pada TK
sesuai harapan dan berkembang 66 sangat Darul Falah Samarinda karena karakter
baik/optimal sebanyak 3 orang atau 14,29 anak usia dini memang suka bermain .
persen meningkat pada siklus menjadi 10 Melalui pembelajaran dengan metode
orang atau 47,62 persen jumlah anak yang bermain plastisin, guru dapat dengan
berkembang sesuai harapan dan mudah merespon potensi siswa karena
berkembang sangat baik/optimal, ini berarti peserta didik aktif dan kreatif dalam proses
terjadi peningkatan sebesar 38,10 persen pembelajaran. Diaharapkan guru
dari siklus I ke siklus II. Dapat dijelaskan hendaknya lebih memahami peserta didik,
pada diagram berikut: menciptakan suasana yang nyaman dan
kondusif, menguasai materi sebelum
60 Perbandingan Siklus I dan II
mengajarkannya dan memberikan
kesempatan untuk berkreasi agar
40
pembelajaran lebih optimal dan lebih
20
berarti bagi anak demi persiapannya untuk
memasuki jenajng pendidikan selanjutnya.
0
Siklus I BB
SIklusMB
II BSH BSB UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menghaturkan ucapaan
PENUTUP terimakasih yang setinggi-tingginya kepada
Simpulan seluruh Tim Editor Jurnal Tunas Cendekia
Pada tabel hasil penelitian di atas dapat dimana telah membantu penulis
dikatakan bahwa bermain plastisin dapat

126
TUNAS CENDEKIA
Volume 3, Edisi 1, April 2020

menerbitkan artikel pada Jurnal Tunas Pembinaan Pendidikan Tenaga


Cendekia. Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Munandar, 1999, Pengembangan
Arikunto, S. Suhardjono, Supardi. 2008, Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta:
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta.
Bumi Aksara.
Nursisto, 1999, Kiat Menggali Kreativitas,
Depdiknas. 2010 Pedoman Penilaian Di Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Rahardjo, B. Joko Irawan, 2004, Penulisan
Departemen Pendidikan Nasional.
Laporan Skripsi dan
Dwijunianto. Media Belajar Plastisin. Tesis, Yogyakarta: Andi.
http://dwijunianto.wordpress.com/m
Suyanto, S. 2008, Strategi Pendidikan
edia-belajar plastisin/ diakses Januari
Anak, Yogyakatra: Hikayat.
2020.
Suyadi, 2011, Manajemen Paud,
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kompetensi Pendidikan Anak Usia
Sujiono, Yuliani Nurani.2008. Metode
Dini Taman Kanak-Kanak dan Roudhotul
Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Athfal. Jakarta: Departemen
Universitas Terbuka.
Pendidikan Nasional.
Sumanto, 2005, Pengembangan Kreativitas
Depdiknas. 2005. Pedoman Penilaian Di
Seni Rupa Anak TK, Jakarta:
Taman Kanak- kanak. Jakarta:
Diretur Pembinaan Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional.
Tenaga Kependidikan dan
Faisal, S. 1982, Metodologi Penelitian Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.
Hadeli, 2006, Metode Penelitian
Kependidikan, Jakarta: Quantum
Teaching.
Montolalu, B.E.F. 2009. Bermain dan
Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Munandar, U. 1999, Kreativitas Dan
Keberbakatan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Munandar, U. 1982, Pemanduan Anak
Berbakat, Jakarta: Yayasan
Pengembangan Kreativitas.
Mini, R. 2010, Panduan Mengenal dan
Mengasah Kecerdasan Majemuk
Anak, Jakarta: Indocam Prima.
Mulyasa, 2010, Praktik Penelitian
Tindakan Kelas, Bandung: Rosda
Masitoh, ocih, Heny, 2005, Pendekatan
Belajar Aktif Di TK, Jakarta: Diretur

127

Anda mungkin juga menyukai