Semester : VI/A
Jawab:
1. Komisi merupakan salah satu Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) yang bersifat tetap dan jumlahnya ditetapkan pada permulaan masa
keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Pada DPR periode 2019-2024 telah
ditetapkan jumlah komisi sebanyak 11 (sebelas) komisi. Hal ini berdasarkan Keputusan
Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019.
Komisi I
Komisi I DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
a. Pertahanan
b. Luar Negeri
c. Komunikasi dan Informatika
d. Intelijen
Komisi II
Komisi II DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
Komisi III
a. Hukum
b. HAM
c. Keamanan
Komisi IV
Komisi IV DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
a. Pertanian
b. Lingkungan Hidup dan Kehutanan
c. Kelautan.
Komisi V
a. Infrastruktur
b. Transportasi
c. Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
d. Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
e. Pencarian dan Pertolongan.
Komisi VI
Komisi VI DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 29 November 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
a. Perdagangan
b. Koperasi UKM
c. BUMN
d. Investasi dan Standarisasi Nasional.
Komisi VII
a. Energi
b. Riset dan Inovasi
c. Industri.
Komisi VIII
Komisi VIII DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 22 Oktober 2019 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
a. Agama
b. Sosial
c. Kebencanaan
d. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak.
Komisi IX
Komisi IX DPR RI merupakan satu dari 11 (sebelas) Komisi yang ada di DPR RI yang
berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 4 November 2014 mempunyai
ruang lingkup tugas di bidang :
a. Kesehatan
b. Ketenagakerjaan
c. Kependudukan
Komisi X
a. Ruang Lingkup
b. Pendidikan, Riset
c. Olah Raga dan Kepariwisataan.
Komisi XI
a. Keuangan
b. Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Perbankan
3. Kebijakan fiskal yang diterapkan dalam APBN tahun 2019 adalah kebijakan fiskal ekspansif
yang mana kebijakan fiskal ekspansif ini adalah meningkatkan belanja negara dan
menurunkan pajak. Kebijakan fiskal ini dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat
dalam perekonomian. Kebijakan fiskal ekspansif ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami penurunan daya beli masyarakat, dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto, menurunkan angka
pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. Yang dilakukan dengan
cara menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak.
Dengan uraian sebagai berikut :
4. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi besar apabila investasi sensitif
terhadap perubahan tingkat suku bunga. Semakin sensitif permintaan akan uang terhadap
perubahan suku bunga dibandingkan terhadap perubahan pendapatan maka akan semakin
besar pula efek crowding out. Tingkat crowding out juga dipengaruhi oleh fleksibilitas
harga. Walaupun terbatas pada jangka pendek, fleksibilitas harga berpotensi mengurangi
nilai fiskal multiplier khususnya pengaruh dari rezim nilai tukar. Dalam perekonomian yang
tertutup, ekspansi fiskal akan mendorong kenaikan harga sehingga dapat menghambat
peningkatan permintaan agregat dalam jangka pendek dan pada akhirnya memperkuat
crowding out. Dalam perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar yang fleksibel, tingkat
crowding out bergantung kepada respon dari harga domestik terhadap perubahan nilai tukar.
Secara umum apabila terjadi perubahan harga yang dipicu oleh perubahan nilai tukar, maka
tingkat crowding out yang terjadi akan lebih kecil dibandingkan pada kondisi dengan price
rigidity. Hal ini dikarenakan apresiasi nilai tukar akan mengurangi harga. Di lain pihak pada
sistem dengan nilai tukar tetap, crowding out akan lebih tinggi dalam kondisi harga yang
fleksible dibandingkan pada kondisi dengan price rigidity.
5. Asumsi makro APBN 2019 menetapkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan inflasi 3,5
persen.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyepakati
postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 untuk disahkan
menjadi APBN 2019 dalam rapat paripurna. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut
APBN 2019 memiliki postur yang sehat, adil, dan mandiri.
Secara lengkap asumsi makro di APBN 2019 menetapkan pertumbuhan ekonomi 5,3
persen, inflasi 3,5 persen, lifting minyak bumi 775 ribu barel per hari dari sebelumnya 750
ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.250 barel setara minyak per hari. Sementara
tingkat bunga SPN 3 bulan 5,3 persen dan harga minyak mentah Indonesia US$70 per barel.
Adapun Banggar DPR RI akhirnya menetapkan asumsi makro APBN 2019, setelah
menyelesaikan rapat maraton selama hampir sebulan terakhir bersama dengan pemerintah.
Asumsi di APBN 2019 diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih
berkualitas lagi di masa mendatang
Menurut Sri Mulyani, target pendapatan negara tahun 2019 merupakan target optimal
namun tetap realistis. Di antaranya penerimaan perpajakan ditargerkan Rp1.786,4 triliun
atau tumbuh 15,4 persen dari outlook APBN 2018 dengan tax ratio sekitar 12,2 persen.
Untuk belanja pemerintah pusat dalam APBN 2019 ditetapkan Rp1.634 triliun atau
meningkat Rp27 triliun dari usulan RAPBN 2019. Jumlah itu terdiri dari belanja
kementerian/lembaga Rp856,4 triliun dan non K/L Rp778,9 triliun.
Alokasi belanja pemerintah pusat tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing
bangsa melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan infrastruktur,
peningkatan efektifitas program perlindungan sosial, dan lainnya.
Untuk bidang pendidikan, pemerintah tetap mengalokasikan 20 persen dari APBN atau
senilai Rp492,5 triliun.
Secara ringkas postur APBN 2019 sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :