Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019

http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -


1879
Bimbingan Belajar Untuk Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di Kelas III SDN
Talabiu
Sri Suci Wulandari1,a,*, Ratnah1,b, Abd Haris1,c
1
STKIP Taman Siswa Bima
a
wulansilmin95@gmail.com, bratnahnana@yahoo.co.id, charis.suksesuny@gmail.com
*Corresponding Author

Artikel Info Abstrak

Tanggal Kesulitan belajar membaca siswa (studi kasus) kelas III Sekolah Dasar Negeri
Publikasi 2019- Talabiu masih kurang efektif dalam belum optimal, karena masih terdapat anak
yang berkesulitan dalam membaca, padahal guru sudah menggunakan berbagai
09-23 macam strategi. Sebaiknya guru lebih memperhatikan mengenai strategi yang
harus dipersiapkan untuk anak berkesulitan belajar membaca di SDN Talabiu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Memahami strategi yang dilakukan guru
Kata Kunci dalam mengatasi kesulitan belajar membaca siswa kelas III SDN Talabiu, (2)
Kesulitan Membaca Memahami aktivitas siswa (studi kasus) dalam mengatasi kesulitan belajar
membaca dikelas III SDN Talabiu. Tehnik peneliti untuk menangani masalah
Siswa Bimbingan Guru
yang sudah di temukan yakni memberikan bimbingan belajar membaca yaitu:
Strategi Guru Identifikasi kasus, Identifikasi Masalah, Diagnosis, Prognosis, dan Evaluasi.
Selain itu kurang adanya campur tangan sekolah terhadap anak yang mengalami
kesulitan dalam membaca. Strategi yang dilakukan guru dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca siswa kelas III (studi kasus) belum sepenuhnya
optimal namun dalam pelaksanaan starategi bimbingan belajar terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar membaca guru tidak memisahkan siswa yang
berkesulitan membaca tersebut dalam proses pembelajaran didalam kelas.
Aktivitas siswa dalam mengatasi kesulitan belajar membaca terdapt 3 orang
yang masih tertinggal dalam pembelajaran, faktor yang mempengaruhi yakni
ada keterlambatan siswa dalam hal membaca. Adapun aktivitas siswa selama ini
di dalam kelas jarang mendengarkan penjelasan guru, merasa bosan dalam
pembelajaran, sering bermain sendiri dan siswa kurang minat membaca meski
guru dan orangtua sudah berusaha semaksimal mungkin.

1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan lahir dari pergaulan antar orang
dewasa dan antar orang yang belum dewasa dalam suatu kesatuan hidup. Tindakan mendidik yang
dilakukan oleh orang dewasa dengan sadar dan sengaja disadari oleh nilai-nilai kemanusiaan.
Tindakan tersebut menyebabkan orang yang belum dewasa menjadi dewasa dengan memiliki nilai-
nilai kemanusiaan, dan hidup menurut nilai-nilai tersebut. Kedewasaan diri merupakan tujuan
pendidikan yang hendak dicapai melalui perbuatan atau tindakan pendidikan (Hasbullah, 2008: 5).
Sutjihati Somantri, (2006: 194) menjelaskan bahwa ketidak pahaman mengenai kesulitan
belajar inilah salah satunya karena belum adanya penelitian yang lebih kuat dan spesifik, sehingga
menyebabkan kekeliruan konsep dan pemahaman anak kesulitan belajar. Kajian tentang anak-anak
berkesulitan belajar masih tergolong baru dan masih dalam rintisan, karena masih belum
berkembang secara luas seperti penyandang kesulitan belajar lainnya (Zaenal Alimin dan Sunardi,
1996: 26). Hal tersebut merupakan suatu tugas disemua kalangan, terutama untuk pakar pendidikan
untuk membahas lebih lanjut mengenai kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Dengan
keterbatasan yang dimiliki anak kesulitan belajar membaca, guru berusaha agar potensi yang
dimiliki siswa dapat berkembang optimal.

1
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
Dari pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa belum adanya penelitian yang
spesifik atau khusus berkaitan dengan kesulitan membaca, sehingga berdampak pada kesalahan di
dalam konsep dan dan pemahaman anak, penelitian yang mengkaji tentang anak yang mengalami
kesulitan belajar sudah melalui tahapan rancangan dan pelaksanaan.
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Januari tahun ajaran 2018/2019 pada siswa
kelas III di SD Negeri Talabiu, diketahui terdapat tiga permasalahan siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar dengan jenis kesulitan belajar yang berbeda, yakni gangguan berbicara,
konsentrasi, dan kesulitan belajar membaca. Peneliti meneliti tentang kesulitan belajar membaca,
jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelas 3 masih berjumlah 3 orang.
Seharusnya guru menggunakan strategi yang sesuai seperti yang di kutip oleh peneliti dari
buku yakni metode fernald dengan menggunakan metode ini guru mampu mengajar dengan metode
VAKT (visual, auidtory, kinesthetic, and tactile) guru bisa menggunakan metode ini menggunakan
materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata yang diajarkan
secara utuh, kedua menggunakan metode gilingham pada metode menggunakan pendekatan teknik
menjiplak huruf untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya
dikombinasikan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program fonik
digunakan. Guru juga bisa menggunakan metode ini untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar
membaca. yang terakhir yakni metode analisis glass abdurrahman, metode ini menggunakan
pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Guru juga bisa menggunakan metode yang terakhir
ini dengan metode ini siswa di bimbing untuk memahami sandi dalam membaca, peserta mampu
pemecahan sandi mendahului membaca..
Menurut pendapat Sunaryo Kartadinata dkk (1999: 61) bahwa tujuan bimbingan belajar
adalah sebagai berikut: Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, terutama dalam
mengerjakan tugas dalam mengembangkan keterampilan serta bersikap terhadap guru.
Menumbuhkan sikap disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan
sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan
pribadi.

2. METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 3 orang yaitu siswa kelas III yang akan di berikan
bimbimbingan belajar membaca, dengan melalui tahap Rencana, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik
pengumpulan data untuk mendapatkan data yang yang valid di dapatkan dari cara observasi,
wawancara dan dokumentasi, dan dalam menganalisis data dialakukan dengan 3 tahap, Reduksi
data,penyajian data dan pengambilan kesimpulan.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Strategi yang di lakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
Bimbingan yang dilakukan oleh guru kelas dalam mendidik siswanya saat pembelajaran
berlangsung yakni dengan menggunakan pendekatan secara individu dengan cara ini guru bisa
berinteraksi langsung dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Wulan, S.Pd sebagai Guru kelas III pada hari
Rabu, 27 Maret 2019 mengungkapkan pendapatnya tentang pendekatan dalam bimbingan yang
dilakukan bahwa:
“Sebelum saya melakukan pendekatan dengan anak yang bagi saya luar
biasa saya melakukan pendekatan dengan cara dia melalui interaksi
secara individu selanjutnya saya melakukan pendekatan dengan berbagai
macam variasi”

Berdasarkan Hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu, 3 April 2019

2
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
adapun strategi guru saat ini dalam mengatasi kesulitan belajar membaca siswa selama ini
kebanyakan belum mengoptimalkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan utama, banyak faktor
yang mempengaruhinya mulai dari guru yang memang bukan ahli dibidangnya, guru yang memang
bukan lulusan Pendidikan Guru MI/SD, guru yang belum siap dalam pembelajaran, ataupun guru
yang sudah mampu dibidangnya namun belum optimal. Inilah penyebabnya banyak siswa yang
masih kesulitan dalam belajar membaca, siswa seharusnya dibimbing dan diarahkan sesuai tujuan
utama dalam pembelajaran. Dan kebanyakan orang tua kurang memperhatikan anaknya dalam
belajar, mereka lebih suka melepas anaknya ketika belajar, mereka kurang memahami arti
pendidikan itu sendiri hingga akhirnya mereka kurang memahami anaknya sendiri dalam hal
belajar. Rendahnya pendidikan orang tua saat ini sehingga mereka kurang memperhatikan anaknya
dalam hal pendidikan.
Di era sekarang ini kebanyakan orang tua lebih memilih karir dari pada mendidik anaknya
sendiri, mereka lebih mempercayakan pendidikan anaknya kepada orang lain sehingga mereka acuh
tak acuh dalam hal mendidik anak. Padahal awal mulai pendidikan dimulai dari keluarga terutama
orang tua. Sulitnya pengajaran membaca pada anak yang kurang manmpu dalam hal membaca
terdapat pada anak kelas III, dapat dibuktikan pada salah satu sekolah dasar yang ada di kabupaten
Bima, yaitu Sekolah Dasar Negeri Talabiu, yang memang memiliki kemampuan rendah dalam
membaca dan terdapat 3 anak yang belum mampu membaca dengan baik dan benar di kelas III.
Pada tahapan ini proses bimbingan untuk siswa berkesulitan belajar membaca di Sekolah
Dasar Negeri Talabiu, peneliti menjabarkan terlaksananya bimbingan ke dalam enam tahap, yakni
identifikasi kasus, identifikasi masalah, analisis masalah (diagnosis), estimasi alternatif pemecahan
masalah (prognosis), tindakan pemecahan masalah tretament, dan evaluasi hasil pemecahan
masalah.
Tahap Identifikasi Kasus
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, guru mata pelajaran ,kepala sekolah
menunjukkan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
membaca. Siswa itu yakni bernama RV, NA dan NS yang sekarang duduk di kelas tiga. Dari hasil
wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan Ibu Wulan, S.Pd guru kelas pada hari Rabu, 27
Maret 2019 mengutarakan bahwa:
“Ketiga orang anak ini mereka memang mengalami kesulitan membaca, RV
mengalami kesulitan ketika dia membaca dia masih mengeja, kalau NA sama
seperti RV dia kesulitan mengeja suku kata, sedangakan NS dia sangat kesulitan
dalam menggabungkan kata menjadi suku kata, pas saya suruh baca saya bantu
dan tuntun mereka untuk mengikuti”.
Tabel 1. Identifikasi Kasus Siswa berkesulitan belajar
1.
No RV siswa
Nama Kurangnya minat dalam hal Hubungan orang
Internal tua dan anak,
External
belajar membaca kurangnya kasih sayang, kurang
perhatian dari guru
2. NA Cepat bosan dalam hal Kurangnya perhatian orang tua,
pembelajaran metode pelajaran yang digunakan
guru tidak bervariasi
3. NS Kurangnya motivasi yang Lingkungan sosial, broken home
ada di dalam dirinya

Dalam hal ini guru kelas maupun pengidentifikasi lainnya menyatakan bahwa RV, NA dan NS
memang memerlukan layanan bimbingan khususnya bimbingan membaca dengan adanya bimbingan

3
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
yang akan dilakukan oleh berbagai pihak diharapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar
membaca tersebut mampu membaca sesuai dengan kriteria pada umumnya. Langkah awal
identifikasi kasus dalam proses bimbingan telah dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Abin Syamsuddin (2012: 284) yang menyatakan bahwa tahapan
identifikasi kasus ditujukan untuk mengetahui siapa siswa (individu atau sejumlah individu) yang
dapat ditandai atau diduga memerlukan layanan bimbingan.
Tahap Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru kelas tiga serta narasumber yang lain sudah
dapat mengidentifkasi kesulitan yang dialami ketiga orang siswayang mengalami kesulitan
membaca. RV mengalami kesulitan berupa : a) kesulitan membaca huruf yang ukurannya terlalu
kecil, b) membaca masih mengeja. Hasil identifikasi dari guru kelas dan guru mata pelajaran di
atas, juga didukung oleh siswa teman sebangkunnya RV dari hasil wawancara pada hari Juma’at, 29
Maret 2019 bahwa:
“RV kalau dikelas tidak bisa membaca, kalau diajari RV kadang bisa tapi kalau disuruh
baca sendiri RV tidak bisa apalagi kalau RV disuruh membaca kalimat yang panjan”
Kesulitan yang dialami NA anatara lain: a) kesulitan dalam membaca huruf yang langsung
gabung tiga misal - nge -nya dan lain sebagainya,b) membaca masih mengeja. Dari hasil
identifikasi dari guru kelas dan guru mata pelajaran tersebut, juga diperkuat oleh siswa teman
sebangkungnya NA dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti pada hari Jum’at, 29 Maret 2019
bahwa:
“NA kalau di kelas itu tidak mendengarkan guru, sering bermain sendiri, lalu kalau dia
disuruh membaca dia masih mengeja dan tidak selancar kita”
Kesulitan yang dialami oleh NS yaitu: a) membaca masih dalam tahap awal, b) Kesulitan
dalam menggabungkan suku kata menjadi kata, c) kesulitan mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil
identifikasi dari guru kelas dan guru mata pelajaran tersebut, juga diperkuat oleh siswa teman
sebangkungnya NS dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti pada hari Jum’at, 29 Maret 2019
bahwa:
“NS kurang memperhatikan apa yang sudah kalau guru lagi mengajar, dia hanya bermain
dan nda mendengarkan apa yang dikatakan guru, pas giliran di suruh membaca dia hanya
diam”
Kesulitan yang dialami siswa tersebut sependapat dengan Martini Jamaris (2013: 140) dan
Meita Shanty (2012: 18-20) yang menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan
belajar membaca antara lain; (1) membaca secara terbalik tulisan yang dibaca seperti d dibaca b
atau p dibaca q, (2) menulis huruf secara terbalik, (3) sulit dalam mengikuti perintah yang diberikan
secara lisan, (4) mengalami kesulitan dalam mengenal bentuk huruf dan mengucapkan bunyi huruf,
(5) kesulitan mempelajari susunan alfabet, (6) tidak mampu membaca, dan(7) sulit mengeja.
Tahap Diagnosis
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang bersangkutan menunjukkan bahwa
mereka semua tidak mengetahui penyebab anak berkesulitan belajar membaca yang dialami oleh
RV,NA dan NS. Kurang pedulinya serta kesibukan yang di alami oleh guru memberikan dampak
yang buruk terhadap siswanya terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca, selain
itu dengan ketidakmampuan guru dalam menganalisis masalah yang dialami oleh siswanya kini
kian menjadi alasan utama guru dalam menangani siswa yang berkesulitan belajar membaca.
Temuan tersebut tidak sependapat dengan Deded Koswara (105: 2013) yang menyatakan bahwa
dalam menangani anak berkesulitan membaca tentunya perlu keterampilan dan kemampuan guru
untuk mengenali perbedaan dan masalah yang dialami oleh anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan Ibu Wulan Guru Kelas III pada
hari Rabu, 27 Maret 2019 memaparkan bahwa:

4
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
“Saya tidak terlalu paham masalah ini, lagian saya nda pernah mengikuti seminar mengenai
kesulitan belajar, karna nda pernah ada yang mengadakan seminar mengenai masalah ini
juga”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru masih belum terlalu
paham mengenai kesulitan belajar, karena mereka tidak pernah megikuti pelatihan ataupun seminar
yang berkaitan dengan kesulitan belajar.
Prognosis
Sama halnya dengan tahapan analisis masalah yang belum terlaksana, prognosis atau tindakan
mencari alternatif pemecahan juga belum dilakukan oleh para guru. Para guru belum melakukan
wawancara mendalam terhadap subjek, selain itu juga pihak sekolah belum mengundang pihak ahli
untuk mendiskusikan tentang permasalahan yang dialami oleh subyek. Para guru masih
menganggap masalah yang dialami oleh subyek sebagai masalah yang biasa dalam pembelajaran
sehingga belum perlu melakukan tindakan lebih lanjut dan mendalam. Temuan tersebut tidak sesuai
dengan pendapat Abin Syamsuddin (2012: 289), pada tahap ini sebaiknya tidak dilakukan dengan
tergesa- gesa serta sebaiknya melalui suatu atau serangkaian konverensi kasus yang minimal.
secara konvidensial dihadiri oleh guru dan siswa yang bersangkutan. Bahkan mengundang pula
ahli-ahli lain.
Tahap Pelaksanaan bimbingan (Treatment)
Pada Tahapan selanjutya yaitu pelaksanaan bimbingan, pada tahap ini guru telah memberikan
bimbingan semampunya dan sebisanya meskipun begitu setidaknya guru kelas memiliki usaha yang
keras untuk membuat siswanya mampu membaca, dalam hal ini siswa di bimbing oleh guru kelas
dan guru mata pelajaran dengan caranya sendiri. RV, NA dan NS sering dibimbing oleh guru
kelasnya meski dalam melaksanakan proses bimbingan guru masih menggunakan metode
konvensional namun guru melakukannya disetiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti peneliti lakukan ada yang tidak
sependapat dengan Abin Syamsuddin (2012: 289) bahwa strategi yang tepat untuk mengatasi anak
yang berkesulitan dalam membaca, dapat dilakukan dengan metode Fernald, Gillingham, dan
Analisis Glass Abdurrahman.
Banyak cara guru untuk membuat siswanya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di
kelas diantaranya yakni memberikan siswa hadiah agar semangat siswa yang kesulitan belajar
membaca bangkit dengan sendirinya. Hadiah ini diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar membaca tidak hanya diberikan dengan gratisan. Guru mengajak siswa berinteraksi dengan
aktif terutama dalam membaca sebelum hadiah diberikan, siswa diajak membaca buku yang sedang
dipelajari hari ini dengan begini siswa bersemangat mengikuti instruksi guru dan secara tidak
langsung dapat memotivasi siswa agar lebih giat dan bersemangat tentunya bisa membantu siswa
dalam menangani kesulitanya. Hal ini sependapat dengan Meita Shanty (2012: 48) yang
menyatakan bahwa untuk siswa berkesulitan belajar, reward system sangat bermanfaat untuk
membangun motivasi mereka.
Tahap Evaluasi (Fllow up)
Proses bimbingan evaluasi diberikan kepada siswa yang berkesulitan belajar membaca di
tahap terakhir. Guru dalam memberikan evaluasi kurang begitu memperhatikan siswa yang
mengalami kesulitan belajar membaca, tidak adanya perbedaan evaluasi antara siswa yang kesulitan
membaca dengan siswa yang membacanya sudah lancar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sunaryo Kartadinata (2002: 50) bahwa bimbingan belajar
yang diberikan kepada siswa hendaknya dapat mengatasi masalah yang dihadapi dalam belajar
sehingga, setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang
optimal sesuai

5
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Strategi bimbingan belajar membaca yang dilakukan oleh pihak sekolah ataupun guru kelas
selain tahapan-tahapan bimbingan di atas yakni mengikutkan siswa yang memiliki kekurangan
dalam membaca dengan teman sekelasnya tanpa membedakan kelas antara siswa yang kesulitan
membaca dengan siswa yang sudah bisa membaca.
Aktivitas Siswa Dalam Mengalami Kesulitan Membaca
Hampir semua siswa kelas tiga seharusnya sudah mampu membaca dengan lancar namun
terdapat Tiga orang siswa yang tertinggal dalam belajar membaca. Sungguh miris sekali ketika
melihat ada salah satu siswa yang kurang dalam hal membaca, padahal membaca sudah
diperintahkan padahal membaca merupakan faktor pendukung yang paling penting untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa yang menagalmi kesulitan membaca kesulitan membaca (RV)
Merupakan suatu kelemahan yang membuat RV merasa cepat bosan ketika dengan apa yang
di utarakan oleh gurunya. Berbagai macam keluhan sudah diceritakan secara langsung oleh RV
pada peneliti dan mirisnya RV kurang ada minat dalam membaca maupun belajar dengan berbagai
macam strategi yang digunakan oleh gurunya maupun orang tuanya. RV lebih nyaman ketika
dirinya bermain bersama teman-temannya tanpa menghiraukan bahwa dirinya belum bisa
membaca. kadang disaat disuruh membaca hanya geleng-geleng kepala serta menggarukgarukkan
tangannya kekepalanya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sebangkunya RV pada hari Jum’at 29 Maret
2019 mengungkapkan:
“RV kalau di kelas tidak bisa membaca kalau diajari RV kadang bisa tapi kalau
disuruh baca sendiri RV nda bisa, apalagi kalau RV di suruh membaca kalimat yang
panjang, dia banyak alasannya katanya dia cape dan bosan”.
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti di saat proses belajar
mengajar dan guru melakukan bimbingan di dalam kelas, RV merupakan anak yang memiliki
karakter yang tidak punya kemauan sendiri di dalam melakukan kegiatan belajar, ketika gur
melakukan bimbingan belajar RV merasa tidak nyaman dan cepat bosan dalam mengikuti
bimbingan.
Aktivitas di luar kelas ia aktif berbicara bermain sama temannya tanpa ada rasa minder
ataupun malu. Dengan keaktifannya serta semangatnya itu yang membuat teman-temannya
menyukai RV. Namun kadang temannya kurang menyukai RV karena RV lambat dalam
pembelajaran. Ketika pembelajaran di kelas di mulai lagi RV kadang merasa bosan dengan
strategi/media yang digunakan oleh gurunya.
Aktivitas RV dirumah sepulang sekolah langsung berangkat bermain bersama teman-
temannya yang lain, bermain dirumah pun tak cukup waktu sebentar kadang sore tiba baru pulang
kerumah. Dan nyarisnya tidak ada waktu untuk belajar ketika dirumah sore hari sepulang bermain
ia merasa kecapekan akhirnya malam hari ia tidur ketika disuruh belajar sama orang tuanya. Tapi
tak ada kata menyerah untuk membuat si buah hati bisa membaca, orang tua akan melakukan
berbagai hal untuk membantu anaknya mengatasi kesulitan yang dialaminya.
Aktivita siswa yang mengalami kesulitan membaca (NA)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada saat proses pembelajaran berlangsung didalam
kelas, NA tidak memperhatikan apa yang di jelaskan oleh gurunya di depan kelas, namun ketika
pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa teman sebangkunya NA pada hari
Jum’at, 29 Maret 2019 mengatakan:

6
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
“NA kalau di kelas itu tidak mendengarkan guru, sering bermain sendiri, lalu
kalau dia disuruh membaca dia masih mengeja dan tidak selancar kita”.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti metode yang di
gunakan guru dalam mengajar hanya berpusat pada ceramah saja, sehingga siswa tidak tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Siswa yang mengalami kesulitan membaca susah untuk mengerti
apa yang di sampaikan oleh gurunya, sehingga siswa hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan
gurunya.
“Siswa ini kerap mengganggu temannya yang sedang mendengarkan guru saat
pelajaran, kadang pula NA keluar masuk kelas dengan alasan ijin kekamar mandi
namun nyatanya NA bermain sejenak diluar mungkin untuk menghilangkan
kepenatan”.
Seperti anak-anak yang lainnya, ketika berada diluar kelas NA bermain bersama teman-
temannya, namun terkadang ketika bermain RA mengusik temannya dan mebuat temannya
menangis,. NA tidak terlalu di sukai oleh teman-temannya karan RV sering mengganggu temannya.
Setelah pulang sekolah NA tidak menggunakan waktunya untuk istrahat dan belajar, NA langsung
mencari teman yang akan diajaknya untuk bermain, kegiatan ini NA lakukan setiap hari. Orang tua
NA berusaha menasehati dan membimbingnya namun karna NA masih sulit untuk di ajak.
Aktivitas siswa yang mengalami kesulitan membaca (NS)
Berdasarkan hasil Observasi yang di lakukan oleh peneliti ketika berlangsung proses
pembelajaran, NS tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, NS hanya
mengobrol dengan temannya dan bermain sendiri, di saat guru menyuruhnya untuk membaca RV
hanya duduk diam dan bingung. RV terkadang merasa takut dengan gurunya, karena rasa takut
itulah yang membuatnya minder dan malas. Berdasarkan hasil wawancara yang lakukan peneliti
dengan NS pada hari Sabtu, 30 Maret 2019 memaparkan:
“Ketika saya belajar dikelas saya merasa bosan dan kadang takut dengan gurunya”.
Ketika jam istrahat NS, keluar untuk bermain bersama teman-temannya, dalam berteman NS
tidak pernah memilih-milih teman dia kerap bermain dengan siapapun tanpa melihat background
temannya, NS sangat di sukai oleh teman temanya, meski dia tidak bisa membaca namun dia suka
menolong temannya yang lain.
Aktivitas NS sepulang sekolah adalah tidur lalu pergi pergi bermain bersama temannya yang
lain, ketika orang tuanya memanggil untuk pulang makan terkadang diapun tidak menghiraukan.
Sepulangnya bermain pada sore hari ia merasa kecapekan akhirnya malam hari ia tidur ketika
disuruh belajar sama orang tuanya. Tapi orang tua tidak ada kata menyerah untuk membuat si buah
hati bisa membaca, ada saja cara orang tua untuk merayu membujuk anaknya agar mau belajar
meskipun belajarnya hanya beberapa menit. Tidak hanya malam hari ia rewel dipagi haripun ia
rewel pada saat berangkat sekolah, orang tua merayunya agar ia mau berangkat sekolah meskipun
kadang tidak mandi tapi harus sekolah karena bagi kedua orang tuanya pendidikan itu penting dan
sangat berharga bagi mereka.

4. KESIMPULAN
Strategi yang di gunakan oleh guru adalah pendekatan individual dengan menggunakan
pendekatan ini guru bisa secara langsung membimbing siswanya yang mengalami kesulitan belajar
membaca. Strategi yang di gunakan untuk mengatasi kesulitan membaca kelas 3 (studi kasus)
belum sepenuhnya optimal, namun dalam pelaksnaan strategi bimbingan belajar terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar membaca guru tidak memisahkan siswa yang berkesulitan
membaca tersebut dalam proses pembelajaran dikelas. Adapun bimbingan yang diberikan oleh guru
terhadap siswa yang mengalami kesuilyan membaca tersebut masih juga belum optimal, dari enam
taham bimbingan strategi tiga tahapan masih belum terlaksana. Yakni diagnosis atau analisis
masalah,

7
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnastsb2019/index e-ISSN: 2686 -
1879
prognosis tindakan mendakan mencari solusis atau alternative pemecahan masalah, dan evaluasi
follow up. Kesulitan belajar membaca yang dialami oleh siswa yang memiliki keterbelakangan
dalam membaca merupakan temuan peneliti di Sekolah SDN Talabiu.

Daftar
Pustaka

Abin Syamsudin. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya. Abdul Chaer. (2009). Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bimo Walgito. (2004). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Yogyakarta: Andi.
Cece Wijaya dan Tabrani Rusman. (1991). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar
mengajar.
Jakarta: Erlangga.
Deded Koswara. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Berkesulitan Belajar Spesifik.
Bandung: Luxima metro media.
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Martini Jamaris. (2013). Kesulitan Belajar Perspektif, Asesmen, Dan Penanggulangannya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Meita Shanty. (2012). Semua hal yang harus diketahui tentang disleksia.
Yogyakarta: Familia.
Mulyono Abdurrahman. (2012). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mualifa M.A. (2011). Psikologi Anak Sukses. UB Press
Santrock John. (2007). Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2.Jakarta:
Erlangga Shodig, M. (tanpa tahun). Pendidikan bagi anak disleksia. Bandung:
Dekdibud.

Anda mungkin juga menyukai