HASBIAH
A1A017044
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
HASBIAH
A1A017044
Menyetujui :
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.....................................................................................11
2.1.1 Balai Latihan Kerja............................................................11
2.1.2 Tenaga Kerja.................................. ...................................15
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................16
2.3 Kerangka Berpikir................................................................................24
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian...........................................................................26
3.2 Pengumpulan Data..............................................................................27
3.2.1 Informan dan Kehadiran Peneliti...........................................27
3.2.2 Lokasi Penelitian...................................................................28
3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data.................................................28
3.3 Keabsahan Data....................................................................................30
3.4 Analisis Data........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali
dirinya dalam memasuki pasar kerja dan atau usaha mandiri maupun sebagai
kerja yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek daripada teori. Salah satu
Balai Latihan Kerja yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi adalah Balai Latihan Kerja Lombok Timur yang berada di Jalan
Ramban Biak, Desa Lenek Daya, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur,
Balai Latihan Kerja Lombok Timur ini bertujuan untuk melatih tenaga
berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan, praktis dan segera berarti
2
Di Balai Latihan Kerja Lombok Timur ini juga melatih tenaga kerja yang
putus sekolah untuk dilatih keterampilan, dengan adanya Balai Latihan Kerja
Lombok Timur ini diharapkan akan menciptakan masyarakat yang terampil dan
berkualitas sehingga kualitas tenaga kerja meningkat dan dapat bersaing di dunia
kerja. Dengan mengikuti program pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja Lombok
keterampilan kerjanya sesuai kebutuhan pasar kerja dan segera mengisi lowongan
kerja yang tersedia di perusahaan, selain itu peserta pelatihan pun dapat
Nusa Tenggara Barat yang memiliki kualitas tenaga kerja rendah. Hal ini dapat di
lihat dari masih tingginya jumlah tenaga kerja yang belum terserap oleh lapangan
Untuk lebih lengkapnya akan di jelaskan dalam tabel 1.1 di bawah ini :
Kerja
Bekerja
Tidak Bekerja
Kerja
fluktuatif di setiap tahunnya. Dapat di lihat pada tabel 1.1 di atas dimana jumlah
tenaga kerja pada tahun 2017 sebanyak 560 935,00, tahun 2018 sebanyak 539
dan ketertiban umum dan menjamurnya perumahan kumuh serta urbanisasi yang
tidak terkendali.
4
lain melalui pendidikan dan pelatihan kerja. Dalam hal ini pemerintah
Pemberian bekal pendidikan dan pelatihan kerja kepada calon tenaga kerja
akan tetapi juga untuk meningkatkan bakat. Pemberian bekal untuk meningkatkan
kemampuan tenaga kerja dapat melalui jalur pendidikan formal maupun non
besar dan meningkat cukup tinggi setiap tahunnya. Tenaga kerja mempunyai
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
5
berbagai pihak, yaitu dari pemerintah sebagai lembaga eksekutif dan pembuat
1945, pasal 27, ayat (2) menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” telah menjadi landasan
manusia karena mencakup dimensi sosial ekonomi salah satu sasaran dalam
lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang seimbang dan memadai untuk
dapat menyerap bertambahnya angkatan kerja yang memasuki pasar kerja baru
setiap tahunnya.
kebutuhan tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas
tenaga kerja pun perlu selalu di pertimbangkan, baik dari jenis maupun
kualifikasinya yang cenderung pada kompetensi yang semakin tinggi agar mampu
tenaga kerja yang diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan
6
merupakan upaya yang sifatnya menyeluruh di semua sektor dan daerah dan
ditujukan pada perluasan lapangan kerja, peningkatan mutu dan kemampuan serta
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesusai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah (pasal 4 UU RI, no. 13 Tahun 2003
ini tidak hanya melihat ijasah pendidikan formal, tetapi juga keterampilan yang
bidang kerja yang tersedia. Karena salah satu penyebab pengangguran menurut
Siagian (2003) adalah para pencari pekerjaan tidak memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan yang diperlukan pengguna tenaga kerja sehingga para pencari
Selain itu dengan adanya keterampilan yang dimiliki tenaga kerja menjadi nilai
7
tambah dalam mengukur kemampuan tenaga kerja. Namun selama ini tenaga kerja
khusus, sehingga banyak tenaga kerja yang tidak diterima oleh perusahan-
diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi masalah ketenagakerjaan yaitu tenaga
kerja yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus yang sesuai dengan
Untuk itu, dalam pembinaan dan pemberian latihan kerja segala bentuk program
latihan disesuaikan dan dipadukan dengan praktek dunia kerja serta penerapan
metode pengajaran yang terdiri dari teori dan praktek secara langsung pada
kemampuan yang berkualitas dan akhirnya tenaga kerja yang belum bekerja dapat
tentang “Analisis Peran Balai Latihan Kerja Lombok Timur Dalam Pembinaan
Tenaga Kerja”
8
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Peran Balai Latihan Kerja
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk
strata satu (S1) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan
Latihan Kerja Lombok Timur Dalam Pembinaan Tenaga Kerja dan diharapkan
menentukan kebijakan dalam pembinaan tenaga kerja yang tidak terampil melalui
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali
dirinya dalam memasuki pasar kerja dan atau usaha mandiri maupun sebagai
Balai Latihan Kerja berawal dari ide awal pembentukan Pusat Latihan
Kerja Program Pelatihan bidang industri pada tahun 1953 dan pada tahun1960,
Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan diarahkan menjadi Pelatihan Pencari Kerja
pegawai Instansi agar menjadi Tenaga Kerja yang memiliki keterampilan. Pada
tahun 1970, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan dari Pusat
Latihan Kerja Program Pelatihan menjadi Balai Latihan Kerja dibawah pembinaan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, dan sejak otonomi daerah Balai
Latihan Kerja berubah menjadi Balai Latihan Kerja Daerah berada dibawah
tenaga kerja baik di daerah pedesaan dan pinggiran kota, memperluas lapangan
fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai kebutuhan dan keahliannya
serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja
pelatihan, pemberdayaan, dan uji kompetensi tenaga kerja. Dilihat dari tugas Balai
dapat merubah atau meningkatkan kualitas kerja angkatan kerja yang lebih baik.
Oleh karena itu perubahan menjadi alasan Balai Latihan Kerja mengadakan
data dan informasi di bidang pelatihan, pemberdayaan, dan uji kompetensi tenaga
kerja; dan pelaksanan urusan tata usaha dan rumah tangga. (Peraturan Menteri
dilakukan Balai Latihan Kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu
memberikan pelatihan dan keterampilan untuk tenaga kerja. (UU No.13 Tahun
penting dilakukan demi tercapainya tujuan dari didirikannya Balai Latihan Kerja
yaitu menghasilkan tenaga kerja dan para pencari kerja yang berkualitas dan
akan tenaga kerja teknis tertentu di pasaran kerja sehingga program pelatihan yang
2) Para lulusan betul-betul merupakan tenaga kerja yang siap pakai sehingga
segera setelah diterima sebagai pegawai, mereka langsung dapat berkarya secara
produktif. 3) Terjalin kerjasama antara berbagai Balai Latihan Kerja itu dengan
Dengan kata lain bahwa peran Balai Latihan Kerja merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan berupa pelaksanaan tugas dan fungsinya demi mencapai
tujuan didirikannya yaitu menghasilkan tenaga kerja Indonesia, dan para pencari
13
Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai
Pustaka menjelaskan bahwa Pembinaan berasal dari kata “bina yang berarti
cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan adalah
yang dilakukan secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan
Pembinaan tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja ini penting dilakukan
kualitas tenaga kerja diartikan sebagai mutu hasil kerja yang sebaik-baiknya
dihasilkan oleh tenaga kerja. Selain itu juga dengan adanya pembinaan tenaga
kerja akan menghasilkan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna.
Berdaya guna berarti bahwa segala pekerjaan yang diberikan kepada tenaga kerja
dapat dislesaikan dengat tepat, cepat, hemat dan selamat tanpa hambatan.
Sedangkan berhasil guna berarti bahwa segala pekerjaan dapat di selesaikan tepat
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64
tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja.
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah seluruh
jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada
mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia
antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Sedangkan bukan tenaga kerja adalah
mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada
mereka adalah penduduk diluar usia, yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun
dan berusia diatas 64 tahun. Seperti Para pensiun, para lansia (Lanjut Usia ) dan
Jika dilihaat dari segi kualitasnya, tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja tidak terdidik dan
15
tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau
pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru dan lain
lain. Tenaga Kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini
tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain lain. Tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya
Lombok Timur. Sedangkan judul dalam penelitan ini adalah tentang Analisis
Peran Balai Latihan Kerja Dalam Pembinaan Tenaga Kerja. Oleh karena itu,
selain berdasarkan pada survei dan data-data yang diperoleh, penulis juga berpijak
berjalan efektif hal ini dapat dilihat dari empat peran Unit Pelaksana
Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Kalianda hanya satu yang berjalan, tiga
peran Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Kalianda yang
16
metode kuantitatif.
digunakan yaitu metode off job trainning yang meliputi ceramah, diskusi
tabligh, dan fathonah. Selain itu, siswa juga harus mengutamakan prinsip
persaingan yang sehat dan benar menurut Islam, antara lain: memberikan
5) Penelitian ini dilakukan oleh Sari (2008). Hasil dari penelitian pada Balai
kerja yang digunakan adalah dengan pemberian teori dan praktek dengan
berjalan dengan optimal karena terdapat perubahan sikap dan citra diri
18
dimana pelatihan ini berjalan dengan baik karena calon tenaga kerja
ini berjalan cukup baik karena calon tenaga kerja dapat menerapkan materi
dan banyaknya calon tenaga kerja lulusan Balai Latihan Kerja Instruktur
tenaga kerja yang kurang disiplin, latar belakang pendidikan calon tenaga
kerja yang bervariasi dan terbatasnya sarana dan prasarana pelatihan serta
Pelatihan
kompetensi
pengetahuan
dimana
pelatihan ini
berjalan dengan
baik karena
calon tenaga
kerja mudah
memahami
materi-materi
pengetahuan
yang menjadi
bekal
pengetahuan
mereka.
Pelatihan
kompetensi
keterampilan
dimana
pelatihan ini
berjalan cukup
baik karena
calon tenaga
kerja dapat
menerapkan
materi dan
banyaknya calon
tenaga kerja
lulusan Balai
Latihan Kerja
Instruktur dan
Pengembangan
Surabaya yang
telah diterima
dalam lapangan
kerja.
Tenaga Kerja
Pelatihan Pendidikan
Lapangan Pekerjaan
Keterangan :
Yang diteliti
Kondisi tenaga kerja Indonesia saat ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
tenaga kerja terampil dan tenaga kerja tidak terampil. Adapun yang menjadi objek
25
penelitian ini adalah tenaga kerja yang tidak terampil. Balai Latihan Kerja
BAB III
DESAIN PENELITIAN
26
enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Kaelan (2012) dalam
dengan kesadaran bahwa dunia dengan berbagai persoalan sosial bersifat nyata,
keadaan objek yang diteliti sebagaimana apa adanya, sesuai dengan situasi dan
karena penulis ingin mengetahui secara alamiah atau apa adanya mengenai
27
bagaimana Peran Balai Latihan Kerja Lombok Timur Dalam Pembinaan Tenaga
Kerja.
memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin,
2015). Informan Utama dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan dan alumni
Tambahan dalam penelitian ini adalah orang tua / keluarga dari informan utama
Lombok Timur.
informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian
(Bungin, 2015).
Kehadiran peneliti dalam hal ini terlibat langsung dari awal penelitian,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
28
atas temuannya. Peran peneliti ialah sebagai partisipan penuh dengan instrument
terletak di Jalan Ramban Biak, Desa Lenek Daya, Kecamatan Lenek, Kabupaten
Lombok Timur merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat di bawah
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh dari data lapangan
melalui kegiatan observasi dan wawancara sebagai data primer, dan juga
menggunakan informasi baik berupa buku, jurnal, makalah ilmiah, hasil penelitian
dan lainnya sebagai data skunder. Selain itu pada penelitiam ini dilakukan
data yang hasilnya dapat memperjelas situasi yang terjadi (Sugiyono, 2011).
(Sugiyono, 2018). Dalam hal ini peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu:
1) Observasi
serta maknanya dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian. Terdapat tiga
macam observasi, yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar
partisipasi yang terus terang dan tersamar dan observasi yang lengkap (Sugiyono,
penelitian ini adalah partisipasi pasif. Penulis akan turun ke lapangan, namun
tidak ikut terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan dari informan. Peneliti
2) Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara
3) Dokumentasi
30
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa latin
yaitu docere, yang berarti mengajar. Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa
dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat
ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang
berupa data-data tertulis seperti : profil balai latihan kerja, struktur organisasi dan
visi misi, personil balai latihan kerja, jumlah kelulusan peserta pelatihan dan data-
data lainnya. Sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi atau keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih terpercaya dan sesuai
untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan
dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2018). Maka dari itu
sumber, metode, penyedik (peneliti) dan teori. Dalam penelitian ini teknik
triangulasi yang digunakan hanya tiga, yiatu triangulasi sumber, metode dan teori.
1) Triangulasi Sumber
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan
2) Triangulasi Metode
3) Triangulasi Teori
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
Model analisis data dari penelitian ini akan menggunakan analisis data
model Miles dan Huberman atau model interaktif. Miles dan Huberman (1984),
(Sugiyono, 2020). Aktivitas dalam analisis data model interaktif meliputi: 1) data
(penarikan kesimpulan).
Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar di bawah ini
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dicari tema dan polanya.
diperlukan.
dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
DAFTAR PUSTAKA
36
Bungin, Burhan. 2015. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua. Jakarta; Prenada Media
Group.
Ibrahim. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta.
Kusumawati Dyah. 2010. Pembinaan Pelatihan Sebagai Strategi Membentuk
Tenaga Kerja Terampil.
Legowo, Joko. 2009. (2009). Peran Balai Latihan Kerja Industri Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka
Pelaksanaan Kebijakan Peningkatan Kualitas Keterampilan Tenaga Kerja
Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.
Madya Efi Brata. Pentingnya Pembinaan Sumber Daya Manusia Dalam
Organisasi Dakwah. Jurnal Vol 5, No 6. 2018.
Maryanti sri, dkk. 2017. Deskripsi Perencanaan Ketenagakerjaan. Jakarta; Citra
Harta Prima.
Maysarah, Ami Ade. 2018. Analisis Efektivitas Peran Balai Latihan Kerja Dalam
Meningkatkan Kulitas Tenaga Kerja Menurut Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Pada UPTD Balai Latihan Kerja Kalianda). Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Jambi.
Moleong, Lexy J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya.
N Siti Fitria. 2014. Pembinaan Kinerja Pegawai Dalam Melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsi di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Skripsi
S1Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Nazarudin, Rian. 2018. Analisis Peran Pelatihan Kerja Oleh Balai Latihan Kerja
Dalam Meningkatkan Potensi Angkatan Kerja di Bandar Lampung di
Tinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis
Daerah Balai Latihan Kerja Bandar Lampung). Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pelatihan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2012 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1.
Poerwadaminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka.
37