Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ahmad Fawaid

Prodi : Ekonomi Syariah

Fakutas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Semester : VI/A

Materi : Ekonomi Moneter dan Fiskal

1. Komisi apa saja yang ada di DPR dan apa tugasnya?


2. Mencari/mendownload laporan APBN pada tahun 2019!
3. Analisis kebijakan fiskal apa saja yang diambil pada tahun 2019, dan kenapa memilih
kebijakan fiskal tersebut?
4. Apa dampak atau efek kebijakan fiskal pada tahun 2019 terhadap permintaan & penawaran
agregat ?
5. Berapa & Bagaimana penetapan alokasi APBN pada tahun 2019?

Jawab:

1. Komisi merupakan salah satu Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) yang bersifat tetap dan jumlahnya ditetapkan pada permulaan masa
keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Pada DPR periode 2019-2024 telah
ditetapkan jumlah komisi sebanyak 11 (sebelas) komisi. Hal ini berdasarkan Keputusan
Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019.

Komisi I

 Ruang Lingkup Komisi I DPR RI

Komisi I DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Pertahanan
b. Luar Negeri
c. Komunikasi dan Informatika
d. Intelijen

Komisi II

 Ruang Lingkup Komisi II DPR RI

Komisi II DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah


b. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
c. Kepemiluan
d. Pertanahan dan Reforma Agraria.

Komisi III

 Ruang Lingkup Komisi III DPR RI

Berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 3/DPR


RI/IV/2014-2015 Tentang Penetapan Kembali Mitra Kerja Komisi-Komisi DPR RI Masa
Keanggotaan Tahun 2014-2019, tanggal 23 Juni 2015, ruang lingkup Komisi III DPR RI
adalah sebagai berikut :

a. Hukum
b. HAM
c. Keamanan

Komisi IV

 Ruang Lingkup Komisi IV DPR RI

Komisi IV DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Pertanian
b. Lingkungan Hidup dan Kehutanan
c. Kelautan.

Komisi V

 Ruang Lingkup Komisi V DPR RI

Berdasarkan Keputusan DPR RI Nomor : 44/DPR-RI/I/2019-2024 tentang Penetapan


Mitra Kerja Komisi-Komisi, Badan Anggaran, dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa Keanggotaan Tahun 2019-2024 ruang
lingkup Komisi V adalah sebagai berikut :

a. Infrastruktur
b. Transportasi
c. Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
d. Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
e. Pencarian dan Pertolongan.

Komisi VI

 Ruang Lingkup Komisi VI DPR RI

Komisi VI DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 November 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Perdagangan
b. Koperasi UKM
c. BUMN
d. Investasi dan Standarisasi Nasional.

Komisi VII

 Ruang Lingkup Komisi VII DPR RI

Berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 44/DPR


RI/I/2019-2020 Tentang Penetapan Mitra Kerja Komisi-Komisi, Badan Anggaran, Dan
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR RI Masa Keanggotaan Tahun 2019-2024,
tanggal 31 Oktober 2020, ruang lingkup Komisi VII adalah sebagai berikut :

a. Energi
b. Riset dan Inovasi
c. Industri.

Komisi VIII

 Ruang Lingkup Komisi VIII DPR RI

Komisi VIII DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Agama
b. Sosial
c. Kebencanaan
d. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak.

Komisi IX

 Ruang Lingkup Komisi IX DPR RI

Komisi IX DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 4 November 2014 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :

a. Kesehatan
b. Ketenagakerjaan
c. Kependudukan

Komisi X

 Ruang Lingkup Komisi X DPR RI


Berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI Tanggal 22 Oktober 2019 telah
ditetapkan jumlah komisi sebanyak 11 (sebelas) komisi untuk Masa Keanggotaan DPR RI
Tahun 2019-2024. Selanjutnya, Rapat Paripurna DPR RI Tanggal 22 Juni 2021 menetapkan
Ruang Lingkup Komisi X DPR RI sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup
b. Pendidikan, Riset
c. Olah Raga dan Kepariwisataan.

Komisi XI

 Ruang Lingkup Komisi XI DPR RI

Berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 44/DPR


RI/I/2019-2020 Tentang Penetapan Mitra Kerja Komisi-Komisi, Badan Anggaran, dan
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Masa
Keanggotaan Tahun 2019-2024, tanggal 31 Oktober 2019, ruang lingkup Komisi XI adalah
sebagai berikut :

a. Keuangan
b. Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Perbankan

Komisi I s/d XI DPR RI mempunyai tugas dalam bidang :

 Legislasi (Pembentukan undang-undang)

Dalam bidang pembentukan undang-undang, Komisi I s/d XI DPR RI mempunyai tugas


mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan Rancangan Undang-
Undang yang termasuk dalam ruang lingkup tugas Komisi I s/d XI DPR RI. Untuk itu,
Komisi I s/d XI DPR RI dapat melaksanakan :

a. Penyusunan (perumusan) RUU Usul Inisiatif DPR


b. Pembahasan terhadap :
 RUU Usul Inisiatif Pemerintah
 RUU Usul Inisiatif DPR
 RUU Kumulatif Terbuka, yaitu Pengesahan Perjanjian Internasional (Ratifikasi)
Dalam pelaksanaan fungsi pembentukan undang-undang, Komisi I s/d XI DPR RI
menerima partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan terhadap RUU yang sedang
dirumuskan dan dibahas oleh Komisi I s/d XI DPR RI. Masyarakat dapat memberikan
masukan secara tertulis maupun secara langsung melalui Rapat Dengar Pendapat Umum
(RDPU) dengan Komisi I s/d XI DPR RI. Disamping itu, dalam merumuskan dan membahas
RUU, Komisi I s/d XI DPR RI juga meminta masukan dari Pakar/Akademisi/Pejabat
Pemerintah melalui RDPU/RDP maupun melalui Kunjungan Kerja.

 Dalam bidang anggaran, Komisi I s/d XI DPR RI mempunyai tugas :


 Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan RAPBN yang meliputi
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan
Lembaga (RKAKL) dalam ruang lingkup tugas Komisi I s/d XI DPR RI dan usulan
Anggota mengenai program pembangunan daerah pemilihan bersama dengan
Pemerintah.
 Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN serta
mengusulkan perubahan RKAKL yang termasuk dalam ruang lingkup tugas Komisi I s/d
XI DPR RI dan usulan Anggota mengenai program pembangunan daerah pemilihan
bersama dengan Pemerintah.
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program
Kementerian/Lembaga (KL) yang menjadi Mitra Kerja Komisi I s/d XI DPR RI.
 Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan RAPBN dan menyampaikan hasil
pembahasan RAPBN, RKAKL, dan alokasi anggaran untuk fungsi dan program KL yang
menjadi Mitra Kerja Komisi I s/d XI DPR RI kepada Badan Anggaran untuk
disinkronisasi.
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program KL yang
menjadi Mitra Kerja Komisi I s/d XI DPR RI berdasarkan hasil sinkronisasi alokasi
anggaran KL oleh Badan Anggaran
 Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan Komisi I s/d XI DPR
RI dengan Mitra Kerja Komisi I DPR RI untuk bahan akhir penetapan APBN.
 Membahas dan menetapkan alokasi anggaran per program yang bersifat tahunan dan
tahun jamak yang menjadi Mitra Komisi I s/d XI DPR RI.
 Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN dan
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang
lingkup tugas Komisi I s/d XI DPR RI.
 Dalam bidang pengawasan, Komisi I s/d XI DPR RI mempunyai tugas :
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta
peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugas Komisi I s/d XI
DPR RI.
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang
lingkup tugas Komisi I s/d XI DPR RI.
 Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja pemeriksaan tahunan,
hambatan pemeriksaan, serta penyajian dan kualitas laporan berkaitan dengan ruang
lingkup tugas Komisi I s/d XI DPR RI.
 Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah.
 Membahas dan menindaklanjuti usulan DPD dan,
 Menjalin hubungan luar negeri, baik dengan institusi negara maupun swasta, sesuai
dengan bidang tugas setiap komisi dan dikoordinasikan oleh Badan Kerjasama Antar-
Parlemen.

3. Kebijakan fiskal yang diterapkan dalam APBN tahun 2019 adalah kebijakan fiskal ekspansif
yang mana kebijakan fiskal ekspansif ini adalah meningkatkan belanja negara dan
menurunkan pajak. Kebijakan fiskal ini dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat
dalam perekonomian. Kebijakan fiskal ekspansif ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami penurunan daya beli masyarakat, dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto, menurunkan angka
pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. Yang dilakukan dengan
cara menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak.
Dengan uraian sebagai berikut :

4. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi besar apabila investasi sensitif
terhadap perubahan tingkat suku bunga. Semakin sensitif permintaan akan uang terhadap
perubahan suku bunga dibandingkan terhadap perubahan pendapatan maka akan semakin
besar pula efek crowding out. Tingkat crowding out juga dipengaruhi oleh fleksibilitas
harga. Walaupun terbatas pada jangka pendek, fleksibilitas harga berpotensi mengurangi
nilai fiskal multiplier khususnya pengaruh dari rezim nilai tukar. Dalam perekonomian yang
tertutup, ekspansi fiskal akan mendorong kenaikan harga sehingga dapat menghambat
peningkatan permintaan agregat dalam jangka pendek dan pada akhirnya memperkuat
crowding out. Dalam perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar yang fleksibel, tingkat
crowding out bergantung kepada respon dari harga domestik terhadap perubahan nilai tukar.
Secara umum apabila terjadi perubahan harga yang dipicu oleh perubahan nilai tukar, maka
tingkat crowding out yang terjadi akan lebih kecil dibandingkan pada kondisi dengan price
rigidity. Hal ini dikarenakan apresiasi nilai tukar akan mengurangi harga. Di lain pihak pada
sistem dengan nilai tukar tetap, crowding out akan lebih tinggi dalam kondisi harga yang
fleksible dibandingkan pada kondisi dengan price rigidity.

5. Asumsi makro APBN 2019 menetapkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan inflasi 3,5
persen.

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyepakati
postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 untuk disahkan
menjadi APBN 2019 dalam rapat paripurna. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut
APBN 2019 memiliki postur yang sehat, adil, dan mandiri.

Secara lengkap asumsi makro di APBN 2019 menetapkan pertumbuhan ekonomi 5,3
persen, inflasi 3,5 persen, lifting minyak bumi 775 ribu barel per hari dari sebelumnya 750
ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.250 barel setara minyak per hari. Sementara
tingkat bunga SPN 3 bulan 5,3 persen dan harga minyak mentah Indonesia US$70 per barel.

Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2019

Adapun Banggar DPR RI akhirnya menetapkan asumsi makro APBN 2019, setelah
menyelesaikan rapat maraton selama hampir sebulan terakhir bersama dengan pemerintah.
Asumsi di APBN 2019 diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih
berkualitas lagi di masa mendatang

Menurut Sri Mulyani, target pendapatan negara tahun 2019 merupakan target optimal
namun tetap realistis. Di antaranya penerimaan perpajakan ditargerkan Rp1.786,4 triliun
atau tumbuh 15,4 persen dari outlook APBN 2018 dengan tax ratio sekitar 12,2 persen.

Kontribusi penerimaan perpajakan terhadap total pendapatan negara ditargetkan naik


menjadi 82,5 persen. Kemudian target penerimaan kepabeanan dan cukai tahun 2019 sebesar
Rp208,8 triliun atau tumbuh 5,7 persen dari outlook APBN 2018.
Adapun penerimaan negara bukan pajak tahun 2019 ditargetkan Rp378,3 triliun atau
tumbuh 8,3 persen. "Kenaikan itu akan didorong peningkatan kualitas dan volume layanan,
perbaikan tata kelola dan peningkatan kontribusi PNBP dari sumber daya alam.

Untuk belanja pemerintah pusat dalam APBN 2019 ditetapkan Rp1.634 triliun atau
meningkat Rp27 triliun dari usulan RAPBN 2019. Jumlah itu terdiri dari belanja
kementerian/lembaga Rp856,4 triliun dan non K/L Rp778,9 triliun.

Alokasi belanja pemerintah pusat tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing
bangsa melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan infrastruktur,
peningkatan efektifitas program perlindungan sosial, dan lainnya.

Untuk bidang pendidikan, pemerintah tetap mengalokasikan 20 persen dari APBN atau
senilai Rp492,5 triliun.

 Secara ringkas postur APBN 2019 sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :

Anda mungkin juga menyukai