Tugas Pengertian Dan Pentingnya Laverage
Tugas Pengertian Dan Pentingnya Laverage
Lavarage dibagi menjadi dua macam yaitu 1 : Lavarage operasi atau operating
laverage dan 2 : Lavarege financial atau financial leverage,perusahaan
mengunakan laverage operasi dan financial dengan tujuan agar kebutuhan yang
diperoleh perusahaan lebih besar dari pada biaya asset dan sumbner dananya.
Dengan demikian akan meningalkan keuntungan bagi para pemegang saham.
Penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Laba kotor xxx
Biaya operasi xxx
EBIT xxx
Bunga xxx
EBT xxx
Pajak xxx
EAT xxx
B. LAVERAGE OPERASI
Seperti diuraikan di atas bahwa laverage operasi ini terjadi karena perusahaan
dalam beroperasi mengunakan aktiva sehingga harus menunggu biaya tetap.
Laverage operasi mengukur perubahan pendapatan atau penjualanterhadap
keuntungan operasi, maka manajemen bisa ditaksir perubahan laba operasi
sebagai akibat perubahan penjualan. Ukuran laverage operasi adalah degree of
operating laverage ( DOL ), artinya bila DOL ditemukan 2, mka bila penjualan
naik atau beresiko, karena harus menanggung biaya tetap semakin besar, untuk
menghitung besarnya degree of operating laverage bisa digunakan.
Atau
DOL = S – BV Q(P –
V)
S – BV – BT Q(P – V)
- BT
Dimana :
Q = Kuantitas
P = Harga per unit
V = Biaya variable per unit
BT = Biaya tetap total
S =Penjualan
BV =Biaya variable total
CONTOH 12.1
Ada dua alternative mesin yang bias dipilih oleh perusahaan, kedua mesin tersebut
mempunyai karakteristik berbeda, mesin A mempunyai biaya tetap rendah, berikut
data kedua mesin tersebut.
Mesin A Mesin B
Harga per unit Rp 5000- Rp 5000-
Biaya variable Rp 4000 Rp 3000-
Biaya tetap Rp 100 juta Rp 500 juta
Volume penjualan diperkirakan sebesar 500.000 unit. Maka bias kita hitung
besarnya DOL masing-masing.
Dengan DOL = 1,25 berati apabila penjualan mengalami penurunan sebesar 40%,
maka EBIT akan turun 1,25 x 40% = 50%. Dengan demikian EBIT mesin A akan
turun sebesar 50% x Rp 400.000,- = Rp 200.000.000,- menjadi Rp.200.000,-
(=Rp400.000,--Rp200.000,-)
2.500.000 – 1.500.000 =2
DOL B = 2.500.000 – 1.500.000 - 500.000
Mesin B mempunyai DOL = 2, lebih tinggi disbanding mesin A, sehingga bila ada
penurunan penjualan 40%, maka EBIT B akan turun 2 x 40% = 80% x yakni 80% x
Rp 500.000,- = Rp 400.000,- menjadi Rp 100.000.000,- (=Rp 500.000,- - Rp
400.000,-) bukti :
Keterangan MESIN A MESIN B
Penjualan (000) 1.500.000,- 1.500.000,-
Biaya varible 1.200.000,- 900.000,-
Kontribusi marjin 200.000,- 600.000,-
Biaya tetap 100.000,- 500.000,-
EBIT 200.000,- 100.000,-
Sedangkan apabila penjualan naik 40%, maka EBIT mesin A akan meningkatkan
50% menjadi Rp 600.000,- sedangkan mesin B akan meningkat 80% menjadi Rp
900.000,-, buktinya :
Keterangan MESIN A MESIN B
Penjualan (000) 3.500.000,- 3.500.000,-
Biaya varible 2.800.000,- 2.100.000,-
Kontribusi marjin 700.000,- 1.400.000,-
Biaya tetap 100,000,- 500.000,-
EBIT 600.000,- 900.000,-
Dengan demikian apabila DOL sudah diketahui, maka bias digunakan untuk
membuat analisis sensitivitas laba terhadap penjualan yakni EBIT bias diproyeksi
hanya dengan melihat perubahan penjualan.
C. LAVERAGE FINANSIAL
Laverage financial terjadi akibat perusahaan mengunakan sumber dana dari
hutnag yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap. Atas
poengunaan dana hutang perusahaan setiap tahunnya dibebani biaya bunga.
Laverage finansila mengukur pemegang saham (EAT). Yang mempengaruhi
pendapatan bagi pemegang saham (EAT). Yang mempengaruhi pendapatan
pemilik dalah besarnya EBIT yang diterima dan stuktur modal yang dipunyai,
ukuran tingkat laverage financial dalah degree of financial laverage (DFL), dan
untuk mengukur besarnya DFL bias digunakan rumus sebagai berikut :
DFL = EBIT = Q(P –
V)BT
EBIT – I Q(P – V) –
BT - I
Bukti :
Penjual A turun 40% menyebabkan EBIT A turn 50% dan EAT turun 66,67%.
Penjualan B turn 40% menyebabkan EBIT turun 80% dan EAT turun 200%.
Sedangkan penjulan naik 40%, maka EBIT mesin A akan meningkatkan 50%. Dan
EAT A naik 66,67% menjadi Rp 3000.000.000,- sedangkan masih B EBIT akan
meningkat 80% danm EAT naik 200% menjadi Rp 360.000.000,-, buktinya :
D. LAVERAGE KOMBINASI
kita juga mengetahui secara langsung efek perubahan penualan terhadap
perubahan laba untuk pemegang atau EAT yaitu combie laverage. Combie
laverage adalah pengaruh penjualan terhadap penjualan perubahan laba setelah
pajak.
E. INDIFFERENT POINT
Dalam memenuhi sumber danannya, manajemen dihadapkan pada beberapa
alternative sumber perdanaan. Dalam memilih alternative sumber dana perlu
diketahui pada tingkat EBIT berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau
hutang menghasilkan EPS atau ROE sama.EBIT pada kondisi diatas disebut
indifferent point. Indifferent point adalah tingkat EBIT yang dapat menyamakan
keuntungan bagi pemegang saham dengan berbagai kombinasi laverage factor.
Laverage faktor nerupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri.
X(1 – T) = (X – c)(1
– T)
S1 S1
Dimana :
X = EBIT pada indifferent point
C = bunga hutang ( Rp )
T = Pajak
S1 = jumlah lembar saham bila dibelnjai modal sendiri
S2 = jumlah lembar sham bila dibelanjai modal asing
Mesin X Mesin Y
Harga per unit Rp 10.000,- Rp 10.000,-
Biaya variable Rp 4.000,- Rp 6.000,-
Biaya tetap Rp 800 juta Rp 200 juta
JAWAB :
Dengan volume penjualan 200.000 unit per tahun bias dihitung laba/ruginya
sebagai berikut :
Keterangan Mesin A Mesin B
Penjualan (000) 2.000.000,- 2.000.000,-
Biaya variable 800.000,- 1.200.000,-
Kontribusi 1.200.000,- 8000.000,-
Biaya tetap 800.000,- 2000.000,-
EBIT 400.000,- 600.000,-
Bunga 200.000,- 100.000,-
E B T 200.000,- 5000.000,-
Pajak 40% 60.000,- 200.000,-
E A T 140.000,- 300.000,-
Soal dua
Jawab :
a. Pemilihan alternative sumber dana
Dengan MS Dengan MS
Modal Sendiri Rp 800.000.000 Rp 600.000.000
Modal asing Rp 200.000.000 Rp 400.000.000
Total modal Rp1.000.000.000 Rp 1.000.000.000
Jumlah lembar saham Rp 40.000 lembar Rp 30.000 lembar.
E B I T Rp 180.000.000 Rp
180.000.000
Bunga Rp 30.000.000 Rp 62.000.000
E B T Rp 150.000.000 Rp 118.000.000
Pajak 30% Rp 45.000.000 Rp 35.400.000
EAT Rp 105.000.000 Rp 82.600.000
R O E 13,125% 13,77%
EPS Rp 2.625 Rp 2.753
Karena tambahan dengan obligasi menghasilkan ROE dan EPS lebih tinggi, maka
sebaiknya tambahan dana dipenuhi dari sumber obligasi.
b. Indifferent point
C1. = 15% Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000,-
C2. =15% x Rp 200.000.000 + 16% x Rp 200.000.000 = Rp 62.000.000,-
S1.= 40.000 lembar
S2. = 30.000 lembar
T. = 0,3
Maka indifferent pointnya (X) adalah :
(X – 30.000.000)(1-0,3) = (X-26.000.000)(1-0,3)
40.0000 30.000
Maka
X = Rp 158.000.000
Dari perhitungan ini, indifferent point diperoleh Rp 158.000.000,- dan keuntungan
dari kedua alternative sama.
Bukti :
E B I T: Rp 158.000.000 Rp 158.000.000
Bunga : Rp 30.000.000 Rp 62.000.000
E B T: Rp 128.000.000 Rp 96.000.000
Pajak 30% : Rp 38.400.000 Rp 28.800.000
EAT : Rp 89.000.000 Rp.67.200.000
R O E: 11.2% 11,2%
EPS Rp 2240,- Rp 2.240,-
G. Soal-soal latihan
1. PT. BAYU saat ini beroperasi dengan total aktiva sebesar Rp 250.000.000,-
dengan komposisi modal saham Rp 200.000.000,- @ Rp 4.000,- per lambat,dan
hutang Rp modalnya sebesar Rp 150.000.000,- dengan harapan akan
meningkatkan keuntungan sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 80.000.000,-
Tambahan dana sebesar Rp 150.000.000,- tersebut bias dipenuhi dari dua
alternative sumber dana yaiutu :
a. Modal saham dengan mengeluarkan 37.500 lembar saham
b. Obligasi dengan bunga 16%
Diminta :
a. Mana sumber dana yang lebih menguntungkan
b. Hitung indifferent point
2. Perusahaan ABADI sedang memilih dua alternative mesin yang akan dibeli untuk
mendukung proses produksinya. Mesin merk komatsu mempunyai karakteristik
biaya tetap tinggi tapi biaya variable rendah, sedangkan mesin merk yashinta
mempunyai biaya tetap rendah, tapi banyak variablenya tinggi.berikut data
kedua mesin tersebut.