Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MODAL INTELEKTUAL

OLEH :

Nama Mahasiswa : Miftah Kharidah Pane

NIM : 7213142002

Dosen Pengampu : Kustoro Budiarta., Dr., ME.

Mata kuliah : Pengantar Bisnis

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.
Penulisan makalah ini telah dibuat dari beberapa sumber dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Bapak Kustoro
Budiarta.,Dr.,ME.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik. Akhir kata
semoga tugas yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat
memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah Pengantar Bisnis. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2022

Miftah Kharidah Pane

(7213142002)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2

1.3 Tujuan penulisan ................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan aspeknya .........................................................................................4

2.2 Kerangka pengelolaan modal intelektual ...........................................................5

2.3 Karakteristik modal intelektual ...........................................................................6

2.4 Komponen modal intelektual .............................................................................7

2.5 Pengukuran modal intelektual.............................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................10

3.2 Saran ..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia kini sedang mengalami kemajuan yang sangat


pesat. Berdasarkan laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Triwulan
I (2018), perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,1 persen. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi
oleh pertumbuhan perekonomian global, meskipun melambat, dan meningkatnya investasi,
ekspor yang tetap tumbuh, serta konsumsi masyarakat yang stabil dari sisi domestik.

Perusahaan yang beroperasi Lingkungan eksternal bisnis yang semakin dinamis, mendorong
perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai menerapkan manajemen pengetahuan, untuk
mengelola pengetahuan internal dan mengakuisisi pengetahuan-pengetahuan eksternal yang
dibutuhkan untuk menciptakan terobosan-terobosan saat ini telah banyak menggunakan aset
pengetahuan melalui modal intelektual (intellectual capital). Modal intelektual dijadikan sebuah
pendekatan untuk menilai dan mengukur aset pengetahuan. Modal intelektual memiliki pengaruh
besar terhadap peningkatan nilai perusahaan. Modal intelektual mempunyai kebutuhan dan
manfaat bagi perusahaan dalam pengetahuan intensif pada sektor teknologi tinggi dan industri
jasa, sehingga perusahaan cenderung berinvestasi secara substansial pada modal intelektual.

Pulic (1998) mengajukan suatu ukuran untuk menilai modal intelektual perusahaan dengan
metode Efisiensi Nilai Tambah Sebagai Hasil dari Kemampuan Intelektual Perusahaan (Value
Added Intellectual Coefficient - VAIC). Komponen utama VAIC terdiri dari sumber daya
perusahaan meliputi physical capital (VACA – Value Added Capital Employed), human capital
(VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value
Added). Namun dalam penelitian Shiri et al. (2012) mengatakan bahwa semua komponen modal
intelektual tidak dapat diukur oleh VAIC. Hanya dua komponen saja yang dapat diukur oleh
VAIC yaitu modal manusia dan modal struktural, mengembangkan modifikasi VAIC (MVAIC)
dengan menambahkan pengukuran relational capital efficiency untuk mengukur efisiensi modal
relasional. Modal relasional menghasilkan ukuran yang lebih komprehensif dari efisiensi modal
intelektual.

1
Penelitian Gozali dan Hatane (2014) pada pengujian modal intelektual terhadap kinerja
keuangan dan nilai pasar perusahaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif VAIC
dengan kinerja keuangan dan nilai pasar. Penelitian Ulum et al. (2014) membuktikan bahwa
MVAIC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Nimtrakoon (2015)
melakukan penelitian untuk menguji modal intelektual dan MVAIC dengan menggunakan
komponen efisiensi modal relasional, menunjukkan bahwa structural capital dan relational
capital tidak memiliki hubungan positif yang signifkan dengan kinerja keuangan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Meles dkk. (2016) membuktikan bahwa modal intelektual dengan
menggunakan komponen human capital, structural capital, dan relational capital berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kinerja perusahaan pada bank di Amerika Serikat.

Pada umumnya penelitian modal intelektual dilakukan pada industri sektor perbankan tetapi
penelitian ini mencoba untuk melihat pada seluruh industri jasa dan pertambangan dipicu oleh
hasil dan saran dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai modal intelektual. Pulic (1998)
menunjukkan bahwa kontribusi modal intelektual tiap-tiap industri berbeda, sebagai contoh nilai
tambah pada industri pertambangan sedikit lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Penelitian
Kianto dkk. (2010) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada layanan
(jasa) memiliki lebih banyak modal manusia (human capital), modal inovasi (innovation
capital), dan lebih fokus pada penciptaan modal intelektual daripada perusahaan yang berfokus
pada produk. Sehingga penelitian ini tidak hanya fokus pada sektor perbankan tetapi meneliti
seluruh perusahaan jasa (sektor properti dan real estate, sektor konstruksi bangunan, sektor
keuangan, sektor transportasi) dan sektor pertambangan.

Penelitian modal intelektual yang telah dimodifikasi dengan menggunakan modal relasional
belum banyak dilakukan. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang
lebih komprehensif mengenai pengaruh modal intelektual, dengan menggunakan dua metode
pengukuran modal intelektual yaitu VAIC dan MVAIC) dan populasi sampel yang lebih luas
(Nimtrakoon, 2015).

1.2 Rumusan masalah


• Apa pengertian intellectual capital?
• Apa saja karakteristik intellectual capital?
• Apa saja komponen intellectual capital?
2
• Bagaiamana pengukuran intellectual capital?
1.3 Tujuan penulisan
• Untuk mengetahui apa pengertian intellectual capital
• Untuk mengetahui karakterisik intellectual capital
• Untuk mengetahui bagaimana pengukuran intellectual capital
• Memenuhi tugas mata kuliah pengantar bisnis

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Modal intelektual : konsep dan aspeknya

Modal intelektual adalah pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan


uang dan hal lain yang dianggap berguna bagi organisasi. Konsep ini menggabungkan dua
gagasan utama, yaitu konsep tentang kekuatan otak atau intelektual dengan konsep ekonomi
modal, yaitu keuntungan yang disimpan agar dapat diinvestasikan kembali untuk menghasilkan
lebih banyak barang dan jasa. Oleh karena itu dapat pula disimpulkan bahwa ada dua aspek
utama yang membangun konsep modal intelektual, yaitu modal dan pengetahuan sebagai buah-
buah nyata berbagai proses intelektual.

Menurut Mavridis (2004), intellectual capital adalah aset tidak berwujud (intangible
asset) yang mampu memberi nilai kepada perusahaan dan masyarakat yang meliputi paten, hak
atas kekayaan intelektual, hak cipta dan waralaba.

Menurut Soetedjo dan Mursida (2014), intellectual capital adalah materi intelektual
pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan.

Menurut Kartika dan Hartane (2013), intellectual capital adalah aset utama suatu
perusahaan disamping aset fisik dan finansial. Maka dalam mengelola aset fisik dan finansial
dibutuhkan kemampuan yang handal dari intellectual capital itu sendiri, di samping dalam
menghasilkan suatu produk yang bernilai diperlukan kemampuan dan daya pikir dari karyawan,
sekaligus bagaimana mengelola organisasi dan menjalin hubungan dengan pihak eksternal.

Terlepas dari berbagai pandangan tentang definisi modal intelektual, pada umumnya
modal intelektual meliputi :

1. Keterampilan dan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh sebuah perusahaan


atau organisasi mengenai bagaimana membuat sebuah barang atau bagaimana
melakukan pelayanan.

4
2. Karyawan, baik secara perseorangan araupun kelompok, yang keterampilan dan
pengetahuannya sangat dibutuhkan untuk mempertahakankan keberhasilan
perusahaan atau organisasi.
3. Keselutuhan dokumen mengenai berbagai proses kerja data pelanggan, hasil
penelitian, dan informasi lainnya yang berharga bagi pesaing yang bukan
pengetahuan umum.

Para praktisi kebanyakan menyepakati dan mengusulkan tiga elemen sebagai aspel utama modal
intelektual, antara lain:

1. Human capital. Mencakup pengalaman, pengetahuan teknis, kemampuan, keterampilan,


dan keahlian yang dimiliki orang-orang dalam organisasi
2. Structural capital. Meliputi system, jejaring, kebijakan, budaya, jaringan distribusi, dan
kemampuan organisasi untuk memenuhi tuntutan pasar maupun untuk memnuhi tuntutan
kekayaan intelektual
3. Relation capital. Meliputi hubungan dengan orang-orang diluar organisasi.

Aspek utama kedua dari konse modal intelektual adalah pengetahuan. Dalam era teknologi
informasi baik bagi organisasi maupun perseorangan, pengetahuan berarti penguasaan informasi
atau kemampuan untuk menemukan informasi secara cepat.

2.2. Kerangka pengelolaan modal intelektual

Menurut Edvinsson (2002:7) manajemen modal intelektual bukanlah teknik manajemen tetapi
lebih merupakan sebuah pendekatan fundamental terhadap sumber-sumber dan asset-aset
organisasi. Diantara beberapa model pengelolaan modal intelektual, Skandia intellectual capital
value scheme, yang dikemukakan oleh Leif Edvinsson, adalah yang paling dikenal di dunia.
Pertama-tama ia memandang modal intelektual sebagai nilai-nilai tersembunyi yang mengisi
jarak antara nilai pasar dan nilai buku. Maka dibuat persamaan

NILAI PASAR = NILAI BUKU + MODAL INTELEKTUAL

Sedangkan

MODAL INTELEKTUAL = MODAL MANUSIA + MODAL STRUKTURAL

5
Modal manusia, menurut Edvinsson, tidak dapat dimiliki oleh organisasi, hanya bisa disewa.
Modal structural adalah dimensi yang ditinggalkan ketika karyawan pulang kerumah.

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur modal intelektual dalam
sebuah organisasi. Sveiby (2004) dan Malhotra (2003) mengelompokkan metode-metode
pengukuran modal intelektual tersebut dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Market capitalization method. Yaitu menaksir modal intelektual dnegna cara


menghitung selisih antara kapitalisasi pasar dan ekuitas pemegang saham
2. Return on assets method. Yaitu memperkirakan model intelektual dengan cara
membandingkan nilai asset yang nyata dengan catatan keuangan tahunan
3. Direct intellectual capital method. Yaitu menghitung modal intelektual dengan cara
memberi nilai secara langsung terhadap komponen-komponen yang telah
diidentifikasi
4. Scorecard method. Yaitu menggambarkan modal intelektual dengan cara
mengidentifikasi dan merefleksikan berbagai kompinen dari modal intelektual dalam
bentuk scorecard dan gambar.

2.3. karakteristik intellectual capital

Menurut Sangkala (2006), intellectual capital memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai
berikut:

1. Non Rivalrous, yaitu sumber daya tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan oleh
berbagai macam pemakai, di dalam lokasi yang berbeda dan pada saat yang bersamaan.
2. Increasing Return, yaitu mampu menghasilkan peningkatan keuntungan marjin per
incremental unit dari setiap investasi yang dilakukan.
3. Not Additive, yaitu nilai yang tercipta bisa terus-menerus meningkat, tanpa mengurangi
unsur pokok dari sumber daya tersebut, karena sumber daya ini adalah co-dependent
dalam penciptaan nilai.

Sedangkan menurut Agustina (2007), karakteristik intellectual capital adalah sebagai berikut:

6
1. Aset yang memberikan perusahaan kekuatan dalam pasar, seperti trademark, kesetiaan
pelanggan, bisnis yang terus berulang, dll.
2. Aset yang menyajikan property dari hasil pemikiran intellectual property, seperti paten,
merk dagang, hak cipta, dll.
3. Aset yang memberikan organisasi kekuatan internal, seperti budaya perusahaan,
manajemen dan proses bisnis, kekuatan yang dihasilkan dari sistem teknologi informasi,
dll.
4. Aset yang dihasilkan dari individu yang bekerja di perusahaan, seperti pengetahuan
mereka kompetensi, kemampuan networking, dll.

2.4 Komponen modal intelektual

1. Human Capital. Human capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Di sinilah
sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk
diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat
berguna, keterampilan dan kompensasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human
capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi
terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam
perusahaan tersebut. Human Capital akan meningkat jika perusahaan mampu
menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Beberapa karakteristik dasar
yang dapat diukur dalam modal ini, yaitu training programs, credential, experience,
competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential and
personality.
2. Structural Capital atau Organization Capital. Structural capital merupakan kemampuan
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya
yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal
serta kinerja bisnis secara keseluruhaan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual
property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang
buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi
yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

7
3. Relational Capital atau Customer Capital. Elemen ini merupakan komponen intellectual
capital yang memberikan nilai secara nyata. Rational capital merupakan hubungan yang
harmonis/ association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik
yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari hubungan
perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relation capital dapat
muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai
bagi perusahaan tersebut.

2.5 pengukuran modal intelektual

Intellectual capital dapat diukur menggunakan metode yang disebut value added
intellectual coefficient (VAIC). Medote ini dikembangkan oleh oleh Pulic pada tahun 1997.
Metode VAIC didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan.
Metode VAIC mengukur seberapa dan bagaimana efisiensi intellectual capital dan capital
employed dalam menciptakan nilai berdasarkan pada hubungan tiga komponen utama, yaitu
human capital, capital employed dan structural capital.

Pengukuran dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA).
Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam pentiptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih
antara output dan input. Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk
dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan
dalam memperoleh revenue.

Pengukuran intellectual capital menggunakan value added intellectual coefficient (VAIC) terdiri
dari tiga komponen utama, yaitu (Ulum, 2013):

1. Value Added Capital Employed (VACA). Value added capital employeed adalah
indicator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added
organisasi. VACA atau value added menggambarkan berapa banyak nilai tambah yang
dihasilkan dari modal perusahaan yang digunakan.

8
2. Value Added Human Capital (VAHU). Rasio ini menunjukkan hubungan antara VA dan
HC (Human Capital). Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa
banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.
Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan
nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan penulis IC lainnya. Total salary
and wages cost adalah indikator dari HC perusahaan.
3. Structural Capital Value Added (STVA). Structural capital coefficient (STVA)
menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur
jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan
indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC, ia independen terhadap value creation. Artinya, semakin
besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam
hal tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Intellectual capital merupakan suatu konsep penting yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan dan mendeskripsikan intangible assets yang jika digunakan secara optimal
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien.
Komponen Intellectual Capital Ada 3 komponen Utama yaitu Human Capital, Social Capital dan
Organizational Capital. Dengan intellectual capital yang dimiliki perusahaan mampu
memberikan keunggulan kompetitif perusahaan dari perusahaan pesaing.
Keunggulan kompetitif perusahaan dapat meningkatkan keinginan investor untuk
bertransaksi, sehingga meningkatkan likuiditas saham, menurunkan bidask spread, meningkatkan
harga saham akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan..Modal intelektual telah di identifikasi
sebagai seperangkat tak berwujud (sumber daya, kemampuan, dan kompetensi) yang
menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai.

3.2 Saran

Saran yang bisa penulis sampaikan adalah sebaiknya dalam penggunaan komponen
intellectual capital agar lebih di gunakan dengan baik agar mencapai suatu tujuan yang efektif
dan maksimal guna memperbaiki kinerja baik bagi perusahaan dan lainnya. Penulis mengakui
masih banyak kesalahan pada makalah ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar
pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak baik bagi pembaca maupun pihak yang membantu penulis
dalam penyususnan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Herlina Rahmawati. Dewi, Liska Mutiara Chandra. (2020). Proceeding of National
Conference on Accounting & Finance. Volume 2. Hal. 132-143
The role of knowledge management, Human Capital, and Innovative Strategy toward the higher
education Institution’s performance in Indonesia. information and knowledfe management Vol 5,
No 5. 2015. ISSN 2224-5758 (Paper) ISSN 2224-896X (online) P. 14-19.
https://www.kajianpustaka.com/2019/08/modal-intelektual-intellectual-capital.html
https://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/11417/maklhsc572_Pius%20Suratma
n_Modal%20intelektual%20konsep-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y

11

Anda mungkin juga menyukai