Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Kardiovaskular

Dosen pengampu :

Apt. Yuliandani, M.Fram, Klin

Disusun Oleh :

Yola Rizky Amalia 1948201013

JURUSAN FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul
“KARDIOVASKULAR”.
Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang tulisannya kami
kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, jika ada
kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap kritik dan saran Anda. Semoga
makalah kami ini dapat menjadi pelajaran

Jambi, 21 Mei 2022

Yola Rizky Amalia


DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................................................

BAB I.......................................................................................................................................

Pendahuluan...........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................

BAB II......................................................................................................................................

2.1 Farmakodinamik..............................................................................................................

2.2 Farmakokinetik ...............................................................................................................

2.3 Medication error .............................................................................................................

2.4 Diagnosa ...........................................................................................................................

BAB III....................................................................................................................................

Penutup....................................................................................................................................

Kesimpulan.............................................................................................................................

Saran…………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan dan pencegahan terhadap suatu penyakit. Keputusan penggunaan obat
selalu mengandung pertimbangan antara manfaat dan risiko. Fokus pelayanan
kefarmasianbergeser dari kepedulian terhadap obat (drug oriented) menuju pelayanan
optimal setiap individu pasien tentang penggunaan obat (patient oriented).Untuk
mewujudkan pharmaceutical care dengan risiko yang minimal pada pasien dan petugas
kesehatan perlu penerapan manajemen risiko.
Manajemen obat mencakup sistem dan proses yang digunakan rumah sakit dalam
memberikan farmakoterapi kepada pasien. Ini biasanya merupakan upaya multidisiplin dan
terkoordinin dari para staf rumah sakit sakit, menerapkan prinsip rancang proses yang efektif,
implementasi dan peningkatan terhadap seleksi, pengadaan, penyimpanan,
pemesanan/peresepan, pencatatan (transcribe), pendistribusian, persiapan (preparing),
penyaluran (dispensing), pemberian, pendokumentasian dan pemantauan terapi obat. Peran
para pemberi pelayanan kesehatan dalam manajemen obat sangat bervariasi antara satu
negara ke negara lain, namun proses manajemen obat yang baik bagi keselamatan pasien
bersifat universal.
Medication Error (ME) atau kesalahan pelayanan obat menurut NCC MERP yaitu setiap
kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang
tidak tepat atau membahayakan pasien sementara obat berada dalam pengawasan tenaga
kesehatan atau pasien. Medication Error adalah jenis Medical Error yang paling umum
terjadi di berbagai rumah sakit. Diperkirakan 7000 orang meninggal pertahun(The Business
Case for Medication Safety, February 2003). Medication Error terjadi dengan regularitas
yangsukar dipercaya. Studi di 36 rumah sakit (dipublikasi 2002) ditemukan pada setiap
kemungkinan terjadi 2 ME setiap hari. Kesalahan pengobatan fatal bukan hal yang baru:
Hasil studi yang dipublikasi pada tahun 1983, melaporkan bahwa kesalahan label (labeling
error/telah terjadi karena tertukarnya label antara vincristine dan methotrexate sehingga
terjadi kesalahan rute pemberian vincristine diberi secara intratekal yang berakibat fatal.

Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung umumnya mengacu pada
kondisi yang melibatkan penyempitan atau pemblokiran pembuluh darah yang bisa
menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina) atau stroke. Kondisi jantung lainnya yang
mempengaruhi otot jantung, katup atau ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung. Menurut
American Heart Association tahun (2017) dalam Oliver (2013) Penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian sebanyak 17,3 juta penduduk dunia, sekitar 3 juta dari kematian tersebut
terjadi sebelum usia 60 tahun .Menurut statistik dunia, ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan 45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit
jantung koroner. Diperkirakan angka tersebut akan meningkat hingga 23,3 juta pada tahun 2030
(Lestari , 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana farmkodinamik obat tersebut ?
2. Bagaiman farmakokinetik obat tersebut ?
3. Apakah resep tersebut terjadi medication error ?
4. Apakah diagnosa penyakit pada resep tersebut ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui farmakodinamik obat tersebut
2. Untuk mengetahui farmakokinetik obat tersebut
3. Dan untuk mengetahui medication error yang terjadi pada resep
4. Untuk mengetahui diagnose penyakit pada resep tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

Resep

Etiket

Pada resep, etiket yang harus ditulis yaitu :

R/ Citicoline 500mg tab no X

S1dd tab1

(yang artinya obat ini harus diminum satu kali sehari)

R/ Astorvastatin 20mg tab no X

S1dd tab1

(yang artinya obat ini harus diminum satu kali sehari)


R/ Candesartan 8mg tab no X

S1dd tab1

(yang artinya obat ini harus diminum satu kali sehari)

2.1 Farmakodinamik

1. Citicoline 500mg tab

Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan dari retikular dalam otak khususnya pada
aktivasi sistem retikuler asending yang erat kaitannya dengan proses kesadaran, meningkatkan
aktivitas dari sistem piramidal dan memperbaiki paralisis motorik dan meningkatkan aliran
oksigen dan metabolime serebral. Prekursor phospholipid, menghambat deposisi beta amiloid di
otak, membentuk acetylcholine.

2. Astorvastatin 20mg tab

Enzim HMG-CoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A) bekerja di hepar, dengan


mengkatalisis konversi HMG-CoA menjadi mevalonate. Keadaan ini merupakan proses
permulaan dari biosintesis kolesterol. Mevalonat adalah suatu prekursor sterol, termasuk
kolesterol. Kolesterol dan trigliserida bersirkulasi dalam peredaran darah, sebagai bagian dari
lipoprotein.

3. Candesartan 8mg tab

Candesartan memberikan efek penurunan tekanan darah dengan cara mengikat AT1,
sehingga angiotensin II tidak dapat mengikat reseptor ini (inhibisi kompetitif selektif).
Berkurangnya vasokonstriksi akan menurunkan resistensi perifer dan berkurangnya sekresi
aldosteron akan menurunkan jumlah air dan garam yang direabsorbsi. Candesartan tidak
menghambat angiotensin-converting enzyme (ACE), sehingga tidak menimbulkan potensiasi
bradikinin dan tidak menyebabkan gejala batuk seperti obat golongan ACE inhibitor.
Candesartan menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dan resistensi perifer tanpa
memengaruhi denyut jantung, stroke volume, dan curah jantung. Selain itu, obat ini juga
memiliki efek hemodinamik ginjal yang baik dengan meningkatkan aliran darah ginjal,
mempertahankan laju filtrasi glomerulus, dan menurunkan resistensi pembuluh darah ginjal dan
fraksi filtrasi. Candesartan mengurangi ekskresi protein urine pada pasien hipertensi dengan
mikroalbuminuria atau nefropati akibat etiologi tertentu.

2.2 Farmakokinetik

1. Citicoline 500mg tab

Citicoline oral mempunyai bioavaibilitas lebih dari 90% dan bersifat larut air. Kadar
puncak plasma yang bersifat bifasik, pertama 1 jam, dan kedua yang lebih besar adalah 24 jam
setelah makan obat. Citicoline dapat diserap cepat dan tidak lebih dari 1% dapat ditemukan
dalam feses. Citicoline dihidrolisis dalam usus dan hati. Produk hasil hidrolisis pada dinding
usus berupa kolin dan sitokin. Di dalam tubuh kedua senyawa ini akan terdistribusi dalam
jaringan, termasuk susunan saraf pusat dan mengalami resintesis menjadi Citicoline oleh enzim
cytidine-triphosphatephosphocholine cytidyl transferase. Eliminasi Citicoline terutama lewat
pernafasan (CO2) dan urin, waktu paruh elimanasi 56 jam untuk CO2 dan 71 jam untuk urin.
Citicoline endogen berperan sebagai intermediate dalam biosintesis fosfolipid. Pemberian
Citicoline pada tikus meningkatkan kadar kolin dan sitidin plasma dalam 6- 8 jam (Ashraf et al.,
2014).

2. Atorvastatin 20mg tab

Atorvastatin diabsorpsi cepat per konsumsi oral. onsumsi obat bersama makanan akan
menurunkan kecepatan absorpsi obat, tetapi tidak mempengaruhi efek terapi obat.
Konsentrasi plasma maksimum terjadi antara 1‒2 jam. Onset atorvastatin 3-5 hari dengan durasi
kerja 48-72 jam. Efek maksimum akan tercapai dalam 2 minggu. Konsentrasi plasma atorvastatin
lebih rendah, apabila dikonsumsi malam hari, dibandingkan konsumsi pagi hari. Bioavailabilitas
absolut adalah sekitar 14%. Kemampuan untuk menghambat enzim reduktase HMG-CoA secara
sistemik adalah sekitar 30%. Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan
dengan protein plasma sekitar 98%. Observasi pada hewan percobaan, obat ini diekskresikan ke
dalam air susu, dan juga melewati sawar plasenta. Metabolisme primer atorvastatin terjadi di
hepar. Metabolit yang terbentuk adalah derivat ortohidroksi dan parahidroksi, serta berbagai
produk betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA
dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini. Secara primer, obat dan metabolitnya dieliminasi ke
dalam cairan empedu, setelah terjadi proses metabolisme di hepar dan ekstra hepatik. Namun,
obat diperkirakan tidak menjalani resirkulasi enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis
atorvastatin ditemukan dalam urin. Waktu paruh atorvastatin sekitar 14 jam. Namun, waktu
paruh aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA adalah 20‒30 menit.

3. Candesartan 8mg tab

Saat dikonsumsi dengan makanan, konsentrasi puncak meningkat sebesar 26% dan laju
penyerapan juga meningkat. Akan tetapi, perubahan ini tidak menyebabkan efek klinis yang
signifikan. Volume distribusi candesartan adalah 0,13 L/kg. Candesartan sangat terikat pada
protein plasma (>99%) dan tidak menembus sel darah merah. Pada percobaan di tikus,
candesartan dilaporkan tidak dapat menembus sawar darah otak dengan baik, tetapi dapat
menembus sawar plasenta dan mencapai fetus. Sebagian besar obat diubah menjadi candesartan
aktif melalui proses hidrolisis ester saat absorbsi di saluran cerna. Sebagian kecil obat akan
dimetabolisme di hepar (<20%) untuk membentuk metabolit inaktif melalui proses O-
deethylation. Sekitar 26% dosis oral akan dieliminasi tanpa perubahan di dalam urine.
Candesartan terutama diekskresi melalui urine (33%) dan melalui feses via sistem bilier (67%).
Klirens plasma candesartan dipengaruhi oleh insufisiensi ginjal tetapi tidak dipengaruhi oleh
insufisiensi hati ringan sampai sedang.

2.3 Medication Error


1. Administration Error
Hal-hal yang sering terjadi prescribing error dari beberapa jurnal adalah
penulisan resep yang sulit dibaca dibagian nama obat,, satuan numerik obat yang
digunakan, bentuk sediaan yang dimaksud, tidak ada dosis sediaan, tidak ada umur
pasien, tidak ada nama dokter, tidak ada SIP dokter, tidak ada tanggal pemberian Tidak
adanya bentuk sediaan ini sangat merugikan pasien. Pemilihan bentuk sediaan ini
disesuaikan dengan kondisi pasien (Susanti, 2013). Dosis merupakan bagian yang sangat
penting dalam resep. Tidak ada dosis sediaan berpeluang menimbulkan kesalahan
oleh transcriber, hal ini karena beberapa obat memiliki dosis sediaan yang beragam
(Chintia, 2016)
Pada resep tersebut di dapat beberapa administrasi error yaitu pada resep tidak
terdapat tanda tangan dokter yang menulis resep tersebut, pada resep tersebut secara
administrasi resep cukup lengkap.

2. Pharmaceutical errors
Pharmaceutical erros adalah dimana kesalahan dalam pemberian dosis pada resep,
kesalahan pemberian bentuk sedian dan kesalahan cara penyampaian pemberian obat
pada pasien.
Pada resep tersebut untuk pharmecutical error nya tidak ada karana dosis yang
diberikan sesuai, bentuk sediaan yang diberikan sesuai dan cara pemberian obat pada
resep tersebut telah ssesuai literatur yang di dapat.

3. Clinical Error

Yang terdapat pada clinical error ini yaitu apakah pasien mengalami alergi pada
saat pemakaian, apakah dari campuran beberapa obat tersebut mengalami interasi obat
antara satu dengan yang lainya dan apakah lama terapi, dosis, cara pemberian dan jumlah
obat telah sesuai dengan diagnose pada resep tersebut.

Pada resep tersebut untuk clinical errors nya tidak ada karena semua nya sesuai
yang dianjurkan.

2.4 Diagnosa penyakit, penyebab dan pencegahan nya

Pada resep pasien di diagnosa stroke iskemik. Jadi diberikan citicoline  obat untuk
mengatasi gangguan memori atau perilaku yang disebabkan oleh penuaan, stroke, atau
cedera kepala, atorvatatin obat untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida,
serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam
darah tetap terjaga dalam kadar normal, risiko terjadinya stroke dan serangan jantung
akan semakin rendah, candesartan untuk menangani hipertensi pada orang dewasa dan
anak berusia ≥1 tahun, serta untuk menangani gagal jantung pada orang dewasa.
Penyebab penyakit terjadi saat arteri yang memasok darah ke otak tersumbat.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh: Emboli atau trombus (penggumpalan darah)
Aterosklerosis - Kondisi arteri yang menyempit karena penumpukan plak.
Pencegahan yang di perlukan untuk pasien yang di diagnosa penyakit ini yaitu
disaran kan beberapa hal antara lain :

1. Terapi Antiplatelet

2. Terapi Antikoagulan

3. Kontrol Tekanan Darah

4. Mengurangi Kolesterol LDL

5. Berhenti Merokok

6. Mengurangi Konsumsi Alkohol

7. Melakukan Aktivitas Fisik

8. Menjaga Berat Badan Ideal

9. Diet Sehat dan Seimbang


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan obat yang tertulis pada resep, pasien mengidap penyakit stroke
iskemik karena diberikan obat citicoline, atorvastatin dan candesartan. Dimana ketiga
obat tersebut untuk mengatasi penyakit stroke iskemik. Pada resep tersebut juga
hanya terdapat sedikit medical error yaitu pada administrasi error.
3.2 Saran

Dengan adanya informasi ini agar pembaca dapat mengetahui medication error
yang terjadi pada resep dan dapat megetahui permasalahan pada resep tersebut.
DAFTAR PUSTKA

Medscape.com, 2022, Drug Interaction Checker, Terdapat di:

https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker [Diakses pada mei 21, 2022].

Agadiwanti S.I., 2017. Identifikasi Kesalahan Pengobatan (Medication Error) Pada Tahap

Peresepan (Prescribing) Rawat Jalan Di Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa Periode

Oktober-Desember 2016, Skripsi, Program Studi Farmasi, Universitas Ngudi Waluyo :


Ungaran.

Anda mungkin juga menyukai