DOSEN PENGAJAR
Ns.Nehru Nugroho,M.Kep
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS B
Bengkulu,5
februari 2022
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik.
Selamat pagi X. Masih ingat dengan saya ?. Bagus.
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan X saat ini ? Masih ingat nama saya, bagus. Sudah
diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba praktekkan lagi
sambil bersalaman dengan suster!
3. Kontrak
Topik :Nah sesuai dengan janji saya kemarin, saya akan mengajak X
mencoba berkenalan dengan teman saya perawat Y.
Tempat : Kita mau ngobrol dimana ? Diruangan ini lagi. Waktu : Kita
ngobrol mau berapa lama ? 15 menit cukup. FASE KERJA:
“Selamat pagi perawat Y, klien X ingin berkenalan dengan perawat Y.
baiklah X, X bisa berkenalan dengan perawat Y seperti yang kita
praktekkan
kemarin. (Klien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat Y:
memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya). Ada lagi yang ingin X tanyakan pada perawat Y, coba
tanyakan tentang keluarga perawat Y. kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, X
bisa sudahi perkenalan ini. Lalu X bisa buat janji untuk bertemu lagi
dengan perawat Y, misalnya jam 1 siang nanti. Baiklah perawat Y, karena
X sudah selesai berkenalan, saya dan X akan kembali ke ruangan . selamat
pagi. (Bersama-sama klien dan perawat meninggalkan perawat Y untuk
melakukan terminasi di tempat lain)”.
FASE TERMINASI
Waktu: Kita akan ketemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau jam 10? Mau
berapa menit? Baiklah, 15 menit ya.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Isolasi sosial: Menarik diri Pertemuan : II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien DS :
DO:
2. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial: Menarik diri
3. Tujuan SP 2p:
a. Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
seperti yang sudah diajarkan.
b. Klien mampu berinteraksi secara bertahap dengan orang pertama
(seorang perawat).
c. Klien mampu memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi dan memvalidasi cara klien berkenalan dengan
orang lain seperti yang sudah diajarkan.
b. Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap dengan orang
pertama (seorang perawat).
c. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
hariannya
4. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN
a. Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaan X setelah berkenalan dengan W.
b. Evaluasi objektif
Dibandingkan kemarin pagi, X tampak lebih baik saat berkenalan dengan
W tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan W jam 3 sore nanti.
2. Rencana tindak lanjut.
Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi X bisa
mempunyai banyak teman dengan berkenalan dengan orang lain.
3. Kontrak yang akan datang
Topik: Saya senang bisa ngobrol dengan X. Baiklah besok kita akan
ketemu lagi untuk membicarakan tentang pengalaman X.
Tempat : Kita akan ngobrol dimana ? Di tempat ini lagi ya.
Waktu : Enaknya jam berapa ? Sama seperti ini jam 9 setelah makan pagi.
Sampai jumpa.
CONTOH KASUS :
Setiap lansia pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi organ, Hal
ini timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan
yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara
emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan
bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga
kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu
kekhawatiran ini nampaknya tidak hanya menginfeksi para lansia, tetapi
juga mengepidemi pada anak yang mempunyai
orang tua yang lanjut usia. Hal ini rupanya mendorong untuk membawa ke
rumah sakit jiwa.
Delirium merupakan suatu keadaan mental yang abnormal, bukan suatu
penyakit; dengan sejumlah gejala yang menunjukkan penurunan fungsi
mental. Berbagai keadaan atau penyakit (mulai dari dehidrasi ringan
sampai keracunan obat atau infeksi yang bisa berakibat fatal), bisa
menyebabkan delirium. Keadaan
ini paling sering terjadi pada usia lanjut dan penderita yang otaknya telah
mengalami gangguan, termasuk orang yang sakit berat, orang yang
mengkonsumsi obat yang menyebabkan perubahan fikiran atau perilaku
dan
orang yang mengalami demensia. Delirium merupakan masalah umum dan
serius yang mempengaruhi bagian yang bermakna perawatan di rumah
sakit penderita lanjut usia. Penyebab delirium biasanya multifaktorial,
dengan banyak faktor pemicu yang potensial dapat dicegah. Semestinya
terdapat pencarian dan perbaikan yang agresif terhadap seluruh penyebab
potensial, termasuk infeksi
dan abnormalitas metabolik. Pengobatan semestinya ditinjau ulang
sepenuhnya dengan penghentian seluruh obat yang tidak diperlukan.
Terdapat keperluan yang lebih dititikberatkan pada pencegahan dan
deteksi awal delirium. Pegawai rumah sakit hendaklah waspada pada
pasien- pasien itu yang barangkali berkembang menjadi delirium, dan
sangat disarankan bahwa seluruh pasien mempunyai suatu pengkajian
kognitif yang menyeluruh
5. Dialog dengan Pasien Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan
isolasi diri atau menarik diri :
Prolog