Anda di halaman 1dari 2

Masuk Surga Karena Seekor Lalat

Oleh : Deny Prima, S.Pd.I

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, hendaknya kita selalu bermuhasabah dan merenungi
kembali akan hakikat tujuan dari penciptaan kita selaku manusia di dunia ini yang tiada lain dan
tiada bukan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur`an Surat Ad-dzaariyat ayat 56 :
Artinya : “Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku” (Q.S
Ad-Dzariyat : 56)
Beribadah bukan hanya sekedar kewajiban kita selaku hamba, namun juga bentuk kesyukuran
kita atas segala karunia dan kasih sayang yang Allah berikan kepada kita seraya berharap mudah-
mudahan ada salah satu dari ibadah atau amal sholeh yang kita lakukan yang menjadi sebab
turunnya rahmat Allah sehingga kita terhindar dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga Nya.

Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I (450-
505H) atau yang lebih dikenal dengan Imam Al Ghazali diriwayatkan pada suatu hari beliau
diperlihatkan dalam mimpinya kemudian beliau ditanya : “Hai Ghazali, apa yang akan dilakukan
allah terhadap mu?” lalu beliau menjawab: “ Allah akan menempatkan ku dihapannya”
kemudian beliau ditanya kembali perihal bekal apa yang akan disetorkan kepada Allah ta`ala.
Kemudian beliau menyebutkan semua amal ibadah dan amal soleh yang pernah beliau lakukan
selama hidup di dunia dengan penuh keyakinan bahwa dengan amalan tersebut akan
memasukkan beliau kedalam surganya Allah. Namun ternyata amalan tersebut tidaklah diterima
kecuali hanya satu amalan “sepele” saja yang diterima yaitu: pada suatu hari ketika beliau sedang
menulis kitab, hinggaplah seekor lalat yang sedang kehausan diatas tempat tinta beliau.
kemudian beliau berhenti menulis sejenak dengan maksud membiarkan lalat tersebut
menuntaskan dahaganya.

Ternyata rasa belas asih yang beliau berikan terhadap seekor lalat itu lah yang menyebabkan
turunnya rahmat Allah kepada beliau sehingga beliau dimasukkan ke dalam Surganya Allah
SWT.
Dari riwayat diatas yang termaktub dalam kitab Nasho`ihul `ibaad karangan Syeikh Muhammad
bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi yang merupakan syarah atas kitab karangan syekh
Syihabuddin Ahmad Bin Hajar Al Asqolany, kita bisa mengambil hikmah bahwa ternyata amal
ibadah yang kita lakukan selama di dunia ini seperti sholat, puasa, zakat bukan lah jaminan
terbukanya pintu surga di akhirat kelak. Karena sejatinya sholat yang kita lakukan sejak aqil
baligh hingga ajal menjemput kita, baik yang hukumnya wajib maupun sunnah jika ditimbang
dengan nikmat penglihatan yang Allah berikan tidaklah berarti apa-apa. Namun jangan pernah
sekali-kali menyikapi riwayat seperti ini dengan “pemikiran liberal” seperti : “kalau begitu buat
apa kita sholat? Untuk apa kita puasa? Yang penting kan berbuat baik dan tidak merugikan orang
lain”. Pemikiran seperti itu jelas lah salah. Justru seharusnya kita berpikir dan merenung betapa
orang yang rajin sholat saja belum tentu masuk surga. Apalagi yang tidak sholat. Orang yang
rajin puasanya saja tidak ada jaminan baginya akan mendapatkan kavling di surga. Apalagi yang
tidak pernah puasa.
Oleh karena itu marilah kita senatiasa memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kita dengan
hanya mengharap ridho dan rahmat Allah ta`ala dan terus-menerus istiqomah berbuat kebaikan,
tebarkan benih kasih sayang kepada semua makhluk bahkan kepada hewan sekali pun. Karena
siapa tau dengan hanya menyingkirkan paku dijalanan dengan niat agar tidak ada orang yang
celaka yang kelak akan mengantarkan kita ke Surganya Allah SWT.
“Arrohimuun yarhamuhumurrohmaan irhamuu man fil ardhi yarhamkum man fis-samaa”
Orang-orang yang senantiasa welas asih akan di sayangi oleh dzat yang maha pengasih,
sayangilah semua makhluk yang ada di bumi niscaya penduduk langit yaitu para malaikat akan
senantiasa menyayangi kalian”
Wallahu`alam Bishowab

Anda mungkin juga menyukai